bising motor terdengar riuh di telinga Mike, dan tawa keras ibu-ibu yang membuat Mike semakin jengkel sore ini. Mike segera mengabaikan suara- suara tersebut dan segara menaiki bus yang sudah dihentikan olehnya tadi, untung saja Mike mendapatkan tempat duduk, karena kondisi bus yang Mike tumpangi saat itu sangat ramai dan bedesak-desakan Mike menatap ke arah luar jendela, sambil mendengarkan musik yang sedang ia putar saat ini. Tiba-tiba handphone di saku jaket Mike bergetar, ternyata ada telepon dari ibunya. “halo bu, ada apa?” tanya Mike sambil menunjukkan wajah bingungnya “oh, kamu cepat pulang ya, itu ayah pingin ngobrol sama kamu” jawab sang ibu tegas “iya bu, ini udah di jalan” balas Mike Tiba-tiba air hujan turun sangat deras, terlihat dari dalam bus, pengendara motor yang sedang melaju di jalanan bergegas menghentikan motornya di pinggir jalan dan segera memakai jas hujan yang sudah mereka bawa. Raut muka Mike terlihat gelisah, ia pikir ayahnya akan memarahinya ketika Mike sampai di rumah, tetapi dalam hati Mike, ia merasa tidak melakukan kesalahan sama sekali. ***** Bus berhenti tepat di depan rumah Mike, ia segera membayar ongkos perjalanan dan turun dari bus. Mike terlihat gugup saat memegang gagang pintu rumahnya, ia bingung antara ingin masuk tapi takut terkena marahan ayahnya atau tidak masuk rumah dan lebih memilih menunggu di luar rumah. Tak disangka, sang ibu tiba-tiba membuka pintu rumah untuk membuang sampah di halaman rumah “Loh Mike, kamu ngapain gak masuk rumah?” tanya sang ibu heran “eng..eng..engg. eggak apa-apa bu” jawab Mike gugup “yaudah, masuk sana, ganti baju terus langsung makan. Ibu sudah siapin makan malam” suruh sang ibu Mike segera menuju kamar. Sesampai Mike di kamarnya, ia langsung melempar tas ranselnya ke sudut ruangan, mengambil handuk, masuk kamar mandi, mengambil pakaian di almari, dan menuju ruang makan untuk makan malam. Tiba di ruang makan, sang ayah sudah duduk di tempat yang biasanya ia tempati saat makan malam, sang ibu juga duduk di tempat yang biasanya ia tempati, pastinya di sebelah ayah Mike. ***** Makan malam berlangsung sangat hangat dan damai, hanya Mike yang raut mukanya tak terlihat begitu bahagia. Seusai makan malam sang ayah memanggil Mike ke ruang keluarga, katanya sih ada yang mau dibicarain. Mike terlihat semakin gugup ditambah ekspresi wajah ayahnya yang terlihat sangat serius. Sang ayah langsung duduk di sofa besar yang ada di ruang keluarga “Sini Mike, duduk disebelah ayah!” perintah sang ayah dengan nada serius “I..i..iya yah” jawab Mike dengan nada gugup “Ayah ingin bicara sama kamu soal rencana melanjutkan ke perguruan tinggi” tegas sang ayah Setidaknya hati Mike merasa lega,karena ia pikir sang ayah akan memarahinya, eh ternyata mau membahas soal masuk ke perguruan tinggi. “Iya yah, kenapa?” tanya Mike “Kamu kan sudah kelas 3 SMA, bentar lagi juga sudah Ujian Nasional. Ayah mau kamu sudah memikirkan mau masuk ke Perguruan Tinggi mana, tapi ayah pingin kamu masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.” “Yah, kan Mike udah bilang , Mike gak bakal mau masuk Kedokteran, mau sampai kakek nenek Mike jungkir balik juga gak bakal mau masuk Kedokteran, yah” tegas Mike Mike langsung lari menuju kamarnya untuk mengurungkan diri, dan terdengar sangat keras suara bantingan dari pintu kamar Mike. Di dalam kamar, Mike langsung menidurkan dirinya karena kepalanya masih pusing saat itu. ***** Keesokan paginya, tepat pukul 07.00 “Mike….Mike…Mike, bangun, sudah jam 7 lho” teriak sang ibu dari lantai bawah yang terdengar keras sampai lantai atas Mike langsung terbangun, seraya melihat jam dinding yang ada di atas pintu kamarnya. “Ya Tuhan, udah jam 7” teriak Mike Mike langsung buru-buru mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Hari ini Mike diantar ke sekolah oleh sang ayah karena telat, tapi biasanya Mike berangkat ke sekolah menggunakan bus umum yang lewat di depan rumahnya. Di dalam mobil, suasana terlihat sangat canggung setelah kejadian kemarin. Tak lama kemudian, Mike tiba di sekolahnya, saat itu di sekolahnya ada pembinaan umum yang dilaksanakan di lapangan bawah. Tapi untung, hari ini tidak diawali dengan pelajaran seperti biasanya, kalua hari ini diawali dengan pelajaran pasti Mike sudah ketinggalan banyak materi yang disampaikan oleh guru mata pelajarannya. “Eh eh, tadi kepsek nyampein apa?” tanya Mike sambil ngos-ngosan karena lari dari luar sekolah ke lapangan bawah yang jaraknya cukup jauh. “Itu Mike, si kepsek tadi nyampein tentang perguruan-perguruan tinggi terbaik se-Indonesia yang nantinya mungkin bisa dijadiin refrensi kita semua mau masuk universitas mana” Tanpa basa-basi, Mike langsung meninggalkan lapangan, ia langsung menuju kantin yang ada tepat di belakang sekolahnya, padahal jam istirahat belum berbunyi. Tampaknya Mike muak dan kesal dengan pembahasan siapapun yang mengenai perguruan tinggi, termasuk ayahnya sendiri. Mike tampak lahap menikmati makanan yang sedang ia santap, tak peduli apakah bel sudah berbunyi atau belum. Hingga bel berbunyi pun Mike tetap bersikukuh untuk tetap duduk di bangku kantin, faktor Mike tetap bersikukuh untuk tetap duduk di bangku kantin yaitu pelajaran biologi, sebegitu bencinya Mike terhadap pelajaran biologi hingga ia berani untuk membolos saat pelajaran itu. Tiba-tiba sesosok cewek berambut ikal datang menghampiri Mike “Lo bolos pelajaran?” Karena refleks, Mike pun menoleh “Iya, gue bolos pelajaran” “Oh, emang lo lagi pelajaran apa sekarang?” “Biologi” jawab Mike singkat “Oh ya, kenalin gue Caca, Jessica Putri Permata, 12-5” ****** Kringg……Kringggg…..Kringggg Bel sekolah berbunyi sangat nyaring, sampai terkadang seluruh siswa SMA Garuda menutup telingannya saat bel berbunyi. Aneh. Mike segera mengambil tasnya dan berjalan menuju luar sekolah, yah, seperti biasanya, Mike selalu menunggu di halte untuk mendapatkan bus. Tak disangka, cewek di kantin tadi tiba-tiba udah di di sebelah Mike. “Lo lagi, lo lagi” “Lo ngikutin gue ya?” Caca heran. “Lah, gue juga naik bus kali, wlek” “Yaudah, sante aja kali” Di dalam bus, keheningan terjadi diantara mereka berdua, dan entah apa yang membuat mereka berdua juga duduk bersebelahan di dalam bus. Sesampainya Mike di rumah, ia melakukan rutinitas yang selalu ia lakukan sepulang sekolah, masuk kamar, ganti baju, makan malam, belajar dikit, tidur. Oh ya, Mike tiba-tiba teringat kalo Caca tadi memberinya sebuah robekan kertas yang ia sendiri tak tahu apa isinya. Mike mencoba merogoh saku yang ada di seragamnya. Nah, ketemu. Mike segera melihat apa isi kertas itu, dan ternyata
CACA 0821456286599 SAVE DI HP LO YAK!!
Entahlah hal apa atau sesuatu apa yang
tiba-tiba membuat Mike menyimpan nomer handphone Caca. Tak lama setelah Mike menyimpan nomer Caca, ia merebahkan dirinya di kasur sambil mendengarkan musik-musik klasik yang dikoleksinya. Hampir saja Mike memejamkan mata, tapi tiba-tiba handphone Mike berdering, ia segera mengambil hpnya di meja belajar. Ia melihat di layar hp nya Caca is calling 0821456286599
Mike membatin. “Anjir, ngapain si ni anak
telepon gw malem-malem” “Haloooow Mike” “Hm” “Idih, sok cuek banget lo Mike” “Yaudah, terus mau gimana?” “Gak gimana-gimana hehe, btw lo lagi ngapain?” “Lah, kan lagi telponan sm lo” “Yee, kegiatan lain selain telponan sama gw Mike” “Gw tadi mood dengerin lagu, trs gara-gara lo telepon, mood dengerin lagu gw jadi rusak” “Hehehe, ya maap, oh ya abis ini kan kita lulus ni, kalau gw sih udah ada rencana buat ngelanjutin kuliah di universitas mana” “Emang lo mau kuliah dimana Ca?” “Minat gw sih di Universitas Airlangga, lo mau masuk universitas mana?” Mike diam, seolah tak mendengarkan apa yang Caca katakan barusan “Mike….Mike…Hellooow??” “Hmmm?” gumam Mike “Gue tanya, lo mau masuk universitas mana?” “Entahlah” “Lo belum mutusin buat kuliah dimana? Kenapa?” “Ayah maksa gue buat masuk ke kedokteran,” “Dan lo mau aja gitu?” “Ya enggak lah Ca. lo tau kan gue gak suka buat jadi dokter,” “Sekarng mau lo gimana?” “Gue mau kabur dari rumah,” “Yakin lo? Mau kemana lo kalo kabur nanti? Lu pikir dengan kabur bisa nyelesain masalah?” cercah Caca. “Gue gak punya jalan lain Ca, dan gue mohon lo rahasiain semua rencana ini dari ortu gue oke?” “Tapi Mike..” “Plis Ca!” “Oke kalo itu keputusan lo gue gak bisa buat ngehalangi lagi dan semoga apa yang lo cari bisa cepet ketemu Mike,” Caca menutup sambungan telepon. Gue hanya bisa mendoakan yang terbaik buat lo Mike. ***** Keesokan paginya Tepat pukul 04.15, disaat semua orang di rumah masih tertidur lelap, Mike segera mengemasi barang-barangnya, ia selalu memastikan tak ada suara yang dikeluarkan saat mengemasi barang. Tak lama kemudian, Mike segera berangkat menuju bandara, dan Mike juga tidak lupa mengabari Caca, kalau ia akan segera berangkat “Ca, gue berangkat dulu, kalau ada apa-apa ntar gue kabarin. Lo tenang aja” Caca mengetik…. “Iya Mike, hati-hati lo di jalan, gw bakal rahasiain ini dari ortu lo kok :)” Mike mengetik…… “Makasih, Ca” Mike langsung menonaktifkan handphone- nya dengan tujuan agar dia bisa focus mengejar impiannya. Sesampai Mike di bandara, ia langsung melihat schedule penerbangan dan ternyata jam penerbangan ke Makassar masih 4 jam lagi, ia tak tahu bagaimana lagi, ingin makan tapi uang saku hanya 600 ribu, 500 ribu untuk biaya pesawat ke Makassar dan 100 ribu untuk biaya hidup.. Dan pada akhirnya Mike memutuskan untuk membeli makan di pinggir jalan dekat bandara yang kata orang-orang harganya lebih cocok untuk kantong pelajar. Dirasa cukup kenyang, Mike segera kembali ke bandara untuk membeli tiket penerbangan ke Makassar. Setahun Kemudian….. Kehidupan Mike di Makassar bagaikan malam tanpa adanya bintang. Sepi, ya sepi. Tak ada seorang pun yang menemani Mike selama ia menjalani kehidupan di Makassar. Ia bosan dengan kehidupan di Makassar, bekerja sebagai buruh cuci piring yang gajinya belum juga mencukupi dirinya untuk bertahan hidup, ditambah biaya kos-kosan yang cukup mahal. Kringg…Kringg…Kringg “Halo, dengan siapa?” “Lo masa gak ngenali suara gue?” Mike jutek. “Siapa sih lo, sok kenal banget” “Yaelah, gue Caca, lo setahun gaada kabar ya Mike. Gimana kabar lo?” “Gue lupa Ca ngabarin lo, abisnya gue sibuk sama pekerjaan gue hehehe” “Kerja apa lo sekarang?” “Yah, buruh cuci piring. Tapi ya itung-itung sih, bisa buat bertahan hidup di Makassar Ca” “Ya ampun, kasian banget lo Mike” “Ya mau gimana lagi Ca, namanya juga anak rantau, tapi rantaunya kabur wkwk” “Oh ya Ca, gue besok bakal pindah lagi. Gue udah gak tahan hidup disini” Caca kaget. “Oh ya? Lo bakal pindah kemana lagi?” “Mungkin ke Papua, Ca” “Pokoknya gue doain yang terbaik buat lo deh” “Makasih Ca, lo emang temen gue yang paling baik heheh” Perasaan Caca bicara. “Temen kata lo, selama ini lo anggap gue temen? Gue udah nunggu lo dari dulu Mike” “Gue tutup dulu ya teleponya, besok kayaknya gw telepon lo lagi Mike” “Bye, Mike” “Bye juga, Ca” ***** Sudah seminggu Mike tinggal di Papua, yah, sama seperti di Makassar. Ia bekerja untuk menghidupi dirinya, tapi kali ia bekerja di sebuah pertambangan, yang mana gajinya cukup besar untuk ia mencukupi kebutuhan hidunya. Baru sebulan Mike bekerja, ia sudah dipercaya untuk mengurus dan mengelola bisnis milik perusahaan pertambangan yang ada di Jakarta. Akhirnya, minggu depan ia harus berangkat menuju Jakarta untuk mengelola bisnis milik perusahaan pertambangan, tempat dimana Mike bekerja saat ini. Sesampainya Mike di Jakarta, ia benar- benar serius menekuni pekerjaannya saat ini, dan selalu pulang larut malam demi bisnis yang dikelolanya saat ini. Bisnisnya benar-benar sukses, sudah tersebar di banyak daerah cabang dari bisnis yang ia kelola sekarang. Sering kali ia teringat akan kedua orang tuanya, namun Mike hanya bisa memandangi foto dari hpnya. Tak disangka sang ibu tiba-tiba menelepon Mike Isakan tangis ibu terdengar. “Mike….” “Ada apa bu? Kenapa ibu nangis?” “Ayah kamu Mike, ayah kamu” Mike ikutan panik. “Ayah kenapa bu?” “Ayah kamu meninggal, Mike” Tangis Mike pecah seketika, ia tak tahu harus berbuat apa. Masih banyak kesalahan yang ia perbuat kepada sang ayah. “Ibu harap kamu balik ke rumah ya, nak” “Mike usahakan, Bu” Hari-hari Mike diliputi rasa penyesalan, mengapa waktu itu ia harus kabur dari rumah, dan ia berpikir kalu ia tidak kabur dari rumah pasti keaadannya tidak akan begini. Mike berharap dapat mengulang waktu kembali, meskipun begitu ia dapat mengatasi kesediha dengan menghibur diri melalui bisnis-bisnisnya, esok hari Mike akan pergi ke Surabaya untuk menengok perkembangan cabang bisnis yang ada disana. Kisah Mike berlanjut di Kota Pahlawan, seseorang datang di kehidupannya dan mengubah seluruh kehidupan Mike. Mau tau kelanjutan ceritanya? Tunggu sequel dari cerpen “Rasa Sesal”