Anda di halaman 1dari 17

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Dengan Ca Mammae Di Ruang Arjuna


Rsud Kertha Usada

DESAK KADEK YUNIANTARI


17089014100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG PROGRAM


STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mamma.
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae.
Tumor mammae adalah adanya ketidak seimbangan yang dapat terjadi pada
suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa
dikontol.

2. Epidemiologi tumor payudara


Kasus kanker payudara diperkirakan mencapai 1,7 juta kasus dan jumlah
kematian hingga 521.900 jiwa ditahun 2012. Separuh kasus kanker payudara dan
hamper 38% jumlah kematian akibat kanker payudara ditemukan di negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru dan beberapa negara di
Eropa Utara dan Barat.
Sedangkan di Indonesia sistem registrasi kanker payudara masih berada pada
level subnasional menyebabkan sulitnya menentukan perubahan insidensi kanker
payudara, prognosis dan evaluasi program skrining kanker payudara di Indonesia.
Berdasarkan registrasi berbasis patologi, insidensi relative kanker payudara mencapai
11-12 kasus baru per 100.000 penduduk berisiko. (https://www.alomedika.com)

3. Etiologi
Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
1) Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
2) Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3) Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia
4) Riwayat Reproduksi
5) melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6) Menikah tapi tidak melahirkan anak
7) Tidak menyusui
8) Pemakaian kontrasepsi oral Pemakaian kontrasepsi oral dapat
meningkatkan resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang dari
20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia
lebih tua.
9) Riwayat Meastrual
10) Early menarche (sebelum 12 thun)
11) Late menopouse (setelah 50 th)

4. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

1) Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan
lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2) Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Kanker mammae merupakan
penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997).
Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan
bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu: Mekanisme hormonal,
dimana perubahan keseimbangan hormon estrogen dan progesterone yang
dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi faktor pertumbuhan sel mammae.
Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangsang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia
muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogen lah yang menyebabkan kanker mammae
pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai
peningkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada
wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Woc

Faktor predisposisi
dan resiko tinggi
hiperplasi pada
sel mammae

Mendesak sel syaraf


Mendesak jaringan Mensuplai nutrisi ke Mendesak
sekitar Jaringan Ca pembuluh darah
Interupsi sel syaraf

Menekan jaringan Hipermetabolisme Aliran Darah


pada mammae ke jaringan terhambat
Nyeri

Peningkatan penurunan hipoxia


Konsistensi hipermetabolisme jaringan
mammae lain BB turun
nekrosis
jaringan
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
kebutuhan tubuh bakteri
patogen

resiko infeksi

Mammae Ukuran mammae


membengkak abnormal

Masa tumor mendesak


Kejaringan luar mammae asimetris Defisiensi pengetahuan
ansietas

Gangguan citra tubuh

Perfusi jaringan infiltrasi pleura perietale


terganggu
ekspansi paru menurun
ulkus

ketidakefektifan pola nafas


kerusakan integritas kulit
atau jaringan
5. Klasifikasi

Tumor primer (T)


T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor ≤2 cm
T2 Tumor > 2 cm tapi ≤5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Perluasan kedinding dada, inflamasi
Kelenjar Getah Bening Regional (N)
N0 Tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening regional
N1 Metastasis kelenjar ipsilateral yang dapat berpindah-pindah
N2 Metastasis kekelenjar ipsilateral menetap
N3 Metastasis kekelenjar mamaria interna ipsilateral

Metastasis jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh (termasuk menyebar kekelenjar suprakavikular
ipsilateral)

Pengelompokan stadium Bertahan hidup 5


tahun (% pasien)
Stadium 0 Tis N0 M0 99%
Stadium 1 T1 N0 M0 92%
Stadium II A T0 N1 M0 82%
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A T0 N2 M0 47%
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
Stadium III B T4 N apa saja M0 44%
T apa saja N3 M0
Stadium IV T apa saja N apa saja M1 14%

1) Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar keluar
jaringan
2) Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan kerap kali menyebar
jauh ke sel jaringan lain serta merusak

6. Manifestasi Klinis
Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi, sehingga kasus
ini biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah menjolok dan bisa
diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
1) Terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa, sifatnya kenyal,
muncul di payudara atau sekitarnya (misalnya, di bawah lengan)
2) Penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut
3) Lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berada di atas tumor
menjadi seperti kulit jeruk
4) lepasnya papilla mammae
5) puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal, bahkan bisa
mengeluarkan darah

7. Pemeriksaan Penunjang
1) Scan (mis, MRI,CT,Gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostic
2) Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA 2
3) Penanda tumor
4) Mammografi
5) Sinar X dada

8. Therapy
1) Therapy non bedah : penyinaran, kemoterapi, terapi hormone, dan endokrin.
2) Lakukan pemeliharaan kulit/diri dengan benar (menggunakan sabun ringan
dengan penggosokan minimal, hindari sabun berparfum atau berdeodoran
gunakan lotion hidrofilik untuk kekeringan, gunakan sabun aveno jika terjadi
pruritus, dan hindari pakaian yang ketat, kutang dengan kawat penyangga dan
suhu yang berlebihan atau cahaya ultraviolet.
3) Hindari mencuci rambut setiap hari dan menggunakan shampoo yang ringan
untuk menghindari kerontokan rambut.
4) Biarkan rambut mongering secara alami jangan menyikat rambut
5) Konsultasikan dengan dokter untuk pemakaian terapi hormonal.
6) Istirahat cukup dan olahraga secara teratur.
7) Makan makanan yang bergizi sehingga dapat meningkatkan kekebalan
tubuuh.

9. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura,
tulang dan hati. Selain itu Komplikasi tumor mammae yaitu:
1) metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen, penyebaran
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sumsum
tulang ,otak ,syaraf.
2) gangguan neuro varkuler
3) Faktor patologi
4) Fibrosis payudara
5) kematian
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas diri
Nama, TTL, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian,
tanggal/rencana operasi, no.medrec, diagnose medis, alamat.
2) Keluhan Utama
Menguraikan keluhan saat pertama kali dirasakan, biasanya benjolan yang
menekan payudara, terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan keras, disertai
bengkak.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam konsep
PQRST dalam bentuk narasi
4) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat tumor mammae sebelumnya, pernahkah sakit dada
hingga dilakukan penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker atau tumor
lain yang pernah atau sedang dialami yang bisa menjadi faktor pendukung
terjadinya tumor dan ca mammae seperti kanker serviks, lalu identifikasi juga
riwayat kesehatan keluarga.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat tumor atau ca mammae, riwayat
kanker atau tumor lain yang pernah atau sedang dialami oleh keluarga yang
lain, ataupun orang tua klien yang memiliki penyakit yang sama.
6) Aktivitas sehari-hari
kondisi fisik melemah, gangguan pada pola tidur dan sulit beristirahat.
7) Pola fungsi kesehatan (Gordon)
1. Pola Manajemen Kesehatan Dan Persepsi Kesehatan

Kaji pasien mengenai :


1) Arti sehat dan sakit bagi pasien
2) Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
3) Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke
pusat pelayanan ksehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen
stress, faktor ekonomi
4) Pemeriksaan diri sendiri : pyudara, riwayat medis keluarga,
pengobatan yang sudah dilakukan.
5) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
6) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.

2. Pola Metabolik – Nutrisi

Kaji pasien mengenai :

1) Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan


2) Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)
3) Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan,
nafsu makan
4) Kepuasan akan berat badan
5) Persepsi akan kebutuhan metabolik
6) Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau,
gigi, mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan, alergi
makanan
7) Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS)

3. Pola Eliminasi

Kaji pasien mengenai :

1) Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain
2) Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain
3) Keyakinan budaya dan kesehatan
4) Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri
5) Penggunaan bantuan untuk ekskresi
6) Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia,
rektum, prostat)

4. Pola Aktivitas – Latihan

Kaji pasien mengenai :

1) Aktivitas kehidupan sehari-hari


2) Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas
3) Aktivitas menyenangkan
4) Keyakinan tenatng latihan dan olahraga
5) Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan,
kamar mandi)
6) Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan
7) Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)
8) Data pemeriksaan fisik (pernapasa, kardiovaskular, muskuloskeletal,
neurologi)

5. Pola Istirahat – Tidur

Kaji pasien mengenai :

1) Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun,
ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah
tidur)
2) Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
3) Jadwal istirahat dan relaksasi
4) Gejala gangguan pola tidur
5) Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
6) Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,
mengantuk)

6. Pola Persepsi – Kognitif

Kaji pasien mengenai :

1) Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, penciuman, pendengar,


perasa, peraba)
2) Penggunaan alat bantu indra
3) Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif)
4) Keyaknan budaya terhadap nyeri
5) Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk
mengontrol dan mengatasi nyeri
6) Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)

7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri

Kaji pasien mengenai :

1) Keadaan sosial : peekrjaan, situasi keluarga, kelompok sosial


2) Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki
3) Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh (yg
disukai dan tidak)
4) Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
5) Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
6) Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
7) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung,
gidak mau berinteraksi)

8. Pola Hubungan – Pera

Kaji pasien mengenai :

1) Gambaran tentang peran berkaitam dengan keluarga, teman, kerja


2) Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran
3) Efek terhadap status kesehatan
4) Pentingnya keluarga
5) Struktur dan dkungan keluarga
6) Proses pengambilan keputusan keluarga
7) Pola membersarkan anak
8) Hubungan dengan orang lain
9) Orang terdekat dengan klien
10) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

9. Pola Reproduksi – Seksualitas

Kaji pasien mengenai :

1) Masalah atau perhatian seksual


2) Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri
3) Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman, pelukan,
sentuhan dll)
4) Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
5) Efek terhadap kesehatan
6) Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
7) Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara,
rektum)

10. Pola Toleransi Terhadap Stress – Koping

Kaji pasien mengenai :

1) Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini


2) Tingkat stress yang dirasakan
3) Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
4) Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya
5) Strategi koping yang biasa digunakan
6) Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
7) Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga

11. Pola Keyakinan – Nilai

Kaji pasien mengenai :

1) Latar belakang budaya/etnik


2) Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
budaya/etnik
3) Tujuan kehidupan bagi pasien
4) Pentingnya agama/spiritualitas
5) Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
6) Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat) yang
dapat mempengaruhi kesehatan
8) Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
bermin
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas

2. Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan
pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama
dengan masalah yang didapat pada klien. Mencakup respon klien yang disebut
dengan data subjektif dan data objektif yang didapatkan melalui pengamatan.

3. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi ditandai dengan nyeri,
kemerahan pada luka
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi diri
ditandai dengan perubahan fungsi tubuh.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
ditandai dengan kecemasan
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terganggunya perfusi
jaringan ditandai dengan kemerahan.
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
ditandai dengan penurunan kapasitas vital.

4. Intervensi

Hari, Rencana Tindakan Keperawatan Paraf


Tanggal, Diagnosa NOC NIC Rasional
Jam
keperawatan
Jum’t , Resiko infeksi Berisi kriteria NIC Rasional
(Nursing
18 berhubungan yang ingin merupakan
Interventions
oktober dengan luka dicapai, (mis konsep
classification)
2019 operasi diharapkan normatif
08.00 merupakan
ditandai setelah yang
bagian yang
dengan nyeri, dilakukan mengacu
berkaitan
kemerahan asuhan pada
dengan
pada luka keperawatan kesesuaian
rencana
3x24 jam keyakinan
tindakan yang
nyeri untuk
akan dilakukan
berkurang, melakukan
. dengan
skala nyeri tindakan.
pedoman
turun dari 9
O : Observasi
menjadi 5. (mis, kaji
Luka tingkat nyeri
mengering) pasien )
N : Nursing
planning
(mis, ajarkan
relaksasi nafas
dalam, lakukan
perawatan
luka)
E: Education
(mis, edukasi
pasien tentang
terapi yang
diberikan)
C:Colaboration
(mis,
kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
obat
penghilang
nyeri)

5. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksanakan: melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan
dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau
dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap
proses keperawatan berikutnya.

6. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yangdiinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
keperawatan kemudian mengganti rencana keperawatan jika diperlukan. Tahap akhir
dari proses keperawatan mengevaluasi kemampuan pasien kearah pencapaian hasil.
Dengan menggunakan format SOAP S: Subjektif O: objektif A: analisa P :
Planning.

DAFTAR PUSTAKA
Gloria dkk.2013.Nursing Interventions classification.elsevier global rights.Indonesia
Sue Moorhead dkk.2013 Nursing outcomes classification.mocomedia.Indonesia
Lestari.2015.pola pengkajian Gordon. http://askepkita.com/pola-pengkajian-
fungsional-gordon/ (diakses pada 18 oktober 2019)
https://caridokumen.com/queue/laporan-pendahuluan-ca-mammae-carsinoma-
mammae-kanker-payudara-_5a44fe95b7d7bc7b7a9ac4cb_pdf?queue_id=-1
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
Ewie-
https://dokumen.tips/download/link/laporan-pendahuluan-ca-mammae-
5617fb1a003ce
repository.uinjkt.ac.id>imv>article>view.pdf

Anda mungkin juga menyukai