Oleh :
Kelompok 8
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan karunia dan kasih sayang-Nya telah
memberikan segala kemudahan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan pembelajaran luar kelas yang berjudul “Laporan
Kegiatan Pembelajaran Luar Kelas Di Rumah Sakit Dustira Bagian Gizi, Dapur,
dan Laundry”.
Kami menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan masukan dan
bimbingan, membantu, serta mendukung penulis selama proses penyusunan
laporan kegiatan ini. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Desire Maria N, dr., M.KK., Sp.Ok sebagai ketua blok kedokteran kerja
yang telah membimbing kami dalam proses kegiatan pembelajaran di blok
kedokteran kerja.
2. Siska Telly, dr., sebagai sekretaris blok kedokteran kerja yang telah
membimbing kami dalam proses kegiatan pembelajaran di blok
kedokteran kerja.
3. Henny Juliastuti, dr., M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dengan penuh kesabaran, memberikan masukan,
pengarahan, dan saran dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa naskah usulan penelitian ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua
pihak agar pada saat pelaksanaan serta penulisan laporan kegiatan ini kelak
menjadi lebih baik. Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 25
v
4.1 Patofisiologi Sprain ......................................................................................... 25
LAMPIRAN………………………………………………………………...…...33
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian faktor yang berhubungan dengan
kejadian sprain pada pegawai bagian Dapur, Gizi, dan Laundry di RS Dustira,
Cimahi.
Lingkungan:
Terdiri dari satu ruangan, dengan luas 10x7 m2, memiliki empat buah jendela,
pencahayaan yang menunjang ada 2 buah lampu neon dan dari jendela yang tak di
tutup gorden, cukup terang untuk membaca dan menulis. Ventilasi di dapat dari
jendela dan pintu yang selalu di buka, cukup untuk pertukaran udara. Terdapat
beberapa meja dan kursi kerja untuk masing-masing pegawai, serta ruangan
tempat penyimpanan data-data. Terdapat satu buah AC, suhu di ruangan cukup
nyaman untuk beraktivitas.
12
2.3.2 Dapur
Bagian : Dapur
Jumlah : 20 orang
Teknis Kerja : - Menerima belanjaan
- Mengangkat belanjaan ke dapur
- Mencuci bahan makanan
- Memotong bahan makanan
- Memasak makanan sesuai menu tiap hari
- Mencuci alat dapur dan piring
- Mengantarkan makanan ke bangsal dan pegawai piket
Kepala bagian : Khodijah (085222511496)
Shift : Subuh jam 04.00―11.00
Pagi jam 07.00―15.30
Siang jam 12.00―18.00
APD : Apron, masker mulut, sarung tangan, penutup kepala
Bahan : Bahan makanan, minyak, air
Tabel 2. 2 Pegawai bagian dapur
Lingkungan:
Terdiri dari 8 ruangan. Ruangan pertama berhubungan dengan gudang.
Ruangan ini sebagai ruangan utama sebelum masuk ke ruangan yang lain.
Ruangan tersebut berukuran 3 m x 10 m. Pencahayaan hanya berasal dari satu
bohlam. Gudang berukuran 3 m x 5 m. Gudang merupakan tempat untuk
menyimpan bahan-bahan makanan. Pencahayaan hanya berasal dari satu bohlam
dan tidak memiliki jendela sehingga ruangan terasa panas.
Ruangan kedua merupakan tempat untuk memotong bahan-bahan
makanan. Ruangan tersebut berukuran 3 m x 10 m. Pekerja duduk di bangku
panjang berukuran 30 cm x 200 cm tanpa sandaran sambil melakukan kegiatan
pemotongan. Sampah sisa potongan langsung dimasukkan kedalam karung atau
wadah sehingga bisa langsung dibuang. Wadah penampungan sayuran dan
pembuangan sampah berada di bawah sehingga pekerja melakukan pekerjaannya
dengan posisi membungkuk. Terdapat ruangan lain di area ruangan kedua yang
digunakan untuk memotong bahan makanan juga. Ukuran ruangan tersebut hanya
3 m x 5 m.
Ruangan ketiga terbagi menjadi 2 ruangan dan merupakan ruangan
terbesar yang digunakan sebagai tempat untuk memasak. Ruangan pertama
digunakan untuk memasak nasi dan ruangan kedua digunakan untuk menggoreng
atau merebus makanan. Kedua ruangan masing-masing berukuran 3 m x 15 m.
Pada ruangan pertama terdapat 6 kompor di mana di atas setiap kompor terdapat
blower sehingga asap hasil memasak bisa langsung dibuang. Blower
menghasilkan suara sehingga ruangan ketiga agak sedikit bising. Di tengah
ruangan terdapat meja besar untuk menyimpan masakan. Ada juga wastafel untuk
mencuci bahan makanan. Pencahayaan diruangan ketiga berasal dari jendela-
jendela besar sehingga saat siang hari tidak memerlukan cahaya dari lampu.
Ruangan terasa panas namun jendela hanya dibuka sesekali.
Ruangan keempat merupakan ruangan untuk membuat makanan cair dan
makanan untuk pasien setelah operasi. Ruangan tersebut berukuran 3 m x 5 m.
Ruangan tersebut terasa panas karena tidak ada jendela. Pencahayaan hanya
berasal dari satu bohlam. Terdapat ruangan lain sebagai tempat penyimpanan alat-
14
alat makan. Ruangan tersebut jarang dimasuki karena hanya sebagai tempat
penyimpanan saja.
Ruangan kelima merupakan ruangan untuk menyimpan makanan yang
siap didistribusikan ke setiap bangsal. ruangan tersebut juga terasa panas karena
hanya ada sedikit jendela dan tidak dibuka. Terdapat AC di ruangan tersebut
namun sudah rusak dan belum diperbaiki.
2.3.3 Laundry
Bagian : Laundry
Jumlah : 14 orang
Teknis Kerja : - Mengambil cucian kotor dari setiap ruangan.
- Memilah cucian kotor yang bernoda (darah/urin/feses)
dan tidak.
- Menyikat cucian yang dipenuhi darah, urin, atau feses.
- Mencuci cucian menggunakan mesin dengan
penambahan air secara manual dari bak penampungan
air yang besar ke mesin.
- Mengeringkan dan menjemur cucian bersih di luar
ruangan.
- Melipat dan menyetrika cucian bersih.
Kepala Bagian : Dameiuli (08121417700)
Shift : Tidak ada shift, kerja dari jam 06.00 s.d 14.30. Hari senin
sampai dengan sabtu. Hari minggu lembur.
APD : Disediakan APD, namun sebagian menggunakan dan
sebagian tidak.
Bahan : Deterjen, Pemutih.
15
Lingkungan:
Terdiri dari tiga ruangan:
Ruangan pertama merupakan tempat untuk mencuci dan mengeringkan
pakaian, terdapat empat mesin cuci, dua mesin pengering dan satu bak air besar.
Pencahayaan berasal dari empat lampu neon dan cahaya dari ventilasi. Sirkulasi
udara berasal dari kaca yang ada celah sedikit dan dari pintu yang selalu terbuka.
Udara pada ruangan pertama cukup lembab.
Ruangan kedua merupakan tempat untuk menyetrika dan melipat pakaian yang
sudah kering. Setrika menggunakan setrika listrik yang berjumlah tiga buah.
Pencahayaan berasal dari 8 lampu neon, dan dari kaca. Sirkulasi udara berasal dari
pintu yang selalu terbuka. Ruangan tidak menggunakan pendingin atau kipas.
Ruangan ketiga merupakan ruangan kepala bagian, terdapat meja kerja dan
sofa untuk tamu, pencahayaan berasal dari dua buah lampu bohlam. Sirkulasi
udara berasal dari jendela namun jarang dibuka karena sudah terdapat pendingin
ruangan.
BAB III
HASIL OBSERVASI
Pajanan
Kegiatan Psiko- Risiko
Biologi Kimia Fisika Ergonomi
sosial
Memo- Bakteri, - Suhu ruangan Berdiri Lama Stres Terkena
tong parasit yang panas, pisau, low
bahan ventilasi kurang, back pain,
makanan dan pencahayaan gangguan
kurang, bising pendengar
dari cerobong, an
penggunaan
benda tajam
seperti pisau
16
17
Pajanan
Kegiatan Psiko- Risiko
Biologi Kimia Fisika Ergonomi
sosial
Mengambil bakteri, - - Mendorong Stres Low back
cucian kotor virus, troli yang pain,
dari setiap jamur, cukup besar Strain,
ruangan parasit Strength
Memilah bakteri, Deterjen, - Berdiri - Tertular
dan menyikat virus, pemutih lama dan penyakit
cucian kotor jamur, dan jongkok infeksi,
yang bernoda parasit pewangi iritasi
(darah/urin/ tangan
feses)
Mencuci - Deterjen, Getaran, Posisi saat - Low back
cucian pemutih bising, mengambil pain,
menggunakan dan dan air dengan strain,
mesin dengan pewangi lantai ember kecil terpeleset,
penambahan licin mengguna- iritasi
air secara kan satu tangan
manual dari tangan
bak
penampungan
air yang besar
ke mesin
19
Hands and
No Nama Elbows Shoulders Neck Back Legs
wrists
1. Dapur (+) (+) (+) (+) (+) (+)
2. Gizi (+) (-) (-) (-) (-) (-)
3. Laundry (+) (+) (+) (+) (+) (+)
Hasil dari brief survey semua responden memiliki posisi kerja yang salah.
Pada bagian dapur posisi kerja yang salah pada tangan dan pergelangan tangan,
siku, bahu, dan leher. Pada bagian gizi posisi kerja yang salah pada tangan dan
pergelangan tangan saja. Pada bagian laundry memiliki posisi kerja yang salah
pada semua bagian.
Bagian Depan
No Nama Bahu Lengan Tungkai
Kepala Leher Dada
kanan/kiri kanan/kiri kanan/kiri
1. Dapur (-) (+) (+) (+) (-) (+)
2. Gizi (+) (-) (-) (-) (-) (-)
3. Laundry (-) (-) (+) (-) (-) (+)
Bagian belakang
Tengkuk Punggung atas Punggung bawah Lengan kanan/kiri Tungkai kanan/kiri
(+) (-) (+) (+) (+)
(-) (-) (-) (+) (-)
(-) (-) (+) (+) (-)
Hasil Body Discomfort Map pada bagian dapur menunjukan keluhan nyeri
pada leher, bahu, lengan, tungkai, tengkuk, punggung bawah, dan tungkai. Pada
bagian gizi memiliki keluhan nyeri pada kepala dan lengan, sedangkan pada
bagian laundry memiliki keluhan nyeri pada bahu, tungkai, punggung bawah, dan
lengan.
24
Berdasarkan hasil brief survey dan body discomfort map dari bagian dapur
dapat dilihat adanya hubungan antara posisi kerja yang salah dengan keluhan
muskuloskeletal pada leher, bahu, lengan,dan tungkai. Pada bagian gizi terdapat
hubungan hubungan antara posisi kerja yang salah dengan keluhan
muskuloskeletal pada tangan dan tengkuk. Pada bagian laundry terdapat
hubungan hubungan antara posisi kerja yang salah dengan keluhan
muskuloskeletal pada bagian bahu, lengan, punggung bawah, dan tungkai.
BAB IV
PEMBAHASAN
menjadi tertekan atau robek. Biasanya terkilir pada kaki bagian samping meliputi
satu atau dua robekan pada serabut ligamentum. Jika satu ligamentum robek,
biasanya termasuk juga ligamentum calcanae fibular akan robek.
Tekanan yang kuat pada tumit menekan kaki menjadi inverse, membuatnya
lebih mungkin untuk terjadi sprain pada sisi sebelah luar/samping. Kebalikannya,
kaki yang pronasi, kelebihan gerakan atau adanya tekanan dari telapak kaki sisi
sebelah dalam/tengah secara longitudinal lebih memungkinkan untuk terjadi
eversi sebagai salah satu pola sprain pada pergelangan kaki (Arnheim, 1985; 473).
Cedera sprain pada pergelangan kaki dengan pola eversi lebih jarang terjadi
daripada cedera sprain dengan pola inverse. Mekanisme yang biasa terjadi adalah
olahragawan yang tiba-tiba menapakkan kakinya pada lubang di lapangan
olahraga menyebabkan kaki tergerak dengan paksa dan menanamkan kaki pada
gerakan yang eksternal. Dengan mekanisme ini ligamentum anterior tibiofibular,
ligamentum interosseus dan ligamentum deltoid menjadi robek. Perobekan pada
ligamentum tersebut menyebabkan talus bergerak secara lateral, terutama
mengakibatkan degenarasi pada persendian, dan juga berakibat adanya ruangan
abnormal antara medial malleolus dan talus (Arheim, 1985; 473, Peterson dan
renstrom, 1990; 342-343).
Kekuatan inversi secara tiba-tiba dapat menyebakan berbagai intensitas
seperti menyebabkan patah pada kaki bagian bawah. Perputaran yang tidak
diharapkan pada ligamentum lateral dapat menyebabkan bagian tulang menjadi
avulsi dari malleolus. Satu situasi yang khusus adalah ketika lateral malleolus
teravulsi oleh tulang calcaneo fibula, dan talus melawan medial malleolus untuk
menghasilkan patah yang kedua kalinya. Kejadian ini disebut bimalleolar fracture.
c. Anda tidak dapat berjalan lebih dari 4 langkah tanpa rasa sakit
d. Sendi anda terasa bergeser saat akan digerakkan
e. Sendi yang terkena terasaa baal
f. Anda ragu apakah cedera yang rasa alami itu serius atau tidak
Dan hindari HARM, yaitu
1. H: heat, peberian panas justru akan meningkatkan perdarahan
2. A: alcohol, akan meningkatkan pembengkakan
3. R: running, atau exercis/latihane terlalu dini akan memburuk cidera
4. M: massage, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak
jaringan.
BAB V
PENCEGAHAN
29
30
5.1.2 Dapur
Memakai alat proteksi diri berupa handscoon, masker, dan penutup kepala
agar mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Memberikan edukasi kepada pegawai dapur mengenai pentingnya memakai
alat proteksi diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Membagi dengan sistem shift sehingga pegawai tidak lembur dan mengurangi
beban kerja pegawai.
Membersihkan area dapur sebelum dan sesudah memasak menggunakan
desinfektan ruangan agar mengurangi terjadinya infeksi.
Menggunakan kain pel otomatis saat mengepel bagian dapur agar mengurangi
risiko sprain pada pegawai dapur akibat terpeleset.
Atur ventilasi dengan menambahkan jendela atau menyalakan lampu bagian
dapur sehingga sistem pencahayaan memadai dan mengurangi risiko
kecelakaan kerja.
Sebelum memasak, mencuci tangan terlebih dahulu untuk mengurangi risiko
terjadinya infeksi.
Mencuci alat dan bahan secara benar agar mengurangi risiko terjadinya infeksi
pada pegawai maupun pasien.
Melakukan uji kelayakan peralatan dapur secara berkala sehingga mengurangi
terjadinya risiko kecelakaan kerja.
Melakukan pengawasan dan evaluasi kesehatan pegawai dengan medical
check up secara berkala setiap 3 bulan.
31
5.1.3 Laundry
Menggunakan troli sehingga mengurangi beban kerja tangan saat membawa
cucian.
Memakai sarung tangan dan masker untuk mencegah terjadinya infeksi yang
bersumber dari darah, urin, atau feses pada pakaian.
Berikan edukasi kepada pegawai mengenai pentingnya memakai alat
proteksi diri sehingga mencegah terjadinya kecelakaan kerja kedepannya.
Dilakukan pembagian kerja berupa shift secara bergantian sehingga
mengurangi beban kerja pegawai laundry.
Setiap 30 menit lakukan peregangan atau pemanasan agar merelaksasi otot
terutama bagian bahu, lengan, dan pinggang.
Menggunakan kain pel otomatis saat mengepel bagian dapur agar
mengurangi risiko sprain pada pegawai dapur akibat terpeleset.
Memakai alat pengering baju otomatis sehingga mengurangi beban kerja
pegawai laundry.
Melakukan pengawasan dan evaluasi kesehatan pegawai dengan medical
check up secara berkala setiap 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
32
33