Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Aktiva Tetap

Menghasilkan output berupa barang dan jasa serta penerimaan kas

melalui penjualan produksi merupakan peran penting daripada aktiva tetap. Aktiva

tetap yang digunakan setiap perusahaan tidaklah seragam oleh karena jenis bidang

usahanya yang juga berbeda. Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan bahwa

aktiva adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan

diperoleh perusahaan (SAK, 2004).

Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai baik melalui pembelian maupun dibangun

lebih dahulu yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Surat Edaran Bapepam,

2002).Dimana aktiva tetap adalah aset berwujud (SAK, 2007) yang:

a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif

b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

Universitas Sumatera Utara


Dari kutipan diatas penulis memperoleh pemahaman bahwa aktiva tetap

adalahhak milik perusahaan yang digunakan secara terus-menerus demi

menunjang kegiatan operasional perusahaan yang masa manfaatnya lebih dari satu

tahun. Selain defenisi diatas, ada juga ahli yang menjelaskan aktiva tetap melalui

ciri-ciri yang melekat padanya.

Aktiva operasi tidak lancar berwujud akan memiliki ciri-ciri yang khas,

aktiva tersebut akan mempunyai peranan dalam pengadaan jasa produktif selama

umur ekonomisnya, umur ekonomis atau masa manfaatnya akan lebih dari dari

satu tahun, substansi fisik dari aktiva ini akan sangat membedakannya dengan

aktiva operasi yang tidak berwujud seperti goodwill, paten dan hak cipta, serta

tujuan kepemilikan aktiva ini yang dimaksudkan untuk tujuan produktif dan

bukan dimaksudkan untuk diperjualbelikan dalam kegiatan normal perusahaan

(Santoso, 2009).

2. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan mungkin akan berbeda

jenisnya, tergantung pada ukuran perusahaan dan bidang usaha dari masing-

masing perusahaan. Aktiva tetap bukan hanya berbentuk bangunan atau

mesin.Pada perusahaan perkebunan tanaman termasuk salah satu aset perusahaan

karena tanaman merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa di masa lalu yang memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan

selama lebih dari satu periode akuntansi.Penggolongan aktiva tetap berdasarkan

umur, perlakuan aktiva tetap (disusutkan atau tidak disusutkan) dan jenis

(Sahnidar, 2009) tersebut dibahas sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1) Berdasarkan umur aktiva tetap dibedakan atas aktiva tetap yang

umurnya tidak terbatas dan aktiva tetap yang umurnya terbatas, yaitu sebagai

berikut:

a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas

Aktiva tetap ini tidak perlu dilakukan penyusutan terhadap harga

perolehan, karena pada dasarnya nilai dari aktiva ini tidak akan

menurun sekalipun umurnya bertambah, misalnya : tanah.

b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas

Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa

manfaatnya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis. Misalnya :

tanaman coklat, apabila sudah habis masa manfaatnya maka bisa

diganti lagi dengan tanaman coklat. Untuk aktiva ini dilakukan

penyusutan terhadap harga perolehannya.

2) Berdasarkan perlakuan aktiva tetap dibedakan berdasarkan

disusutkan atas tidak disusutkan.

a) Aktiva tetap yang disusutkan, setiap periodenya karena

diasumsikan aktiva tersebut akan mengalami penurunan

kemampuan untuk memberikan jasanya. Misalnya : kendaraan,

mesin, peralatan

b) Aktiva tetap yang tidak disusutkan, setiap periodenya karena

diasumsikan aktiva tersebut tidak mengalami penurunan

kemampuan dalam memberikan jasanya. Misalnya : Tanah.

Universitas Sumatera Utara


3) Berdasarkan jenisnya aktiva tetap dibedakan atas

tanah, bangunan,peralatan, mesin-mesin, perkakas, perabot dan

kendraan.

a) Tanah adalah lahan tempat perusahaan untuk melakukan

kegiatan usaha, misalnya sebagai tempat bangunan, parkir, dan

lain-lain. Tanah memiliki umur tidak terbatas, tanah tidak

mengalami proses keausan, kerusakan sehingga tidak perlu

dilakukan penyusutan. Berbeda dengan hak atas tanah, dimana

hak atas tanah harus disusutkan karena hak atas tanah ini

memiliki masa pakai. Diatas tanah terdapat kekayaan alam

seperti minyak bumi, maka pencatatannya juga harus dibuat

terpisah

b) Bangunan, adalah harta yang dimiliki perusahaan yang

biasanya digunakan sebagai kantor, pabrik, toko dan lain-lain

c) Peralatan, adalah harta perusahaan yang meliputi alat-alat

perlengkapan yang digunakan dalam operasi perusahaan yang

meliputi alat-alat perlengkapan seperti peralatan kantor, pabrik,

peralatan laboratorium dan lain-lain

d) Mesin-mesin, adalah aktiva tetap perusahaan berupa alat-alat

yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan berupa

proses produksi maupun yang digunakan untuk kelancaran

usaha sehari-hari seperti: mesin pabrik, pembangkit tenaga

listrik dan lain-lain

Universitas Sumatera Utara


e) Perkakas, adalah aktiva tetap perusahaan berupa alat-alat kecil

yang digunakan untuk kegiatan produksi yang ada pada

umumnya mempunyai nilai relatif kecil dan umur pendek,

misalnya : martil, obeng, alat pelubang dan lain-lain

f) Perabot, adalah aktiva tetap perusahaan yang biasanya terdapat

dibagian kantor meliputi : meja, kursi, dan lain-lain

g) Kendaraan, yaitu alat transportasi yang dipergunakan

perusahaan untuk membantu kegiatan usahanya yaitu : truk,

pick up, bus, gerobak dan lain-lain.

Aktiva tetap tanaman perkebunan digolongkan atas tanaman menghasilkan

dan tanaman belum menghasilkan (Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal ,2002) :

a. Tanaman Menghasilkan, tanaman ini adalah tanaman keras (tanaman yang

memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun sebelum dapat dipanen

secara komersial pertama kali) yang dapat dipanen lebih dari satu kali yang

telah menghasilkan secara komersial . Tanaman kelapa sawit dapat mulai

dipanen pada usia 3 tahun. Rincian potensi produksi kelapa sawit dapat di

lihat pada lampiran 3.

b. Tanaman Belum Menghasilkan,

Yang termasuk ke dalam tanaman belum menghasilkan dapat berupa

semua jenis tanaman yang dapat dipanen lebih dari satu kali. Bakal tanaman atau

yang sering disebut dengan bibit tanaman berupa benih maupun tanaman dalam

Universitas Sumatera Utara


persemaian juga termasuk ke dalam golongan tanamam belum menghasilkan

(TBM) ketika bibit tersebut sudah digunakan oleh perusahaan sendiri untuk

menghasilkan secara komersial.

3.Akuntansi Aktiva Tetap

a. PerolehanAktiva Tetap

Aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional setiap perusahaan

tidaklah diperoleh dengan cara dan biaya yang sama. Prinsip dasar yang

digunakan dalam pencatatan perolehan aktiva operasi tidak lancar tersebut

lazimnya menggunakan harga perolehan. Harga perolehan adalah suatu jumlah

yang meliputi harga belinya (purchasing price) dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masukan yang tidak boleh direstitusikan (non-refundable)ditambah dengan

seluruh biaya – biaya yang dikeluarkan yang dapat diatribusikan secara lansung

dalam membawa aktiva tersebut mulai aktiva dipesan sampai dengan siap

digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya, misalnya: biaya pengangkutan,

biaya asuransi, biaya instalasi, biaya sewa, biaya profesional termasuk biaya uji

coba produksi (trial production) ( Santoso, 2009).

Demikian juga halnya dengan aktiva tetap tanaman menghasilkan (TM) yang

dimiliki oleh perusahaan perkebunan. Biaya perolehan aktiva tetap tanaman

menghasilkan adalah semua biaya- biaya yang dikeluarkan sampai tanaman

tersebut dapat menghasilkan (Surat Edaran Ketua Bapepam,2002). Adapun biaya-

biaya tersebut antara lain :

a. biaya pembelian bibit.

Universitas Sumatera Utara


b. biaya pembibitan dan penanaman yakni proses pengelolaan bibit tanaman

agar siap untuk ditanam dan diikuti dengan proses penanaman.

c. biaya pemeliharaan berupa pemeliharaan tanaman melalui proses

pertumbuhan dan pemupukan hingga dapat menghasilkan produk.

d. biaya pemungutan hasil yakni proses pengambilan atau panen atas produksi

tanaman untuk dijual atau dibibitkan kembali.

Untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang termasuk ke dalam biaya

perolehannya antara lain terdiri dari biaya persiapan lahan, penanaman,

pemupukan dan pemeliharaan. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas

yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk

memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat

diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai

dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain. (Standar Akuntansi

Keuangan,2007)

Ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap (Harahap, 1995) ,yaitu :

1) Pembelian kontan

Nilai perolehan aktiva yang didapatmelalui transakasi pembelian tunai diukur

dengan jumlah uang yang dibayarkan. Aktiva tersebut kemudian dicatat sebesar

uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-biaya lain

sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi potongan harga yang

diberikan, baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran

yang dipercepat.Jika ada potongan harga (discount) maka harus dikurangi dari

Universitas Sumatera Utara


nilai cost.Jika potongan harga ini tidak dimanfaatkan perusahaan maka harus

dilaporkan sebagai Discount Lost atau Interest Expense.

Jika beberapa aktiva dibeli sekaligus dengan harga borongan (lump sum)

maka harus dipisahkan nilai masing-masing aktiva. Harga perolehan dari masing-

masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan

mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar

masing-masing aktiva yang bersangkutan ( SAK, 2004 ). Angka perbandingan

yang dapat dipakai dalam menentukan nilai masing-masing ialah:

1) Harga pasar yang wajar, jika harga ini tidak ada, maka:

2) Harga penilaian menurut lenbaga penilaian yang objective (independent

appraisal company).

Jika aktiva bekas dibeli maka harus dicatat sebesar harga beli ditambah

biaya-biaya reparasi dan perbaikan sehingga bisa dipakai, tidak perlu

diperhatikan nilai buku (book value) dari pihak yang menjual.

2) Pembelian secara kontrak jangka panjang

Saat ini perolehan real estate atau aktiva lainnya sering dilakukan dengan

kredit jangka panjang. Kewajiban pembeli kemudian akan dinyatakan melalui

Notes, Surat berharga, Bukti utang hipotik dan lain-lain. Pembelian semacam ini

biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran dengan syaratpenambahan bunga.

Pembebanan bunga dapat dilakukan atas dua kemungkinan yakni secara flat dan

berdasarkan sisa utang.

3) Pembelian dengan surat berharga seperti saham atau obligasi

Universitas Sumatera Utara


Jika aktiva tetap diperoleh dengan menggunakan saham/ obligasi , maka

nilai perolehan aktiva tersebut harus diukur berdasarkan harga pasar dari ekuitas

yang di serahkan dalam transaksi atau harga pasar aktiva yang didapat ( mana

yang paling jelas diukur).

4) Diterima dari sumbangan atau ditemukan sendiri

Aktiva ini akan dicatat sesuai dengan harga pasar yang wajar atau

berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan/pihak penilai yang

independen (Appraisal Company), dan dikredit modal donasi (Donated Capital).

Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran

atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun “Modal Donasi” (SAK,

2002 ).

5) Dibangun sendiri

Biaya perolehan suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri ditentukan

menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh. Jika suatu

perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan usaha normal,

biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva

untukdijual. Karenanya, setiap laba internal dieliminasi dalam menetapkan biaya

tersebut.

Demikian pula biaya dari jumlah yang abnormal dari bahanbaku yang tak

terpakai, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi

suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan

aktiva. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.26 tentang Akuntansi Bunga

untuk Periode Konstruksi, membuat kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya

Universitas Sumatera Utara


bunga dapat diakui sebagai suatu komponen biaya aktiva tetap ( SAK, 2004).

Adapun alasan yang menjadi pendorong perusahaan untuk membangun atau

membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan dalam kegiatan operasinya antara

lain : untuk menekan biaya konstruksi dengan memanfaatkan fasilitas yang

menganggur dan keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik.

Dalam persoalan aktiva yang dibangun sendiri ini ada tiga permasalahan.

a. Biaya overhead yang dibebankan

Seperti yang telah diketahui biaya suatu produk terdiri dari:

1) Bahan langsung

2) Upah langsung

3) Biaya tidak langsung (overhead cost)

Untuk menetapkanbiaya overhead yang akan dibebankan terhadap produk yang

dibangun sendiri maka dapat digunakan metode IncrementalCost dan metode

proportional.

b. Laba Rugi dari Pembangunan Sendiri

Apabila biaya pembangunan itu lebih rendah ketika bangunan diborongkan maka

perlu dipertanyakan mengapa biaya itu lebih tinggi. Jika biaya itu lebih tinggi

disebabkan hal-hal yang tidak efisien atau karena kelalaian maka harus dicatat

sebagai rugi. Jadi harga pokoknya dicatat sebesar berapa biaya yang

sesungguhnya dikeluarkan untuk pembangunan tersebut dengan metode diatas.

c. Biaya Bunga Dalam Masa Pembangunan

Jika dalam pembangunan itu digunakan dana atau kredit dari luar perusahaan

seperti Bank atau Lembaga Keuangan lainnya maka kita diwajibkan membayar

Universitas Sumatera Utara


bunga. Bunga yang dihitung dari penggunaan modal sendiri atau imputed interest

tidak boleh dicatat sebagai unsur harga pokok aktiva tetap.

Bunga yang boleh dibebankan terhadap harga pokok menurut Financial

Accounting Standart Board (FASB) statement No.34 adalah:

1) Bunga dari pinajaman benar-benar dibayarkan dan pinjaman itu

memang benar-benar merupaka keharusan.

2) Bunga yang dibebabnkan hanya selama periode pembangunan berjalan

3) Tarif bunga adalah Interest Cost”.

6) Diperoleh secara pertukaran

Suatu aktiva dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa

yang memiliki masa manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan

memiliki suatu nilai wajar yang serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam

pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam keadaan tersebut,

karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada

keuntungan atau kerugian dalam transaksi.

Sebaliknya, biaya perolehan aktiva baru adalah jumlah tercatat dari

aktiva yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang diterima dapat

menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment) aktiva yang dilepaskan.

Dalam keadaan ini aktiva yang dilepaskan diturun-nilai buku-kan (write down)

dan nilai turun nilai buku (write down) ini ditetapkan untuk aktiva baru.

Contoh dari pertukaran aktiva serupa termasuk pertukaran pesawat

terbang, hotel, bengkel dan property real estate lainnya. Jika aktiva lain seperti

kas termasuk sebagai bagian transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan

Universitas Sumatera Utara


bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa ( SAK

,2004). Bila perolehan aktiva operasi tidak lancar dilakukan dengan cara

pembelian tunai (cash purchases), maka pengukuran harga perolehan akan mudah

dilakukan, yaitu berapapun jumlah uang tunai yang dibayarkan dalam rangka

perolehan suatu aktiva sampai aktiva tersebut mencapai kondisi kerja yang sesuai

dengan yang diharapkan (sampai aktiva tersebut siap pakai sesuai dengan tujuan

perolehannya ) maka jumlah itulah yang akan menjadi harga perolehan.

Tetapi akan lebih sulit dalam pengukuran harga perolehan bila cara prolehannya

tidak dengan cara tunai (Santoso,2009). Ada dua cara untuk memperoleh aset

tanaman yakni melalui pembelian bibit dan pembelian pokok yang siap untuk

ditanam. Pada PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, Kebun

Bandar Klippa, aset tanamannya diperoleh melalui pembelian bibit.

b. Penilaian Kembali Aktiva Tetap

Nilai dari suatu aktiva tetap akan diketahui melalui harga perolehannya yakni

biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva sampai aktiva tersebut siap

untuk difungsikan. Terhadap aktiva tetap tersebut kemudian akan dilakukan

revaluasi atau penilaian kembali ketika pemiliknya merasa bahwa harga perolehan

aktiva tersebut tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar oleh karena adanya

perkembangan moneter. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada

umunya tidak diperkenankan, karena Standar Akuntansi Keuangan menganut

penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.

Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan

pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai

Universitas Sumatera Utara


penyimpangan dari konsep harga perolehan didalam penyajian aktiva tetap serta

pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan.

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap

dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap

(SAK,2004).

Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat

diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada

tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi

penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan

dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat

tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan

nilai wajar pada tanggal neraca ( SAK, 2007). Terhadap aset tanaman

menghasilkan, revaluasi akan dilakukan karena adanya kemungkinan

berkurangnya jumlah TBS (Tandan Buah Segar) yang bisa dihasilkan dari satu

pohon kelapa sawit.

Revaluasi atau penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva

tetap (revaluasi total) ataupun atas sebagian aktiva (revaluasi parsial) berdasarkan

nilai wajar aktiva tetap pada saat penilaian dilakukan yang ditetapkan oleh

perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah. Dua kemungkinan

hasil dari kegiatan penilaian kembali, yaitu penilaian lebih rendah (devaluation)

dan penilaian lebih tinggi (appreciation). Penilaian lebih rendah terjadi ketika

hasil penilaian ternyata lebih rendah dari nilai buku.

Universitas Sumatera Utara


Dan apabila hal ini terjadi maka akan mempengaruhi perkiraan aktiva dan

akumulasi penyusutan. Jika nilai revaluasi lebih tinggi dari nilai cost maka akan

memperngaruhi perkiraan aktiva tetap dan dampaknya akan menambah perkiraan

modal. Ada beberapa keadaan yang membenarkan terjadinya penyimpangan dari

prinsip harga perolehan yakni karena adanya perubahan harga perolehan aktiva

tetap dalam laporan keuangan yang tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar

serta adanya perubahan taksiran umur aktiva tetap oleh sebab kesalahan

penaksiran. Terhadap kesalahan penaksiran umur aktiva tetap maka tindakan

perbaikan yang dapat dilakukan yakni dengan cara melakukan perubahan terhadap

perhitungan penyusutan untuk sisa umur aktiva tetap sehingga dapat

diseimbangkan kesalahan-kesalahan yang terjadi (Kartini, 2006).

c. Pengeluaran Aktiva Tetap

Ketika aktiva tetap digunakan dalam rutinitas operasi perusahaan maka

suatu saat aktiva tetap tersebut pasti akan mengalami masalah, sehingga

memerlukan perbaikan. Untuk Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman

Menghasilkan biaya perbaikan yang dimaksud ialah biaya pemeliharaan, misalnya

biaya pemupukan, dan perlindungan tanaman.Didalam akuntansi ada dua

perlakuan terhadap biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan aktiva tetap. Ada 2

pedoman yang umumnya dipakai untuk menentukan status biaya perbaikan aktiva

tetap, apakah diperhitungkan kedalam aktiva tetap atau hanya diperhitungkan

sebagai biaya berjalan (Mulya,2008).

Suatu biaya akan diperhitungkan sebagai aktiva tetap biasanya apabila

biaya perbaikan aktiva tetap tersebut jumlahnya relatif besar jika dibandingkan

Universitas Sumatera Utara


dengan nilai bukunya serta memberi dampak terhadap pertambahan masa manfaat

aktiva tetap tanpa melihat besar kecilnya biaya perbaikan. Suatu biaya akan

dimasukan ke dalam biaya operasional biasanya apabila biaya perbaikan aktiva

tetap tersebut jumlahnya relative kecil jika dibandingkan dengan nilai bukunya

dan tidak menambah masa manfaat aktiva tetap. Pengeluaran setelah perolehan

awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang

kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang

dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar

kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan

(Standar Akuntansi Keuangan, 2004).

Secara umumpengeluaran itu ada dua macam yakni pengeluaran biaya (revenue

Expenditures) dan pengeluaran modal (Capital Expenditures). Ada beberapa

pedoman dalam penentuan pengeluaran sebagai pengeluaran biaya atau sebagai

pengeluaran modal yakni sebagai berikut (Harahap,1995):

1. Segi Keuntungan

Jika pengeluaran itu memberikan keuntungan selama lebihdari 1 tahun dalam arti

pengeluaran dapat menambah kegunaan aktiva itu maka dianggap sebagai

Revenue Expenditure.

2. Kebiasaan

Jika pengeluaran itu meupakan pengeluaran yang sifatnya lazim dan rutin

dikeluarkan dalam periode tertentu maka dianggap sebagai Revenue

Expendituressedangkan jika pengeluaran itu sifatnya tidak lazim maka dianggap

sebagai Capital Expenditure.

Universitas Sumatera Utara


3. Jumlah

Jika pengeluaran itu jumlahnya relatif besar dan sifatnya penting biasanya

dianggap sebagai Capital Expenditure sedangkan jika pengeluaran itu relatif kecil

dianggap sebagai Revenue Expenditure.

Ada beberapa contoh pengeluaran yakni penambahan atau perluasan aktiva

yang ada.Penggantian aktiva dengan aktiva lainnya yang lebih baik.Penyusunan

kembali dan pemasangan kembali. Serta reparasi yakni pengeluaran yang

mempertahankan aktiva berada dalam kondisi untuk operasi (Kieso et al.,2002)

d. Penyusutan Aktiva Tetap

Seiring dengan kegiatan operasional perusahaan maka aktiva tetap

berwujud secara barangsur-angsur kemampuannya untuk memberikan manfaat

ekonomi akan berkurang. Untuk itu perlu diambil suatu kebijakan akuntansi

dalam mengalokasikan biaya perolehan yang sebanding dengan jasa yang

diberikannya selama masa manfaat aktiva teteap tersebut.Penyusutan adalah

alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang

diestimasi untuk periode akuntansi dan dibebankan ke pendapatan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva

yang (Standar Akuntansi Keuangan,2004)

1) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

akuntansi;dan

2) Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas;dan

Universitas Sumatera Utara


3) Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau

memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan

administrasi.

Penyusutan secara terpisah harus dilakukan terhadap setiap bagian aset tetap

yang memiliki biaya perolehan yang cukup signifikan terhadap total biaya

perolehan seluruh aset tersebut (Standar Akuntansi Keuangan,2007). Penyusutan

merupakan suatualokasidari harga perolehan kepada periode-periode yang

menikmati dan tidak ada hubungannya dengan suatu usaha untuk pemupukan

dana dalam rangka mengganti aktiva apabila aktiva tersebut rusak atau tidak

dipakai lagi dimana pengalokasian yang dimaksud harus dilakukan secara

sistematis dan rasional (Subroto,1991). Melalui defenisi diatas dapat kita

simpulkan bahwa penyusutanmerupakan alokasi yang sistematis dan rasional

dalam membebankan biaya dan bukan merupakan pengumpulan dana untuk

menggantikan aktiva tersebut. Penyusutan bukanlah teknik penilaian atas aktiva

tetap melainkan suatu pengakuan terhadap penurunan nilai ekonomis dari suatu

aktiva.

Beberapa faktor yang relevan dalam menentukan beban penyusutan yakni:

1) Harga pokok dari aktiva,yaitu seluruh pengeluaran yang bersangkutan

dengan perolehan dan persiapannya hingga dapat digunakan, meliputi

antara lain harga faktur, ongkos percobaan, dan biaya- biaya lain

sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.

2) Nilai sisa atau suatu jumlah rupiah yang diharapkan dari pemberhentian

aktiva tetap pada akhir umur ekonomisnya.

Universitas Sumatera Utara


Nilai residu dan umur manfaat setiap asset tetap harus di-review

minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil reviw

berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus

diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan

PSAK no.25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan,

Koreksi Kesalalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi

(Standar Akuntansi Keuangan, 2007).

3) Taksiran umur aktiva, sebagai alat yang digunakan untuk mengukur

jumlah unit atau jasa yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut,

sebelum aktiva tetap itu diberhentikan. Umur ekonomis dapat diukur

dengan satuan waktu, seperti misalnya tahun dan bulan, atau satuan

kegiatan atau hasil, seperti misalnya : jam mesin dan jumlah ton yang

dihasilkan.

Ketika aktiva tetap disusutkan maka akan dicatat dengan mendebetbiaya

penyusutan aktiva dan mengkredit akumulasi penyusutan. Demikian juga halnya

dengan aktiva tetap tanaman menghasilkan, penyusutan terhadap aktiva tetap

tanaman akan dimulai pada saat Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

direklasifikasi ke Tanaman menghasilkan (TM). Penyusutan aktiva tetap tanaman

akan diakui sebagai beban produksi dan akumulasi penyusutannya akan disajikan

sebagai pos pengurang jumlah tercatatnya.

Yang dimaksud dengan biaya penyusutan adalah rekening nominal yang

dibebankan kepada penghasilan periode yang bersangkutan, sedangkan akumulasi

Universitas Sumatera Utara


penyusutan adalah rekening real dan merupakan pengurang daripada aktiva yang

bersangkutan.

Ada beberapa metode penyusutan yang dipakai di dalam prakek akuntansi

(Harahap, 1995) yakni:

a. berdasarkan waktu:

1) metode garis lurus (straight-line method)

Metode garis lurus adalah metode alokasi harga perolehan yang

mendasarkan alokasi tersebut pada waktu pemakaian, yang jumlah biaya

penyusutannya akan tetap dari waktu ke waktu. Oleh karena cara penentuannya

yang sangat sederhana yakni hanya dengan cara membagi harga perolehan yang

disusutkan dengn taksiran umur maka metode ini adalah metode yang paling

banyak dipakai.

Rumus untuk menghitung beban penyusutan garis lurus adalah:

D= C-R

C = Harga perolehan

R= Estimasi nilai residu

n= Estimasi umur dalam tahun, jam pemakaian, atau unit out put

r = Tarif penyusutan per periode

D= Beban penyusutan periodik

2) metode pembebanan yang menurun:

a. metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the-year-digit method)

Universitas Sumatera Utara


adalah metode yang mendasarkan alokasinya berdasarkan jumlah angka-

angka tahun dari umur aktivanya.

b. metode saldo menurun

metode ini menghitung beban penyustan dengan cara menggunakan

persentase yang dihitung melalui rumus tertentu dan dikalikan dengan nilai

bukunya, sehingga makin lama beban penyusutannya akan semakin mengecil.

Tarif persentase tersebut tetap tiap tahunya. Persentase tersebut dihitung sebagai

berikut:

r = 1-

r = ratio =taif penyusutan

n = taksiran umur manfaat

S = salvage value = nilai residu

C= Cost= harga perolehan

c. metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

adalah metode yang mengalokasikan harga perolehan dengan tarif tetap,

tarif penyusutan yang tetap tersebut dikalikan dengan nilai buku aktiva sehingga

akan menghasilkan beban penyusutan per periode yang menurun dari periode ke

periode. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan beban penyusutan dengan

metode saldo menurun ganda adalah dengan melipat duakan tarif penyusutan garis

lurus.

Dengan metode garis lurus, tariff depresi dihitung dari 100% : n, dimana n adalah

taksiran masa manfaat. Jika taksiran masa manfaat aktiva adalah 4 tahun, beban

penyusutan dasar garis lurus adalah 100% : 4= 25%.

Universitas Sumatera Utara


3) metode annuity (annuity method )

metode anuitas adalah metode yang menganggap aktiva tetap sebagai aktiva

yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Penyusutan dianggap

merupaka angka bunga yang diperhitungkan atas harga pokok asset yang belum

disusutkan ditambah akumulasi penyusutan.

4) metode sinking fund

adalah metode yang menganggap bahwa penyusutan sebagai kenaikan nilai

dari dana yang dikumpulkan untuk pergantian aktiva. Penyusutan diasumsikan

sebagai dana yang dikumpulkan untuk mengganti aktiva itu pada akhir umur

ekonomisnya.

b. berdasarkan penggunaan:

1) metode jam-jasa (service-hours method)

hampir sama dengan metode hasil produksi, yang membedakannya ialah bahwa

besar kecil penyusutan didasarkan pada jumlah jam jasa yang dihasilkan oleh

aktiva yang bersangkutan.

2) metode jumlah unit produksi (productive-output method)

metode jumlah unit produksi dan metode jam jasa adalah metode- metode yang

alokasinya mendasarkan pada faktor pemakaian, besar kecilnya penyusutan akan

ditentukan oleh banyak sedikitnya pemakaian aktiva yang bersangkutan.

c. berdasarkan kriteria lainnya:

metode berdasarskan kelompok dan gabungan (group and composite method)

1) metode penyusutan kelompok adalah metode digunakan untuk

mengalokasikan harga perolehan dari kelompok aktiva yang

Universitas Sumatera Utara


memiliki jenis yang sama, harga perolehan yang sama dan umur

yang sama atau hampir sama, dalam metode ini aktiva sejenis

akan dikelompokkan sebagai kelompok tersendiri.

2) Sedangkan metode penyusutan gabungan adalah metode

penyusutan yang dipergunakan untuk sekelompok aktiva yang

jenisnya tidak sama baik dari segi harga perolehan maupun

umurnya.

Untuk Tanaman Menghasilkan Budidaya Kelapa Sawit pada PT.Perkebunan

Nusantara II (Persero) Kebun Bandar Klippa metode penyusutan yang digunakan

ialah metode garis lurus dengan taksiran umur 25 tahun.Dimana penyusutan akan

dimulai ketika Tanaman Belum Menghasilkan direklasifikasi ke Tanaman

menghasilkan.

e. Penghentian Aktiva Tetap Dan Pengungkapandalam Laporan Keuangan

1) Penarikan Aktiva tetap

Seiring perjalanan operasional perusahaan setiap aktiva tetap yang telah

digunakan secara terus-menerus pada akhirnya akan mengalami kerusakan

sehingga tidak akan dapat dipergunakan lagi.

Jumlah tercatat asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat :

a) dilepaskan; atau

b) tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari

penggunaan atau pelepasannya.

Universitas Sumatera Utara


Laba atau rugi yang timbul dari penghentiaan pengakuan asset tetap harus

dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat asset tersebut dihentikan

pengakuannya. Laba tidak boleh diklasifikasi sebagai pendapatan (Standar

Akuntansi Keuangan, 2007)

Aktiva tetap tanaman menghasilkan (TM) dan aktiva tetap tanaman belum

menghasilkan (TBM) penghentian pengakuan aset tenaman dilakukan ketika aset

tanaman ditebang atau dijual. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui pada

periode terjadinya dan akan disajikan sebagai pendapatan atau beban nonusaha.

Penarikan aktiva tetap dari penggunaannya dapat dikarenakan oleh faktor fisik

aktiva tetap tersebut yang telah mengalami keausan, dekomposisi dan kerusakan

sehingga hasilnya yang diperoleh sangat jauh dari hasil yang diharapkan dan

diperkirakan.

Selain faktor fisik, penarikan terhadap aktiva tetap pun dilakukan ketika

suatu aktiva tidak lagi efisien dan ekonomis serta keusangan oleh karena

pengenalan teknologi baru. Pencatatan penghentian penggunaan aktiva tetap

dapat dilakukan dengan menghitung nilai buku sebagai selisih antara harga

perolehan aktiva dan akumulasi penyusutannya.Jika harga pelepasan lebih besar

atau lebih kecil dari nilai buku maka keuntungan atau kerugian dapat diakui dan

dilaporkan pada perhitungan laba rugi sebagai pendapatan atau keuntungan lain-

lain atau beban dan kerugian lain-lain pada tahun penarikan aktiva.

Beberapa kondisi sehubungan dengan proses penghentian penbggunaan

akitva, yaitu :

a) Penghentian penggunaan aktiva melalui penjualan

Universitas Sumatera Utara


b) Penghentian penggunaan aktiva melalui pertukaran dengan aktiva

sejenis atau tidak sejenis

c) Penghentian penggunaan karena konversi terpaksa.

2) Penyajian Dalam laporan Keuangan

Aktiva operasi tidak lancar berwujud dan tidak berwujud serta sumber alam

yang dieksplorasi harus dilaporkan secara terpisah di neraca (Santoso,2009)

Laporan keuangan harus mengungkapkan antara lain (Standar Akuntansi

Keuangan,2007) :

a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat

bruto):

b) metode penyusutan yang digunakan

c) umur manfaat atau arif penyusutan yang digunakan

d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan

akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir perode

e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan:

i. penambahan

ii. aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk

dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai

tersedia untuk dijual sesuai dengan paragaraf 45 atau pelepasan lainnya:

iii. akuisisi melalui penggabungan usaha:

Universitas Sumatera Utara


iv. peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraph

31,39 dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal

balik secara langsung pada ekuitas sesuai PSAK No.48:

v. rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi sesuai PSAK

No.48:

vi. rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laporan laba rugi

sesuai PSAK No.48, jika ada:

vii. penyusutan:

viii. selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan

keuangan dari mata uang fungsional mmenjadi mata uang pelaporan

yang berbeda, termasuk penjabaran dari kehgiatan usaha di luar

negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor: dan

ix. perubahan lain.

Aktiva tetap tanaman di dalam laporan neraca akan disajikan sebagai aset

tidak lancar dalam pos tersendiri. Tanaman menghasilkan (TM) akan dicatat

sebesar biaya perolehannya, dan disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi

dengan akumulasi deplesi. Sedangkan terhadap aktiva tetap tanaman belum

menghasilkan (TBM), maka akan dicatat sebesar biaya-biaya yang telah terjadi

sejak saat penanaman sampai saat tanaman tersebut siap untuk menghasilkan

secara komersial.

Pada saat tanaman siap untuk menghasilkan maka akan direklasifikasi

menjadi tanaman telah menhasilkan. Menurut Surat Edaran Ketua Badan

Pengawas Pasar Modal ( No. SE-02/ PM/2002:3) dinyatakan bahwa Tanaman

Universitas Sumatera Utara


belum menghasilkan (TBM) akan disajikan sebesar biaya perolehannya dan tidak

disusutkan.

f. Perlakuan Akuntansi terhadap Aktiva tetap yang ditinjau dari segi

Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana/ standar

dengan realisasi.Efisiensi biasanya tidak dinyatakan dengan mengatakan,

misalnya Pusat Tanggung jawab A 80% efisien, tetapi lebih tepat jika dikatakan

bahwa pusat tanggung jawab tersebut lebih (atau kurang) efisien dibandingkan

dengan para pesaingnya, atau lebih (atau kurang) efisien dibandingkan dengan

anggarannya. (Anthony dan Govindarajan,2005). Secara sederhana maka dapat

dipahami bahwa sesuatu akan terbukti efisien ketika diperhadapkan atau

dibandingkan dengan standar yang berlaku.Efisien juga berarti tepat atau sesuai

untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (tidak membuang waktu, tenaga,

biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat.(Kamus Besar Bahasa

Indonesia.2003).

Dengan demikian efisiennya suatu perlakuan akuntansi terhadap Aktiva

tetap yang dimiliki suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari peraturan yang

berlaku (PSAK pasal 16 dan 17) sebagai pedoman yang mengarahkan berbagai

perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap agar dapat sesuai dengan standar yang

berlaku. Standar hasil produksi yang ditetapkan oleh setiap perusahaan tidaklah

sama. Efisiennya suatu hasil produksi dalam suatu perusahaan dapat dilihat

Universitas Sumatera Utara


dengan membandingkan realisasi hasil produksi dengan standar yang telah

ditetapkan perusahaan atau yang sering disebut dengan RKAP.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan aktiva tetappada

perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan menunjukkan hasil penelitian

bahwa perusahaan-perusahaan tersebutsecara umum telah menerapkan PSAK No.

16 dan 17 sebagai pedoman dalam berbagai kebijakan akuntansi terhadap aktiva

tetap perusahaan.

Tabel 4.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu

No. Peneliti Judul Hasil penelitian


1 Simon (2005) Penerapan PSAK No16 Kebijakan akuntansi
Tentang Akuntansi yang dimiliki
Aktiva Tetap Studi perusahaan terkait
Kasus Pada PT. dengan penggolongan,
Sembada Sennah Maju penggunaan metode
Medan penyusutan, revaluasi,
penghentian dan
pelepasan aktiva tetap
serta pengungkapan
kebijakan akuntansi
terhadap aktiva tetap
dan penyajiannya di
neraca tidaklah
menyimpang dari PSAK
No.16.

Universitas Sumatera Utara


2 Rima M Sinaga Penerapan Akuntansi Akuntansi aktiva tetap
Aktiva Tetap (PSAK yang diterapkan
(2004) No.16)Pada perusahaan terkait
PD.Perkebunan dengan perolehan, dan
Sumatera Utara penyusutan sudah sesuai
dengan standar yang
berlaku.
Perusahaan tidak pernah
menarik aktiva tetapnya
baik karena telah habis
ataupun dijual.
Perusahaan tidak pernah
melakukan revaluasi
atau penilaian kembali
terhadap aktiva tetapnya.
Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Yang menjadi perbedaan diantara proposal penelitian saya dengan penelitian

terdahulu terletak pada : Objek penelitian dan lokasi penelitian serta hubungan

efisiensi hasil produksi dengan RKAPnya.

Universitas Sumatera Utara


C. Kerangka konseptual

A. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap di PSAK No.16 Dan 17


PT.Perkebuanan Nusantara II (Persero)
T.Morawa

Perolehan
Penyusutan
Penyajian

Efisiensi

Gambar 2.1

Kerangka konseptual

PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah perusahaan yang bergerak

dibidang perkebunan dan pengolahan coklat, tebu, kelapa sawit serta tembakau.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah PT.Perkebunan

Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Bandar Klippa. Penelitian ini

membahas tentang penerapan PSAK No.16 dan 17 terhadap aktiva tetap tanaman

Universitas Sumatera Utara


menghasilkan budidaya kelapa sawit pada PTPN II (Persero) Kebun Bandar

Klippa. Selanjutnya pembahasan dibatasi mengenai hal-hal berikut ini:

1. harga perolehan tanaman menghasilkan,

2. penyusutan tanaman menghasilkan,

3. penyajiannya di neraca.

PSAK pasal 16 dan 17 terhadap akuntansi aktiva tetap tanaman

menghasilkan dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap tanaman

menghasilkan pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa

Kebun Bandar Klippa dibandingkan untuk melihat perlakuan akuntansi terhadap

aktiva tetap telah efisien atau belum.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai