Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dhea Fauziah Nuraprilia

NIM : P07124217136

KONSEP DASAR BANTUAN HIDUP DASAR

A. Pengertian Bantuan Hidup Dasar


Pengertian BHD adalah Pertolongan pertama yang dilakukan pada korban
henti jantung atau henti napas sebelum ditangani oleh tenaga medis atau rumah sakit.

B. Langkah-Langkah Bantuan Hidup Dasar


1. DANGER
Ketika kita menemukan korban, pastikan :
a. AMAN DIRI (penolong)
b. AMAN KORBAN
c. AMAN LINGKUNGAN
2. RESPONSE
Cek Kesadaran :
a. Panggil Korban
Teriak “bangun pak/bu” atau buka mata pak/bu
b. Tepuk Bahu
c. Rangsang Nyeri

Bila Tidak Ada Respon :

Shout For help (Minta bantuan)

Tetap Bersama Korban -> Teriak Minta Tolong

Tetap bersama korban, gunakan handphone untuk panggil bantuan, aktifkan


speaker untuk berkomunikasi dan mendengarkan instruksi tenaga kesehatan.

Atau

Jika sendirian tanpa handphone, berteriak meminta tolong dan ambil AED (jika
dapat tersedia segera) sebelum memulai RJP
3. CIRCULATION
Lakukan kompresi dada dengan ketentuan :
a. Atur posisi korban
Korban telentang di atas permukaan yang kerasa dan datar
b. Penolong berlutut di samping kanan korban
c. Letakkan tumit telapak tangan pada pertengahan dada dengan telapak tangan
di tumpuk dengan jari ditautkan

(Posisi tangan pada lower half of sternum)

d. Perbandingan antara kompresi dada dan bantuan nafas 30:2


e. Lakukan kompresi (Kedalaman 5-6 cm ke dalam dada)
f. Kecepatan 100x/menit
g. Dilakukan selama 5 siklus

4. BREATHING
Beri nafas buatn 2x dengan Volume tidal, dengan teknik :

a. Mouth to mouth (mulut ke mulut)


b. Mouth to Barrier Device (Mulut dengan penghalang/tisu/kain)
c. Mouth to nose (mulut dengan hidung)
d. Mouth to Stoma (mulut dengan lubang yang dibuat untuk memasukkan alat
bantu nafas yang dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten)
e. Bag Valve Mask (Masker bertekanan)

5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan tiap 2 menit

a. Jika napas (-) dan nadi (-) à kompresi dan ventilasi 30:2
b. Jika napas (-) dan nadi (+) à Ventilasi 10 kali/menit
c. Jika napas (+) dan nadi (+) à beri recovery position

Kapan pijat jantung dihentikan ?

1. Pasien sudah ada yang respon


2. Datang tim yang lebih ahli (advance)

3. Penolong kelelahan

4. Terdapat tanda kematian yang jelas

5. Do not Resuscitate/DNR (keluarga menolak untuk dilakukan tindakan resusitasi)

C. Teknik Pemberian Bantuan Pernapasan


1. Nilai respon korban, jika perlu mintalah pertolongan.
2. Buka jalan nafas, gunakan teknik tekan dahi angkat dagu atau perasat
pendorongan rahang bawah (jaw thrust maneuver).
3. Lakukan pemeriksaan nafas, lihat, dengar dan rasakan selama 3-5 detik.
4. Jika korban tidak bernafas, posisikan mulut penolong sedemikian rupa sehingga
seluruh mulut atau hidung (keduanya pada bayi dan anak) tertutup rapat, tidak ada
udara yang bocor. Jepitlah dengan baik ke dua cuping hidung korban sehingga
udara tidak bocor, jangan menariknya.
5. Berikan 2 kali bantuan pernafasan awal (1,5 - 2 detik untuk dewasa dan 1 - 1,5
detik untuk bayi dan anak). Tiupannya harus merata dan jumlahnya cukup (dada
bergerak naik).
6. Bila udara ternyata tidak masuk maka upayakan reposisi untuk membuka jalan
nafas, lalu tiup kembali. Bila tidak masuk juga maka penolong harus menganggap
ada sumbatan jalan nafas, sehingga harus kembali ketindakan Airway Control.
7. Lakukan pemeriksaan nadi karotis selama 5 - 10 detik.
8. Jika nadi karotis berdenyut maka teruskan pemberian nafas buatan sesuai dengan
kelompok usia korban.
9. Nilai pernafasan yang kita berikan apakah sudah cukup baik, hal ini ditandai
dengan gerakan naik turunnya dada dengan baik.
10. Bila upaya memberikan nafas buatan gagal maka upayakan memposisikan
kembali kepala korban, nilai juga kemungkinan adanya sumbatan.

D. Pertolongan Pada Korban Henti Napas/Henti Jantung


Langkah pertama: Tekan atau kompresi dada

 Cara melakukannya, yakni dengan membaringkan tubuh orang yang akan ditolong di
atas permukaan yang keras. Lalu Anda bisa berlutut di samping leher dan bahu orang
itu. Letakkan satu telapak tangan Anda di atas dada bagian tengahnya, tepatnya di
antara puting, dan letakkan telapak tangan kedua Anda di atas tangan pertama.
Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda.
 Setelah itu, Anda bisa mulai menekan dada sedalam kira-kira 5 cm sebanyak 30 kali
atau sekitar 100 hingga 120 kali per menit, dengan kecepatan satu hingga dua tekanan
per detik. Saat menekan, gunakan kekuatan tubuh bagian atas Anda, jangan hanya
mengandalkan kekuatan lengan, agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.
 Kemudian cek apakah sudah terlihat tanda-tanda dia bernapas atau menunjukkan
respon. Jika belum, Anda bisa memberikan napas buatan jika merasa kompeten atau
Anda bisa lanjutkan proses kompresi dada saja hingga tenaga medis datang.
 Sebagai orang awam, Anda bisa memberikan CPR dengan cara ini saja. Namun jika
Anda sudah terlatih atau pernah mengikuti pelatihan CPR, Anda bisa melanjutkan
langkah berikutnya.

Langkah kedua: Buka saluran pernapasan

Setelah menekan dada telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuka saluran napas
dengan cara mendongakkan kepalanya, lalu letakkan telapak tangan Anda di dahinya. Lalu
angkat dagunya secara lembut untuk membuka saluran napas.

Langkah ketiga: Beri napas buatan dari mulut ke mulut

 Pemberian napas buatan bisa dilakukan dari mulut ke mulut, atau dari mulut ke
hidung, terutama jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka.
 Setelah mengamankan saluran pernapasan orang yang hendak ditolong, Anda bisa
memberikan pernapasan buatan, dengan catatan Anda sudah terlatih. Cara
memberikannya adalah dengan menjepit hidungnya, lalu tempatkan mulut Anda ke
mulutnya. Berikan dia napas atau udara dari mulut Anda sebanyak dua kali, sambil
melihat apakah bagian dadanya terangkat seperti orang bernapas atau belum. Jika
belum, coba perbaiki posisi lehernya, atau periksa kembali apakah terdapat sumbatan
pada jalan napasnya.
 Setelah itu, ulangi proses kompresi dada sebanyak 30 kali yang diikuti oleh dua kali
memberikan napas buatan. Proses ini dihitung sebagai satu siklus.
 Anda bisa melanjutkan CPR hingga ada gerakan tubuh atau hingga tenaga medis
datang.
 Teknik ini bisa diterapkan pada orang dewasa dan remaja yang tidak sadarkan diri.
Pemberian CPR untuk bayi dan anak-anak berbeda dengan yang telah dijelaskan di
atas.

Anda mungkin juga menyukai