Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan
6 September 2018 21:01 Diperbarui: 6 September 2018 21:07 1 1 0
182141014
Fakultas Syariah
Definisi anti pancasila dalam pandangan pemerintah lebih mengarah pancasila dalam konteks
sikap yang ideology, sedangkan masyarakat dapat berpendapat bahwa anti pancasila dalam
konteks sikap dan perbuatannya yang bertentangan dengan sila-sila pancasila. Misalnya ada
ormas yang berasaas pancasila tetapi kelakuannya tidak pancasila (melakukan tindakan
kekerasan, memeras, mengintimidasi, dan kadang hanya jadi alat kepentingan kelompok
tertentu).
Paradigma dapat diartikan sebagai suatu gugusan system pemikiran. Tetapi menurut Thomas
S. Kuhn, paradigma adalah asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber
nilai) yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.
Paradigma juga dapat diartikan sebagai cara cadang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar
atau cara mencegahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.
Dalam pembangunan nasional, pancasila adalah sebuaah paradigma karena hendak dijadikan
sebagai landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai disetiap program
pembanguanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada awalnya sejak tanggal 18 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah sepakat untuk
menerima Pancasila sebagai dasar Negara, sebagai perwujudan filsafah hidup bangsa
(weltanschauung), dan sekaligus sebagai ideology nasional. Sejak negara Republik Indonesia
diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945 hingga kapan pun (selama kita masih menjadi
warga Negara Indonesia) kesetiaan (loyalitas) terhadap ideology pancasila dituntut dalam
bentuk sikap, tingkah laku dan perbuatan yang nyata dan terukur.
Ini sesungguhnya merupakan wujud tanggung jawab seorang warga Negara yang bangga dan
mencintai warga negaranya (Pancasila). Ia benar-benar menghayati, mengamalkan, dan
mengamankan pancasila dari derasnya system ideology bangsa/Negara yang modern.
Pancasila dalam paradigma pembangunan sekarang dan dimasa nyang akaan datang,
bukanlah lamunan kosong (utopis), akan tetapi menjadi suatu kebutuhan sebbagai pendorong
semangt (drive) pentingnya paradigma pembangunan yang baik dan benar di segala bidang
kehidupan. Kepribadian bangsa indonesia yang religious, ramah tamah, kekeluargaan, dan
musyawarah serta solidaritas yang tinggi (kepedulian) , akan mewarnai jiwa pembangunan
nasional baik dalam perencanan, pengorganisasian, pelaksanan, pengawasan maupun dalam
evaluasinya.
Pelaksanaan pembangunan mencakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi,
social, budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu,
bertahap, dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Oleh
karena itu sesungguhnya pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
terua menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara, benar,
adil, dan merata.