Anda di halaman 1dari 15

Rasa Sesal

Oleh: Dzaky Gibran Noor Fadhilah/ XI IPS 1

Langit nampak mendung hari ini, suara


bising motor terdengar riuh di telinga Mike, dan
tawa keras ibu-ibu yang membuat Mike semakin
jengkel sore ini. Mike segera mengabaikan suara-
suara tersebut dan segara menaiki bus yang sudah
dihentikan olehnya tadi, untung saja Mike
mendapatkan tempat duduk, karena kondisi bus
yang Mike tumpangi saat itu sangat ramai dan
bedesak-desakan
Mike menatap ke arah luar jendela, sambil
mendengarkan musik yang sedang ia putar saat ini.
Tiba-tiba handphone di saku jaket Mike bergetar,
ternyata ada telepon dari ibunya.
“halo bu, ada apa?” tanya Mike sambil
menunjukkan wajah bingungnya
“oh, kamu cepat pulang ya, itu ayah pingin
ngobrol sama kamu” jawab sang ibu tegas
“iya bu, ini udah di jalan” balas Mike
Tiba-tiba air hujan turun sangat deras,
terlihat dari dalam bus, pengendara motor yang
sedang melaju di jalanan bergegas menghentikan
motornya di pinggir jalan dan segera memakai jas
hujan yang sudah mereka bawa. Raut muka Mike
terlihat gelisah, ia pikir ayahnya akan memarahinya
ketika Mike sampai di rumah, tetapi dalam hati
Mike, ia merasa tidak melakukan kesalahan sama
sekali.
*****
Bus berhenti tepat di depan rumah Mike, ia
segera membayar ongkos perjalanan dan turun dari
bus. Mike terlihat gugup saat memegang gagang
pintu rumahnya, ia bingung antara ingin masuk tapi
takut terkena marahan ayahnya atau tidak masuk
rumah dan lebih memilih menunggu di luar rumah.
Tak disangka, sang ibu tiba-tiba membuka pintu
rumah untuk membuang sampah di halaman rumah
“Loh Mike, kamu ngapain gak masuk
rumah?” tanya sang ibu heran
“eng..eng..engg. eggak apa-apa bu” jawab
Mike gugup
“yaudah, masuk sana, ganti baju terus
langsung makan. Ibu sudah siapin makan malam”
suruh sang ibu
Mike segera menuju kamar. Sesampai Mike
di kamarnya, ia langsung melempar tas ranselnya
ke sudut ruangan, mengambil handuk, masuk
kamar mandi, mengambil pakaian di almari, dan
menuju ruang makan untuk makan malam. Tiba di
ruang makan, sang ayah sudah duduk di tempat
yang biasanya ia tempati saat makan malam, sang
ibu juga duduk di tempat yang biasanya ia tempati,
pastinya di sebelah ayah Mike.
*****
Makan malam berlangsung sangat hangat
dan damai, hanya Mike yang raut mukanya tak
terlihat begitu bahagia. Seusai makan malam sang
ayah memanggil Mike ke ruang keluarga, katanya
sih ada yang mau dibicarain. Mike terlihat semakin
gugup ditambah ekspresi wajah ayahnya yang
terlihat sangat serius. Sang ayah langsung duduk di
sofa besar yang ada di ruang keluarga
“Sini Mike, duduk disebelah ayah!” perintah
sang ayah dengan nada serius
“I..i..iya yah” jawab Mike dengan nada gugup
“Ayah ingin bicara sama kamu soal rencana
melanjutkan ke perguruan tinggi” tegas sang ayah
Setidaknya hati Mike merasa lega,karena ia
pikir sang ayah akan memarahinya, eh ternyata
mau membahas soal masuk ke perguruan tinggi.
“Iya yah, kenapa?” tanya Mike
“Kamu kan sudah kelas 3 SMA, bentar lagi
juga sudah Ujian Nasional. Ayah mau kamu sudah
memikirkan mau masuk ke Perguruan Tinggi mana,
tapi ayah pingin kamu masuk Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.”
“Yah, kan Mike udah bilang , Mike gak bakal
mau masuk Kedokteran, mau sampai kakek nenek
Mike jungkir balik juga gak bakal mau masuk
Kedokteran, yah” tegas Mike
Mike langsung lari menuju kamarnya untuk
mengurungkan diri, dan terdengar sangat keras
suara bantingan dari pintu kamar Mike. Di dalam
kamar, Mike langsung menidurkan dirinya karena
kepalanya masih pusing saat itu.
*****
Keesokan paginya, tepat pukul 07.00
“Mike….Mike…Mike, bangun, sudah jam 7
lho” teriak sang ibu dari lantai bawah yang
terdengar keras sampai lantai atas
Mike langsung terbangun, seraya melihat
jam dinding yang ada di atas pintu kamarnya.
“Ya Tuhan, udah jam 7” teriak Mike
Mike langsung buru-buru mandi, sarapan,
dan berangkat ke sekolah. Hari ini Mike diantar ke
sekolah oleh sang ayah karena telat, tapi biasanya
Mike berangkat ke sekolah menggunakan bus
umum yang lewat di depan rumahnya. Di dalam
mobil, suasana terlihat sangat canggung setelah
kejadian kemarin.
Tak lama kemudian, Mike tiba di sekolahnya,
saat itu di sekolahnya ada pembinaan umum yang
dilaksanakan di lapangan bawah. Tapi untung, hari
ini tidak diawali dengan pelajaran seperti biasanya,
kalua hari ini diawali dengan pelajaran pasti Mike
sudah ketinggalan banyak materi yang
disampaikan oleh guru mata pelajarannya.
“Eh eh, tadi kepsek nyampein apa?” tanya
Mike sambil ngos-ngosan karena lari dari luar
sekolah ke lapangan bawah yang jaraknya cukup
jauh.
“Itu Mike, si kepsek tadi nyampein tentang
perguruan-perguruan tinggi terbaik se-Indonesia
yang nantinya mungkin bisa dijadiin refrensi kita
semua mau masuk universitas mana”
Tanpa basa-basi, Mike langsung
meninggalkan lapangan, ia langsung menuju kantin
yang ada tepat di belakang sekolahnya, padahal
jam istirahat belum berbunyi. Tampaknya Mike
muak dan kesal dengan pembahasan siapapun
yang mengenai perguruan tinggi, termasuk
ayahnya sendiri.
Mike tampak lahap menikmati makanan
yang sedang ia santap, tak peduli apakah bel
sudah berbunyi atau belum. Hingga bel berbunyi
pun Mike tetap bersikukuh untuk tetap duduk di
bangku kantin, faktor Mike tetap bersikukuh untuk
tetap duduk di bangku kantin yaitu pelajaran
biologi, sebegitu bencinya Mike terhadap pelajaran
biologi hingga ia berani untuk membolos saat
pelajaran itu.
Tiba-tiba sesosok cewek berambut ikal
datang menghampiri Mike
“Lo bolos pelajaran?”
Karena refleks, Mike pun menoleh
“Iya, gue bolos pelajaran”
“Oh, emang lo lagi pelajaran apa sekarang?”
“Biologi” jawab Mike singkat
“Oh ya, kenalin gue Caca, Jessica Putri
Permata, 12-5”
******
Kringg……Kringggg…..Kringggg
Bel sekolah berbunyi sangat nyaring, sampai
terkadang seluruh siswa SMA Garuda menutup
telingannya saat bel berbunyi. Aneh. Mike segera
mengambil tasnya dan berjalan menuju luar
sekolah, yah, seperti biasanya, Mike selalu
menunggu di halte untuk mendapatkan bus. Tak
disangka, cewek di kantin tadi tiba-tiba udah di di
sebelah Mike.
“Lo lagi, lo lagi”
“Lo ngikutin gue ya?”
Caca heran. “Lah, gue juga naik bus kali,
wlek”
“Yaudah, sante aja kali”
Di dalam bus, keheningan terjadi diantara
mereka berdua, dan entah apa yang membuat
mereka berdua juga duduk bersebelahan di dalam
bus. Sesampainya Mike di rumah, ia melakukan
rutinitas yang selalu ia lakukan sepulang sekolah,
masuk kamar, ganti baju, makan malam, belajar
dikit, tidur.
Oh ya, Mike tiba-tiba teringat kalo Caca tadi
memberinya sebuah robekan kertas yang ia sendiri
tak tahu apa isinya. Mike mencoba merogoh saku
yang ada di seragamnya. Nah, ketemu. Mike
segera melihat apa isi kertas itu, dan ternyata

CACA
0821456286599
SAVE DI HP LO YAK!!

Entahlah hal apa atau sesuatu apa yang


tiba-tiba membuat Mike menyimpan nomer
handphone Caca. Tak lama setelah Mike
menyimpan nomer Caca, ia merebahkan dirinya di
kasur sambil mendengarkan musik-musik klasik
yang dikoleksinya. Hampir saja Mike memejamkan
mata, tapi tiba-tiba handphone Mike berdering, ia
segera mengambil hpnya di meja belajar. Ia melihat
di layar hp nya
Caca is calling
0821456286599

Mike membatin. “Anjir, ngapain si ni anak


telepon gw malem-malem”
“Haloooow Mike”
“Hm”
“Idih, sok cuek banget lo Mike”
“Yaudah, terus mau gimana?”
“Gak gimana-gimana hehe, btw lo lagi
ngapain?”
“Lah, kan lagi telponan sm lo”
“Yee, kegiatan lain selain telponan sama gw
Mike”
“Gw tadi mood dengerin lagu, trs gara-gara
lo telepon, mood dengerin lagu gw jadi rusak”
“Hehehe, ya maap, oh ya abis ini kan kita
lulus ni, kalau gw sih udah ada rencana buat
ngelanjutin kuliah di universitas mana”
“Emang lo mau kuliah dimana Ca?”
“Minat gw sih di Universitas Airlangga, lo
mau masuk universitas mana?”
Mike diam, seolah tak mendengarkan apa
yang Caca katakan barusan
“Mike….Mike…Hellooow??”
“Hmmm?” gumam Mike
“Gue tanya, lo mau masuk universitas
mana?”
“Entahlah”
“Lo belum mutusin buat kuliah dimana?
Kenapa?”
“Ayah maksa gue buat masuk ke
kedokteran,”
“Dan lo mau aja gitu?”
“Ya enggak lah Ca. lo tau kan gue gak suka
buat jadi dokter,”
“Sekarng mau lo gimana?”
“Gue mau kabur dari rumah,”
“Yakin lo? Mau kemana lo kalo kabur nanti?
Lu pikir dengan kabur bisa nyelesain masalah?”
cercah Caca.
“Gue gak punya jalan lain Ca, dan gue
mohon lo rahasiain semua rencana ini dari ortu gue
oke?”
“Tapi Mike..”
“Plis Ca!”
“Oke kalo itu keputusan lo gue gak bisa buat
ngehalangi lagi dan semoga apa yang lo cari bisa
cepet ketemu Mike,” Caca menutup sambungan
telepon. Gue hanya bisa mendoakan yang terbaik
buat lo Mike.
*****
Keesokan paginya
Tepat pukul 04.15, disaat semua orang di
rumah masih tertidur lelap, Mike segera
mengemasi barang-barangnya, ia selalu
memastikan tak ada suara yang dikeluarkan saat
mengemasi barang. Tak lama kemudian, Mike
segera berangkat menuju bandara, dan Mike juga
tidak lupa mengabari Caca, kalau ia akan segera
berangkat
“Ca, gue berangkat dulu, kalau ada apa-apa
ntar gue kabarin. Lo tenang aja”
Caca mengetik….
“Iya Mike, hati-hati lo di jalan, gw bakal
rahasiain ini dari ortu lo kok :)”
Mike mengetik……
“Makasih, Ca”
Mike langsung menonaktifkan handphone-
nya dengan tujuan agar dia bisa focus mengejar
impiannya. Sesampai Mike di bandara, ia langsung
melihat schedule penerbangan dan ternyata jam
penerbangan ke Makassar masih 4 jam lagi, ia tak
tahu bagaimana lagi, ingin makan tapi uang saku
hanya 600 ribu, 500 ribu untuk biaya pesawat ke
Makassar dan 100 ribu untuk biaya hidup..
Dan pada akhirnya Mike memutuskan untuk
membeli makan di pinggir jalan dekat bandara yang
kata orang-orang harganya lebih cocok untuk
kantong pelajar. Dirasa cukup kenyang, Mike
segera kembali ke bandara untuk membeli tiket
penerbangan ke Makassar.
Setahun Kemudian…..
Kehidupan Mike di Makassar bagaikan
malam tanpa adanya bintang. Sepi, ya sepi. Tak
ada seorang pun yang menemani Mike selama ia
menjalani kehidupan di Makassar. Ia bosan dengan
kehidupan di Makassar, bekerja sebagai buruh cuci
piring yang gajinya belum juga mencukupi dirinya
untuk bertahan hidup, ditambah biaya kos-kosan
yang cukup mahal.
Kringg…Kringg…Kringg
“Halo, dengan siapa?”
“Lo masa gak ngenali suara gue?”
Mike jutek. “Siapa sih lo, sok kenal banget”
“Yaelah, gue Caca, lo setahun gaada kabar
ya Mike. Gimana kabar lo?”
“Gue lupa Ca ngabarin lo, abisnya gue sibuk
sama pekerjaan gue hehehe”
“Kerja apa lo sekarang?”
“Yah, buruh cuci piring. Tapi ya itung-itung
sih, bisa buat bertahan hidup di Makassar Ca”
“Ya ampun, kasian banget lo Mike”
“Ya mau gimana lagi Ca, namanya juga
anak rantau, tapi rantaunya kabur wkwk”
“Oh ya Ca, gue besok bakal pindah lagi. Gue
udah gak tahan hidup disini”
Caca kaget. “Oh ya? Lo bakal pindah
kemana lagi?”
“Mungkin ke Papua, Ca”
“Pokoknya gue doain yang terbaik buat lo
deh”
“Makasih Ca, lo emang temen gue yang
paling baik heheh”
Perasaan Caca bicara. “Temen kata lo,
selama ini lo anggap gue temen? Gue udah
nunggu lo dari dulu Mike”
“Gue tutup dulu ya teleponya, besok
kayaknya gw telepon lo lagi Mike”
“Bye, Mike”
“Bye juga, Ca”
*****
Sudah seminggu Mike tinggal di Papua, yah,
sama seperti di Makassar. Ia bekerja untuk
menghidupi dirinya, tapi kali ia bekerja di sebuah
pertambangan, yang mana gajinya cukup besar
untuk ia mencukupi kebutuhan hidunya.
Baru sebulan Mike bekerja, ia sudah
dipercaya untuk mengurus dan mengelola bisnis
milik perusahaan pertambangan yang ada di
Jakarta. Akhirnya, minggu depan ia harus
berangkat menuju Jakarta untuk mengelola bisnis
milik perusahaan pertambangan, tempat dimana
Mike bekerja saat ini.
Sesampainya Mike di Jakarta, ia benar-
benar serius menekuni pekerjaannya saat ini, dan
selalu pulang larut malam demi bisnis yang
dikelolanya saat ini. Bisnisnya benar-benar sukses,
sudah tersebar di banyak daerah cabang dari bisnis
yang ia kelola sekarang.
Sering kali ia teringat akan kedua orang
tuanya, namun Mike hanya bisa memandangi foto
dari hpnya. Tak disangka sang ibu tiba-tiba
menelepon Mike
Isakan tangis ibu terdengar. “Mike….”
“Ada apa bu? Kenapa ibu nangis?”
“Ayah kamu Mike, ayah kamu”
Mike ikutan panik. “Ayah kenapa bu?”
“Ayah kamu meninggal, Mike”
Tangis Mike pecah seketika, ia tak tahu
harus berbuat apa. Masih banyak kesalahan yang
ia perbuat kepada sang ayah.
“Ibu harap kamu balik ke rumah ya, nak”
“Mike usahakan, Bu”
Hari-hari Mike diliputi rasa penyesalan,
mengapa waktu itu ia harus kabur dari rumah, dan
ia berpikir kalu ia tidak kabur dari rumah pasti
keaadannya tidak akan begini. Mike berharap dapat
mengulang waktu kembali, meskipun begitu ia
dapat mengatasi kesediha dengan menghibur diri
melalui bisnis-bisnisnya, esok hari Mike akan pergi
ke Surabaya untuk menengok perkembangan
cabang bisnis yang ada disana.
Kisah Mike berlanjut di Kota Pahlawan,
seseorang datang di kehidupannya dan mengubah
seluruh kehidupan Mike. Mau tau kelanjutan
ceritanya? Tunggu sequel dari cerpen “Rasa
Sesal”

Anda mungkin juga menyukai