PROPOSAL PENELITIAN
Peneliti Utama :
Anggota : Lilis Fatmawati, S.ST., M.Kes
2
ABSTRAK
Peer group support merupakan suatu sistem pemberian dan penerimaan bantuan
dengan tanggung jawab bersama, kesepakatan bersama melalui dukungan, saling berbagi, dan
saling memberi bantuan. Mahasiswa menerima umpan balik mengenai kemampuan yang
mereka miliki. Relasi yang baik antara teman sebaya penting bagi peningkatan belajar.
Skill lab merupakan usaha untuk menggali cara dimana mahasiswa memahami dan
menggunakan konsep yang telah dipelajari sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik.
Mahasiswa harus mempersiapkan dan mendapatkan latihan sebelum mereka melakukan
praktik dalam kondisi yang nyata. Strategi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
keterampilan klinis yang wajib dikuasai oleh mahasiswa adalah skill lab.
Tak jarang mahasiswa mendapatkan kesulitan dalam menjalani proses belajar yang
menyebabkan mahasiswa kurang memiliki prestasi. Alternatif yang ditempuh
mengembangkan model pembelajaran peer group support berorientasi pada mahasiswa yang
memiliki kemampuan lebih dari teman sebayanya.
Metode penelitian menggunakan quasy experiment dengan design pre-post test
control group design. Paired t-test digunakan untuk menganalisis pengaruh peer group
support terhadap skill lab APN. Peer group support diukur menggunakan SAK, skill lab
diukur menggunakan SOP Lab APN dan acuan penilaian.
Jenis luaran yang dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan: submitted publikasi
ilmiah jurnal INJEC, terdaftar menjadi pemakalah pertemuan ilmiah skala internasional, serta
draft bahan ajar mata kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas yakni persalinan normal.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
7
BAB 2
STUDI PUSTAKA
2.1 Konsep Peer Group Support
2.1.1 Definisi Peer Group Support
Peer group support adalah sekelompok orang yang terdiri tidak lebih dari 8
orang yang datang dengan berbagai keluhan, bertemu secara regular pada waktu yang
telah disetujui, dengan saling mendengarkan satu sama lain dan berbagi kesulitan
serta mencari solusi bersama-sama. Sebagai konsekuensi, anggota dapat merasakan
dukungan satu sama lain dan akan mencoba mengungkapkan setiap permasalahan
yang ada untuk diselesaikan secara bersama-sama. Frekuensi pertemuan tergantung
dari tujuan dan kebutuhan anggota kelompok (Randall, 2003).
2.1.2 Pengaruh Perkembangan Peer Group Support
Pengaruh positif dari peer group support (Santoso, 2009) adalah:
1. Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer group maka akan lebih
siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
2. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.
3. Bila individu masuk ke dalam peer group support, maka setiap anggota akan
dapat membentuk masyarakat yang akan direncanakan sesuai dengan kebudayaan
yang mereka anggap baik.
4. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan melatih
bakatnya.
5. Mendorong individu untuk bersifat mandiri.
6. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.
Pengaruh negatif dari peer group support adalah:
1. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.
2. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota.
3. Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan yang lain yang tidak memiliki
kesamaan dengan dirinya.
4. Timbul persaingan antar anggota kelompok.
5. Timbul pertentangan/gap-gap antar kelompok sebaya.
2.1.3 Kegiatan Peer Group Support
Menurut Robert Weiss (1974) dalam Peplau, et all (2009), kegiatan yang dilakukan
oleh peer group support adalah:
1. Checking in
8
Aktivitas ini dilakukan anggota untuk menyatakan bahwa dirinya akan mengikuti
kelompok ini. Pada tahap ini anggota berhak berpendapat mengenai model peer
group support yang akan digunakan.
2. Presentasi masalah
Pada sesi ini anggota mengutarakan masalah yang dialami, masalah yang
disampaikan dapat dijadikan bahan sebagai materi pertemuan.
3. Klarifikasi masalah
Masalah yang telah disampikan oleh anggota pada sesi sebelumnya dibahas
bersama-sama untuk mencari jalan keluarnya. Pada sesi ini anggota
mengeluarkan pertanyaan terbuka tentang apa yang dibutuhkan dan apa perasaan
saat ini.
4. Berbagi usulan
Anggota lain yang memiliki masalah yang sama dan telah dapat
menyelesaikannya dapat berbagi pengalaman dan berbagi cara penyelesaian yang
baik.
5. Perencanaan tindakan
Pada sesi ini anggota merencanakan suatu strategi tindakan yang akan dilakukan
untuk membantu anggota kelompok.
6. Checking out
Pada sesi ini kelompok melakukan peninjauan ulang atas apa yang telah dibahas
dan kelompok menentukan tema yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
2.1.4 Frekuensi Peer Group Support
Penelitian dilaksanakan 2 kali per minggu selama 2 minggu, dengan lama
setiap pertemuan 60 menit. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan Peer group
support dapat meningkatkan skill lab mahasiswa.
2.2 Konsep Skill Laboratorium
2.2.1 Pengertian Skill Laboratorium
Skill lab ketrampilan adalah suatu fasilitas tempat mahasiswa dapat berlatih
ketrampilan yang mereka perlukan, dimana bukan merupakan suatu konteks nyata
antara dokter-pasien. Terdapat beberapa kelebihan berlatih ketrampilan di skill lab,
antara lain latihan dapat dilaksanakan setelah teori diberikan sehingga dapat
membantu proses belajar mahasiswa. Mahasiswa juga dapat mengulang jika terjadi
kesalahan dalam melaksanakan ketrampilan tertentu sampai betul-betul trampil.
Ketrampilan dapat dilatih tahap demi tahap sehingga menjadi trampil. Saat mahasiswa
9
melaksanakan praktek di skills lab, umpan balik dapat diberikan secara langsung baik
dan instruktur maupun dan teman berlatih sehingga bisa segera dievaluasi. Hal ini
tidak mungkin untuk dilakukan di depan pasien, karena pasien akan merasa menjadi
kelinci percobaan dan mahasiswa menjadi kurang rasa percaya diri.
Nursalam (2009) menyatakan bahwa Pengalaman Belajar Praktikum (PBP)
merupakan proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat teori-
teori/pengetahuan yang didapatkan dengan cara pengalaman belajar lain. Strategi
rancangan pembelajaran praktikum merupakan pengintegrasian antara
teori/pengetahuan dan keterampilan dasar profesional dengan menggunakan
pendekatan model dan metode pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran
dikelola secara terintegrasi. Strategi pembelajaran praktikum ditentukan berdasarkan
tujuan pembelajaran praktikum, yaitu:
1) Memahami, menguji, dan menggunakan berbagai konsep utama dari program
teoritis untuk diterapkan pada praktik klinik.
2) Mengembangkan keterampilan teknikal, intelektual dan interpersonal sebagai
persiapan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pembelajaran
praktikum memungkinkan peserta didik belajar sambil melakukan sendiri
3) Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui latihan
praktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar kedalam praktik
keperawatan. Sasaran program pembelajaran praktikum adalah agar peserta
didik mengintegrasikan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
teori dari ilmu pengetahuan dalam praktik klinik
4) Mempergunakan keterampilan pemecahan masalah. Proses keperawatan
merupakan suatu pendekatan pembelajaran keterampilan pemecahan masalah
dengan cara berfikir tentang observasi yang saling berkaitan dengan proses
berfikir dari: pengkajian, pengambilan keputusan, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi.
Proses pembelajaran skill laboratory menurut Nurini, dkk (2007) bisa
dilakukan dengan cara : 1) Mahasiswa sebelum praktik mempelajari teori yang
berkaitan dengan keterampilan yang akan dipelajari dan melihat demonstrasi yang
diperagakan oleh instruktur atau melihat audio visual; 2) Mahasiswa berlatih dengan
temannya mengenai prosedur yang sederhana dan tidak menimbulkan resiko; 3)
Beberapa keterampilan dilakukan pada manekin, misalnya injeksi, pemasangan infus,
dan lain-lain ; 4) Pada tingkat yang lebih lanjut dapat dilakukan pada klien simulasi
10
yang telah dididik sebelumnya; 5) Apabila memungkinkan mahasiswa dapat
dihadapkan pada klien dengan keadaan yang tidak beresiko.
2.2.2 Metode Pembelajaran Skill Laboratory
Menurut Nursalam dan Efendi (2008) metode pembelajaran yang dapat digunakan di
skill laboratory adalah :
1) Demonstrasi
Metode ini menyajikan prosedur cara menggunakan alat dan cara berinterkasi
dengan klien. Pada pelaksanaannya ditekankan tentang tujuan dan pokok-pokok
yang merupakan fokus perhatian. Tujuan metode ini untuk mendapatkan
gambaran tentang hal-hal yang berhubungan proses mengatur, membuat, proses
bekerjanya, proses mengerjakan, membandingkan suatu cara dan mengetahui
serta melihat kebenaran sesuatu.
2) Simulasi
Metode ini menyajikan pembelajaran dengan menggunakan atau proses nyata,
dengan mahasiswa terlibat aktif dalam berinteraksi. Mahasiswa mengaplikasikan
pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, hal ini berguna untuk
memberikan respon. Metode ini bertujuan membantu mahasiswa mempraktikan
keterampilan dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah,
mengembangkan kemampuan interaksi, memberi kesempatan berbagai prinsip
teori dan meningkatkan kamampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
3) Eksperimen
Metode ini menyajikan pembelajaran di mana mahasiswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan sendiri, mengikuti dan
mengamati prosesnya. Mahasiswa mendapat pengalaman belajar dalam
mengatasi masalah dengan pendekatan problem solving melalui eksperimen.
2.3 Konsep Asuhan Persalinan Normal (APN)
2.3.1 Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasibelakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawihardjo, 2008)
2.3.2 Tahapan Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu :
11
a. Kala 1 : Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm).
b. Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri khas :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
4) Anus membuka
c. Kala III : Kala uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi
rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian
timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit plasenta
terlepas terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan (brand androw,seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah
bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran
darah kira – kira 100-200cc.
d. Kala IV: Kala pengawasan
Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu dimana untuk
mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Pengawasan kala 4 ini dilakukan setelah ibu merasa nyaman. Pada 1 jam pertama,
dilakukan pemeriksaan TTV setiap 15 menit sekali. Sedangkan pada 1 jam kedua
dilakukan setiap 30 menit sekali.
12
BAB 3
METODE PENELITIAN
Total sampling
Sampel
Mahasiswa PSIK Universitas Gresik program
A12 sebanyak 16 mahasiswa
Hasil
Kesimpulan
14
dan panduan dialog yang berupa SAK peer group support yang berkenaan dengan
perubahan perilaku dan sikap.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
PEMBIAYAAN
No Uraian Sub Jumlah Satuan Satuan Jumlah
Honorarium
Sub Total I
3.720.000
No Bahan habis pakai dan peralatan
Sub Total II
2.942.500
No Perjalanan
Transport seminar internasional oh
3 orang 410.000 3 (orang/hari) 2.460.000
3
transport desiminasi ke
Bandung (PP) 2.000.000 1 orang 2.000.000
17
Sub Total III
4.460.000
No Lain-Lain
Sub Total IV
8.877.500
18
LAMPIRAN 1
20
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
I. MENGENAL GEJALA DAN TANDA KALA II
1. Mendengar & melihat tanda kala II persalinan
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada rektum dan vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfinger ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi
siapkan:
Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat,
3 handuk / kain bersih dan kering (termasuk ganjal
bahu bayi),
Alat penghisap lendir,
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi
Untuk ibu :
Mengelar kain diperut bawah ibu
Menyiapkan oksitosin 10 unit
Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak
tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DDT pada tangan yang akan
21
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril
dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
7. Membersihkan vulva dan perinium, menyekanya
dengan hati-hati dari anterior (depan) ke posterior
(belakang) menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi,
lepaskan dan rendam sarung tangan tersebut dalam
larutan klorin 0,5% langkah #9. Pakai sarung
tangan DTT/Steril untuk melaksanakan langkah
lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan
sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik,
dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih
22
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
dalam batas normal (120-160 X/menit)
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ,
semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan ke dalam partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin
meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu dan meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat.
Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa
ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
23
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang
dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimpin
meneran ≥ 120 menit (2 jam) pada primigravida
atau ≥ 60 menit (1 jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyama, jika ibu belum merasa
ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60
menit
V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai
alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRAN BAYI
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
24
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas
cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi), segera
lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan!
Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali
pusat di dua tempat dan potong tali pusat di
antara dua klem tersebut
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi
secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk
menopang kepala dan bahu. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.
25
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Lakukan penilaian (selintas):
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika salah satu jawaban adalah ”TIDAK”, lanjut ke
langkah resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
(lihat Penuntun Belajar Resusitasi Bayi Asfiksia)
Bila semua jawaban adalah ”YA”, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
membersihakn verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi
dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu
bayi yang lahir (hamil tungal) dan bukan kehamilan
ganda (gemeli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral
paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin)
26
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang
tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari
pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm
proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik
tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk
mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan
klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem
pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
Ikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan
ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi
lainnya
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit
ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di
dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola
mame ibu
Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi dikepala bayi
Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di
27
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
dada ibu paling sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu
(diatas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan
lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak
lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi kembali prosedur diatas
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu
Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan
uterus ke arah dorsal ternyata diikuti dengan
pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
28
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama
jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik)
jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan
tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak
bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah di sediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan
selaput yang tertinggal
Rangsangan Taktil (Masase) Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
29
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi
Bimanual Internal, Kompresi Aorta Abdominalis,
Tampon Kondom-Kateter) jika uterus tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/masase
IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan
plasenta telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta
ke dalam kantung plastik atau tempat khusus
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang
luas dan menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif,
segera lakukan penjahitan
X. ASUHAN PASCAPERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam
sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
Evaluasi
43. Pastikan kandung kemih kosong
30
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu
baik
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit)
Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit
Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas,
segera rujuk ke RS Rujukan
Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lalukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan
hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut
Kebersihan dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah didekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakna air DTT. Bersihkan cairan
ketuban, lenidr dan darah di ranmjang atau disekitar
ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman
dan makanan yang diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
31
NO KRITERIA
KOMPONEN KINERJA SKORE TDK DILAKUKAN
DILAKUKAN
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 meniut
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
56. Dengan satu jam pertama, beri salep/tetes mata
profilaksis infeksi, vitamin K1 1 mg IM di paha kiri
bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan
0
temperatur tubuh (normal 36,5-37,5 C) setiap 15
menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah
lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
Dekumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tand vital dan asuhan kala IV persalinan
NILAI
TANDA TANGAN PEMBIMBING
32
LAMPIRAN 2
ACUAN PENILAIAN SKILL LAB
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK
A 80 – 100
AB 71 – 79
B 66 – 70
BC 61 – 65
C 55 – 60
D 40 – 54
E 0 – 39
33
LAMPIRAN 3
34
3. Fasilitator memperkenalkan diri kepada kelompok
4. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakan peer
group support tahap checking in
2. Pelaksanaan Aktivitas untuk saling mengakrabkan anggota dan pernyataan
a. Perkenalan kesedian untuk mengikuti kegiatan peer group support
(20 menit) 1. Fasilitator mempersilahkan anggota untuk memperkenalkan diri
masing-masing secara bergantian.
2. Anggota memperkenalkan diri meliputi: nama, umur, alamat,
dan hobi
3. Fasilitator menanyakan kepada anggota mengenai kesediaannya
untuk mengikuti peer group support
4. Anggota menyatakan keinginan untuk mengikuti peer group
support
b. Menjalin Pada sesi ini anggota dibagi menjadi dua kelompok guna
keterikatan mendiskusikan masalah-maslah yang sering dihadapi
(25 menit ) 1. Fasilitator membagi menjadi 2 kelompok kecil
2. Fasilitator meminta kepada anggota untuk saling mengenal antar
anggota meliputi nama, umur, alamat, dan hobi.
3. Fasilitator menanyakan masalah yang sering dihadapi oleh para
anggota tentang skill lab APN.
4. Peserta mengungkapkan keluhan dan masalah. Media pena dan
kertas dapat digunakan pada sesi ini. meminta untuk
mendiskusikan masalah yang dihadapi
5. Fasilitator meminta untuk mendiskusikan masalah yang
dihadapi.
6. Fasilitator mencatat semua keluhan yang yang diungkapkan oleh
peserta.
3. Terminasi 1. Fasilitator menanyakan perasaan anggota setelah dilakukan peer
(5 menit) group support tahap pertama
2. Fasilitator membuat kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya
pada tahap presentasi masalah dan berbagi dan berbagi usulan.
3. Fasilitator mengucapkan terima kasih dan salam penutup
35
6. Sarana
1) Pena
2) Kertas
7. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Sarana untuk kegiatan peer group support tersedia
b. Pengorganisasian penyelenggara kegiatan peer group support sudah dilakukan
sebelumnya.
c. Peserta yang hadir 100% pada saat kegiatan
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusias saat mengikuti kegiatan
b. Peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum acara selesai
c. Peserta mengikuti kegiatan dengan baik
d. Peserta aktif mengikuti kegiatan
3) Evaluasi hasil
a. Peserta saling mengenal dengan anggota lain
b. Timbul keakraban diantara peserta
c. Masalah yang akan dibahas sudah ditentukan
36
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) PEERGROUP SUPPORT
(Pertemuan Kedua)
Materi : Pelaksanaan Peer group support tahap checking in, presentasi masalah, klarifikasi
masalah, berbagi usulan, perencanaan tindakan dan checking out.
Durasi : 60 menit setiap pertemuan
1. Analisis Situasional
1) Fasilitator : Peneliti
2) Peserta : Mahasiswa program A13
3) Tempat : Lab. PSIK Universitas Gresik
4) Waktu : 60 menit
2. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Intruksional Umum
Setelah kegiatan peer group support, pada tahap checking in diharapkan anggota
saling akrab, pada tahap presentasi masalah diharapkan anggota bisa mengutarakan
masalah yang dihadapi, pada tahap klarifikasi masalah diharapkan anggota mampu
menceritakan masalah, pada tahap berbagi usulan diharapkan peserta bisa saling
memberikan usulan untuk mengatasi, pada tahap perencanaan tindakan untuk
mengatasi masalah yang menjadi prioritas dan tahap checking out diharapkan anggota
dapat mengerti.
2) Tujuan Intruksional Khusus
Setelah kegiatan peer group support, para mahasiswa diharapkan:
a. Lebih terbuka dalam menceritakan masalahnya
b. Meningkatkan skill lab APN antar peserta
c. Berbagi pendapat dalam penyelesaian masalah
d. Menambah informasi kepada peserta untuk mengatasi masalah
3. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
4. Tema Pembicaraan
Mempresentasikan masalah terkait dengan skill lab APN dimana dengan adanya peer
group support dapat meningkatkan pembelajaran mahasiswa.
5. Langkah-langkah Kegiatan
37
No Tahap (Waktu) Kegiatan
.
1. Persiapan 1. Fasilitator mempersiapkan setting ruangan
(5 menit) 2. Fasilitator mengucapkan salam terapeutik kepada responden
yang bertindak sebagai anggota peer group support
3. Fasilitator memperkenalkan diri kepada kelompok
4. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakan peer
group support di setiap tahap.
2. Pelaksanaan Pada sesi ini dilakukan aktifitas untuk saling mengakrabkan
peer group kembali anggota dan perasaan antar anggota mengikuti peer group
support support
1. Fasilitator mempersilahkan anggota untuk menempati tempat
a. Checking in yang sudah disediakan
(5 menit) 2. Fasilitator menanyakan ke anggota tentang perasaan mengikuti
peer group support
3. Peserta mengakrabkan kembali seperti pertemuan sebelumnya
b. Presentasi Pada sesi ini anggota berhak mengutarakan masalah yang dialami
masalah dan masalah yang disampaikan oleh anggota
(15 menit ) 1. Fasilitator menanyakan pengertian skill lab kepada mahasiswa
fungsi skill lab dan seperti apa skill lab yang baik meningkatan
pembelajaran.
2. Peserta mendiskusikan jawaban dengan peserta lainnya.
3. Fasilitator mengklarifikasi jawaban dari peserta
4. Fasilitator menanyakan masalah yang sering dihadapi oleh para
anggota yang berhubungan dengan skill lab APN
5. Peserta mengungkapkan keluhan dan masalah. Media pena dan
kertas dapat digunakan pada sesi ini.
6. Fasilitator mencatat semua keluhan yang yang diungkapkan
oleh peserta.
7. Fasilitator dan peserta menentukan prioritas masalah dan
keluhan yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
38
c. Klarifikasi Masalah yang telah diungkapkan oleh anggota pada sesi
masalah sebelumnya di klarifikasi bersama-sama untuk kemudian
(15 menit) disepakati satu masalah sebagai prioritas dan salah satu peserta
yang sudah berpengalaman untuk mempresentasikan masalah
1. Fasilitator menanyakan prioritas masalah yang sudah
ditentukan
2. Peserta menjawab pertanyaan fasilitator
3. Fasilitator mengklarifikasi jawaban dari peserta dengan
membacakan catatan mengenai masalah yang sudah
diungkapkan pada sesi sebelumnya.
4. Fasilitator mengarahkan anggota kelompok dengan pertanyaan
terbuka seperti: apa, bagaimana, dapatkah atau maukah, dan
mengapa untuk mengklarifikasi masalah yang diungkapkan
oleh peserta.
5. Anggota menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator.
6. Fasilitator menerima salah satu seseorang peserta untuk
mempresentasikan masalah yang menjadi prioritas di dalam
forum
7. Peserta mendiskusikan siapa yang akan mempresentasikan
8. Peserta memilih satu orang untuk mempresentasikan masalah.
9. Fasilitator mencatat semua pernyataan yang diungkapkan oleh
peserta
d. Berbagai Pada sesi ini, para anggota menyampaikan berbagai usulan tentang
Usulan permasalahan berdasarkan pengalaman.
(10 menit) 1. Fasilitator mempersilahkan peserta yang terpilih untuk
menceritakan masalah terkait skill lab APN
2. Peserta yang terpilih mempresentasikan masalah di depan
fasilitator dan peserta lainnya
3. Fasilitator mengarahkan peserta lain memperhatikan peserta
yang sedang mempresentasikan masalah yang menjadi proritas.
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta lain apakah ada yang
pernah mempunyai pengalaman terhadap masalah yang
39
dipresentasikan
5. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan alternatif
pengetahuan untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Anggota kelompok memberikan alternatif-alternatif untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi berdasarkan
pengalaman-pengalaman saat melakukan skill lab. Media kertas
dan pena dapat digunakan pada sesi ini.
7. Fasilitator mencatat semua pertanyaan yang diungkapkan oleh
peserta dan mencatat usulan yang sudah diungkapkan oleh
peserta
e. Perencanaan Pada sesi ini, para anggota merencanakan sesuatu strategi tindakan
tindakan yang akan dilakukan untuk membantu anggota kelompok dalam
(10 menit) menghadapi masalah/situasi yang belum terselesaikan
1. Fasilitator membacakan catatan mengenai maslah dan saran-
saran yang sudah diungkapkan pada sesi sebelumnya
2. Fasilitator dan peserta berdiskusi untuk merencanakan suatu
strategi tindakan yang tepat agar peserta dapat mengatasi
masalah dan keluhan-keluhan yang dialami terkait skill lab
3. Fasilitator menanyakan peserta apakah mengerti tentang
tindakan-tindakan untuk perencanaan strategi guna
meningkatkan pembelajaran
f. Checking Pada sesi ini kelompok melakukan peninjauan ulang atas apa yang
Out (5 menit) dibahas dan diskusikan selama pertemuan berlangsung.
1. Fasilitator menanyakan ulang kepada kelompok mengenai apa
yang sudah didiskusikan pada kegiatan peer group support.
2. Peserta ( terutama yang mempunyai masalah ) mengungkapkan
hasil diskusi yang telah dilakukan oleh fasilitator dan peserta
lain.
3. Peserta mengungkapkan hasil diskusi yang telah dilakukan
kepada fasilitator dan anggota lain.
4. Fasilitator menanyakan kepada seluruh peserta tentang hal
40
yang kurang dimengerti selama pelaksanaan peer group
support
5. Peserta mengungkapkan hal yang masih kurang dimengerti
untuk didiskusikan bersama
6. Fasilitator meminta saran mengenai peer group support kepada
peserta
7. Fasilitator mencatat saran yang dikatakan peserta
3. Terminasi 1. Fasilitator menanyakan perasaan anggota setelah dilakukan
(5 menit) peer group support
2. Fasilitator membacakan kesimpulan dan evaluasi atas
pertemuan yang telah dilakukan
3. Fasilitator membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya.
4. Fasilitator mengucapkan terima kasih dan salam penutup
6. Sarana
1. Pena
2. Kertas
7. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Sarana untuk kegiatan peer group support tersedia
b. Pengorganisasian penyelenggara kegiatan peer group support sudah dilakukan
sebelumnya
c. Peserta hadir 100% pada saat kegiatan
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusian saat mengikuti kegiatan
b. Peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum acara selesai
c. Peserta mengikuti semua kegiatan dengan baik
d. Peserta aktif mengikuti kegiatan
3) Evaluasi hasil
a. Peserta mendapatkan alternatif atau tips dari pengalaman peserta lain tentang skill
lab yang baik guna meningkatkan pembelajaran.
41
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) PEER GROUP SUPPORT
(Pertemuan ketiga)
Materi : Pelaksanaan peer group support dengan materi kendala dan usaha yang sudah
dilakukan dan penentuan strategi dalam meningkatkan skill lab.
Durasi : 60 menit setiap pertemuan
1. Analisis Situasional
1) Fasilitator : Peneliti
2) Peserta : Mahasiswa program A13
3) Tempat : Lab. PSIK Universitas Gresik
4) Waktu : 60 menit
2. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Intruksional Umum
Setelah kegiatan peer group support dengan materi kendala, usaha yang sudah
dilakukan dan penentuan strategi meningkatkan skill lab APN.
2) Tujuan Intruksional Khusus
Setelah kegiatan peer group support dengan materi kendala, usaha yang sudah
dilakukan dan penentuan strategi dalam skill lab APN, para mahasiswa diharapkan:
a. Menambahkan informasi kepada peserta untuk mengatasi masalah.
b. Dapat meningkatkan rasa kebersamaan antar para peserta.
c. Meningkatkan dukungan sosial antara peserta
d. Berbagi pendapat dalam penyelesaian masalah
3. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
4. Tema Pembicaraan
Pada sesi ini anggota dapat merencanakan tindakan dengan materi kendala, usaha yang
sudah dilakukan dan penentuan strategi meningkatkan skill lab APN.
5. Langkah-langkah Kegiatan
No Tahap (Waktu) Kegiatan
.
1. Persiapan 1. Fasilitator mempersiapkan setting ruangan
(5 menit) 2. Fasilitator mengucapkan salam terapeutik kepada responden
yang bertindak sebagai anggota peer group support
42
3. Fasilitator memperkenalkan diri kepada kelompok
4. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakan peer
group support
2. Pelaksanaan peer Pada sesi ini dilakukan aktifitas untuk saling mengakrabkan
group support kembali anggota dan perasaan antar anggota mengikuti peer group
support
a. Checking in 1. Fasilitator mempersilahkan anggota untuk menempati tempat
(5 menit) yang sudah disediakan
2. Fasilitator menanyakan ke anggota tentang perasaan mengikuti
peer group support di pertemuan sebelumnya
3. Peserta mengakrabkan kembali seperti pertemuan sebelumnya
Pada sesi ini anggota berhak mengutarakan usaha yang selama ini
b. Presentasi dilakukan yang disampaikan oleh anggota
masalah 1. Fasilitator menanyakan usaha yang selama ini dilakukan
mahasiswa dalam meningkatkan skill lab
2. Peserta mendiskusikan jawaban dengan peserta lainnya.
3. Fasilitator mengklarifikasi jawaban dari peserta
4. Fasilitator menanyakan masalah yang sering dihadapi oleh
para anggota yang berhubungan dengan usaha yag sudah
dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan skill lab
5. Peserta mengungkapkan usahanya selama ini. Media pena
dan kertas dapat digunakan pada sesi ini.
6. Fasilitator mencatat semua yang diungkapkan oleh peserta.
7. Fasilitator dan peserta menentukan beberapa usaha yang sama
yang telah dilakukan mahasiswa.
c. Klarifikasi Usaha yang telah diungkapkan oleh anggota pada sesi sebelumnya
masalah di klarifikasi bersama-sama untuk kemudian disepakati mana saja
(10 menit) yang dianggap cukup berhasil berdasarkan pengalaman
1. Fasilitator mengklarifikasi berbagai usaha dari peserta dengan
membacakan catatan mengenai masalah yang sudah
diungkapkan pada sesi sebelumnya.
43
2. Fasilitator mengarahkan anggota kelompok dengan pertanyaan
terbuka seperti: apa, bagaimana, dapatkah atau maukah, dan
mengapa untuk mengklarifikasi masalah yang diungkapkan
oleh peserta.
3. Anggota menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator.
4. Fasilitator menerima salah satu seseorang peserta untuk
mempresentasikan di dalam forum
5. Peserta mendiskusikan siapa yang akan mempresentasikan
6. Peserta memilih satu orang untuk mempresentasikan
7. Fasilitator mencatat semua pernyataan yang diungkapkan oleh
peserta
d. Berbagai Pada sesi ini, para anggota menyampaikan berbagai usulan tentang
Usulan apa yang sudah dipresentasikan berdasarkan pengalaman.
(15 menit) 1. Fasilitator mempersilahkan peserta yang terpilih untuk
menceritakan pengalamannya
2. Peserta yang terpilih mempresentasikan pengalamannya di
depan fasilitator dan peserta lainnya
3. Fasilitator mengarahkan peserta lain memperhatikan peserta
yang sedang mempresentasikan pengalamannya
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta lain apakah ada yang
pernah mempunyai pengalaman yang sama
5. Anggota kelompok memberikan komentar terkait pengalaman
yang diceritakan didepan
6. Media kertas dan pena dapat digunakan pada sesi ini.
7. Fasilitator mencatat semua pertanyaan yang diungkapkan oleh
peserta
e. Perencanaan Pada sesi ini, para anggota merencanakan sesuatu strategi tindakan
tindakan yang akan dilakukan untuk membantu anggota kelompok dalam
(10 menit) menghadapi masalah/situasi yang belum terselesaikan
1. Fasilitator membacakan catatan mengenai maslah dan saran-
saran yang sudah diungkapkan pada sesi sebelumnya
44
2. Fasilitator dan peserta berdiskusi untuk merencanakan suatu
strategi tindakan yang tepat agar peserta dapat mengatasi
masalah dan dalam usaha yang sudah dilakukan mahasiswa
dalam meningkatkan skill lab
3. Fasilitator menanyakan peserta apakah mengerti tentang
tindakan-tindakan untuk perencanaan strategi guna
meningkatkan skill lab
f. Checking out Pada sesi ini kelompok melakukan peninjauan ulang atas apa yang
dibahas dan diskusikan selama pertemuan berlangsung.
1. Fasilitator menanyakan ulang kepada kelompok mengenai apa
yang sudah didiskusikan pada kegiatan peer group support.
2. Peserta ( terutama yang mempunyai masalah ) mengungkapkan
hasil diskusi yang telah dilakukan oleh fasilitator dan peserta
lain.
3. Peserta mengungkapkan hasil diskusi yang telah dilakukan
kepada fasilitator dan anggota lain.
4. Fasilitator menanyakan kepada seluruh peserta tentang hal
yang kurang dimengerti selama pelaksanaan peer group
support
5. Peserta mengungkapkan hal yang masih kurang dimengerti
untuk didiskusikan bersama
6. Fasilitator meminta saran mengenai peer group support kepada
peserta
7. Fasilitator mencatat saran yang dikatakan peserta
3. Terminasi 1. Fasilitator menanyakan perasaan anggota setelah dilakukan
(5 menit) peer group support
2. Fasilitator membacakan kesimpulan dan evaluasi atas
pertemuan yang telah dilakukan
3. Fasilitator membuat kontrak waktu untuk pertemuan
berikutnya.
4. Fasilitator mengucapkan terima kasih dan salam penutup
45
6. Sarana
1) Pena
2) Kertas
7. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Sarana untuk kegiatan peer group support tersedia
b. Pengorganisasian penyelenggara kegiatan peer group support sudah dilakukan
sebelumnya
c. Peserta hadir 100% pada saat kegiatan
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusias saat mengikuti kegiatan
b. Peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum acara selesai
c. Peserta mengikuti semua kegiatan dengan baik
d. Peserta aktif mengikuti kegiatan
3) Evaluasi hasil
a. Peserta mendapatkan strategi lain dalam meningkatkan skill lab
b. Peserta dapat merencanakan tindaka mahasiswa dalam meningkatkan skill lab
46
SATUAN ACARA KEGIATAN (SAK) PEER GROUP SUPPORT
(Pertemuan keempat)
Materi : Meninjau kembali keseluruhan kegiatan yang sudah dilakukan terutama materi-
materi yang telah di diskusikan dalam kegiatan peer group support.
Durasi : 60 menit setiap pertemuan
1. Analisis Situasional
1) Fasilitator : Peneliti
2) Peserta : Mahasiswa program A13
3) Tempat : Lab. PSIK Universitas Gresik
4) Waktu : 45 menit
2. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Intruksional Umum
Melakukan peninjauan ulang dari keseluruhan kegiatan dan materi-materi yang telah
di diskusikan dari pertemuan sebelumnya.
2) Tujuan Intruksional Khusus
Setelah kegiatan peninjauan kembali tentang kegiatan peer group support dan materi
yang telah didiskusikan, para mahasiswa diharapkan:
a. Menambahkan informasi kepada peserta untuk mengatasi masalah.
b. Dapat meningkatkan rasa kebersamaan antar para peserta.
c. Membantu peserta untuk bisa mengkomunikasikan masalahnya kepada peer
group support
d. Meningkatkan dukungan sosial bagi para peserta
3. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
4. Tema Pembicaraan
Pada sesi ini kelompok melakukan peninjauan ulang atas kegiatan peer group support
dan didiskusikan selama pertemuan berlangsung.
5. Langkah-langkah Kegiatan
No. Tahap (Waktu) Kegiatan
1. Persiapan 1. Fasilitator mempersiapkan setting ruangan
(5 menit) 2. Fasilitator mengucapkan salam terapeutik kepada
responden yang bertindak sebagai anggota peer group
47
support
3. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan pada pertemuan
keempat.
2. Pelaksanaan Pada sesi ini kelompok melakukan peninjauan ulang atas apa
yang dibahas dan didiskusikan selama pertemuan berlangsung.
a. Peninjauan Fasilitator mencoba mengingatkan kembali hasil pertemuan
kembali sebelumnya
(30 menit) 1. Fasilitator menanyakan ulang kepada kelompok mengenai
apa yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya
baik pertemuan kedua ataupun ketiga.
2. Peserta mengungkapkan hasil diskusi yang telah dilakukan
oleh fasilitator dan peserta lain.
3. Peserta mengungkapkan hasil diskusi yang telah dilakukan
kepada fasilitator dan anggota lain.
4. Fasilitator menanyakan kepada seluruh peserta tentang hal
yang kurang dimengerti selama pelaksanaan peer group
support.
5. Peserta mengungkapkan hal yang masih kurang dimengerti
untuk didiskusikan bersama.
6. Fasilitator meminta saran mengenai peer group support
kepada peserta
7. Fasilitator mencatat saran yang dikatakan oleh peserta
3. Terminasi 1. Fasilitator menanyakan perasaan anggota setelah dilakukan
(10 menit) tahap-tahap peer group support pada sesi sebelumnya
2. Membacakan kesimpulan dan evaluasi atas pertemuan yang
telah dilakukan
3. Fasilitator menanyakan kepada anggota tentang kesan dan
harapan dalam mengikuti kegiatan peer group support.
4. Peserta mengungkapkan kesan maupun harapan tentang
kegiatan yang berlangsung mulai pertemuan pertama
sampai keempat
3. Fasilitator mengucapkan terima kasih dan salam penutup
48
6. Sarana
1) Pena
2) Kertas
7. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Sarana untuk kegiatan peer group support tersedia
b. Pengorganisasian penyelenggara kegiatan peer group support sudah dilakukan
sebelumnya
c. Peserta hadir 100% pada saat kegiatan
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusia saat mengikuti kegiatan
b. Peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan sebelum acara selesai
c. Peserta mengikuti semua kegiatan dengan baik
d. Peserta aktif mengikuti kegiatan
3) Evaluasi hasil
a. Peserta dapat meningkatkan skill lab
49
LAMPIRAN 4
50
LAMPIRAN 5
A. Identitas Diri
4 NIPY :
5 NIDN. : 0710128201
7 E-mail : ntsyaiful271@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Uraian S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi Universitas Airlangga Universitas Airlangga
Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun Masuk - Lulus 2001-2005 2012-2014
Konseling dengan Media
Booklet “IMD Awali ASI
Judul
Hubungan Gejala Anak Eksklusif” dalam Upaya
Skripsi/Thesis/Disertasi
ADHD dengan Meningkatkan Perilaku
Kecemasan Ibu Inisiasi Menyusu Dini
51
Nama Prof. Dr. Endang Warsiki, Prof. Dr. Budi Santoso,
Pembimbing/Promotor SpKJ(K) Sp.OG (K)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Juta Rp)
Efektifitas relaksasi nafas dalam dan distraksi baca
1 2014 PT Sendiri 3 juta
menurukan yeri pasca ooperasi pasie fraktur femur
Pendidikan kesehatan tentang menarche terhadap
2 2015 tingkat pengetahuan dan kecemasan pada remaja PT Sendiri 3 juta
menarche
Faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia
3 2016 PT Sendiri 3 juta
neonatorum
Perbedaan Pengeluaran ASI pada bibu post partum
4 2017 spontan dan seksio sesarea yang melakukan inisiasi PT Sendiri 3 juta
menyusu dini
Antihiperglikemik Infus Bunga Labu Kuning
(Cucurbita moschata Duch) Terhadap Kadar
5 2017 Ristekdikti 20 juta
Glukosa Darah Mencit Terpapar Sreptozotocin
(STZ)
Abdominal Stretching exercise menurunkan
6 2018 PT Sendiri 3 juta
intensitas dismenore pada remaja putri
Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian Masyarakat
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2016 Penyuluhan Pijat Bayi PT Sendiri 3 juta
2 2016 Penyuluhan Mola Hydatidosa PT Sendiri 3 juta
3 2017 Penyuluhan Perawatan Bayi yang baik dan PT Sendiri 3 juta
52
benar di rumah
4 2017 Penyuluhan Perawatan Perinium PT Sendiri 3 Juta
5 2018 Penyuluhan Perawatan Post SC PT Sendiri 3 juta
6 2018 Penyuluhan Gizi Seimbang PT Sendiri 3 juta
7. Perbedaan Pengeluaran ASI pada ibu post Vol. 8 No.1, Tahun Journals Of Ners
partum spontan dan seksio sesarea yang 2017 Community
melakukan inisiasi menyusu dini
8 Pengaruh pemberian jus sirsak (Annona Vol. 7 No. 1 Tahun Jurnal Sains
muricata L) Terhadap Penurunan Kadar 2017
Purin pda penderita asam Urat di Desa
53
Jubel Kidul Lamongan
9 Perawatan metode kanguru meningkatkan Vol 9 No. 1 Tahun 2018 Journals Of Ners
keberhasilan pemberian ASI pada BBLR Community
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. -
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. Model Konsep dan Teori 2016 121 Global Media
Keperawatan
54
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat
No. Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Respon Masyarakat
Penerapan
yang Telah Diterapkan
1. -
55
Pengusul Biodata Anggota Tim Pengusul
A. Identitas Diri
4 NIPY :
5 NIDN. : 0713019001
7 E-mail : lilisfatmawati13@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Uraian D4 S2 S3
Nama Perguruan stikes Ngudia Husada
Tinggi Madura Universitas Airlangga
Bidang Ilmu Bidan Pendidik Kesehatan Masyarakat
Tahun Masuk - Lulus 2012-2013 2014-2016
Perbedaan Antara
Hubungan Sosiodemografi,
Mobilisasi Dini Dan
Status Kesehatan Ibu, Dan
Judul Tanpa Mobilisasi Dini
Pemeriksaan Kehamilan
Skripsi/Thesis/Disertasi Dengan Kebtuhan
(ANC) Dengan Derajat
Eliminasi Pertama Pada
Preeklampsia/Eklampsia
Ibu Post Partum
Nama Hamimatus Zainiyah, Dr. Agus Sulistyono, dr.,
56
Pembimbing/Promotor S.ST., M.Pd Sp.OG (K)
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Juta Rp)
Influence Hypertension Factors and History Of
1 2016 Preeclampsia/Eclampsia In Pregnancy Previous Of Sendiri 3 juta
Degrees Preeclampsia/Ecklampsia In Gresik
Pengaruh Status Kesehatan Ibu Terhadap Derajat
2 2017 Sendiri 3 juta
Preeklampisa/Eklampsia Di Kabupaten Gresik
Efektivitas Senam Dismenore Dan Teknik
3 2018 Effleurage Terhadap Penurunan Dismenore Pada PT Sendiri 3 juta
Remaja
Pendanaan
No Tahun Judul Pengabdian Masyarakat
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2017 Penyuluhan Gizi Balita PT Sendiri 3 juta
Pendampingan Terapi Bermain Puzzle Pada
2 2017 PT Sendiri 3 juta
Anak Saat Hospitalisasi
3 2018 Penyuluhan Kista Ovarium PT Sendiri 3 juta
4 2018 Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir PT Sendiri 3 juta
57
2. Influence Hypertension Factors and Vol 28, No 1, Tahun International Journal
History Of Preeclampsia/Eclampsia In 2016 Of Sciences: Basic
Pregnancy Previous Of Degrees And Applied
Preeclampsia/Ecklampsia In Gresik Research
5. Pengaruh Status Kesehatan Ibu Terhadap Vol 20, No 2, Tahun Jurnal Penelitian
Derajat Preeklampisa/Eklampsia Di 2017 Sistem Kesehatan
Kabupaten Gresik
No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. -
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. -
58
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat
No. Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Respon Masyarakat
Penerapan
yang Telah Diterapkan
1. -
59
LAMPIRAN 6
Alokasi
Institusi Bidang
No. Nama/NIDN waktu Uraian Tugas
Asal Ilmu
(jam/minggu)
1.
2. Yuanita Syaiful, Universitas Ilmu 8x1 1. Membantu
S.Kep.Ns., M.Kep Gresik Keperawatan menyusun
Maternitas proposal
penelitian
2. Membantu
pengumpulan data
penelitian
3. Membatu
membuat laporan
penelitian
4. Membantu
publikasi ilmiah
dan pembuatan
bahan ajar
3. Lilis Fatmawati, Universitas Ilmu 8x1 1. Membantu ketua
S.ST.,M.Kes / Gresik Keperawatan dalam perijinan
0713019001 Maternitas 2. Membantu
pengumpulan data
penelitian sesuai
instrument
3. Membantu
penyusunan
laporan penelitian
dan membuata
catatn harian/log
book
60
4. Membantu ketua
menyusun
kelengkapan
publikasi ilmiah
dan sebagainya
61
LAMPIRAN 7
JADWAL PENELITIAN
Bulan
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 Persiapan
Pembuatan draf
proposal
Mengunggah
proposal
Review proposal
2 Pelaksanaan
Pengurusan izin
penelitian
Pengumpulan data
penelitian
Pengolahan dan
analisa data
3 Penyusunan Hasil
Penelitian
Penyusunan
laporan penelitian
Penyiapan
dokumen luaran
Laporan hasil
penelitian
Publikasi luaran
penelitian
Seminar Nasional
RAT
62