2017
Sari, Ismita
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12812
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
UJI ANTIDIABETES DARI
BAHAN FRAKSI ETIL ASETAT
SEMINAR
DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense [L.] Merr &
Perry)
SKRIPSI
OLEH:
ISMITA SARI
NIM 121501068
SKRIPSI
OLEH:
ISMITA SARI
NIM 121501068
OLEH:
ISMITA SARI
NIM 121501068
Disetujui Oleh:
pp
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
skripsi yang berjudul “Uji Antidiabetes dari Fraksi Etil Asetat Daun Jambu Bol
(Syzygium malaccense [L.] Merr & Perry)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas
masukan selama masa pendidikan dan penelitian. Bapak Dr. Kasmirul Ramlan
Sinaga, M.S., Apt., dan Ibu Dr. Marline Nainggolan, M.S., Apt., selaku dosen
selama masa penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis juga berterima kasih
kepada Bapak Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt., dan Ibu Marianne, S.Si., M.Si., Apt.,
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi
ini. Ibu Dr. Marline Nainggolan, M.S., Apt., selaku dosen penasihat akademik
yang telah banyak memberikan nasihat dan bimbingan selama masa perkuliahan.
Bapak dan Ibu koordinator laboratorium yang telah memberikan izin dan fasilitas
Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang
Penulis menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan yang tulus dan
tak terhingga kepada orang tua tercinta, Ayahanda Edy Hariono dan Ibunda
iv
Universitas Sumatera Utara
Waginem, serta kakak, abang, dan adik tercinta, Ely Syafitri, M.Pd., Ewin
Syahputra, S.P., dan Arif Hanali, atas doa dan dukungan baik moril maupun
Rien, Vita, Kak Ika, Novita Tobing, seluruh teman-teman kelas B 2012, STF
2012, keluarga Ath-Thibb, alumni XII IPA 6 T.A. 2011/2012, dan asisten
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya
Ismita Sari
NIM 121501068
v
Universitas Sumatera Utara
vi
Universitas Sumatera Utara
UJI ANTIDIABETES DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN JAMBU BOL
(Syzygium malaccense [L.] Merr & Perry)
ABSTRAK
Kata kunci: Antidiabetes, daun jambu bol, fraksi etil asetat, mencit jantan.
vii
Universitas Sumatera Utara
ANTIDIABETIC TEST OF ETHYL ACETATE FRACTION OF MALAY
APPLE LEAVES (Syzygium malaccense [L.] Merr & Perry)
ABSTRACT
Keywords: Antidiabetic, malay apple leaves, ethyl acetate fraction, male mice.
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN....................................................................... vi
ix
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Sinonim .................................................................... 7
x
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.2 Percobaan pada larutan percobaan ................ 20
xi
Universitas Sumatera Utara
4.4 Efek Antidiabetes FEDJB .................................................. 27
LAMPIRAN .......................................................................................... 46
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil skrining fitokimia simplisia, ekstrak etanol, dan fraksi etil
asetat daun jambu bol ................................................................. 27
4.4 Hasil KGD puasa rata-rata mencit setelah diinduksi aloksan ....... 32
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
terbesar kedua di dunia setelah Cina (Spillane, 2010), di hutan tropis Indonesia
terdapat sekitar 30.000 tumbuhan, jauh melebihi daerah tropis lainnya di dunia,
seperti Amerika Selatan dan Afrika Barat. Sekitar 9.600 spesies diketahui
berkhasiat obat dan 200 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat penting
bagi industri obat tradisional (Kardinan dan Kusuma, 2004). Kecenderungan gaya
dimiliki, namun tidak seluruh kandungan kimia diketahui secara lengkap karena
pemeriksaan bahan kimia dari satu tumbuhan memerlukan biaya yang mahal
dan Kusuma, 2004). Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik pada
sistem endokrin yang dapat ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah.
DM dapat disebabkan oleh kekurangan sekresi insulin, gangguan aksi insulin, atau
keduanya, dan merupakan penyakit yang sering terjadi di dunia (Talaviya, dkk.,
1
Universitas Sumatera Utara
2014). Tahun 2000, Indonesia menempati posisi keempat jumlah penderita DM
terbanyak setelah India, Cina, dan Amerika Serikat, yaitu sekitar 8,4 juta jiwa
(Wild, dkk., 2004). Tahun 2005 sekitar 173 juta orang menderita DM, tahun 2012
sekitar 3,7 juta kematian terjadi di dunia dengan 1,5 juta kematian akibat diabetes
dan 2,2 juta kematian akibat dari komplikasinya. Tahun 2014 sekitar 422 juta
prevalensinya yang meningkat dari tahun ke tahun (Wild, dkk., 2004), tetapi juga
luka bernanah pada kaki, hipertensi, penyakit jantung, dan impotensi (Talaviya,
resistensi dan efek samping yang tidak diinginkan. Sulfonilurea menjadi kurang
metformin menyebabkan diare, perut kembung dan terasa tidak nyaman, serta
Jambu bol (Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry) merupakan famili
Penelitian ekstrak etanol daun jambu bol telah dilakukan oleh Arifin dan kawan-
kawan (2009), menunjukkan dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb dapat menurunkan
2
Universitas Sumatera Utara
kadar gula darah, volume konsumsi air minum, dan volume urin, serta dapat
antidiabetes terhadap fraksi etil asetat yang diperoleh melalui fraksinasi cair-cair
dari ekstrak etanol daun jambu bol untuk mengetahui sejauh mana efektifitasnya,
yang diuji terhadap mencit jantan diabetik (diinduksi dengan aloksan) dan sebagai
adalah:
a. Apakah fraksi etil asetat daun jambu bol memiliki efek antidiabetes terhadap
b. Apakah efek penurunan kadar glukosa darah (KGD) dari fraksi etil asetat daun
jambu bol sama dibandingkan dengan metformin pada mencit jantan yang
diinduksi aloksan?
1.3 Hipotesis
adalah:
a. Fraksi etil asetat daun jambu bol memiliki efek antidiabetes terhadap mencit
b. Terdapat persamaan efek penurunan kadar glukosa darah (KGD) antara fraksi
etil asetat daun jambu bol dengan metformin pada mencit jantan yang
diinduksi aloksan.
3
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui efek antidiabetes fraksi etil asetat daun jambu bol terhadap
b. Untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah (KGD) dari fraksi etil
asetat daun jambu bol dibandingkan dengan metformin pada mencit jantan
simplisia dan ekstrak etanol daun jambu bol, suspensi Na CMC 0,5%, fraksi etil
asetat daun jambu bol (FEDJB) dosis 75, 100, 125, 150 dan 175 mg/kg bb,
fitokimia dan penurunan kadar glukosa darah mencit adalah variabel terikat
4
Universitas Sumatera Utara
Variabel bebas Variabel terikat Parameter
Serbuk simplisia
daun jambu bol
- Alkaloid
- Flavonoid
Ekstrak etanol Skrining - Glikosida
daun jambu bol fitokimia - Saponin
- Tanin
- Triterpenoid/Steroid
Kelompok kontrol:
- Suspensi Na
CMC 0,5%
Kelompok uji: Kadar glukosa
- Suspensi FEDJB Penurunan darah mencit
dosis 75, 100, kadar glukosa (mg/dl)
125, 150 dan 175 darah mencit
mg/kg bb
Kelompok
pembanding:
- Suspensi
metformin 65
mg/kg bb
Waktu pengamatan:
15 hari
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
asing, nama daerah, sinonim, morfologi tumbuhan, syarat tumbuh, manfaat, dan
kandungan kimia.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Keluarga : Myrtaceae
Genus : Syzygium
6
Universitas Sumatera Utara
pomerac), Perancis (poirier de malaque, jambosier rouge, dan pomme malac),
jambu kling dan jambu kapal), Spanyol (pomarrosa malay), Hawaii (ohia),
Vietnam (cay roi, dan man hurong tau) (Morton, 1987; Orwa, dkk., 2009).
Nama daerah jambu bol diantaranya adalah jambu ripu (Aceh), dharsana
(Madura), myambu bol (Bali), jambu bo (Padang), jambu boa (Jambi), Maufa
2.1.5 Sinonim
macrophylla (Lam.) Spreng. nom. illeg., dan Myrtus malaccensis (L.) Spreng
(Lim, 2012).
45 cm. Daun tebal, berhadapan, bentuk lonjong, ukuran 15-38 cm x 7-20 cm,
panjang tangkai daun 0,5-1,5 cm. Bunga berwarna merah muda dengan diameter
5-7 cm. Buah berbentuk lonjong dengan diameter 5-8 cm, berwarna merah gelap.
Daging buah tebal (0,5-2,5 cm), mempunyai kandungan air yang banyak, dan
harum. Biji bulat, diameter 2,5-3,5 cm, dan berwarna coklat (Orwa, dkk., 2009).
7
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Syarat tumbuh
Syarat tumbuh ideal dari tumbuhan jambu bol adalah temperatur 18-28ºC,
kelembaban udara 50-80%, serta tanah dengan keasaman (pH) antara 5,5-7,5,
2.1.8 Manfaat
Pasifik dan Asia Timur-Selatan. Jambu bol secara tradisional digunakan untuk
mengobati nafsu makan yang buruk, nyeri tulang, diabetes, gonore, dan perut
melar setelah melahirkan (WHO, 1998). Infusa dari kulit pohon dan daun dapat
tuberculosis, dan gangguan saluran cerna. Selain itu, jambu bol juga dapat
digunakan untuk mengobati disentri (kulit akar), batuk (sari air daun), sakit mata
(sari air daun), kulit gatal (akar), dan konstipasi (akar) (Cheryll, 2010). Ekstrak
dengan memperbaiki kadar glukosa darah puasa, pengosongan glikogen hati, dan
umum terdiri dari α-pinen 7,3%, (-)-β-pinen 8,0%, p-cimen 13,5% dan α-terpineol
(Karioti, dkk., 2007). Ekstrak etanol daun jambu bol mengandung turunan
senyawa golongan alkaloid, yang diisolasi dari ekstrak metanol kulit batang
8
Universitas Sumatera Utara
Syzygium malaccense menunjukkan potensi menghambat aktivitas α-glukosidase
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan
yaitu:
a. Maserasi
Maserasi digunakan untuk simplisia segar, kering, atau serbuk yang zat
sempurna, dan pelarut yang digunakan jumlahnya banyak (BPOM RI, 2012).
b. Perkolasi
simplisia terutama untuk bahan yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji,
kayu dan akar. Pelarut yang umum digunakan adalah etanol atau campuran etanol-
air. Jika dibandingkan dengan metode maserasi, metode ini tidak memerlukan
lebih lama dan jumlah pelarut yang digunakan lebih banyak (BPOM RI, 2012).
c. Digesti
hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
9
Universitas Sumatera Utara
d. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
e. Infundasi
f. Dekoktasi
2008) yaitu:
1) Jumlah pelarut
pula hasil yang didapatkan. Hal ini disebabkan oleh distribusi partikel dalam
2) Ukuran partikel
meningkatkan laju difusi, namun ukuran partikel yang terlalu halus akan
3) Temperatur
4) Waktu kontak
Waktu kontak antara zat pelarut dengan parikel-partikel padat pada operasi
10
Universitas Sumatera Utara
Ekstrak yang diperoleh masih mengandung senyawa yang sangat
corong pisah yang berbentuk buah pir/lebih bulat untuk mempartisi dua pelarut
yang memiliki perbedaan polaritas yang tinggi seperti air dengan n-heksana,
sedangkan corong pisah yang berbentuk lebih memanjang digunakan untuk dua
pelarut yang memiliki polaritas yang berdekatan misalnya air dengan butanol
(Saifudin, 2014).
2.3 Insulin
amino, dan asam lemak untuk mengubahnya menjadi bahan-bahan yang disimpan
dalam sel-sel tubuh. Glukosa diubah menjadi glikogen untuk keperluan glukosa di
masa mendatang dalam hepar dan otot, sehingga kadar glukosa dalam darah
menurun. Nilai glukosa darah normal adalah 60-100 mg/dl. Ketika kadar glukosa
darah lebih besar dari 180 mg/dl maka dapat terjadi glukosuria (gula dalam urin).
menyebabkan poliuria. Bila gula darah tetap tinggi (>200 mg/dl), maka terjadi
11
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Klasifikasi DM
a. DM tipe 1
(IDDM) atau juvenile onset diabetes, umumnya ditemukan pada anak-anak atau
remaja, terjadi sekitar 5-10% dari kasus diabetes (Talaviya, dkk., 2014). DM tipe
ini diperantarai oleh degenerasi sel β Langerhans pankreas akibat infeksi virus,
produksi insulin sangat rendah atau berhenti sama sekali. Hal tersebut
(Nugroho, 2006).
tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Oleh karena itu, energi
b. DM tipe 2
(NIDDM) atau adult-onset diabetes, umumnya terjadi pada orang dewasa dengan
umur lebih 40 tahun, namun terkadang ditemukan pada remaja. Sekitar 76-85%
meningkat, tetapi tidak berkerja dengan baik dalam memanfaatkan gula. Faktor
12
Universitas Sumatera Utara
DM tipe 2 secara patologis disebabkan oleh dua hal yaitu penurunan
c. Diabetes gestasional
dengan nama “pankreatektomi”. Metode ini sudah jarang digunakan karena tidak
secara kuat mencerminkan kondisi patologi pada manusia. Oleh karena itu, para
13
Universitas Sumatera Utara
peneliti menggunakan metode tanpa pembedahan yang pertama kali dikenalkan
tipe 2 dapat dihasilkan dengan beberapa cara yaitu: pemberian nutrisi (seperti
makanan yang kaya fruktosa pada tikus selama lebih dari 2 bulan) sehingga dapat
secara i.p. pada tikus neonatal akan menginduksi DM tipe 2 pada usia 6 minggu
tikus BB (bio breeding) atau mencit NOD (non-obese diabetic) (Nugroho, 2006).
a.1 Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek meningkatkan sekresi insulin oleh sel
a.2 Glinid
Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu repaglinid (derivat asam benzoat)
14
Universitas Sumatera Utara
dan nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Efek samping
b.1 Metformin
ambilan glukosa di jaringan perifer. Obat yang termasuk dalam golongan ini
adalah pioglitazon.
glukosa dalam usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa
darah setelah makan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah penumpukan
gas dalam usus. Efek samping ini dapat dikurangi dengan cara pemberian dengan
(Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif.
15
Universitas Sumatera Utara
e. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2)
jenis baru yang menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli distal ginjal
2.5 Aloksan
hidrofilik dan tidak stabil. Waktu paro pada suhu 37°C dan pH netral adalah 1,5
menit dan bisa lebih lama pada suhu yang lebih rendah. Aloksan dapat digunakan
subkutan adalah 2-3 kalinya (Szkudelski, 2001). Aloksan dapat secara cepat
16
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun jambu bol, pembuatan fraksi
etil asetat daun jambu bol, penyiapan hewan percobaan, pengujian efek
antidiabetes fraksi etil asetat daun jambu bol pada mencit jantan dengan
menggunakan metode toleransi glukosa dan induksi aloksan. Data hasil penelitian
3.1 Alat
3.2 Bahan
tumbuhan dan bahan kimia. Bahan tumbuhan yang digunakan yaitu daun jambu
bol (Syzygium malaccense [L.] Merr & Perry). Bahan kimia yang digunakan
adalah akuades, etanol destilasi, n-heksana destilasi, etil asetat destilasi, metanol,
17
Universitas Sumatera Utara
asam sulfat pekat, asam klorida 2N, asam klorida pekat, kloroform, LP Mayer, LP
metformin (Hexpharm).
bahan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Bahan diambil dari pohon yang
tumbuh di Emplasmen, PTPN 3 Kebun Pulau Mandi, Kec. Buntu Pane, Kab.
Asahan. Daun yang diambil adalah helai daun yang masih segar, berwarna hijau,
dalam keadaan baik dengan usia dewasa, tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda.
(LIPI) Bogor dan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Mulyana, 2016).
dalam lemari pengering pada temperatur ±40°C sampai kering (ditandai bila
diremas rapuh), kemudian ditimbang sebagai berat kering. Simplisia yang telah
kering diblender menjadi serbuk lalu disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
18
Universitas Sumatera Utara
3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol
Pembuatan ekstrak etanol daun jambu bol dilakukan dengan cara maserasi
dalam sebuah bejana, dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup, dan
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk. Selanjutnya
hari di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya, lalu dienaptuangkan atau disaring.
diserkai, dan diuapkan menggunakan rotary evaporator pada temperatur < 50oC
Residu (sisa) ditambahkan dengan 100 ml pelarut etil asetat, dikocok, kemudian
didiamkan sampai terdapat 2 lapisan, lapisan etil asetat (lapisan atas) dipisahkan.
Pengerjaan ini dilakukan sampai lapisan etil asetat memberikan hasil negatif
dengan bantuan rotary evaporator, sehingga diperoleh fraksi etil asetat kental.
19
Universitas Sumatera Utara
Lapisan etanol-air (sisa) diambil, kemudian dipekatkan menggunakan rotary
disaring, filtrat dipakai untuk uji alkaloida. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalam
Alkaloid disebut positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua atau tiga
Lapisan metanol diambil, diuapkan pada suhu 40° C di bawah tekanan. Kemudian
20
Universitas Sumatera Utara
klorida 2 N, didiamkan selama 1 menit. Kemudian ditambahkan 10 tetes asam
klorida pekat, jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi warna merah intensif
klorida pekat, jika terjadi warna merah jingga sampai warna merah ungu
(II) asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari 3 kali
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diuapkan di atas penangas air sampai tersisa
sedikit, lalu ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes larutan pereaksi Molisch, lalu
terbentuk cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya ikatan gula
selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak
kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida
21
Universitas Sumatera Utara
3.6.5 Pemeriksaan tanin
ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi (III) klorida 1% b/v. Jika terjadi warna biru
n-heksana selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap.
warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroid sedangkan warna merah,
putih jantan dengan berat badan 20-30 g usia sekitar 2-3 bulan. Mencit ini
sebelumnya diaklimatisasi selama dua minggu (BPOM RI, 2014). Dua minggu
dengan sebaik-baiknya pada kandang yang mempunyai ventilasi baik dan dijaga
22
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Pembuatan larutan aloksan monohidrat 150 mg/kg bb
10 ml, dilarutkan dengan larutan NaCl 0,9% dalam keadaan dingin. Volume
menit hingga diperoleh massa yang transparan, lalu digerus sampai homogen,
diencerkan dengan akuades hangat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100
lumpang, digerus dan ditambahkan suspensi Na CMC 0,5% sedikit demi sedikit
ditambahkan suspensi Na CMC 0,5% sedikit demi sedikit sambil digerus sampai
Variasi dosis yang digunakan dalam pengujian ini adalah dosis 75, 100,
125, 150 dan 175 mg/kg bb. Pembuatan suspensi FEDJB dosis 75 mg dilakukan
suspensi Na CMC 0,5% sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen,
pembuatan suspensi FEDJB dosis 100, 125, 150 dan 175 mg/kg bb.
23
Universitas Sumatera Utara
3.9 Tahap Pengujian
otomatis. Kode nomor yang muncul pada layar dicocokkan dengan yang ada pada
vial strip glukotes. Pada layar muncul tanda siap untuk diteteskan darah, 1 tetes
darah disentuhkan ke strip glukotes dan akan terserap melalui aksi kapiler. Ketika
wadah terisi penuh oleh darah, alat mulai mengukur kadar glukosa darah.
Mencit dipuasakan (tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum) selama
darah vena dengan cara ekor mencit didisinfektan dengan etanol 70% lalu ujung
ekor digunting secara aseptik (Thomson, 1985), tetesan darah pertama dibuang,
tetesan berikutnya diserapkan pada strip glukotes yang terselip pada alat.
Sejumlah darah tertentu akan terserap sesuai dengan kapasitas serap strip, setelah
itu perdarahan ekor mencit dihentikan, dalam waktu 10 detik pada layar tertera
kelompok terdiri dari 3 ekor mencit yang diberi perlakuan per oral. Kelompok 1
0,65 mg/kg bb, dan kelompok 3-7 diberi suspensi FEDJB dosis 75, 100, 125, 150,
175 mg/kg bb. Setiap kelompok yang telah diberikan sediaan uji, setelah 30 menit
diberikan larutan glukosa 50% dengan dosis 3 g/kg bb per oral. Setelah pemberian
24
Universitas Sumatera Utara
glukosa, dilakukan pengukuran KGD mencit pada menit ke- 30, 60, 90, dan 120
menggunakan glukometer.
berat badannya, diukur KGD puasa, dan diinduksi aloksan dosis 150 mg/kg bb
secara intraperitonial (Ofor, dkk., 2013). Kemudian pada hari ke- 3 KGD mencit
diukur. Mencit dianggap diabetes apabila kadar glukosa darah puasa ≥ 200 mg/dl
kelompok terdiri dari 5 ekor dan diberi perlakuan secara oral. Kelompok 1 diberi
bb, dan kelompok 3-7 diberi suspensi FEDJB dosis 75, 100, 125, 150 dan 175
mg/kg bb. Ketujuh kelompok diberi sediaan uji selama 15 hari berturut-turut,
pengukuran kadar glukosa darah diukur pada hari ke- 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15
dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Tukey untuk melihat perbedaan yang nyata antar
perlakuan.
25
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
LIPI, Bogor, menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah daun jambu
bol (Syzygium malaccense [L.] Merr & Perry) suku Myrtaceae. Hasil identifikasi
dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 46, sedangkan gambar tumbuhan jambu
diperoleh ekstrak kental 113,7 g. Pelarut etanol 80% (campuran alkohol dan air)
bahan alam (Andriani, 2011). Pelarut etanol tidak toksik (Harborne, 1987) dan
tidak bereaksi dengan senyawa yang ada pada tumbuhan (Khairunnisa, 2012).
Bagan prosedur kerja dan pembuatan ekstrak etanol dapat dilihat pada Lampiran
fraksinasi cair-cair dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Pembuatan fraksi-
fraksi dari ekstrak etanol dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 51.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia Simplisia, Ekstrak Etanol, dan Fraksi Etil
Asetat Daun Jambu Bol
Skrining fitokimia terhadap simplisia, ekstrak etanol, dan fraksi etil asetat
26
Universitas Sumatera Utara
metabolit sekunder yang terdapat di dalam simplisia, ekstrak etanol, dan fraksi etil
flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid/steroid dan glikosida. Fraksi etil asetat daun
jambu bol mengandung senyawa golongan metabolit sekunder yang sama dengan
dapat dilihat pada Tabel 4.1. Kandungan metabolit sekunder fraksi etil asetat daun
2006), saponin (Firdous, dkk., 2009), tanin (Ravichandiran, dkk., 2012) yang
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia simplisia, ekstrak etanol, dan fraksi etil asetat
daun jambu bol
27
Universitas Sumatera Utara
keadaan homeostasis setelah kadar glukosa darah meningkat (Syah, dkk., 2015).
meniadakan pengaruh zat-zat lain terhadap kadar glukosa darah (KGD) puasa
sehinga peningkatan KGD mudah terlihat dan meningkatkan rasa lapar pada tikus
sehingga tikus mau menelan sediaan uji pada saat diberi perlakuan (Padilah,
2009). Pemberian glukosa secara oral atau intraperitonial dapat memicu kenaikan
insulin plasma yang lebih besar dibandingkan dengan pemberian secara intravena,
glukosa. Pengujian glukosa dilakukan selama 2 jam dengan tujuan untuk melihat
efek penurunan kadar glukosa darah dengan selang waktu 30 menit, diharapkan
absorbsi glukosa darah ke dalam jaringan dapat teramati dengan baik (Syah, dkk.,
2015). Puncak kadar glukosa dalam ½ atau 1 jam dan kembali normal setelah 2-3
didapat, mudah ditangani, murah dan telah ada penelitian sebelumnya yang
berhasil, contohnya yang telah dilakukan oleh Haro (2015) yang melakukan uji
antidiabetes ekstrak etanol daun kelapa sawit terhadap mencit jantan. Mencit
jantan dipilih karena memiliki kondisi hormonal yang lebih stabil dibanding
betina dan tidak mengalami siklus estrus, masa kehamilan dan menyusui yang
mempengaruhi psikologis hewan uji. Mencit jantan pada usia 2-3 bulan adalah
28
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
a. FEDJB dosis 75, 100, 125, 150 dan 175 mg/kg bb mempunyai efek
penurunan 55,19%, 66,77%, 70,43%, 71,59%, dan 73,04% pada hari ke- 15.
Kelompok FEDJB dosis 75, 100, 125, 150 dan 175 mg/kg bb terdapat
b. FEDJB dosis 100, 125, 150 dan 175 mg/kg bb tidak mempunyai perbedaan
5.2 Saran
a. Melakukan standarisasi ekstrak etanol daun jambu bol agar dapat digunakan
c. Mengisolasi kandungan aktif dari fraksi etil asetat daun jambu bol yang
39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Adejoh, I.P., Chiadikaobi, O.S., Barnabas, A.O., Ifeoluwa, A.O., dan Muhammed,
H. S. (2016). In Vivo and In Vitro Comparative Evaluation of the Anti-
diabetic Potentials of the Parts of Moringa oleifera Tree. European
Journal of Biotechnology and Bioscince. ISSN 2321-9122. 4(1): 15.
www.bioscienejournals.com.
Arifin, H., Henny, L., dan Roslinda, R. (2009). Pengembangan Tumbuhan Jambu
Bol (Eugenia malaccensis L.) sebagai Obat Antidiabetes. Hasil Penelitian
Hibah Unggulan Strategis Nasional. Fakultas Farmasi. Universitas
Andalas. Padang.
Arifin, H., Ann, M., dan Asram, A. (2011). Pengaruh Air Perasan Bengkuang
(Pachrizus erosus L. Urb.) terhadap Kadar Gula Darah Mencit Putih
Jantan Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi. 16(2):128-137.
Arumugam, B., Manaharan, T., Chua, K. H., Kuppusamy, U.R., dan Palanisamy,
U. D. (2014). Antioxidant and Antiglicemic potentials of a standardized
extract of Syzygium malaccense. LWT-Food Science and Technology.
Elsevier. 59: 707-712.
Arumugam, B., Manaharan, T., Chua, K. H., Kuppusamy, U.R., dan Palanisamy,
U. D. (2016). Potential Antihyperglycaemic Effect of Myricetin
Derivatives from Syzygium malaccense. Journal of Functional Foods.
Elsevier. 22: 325-336.
40
Universitas Sumatera Utara
malaccense upon Streptozotocin Induced Diabetic Rats. Journal of
Natural Remedies. 5: 46-51.
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffrey, G.H., dan Mendham, J. (1994). Buku Ajar
Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Halaman 165.
Batista, A.G., Silva, J.K., Cazarin, C.B.B., Biasoto, A.C.T., Sawaya, A.C.H.F.,
Prado, M.A., dan Junior, M.R.M. (2016). Red-Jambo (Syzygium
malaccense): Bioactive Compounds in Fruits and Leaves. LWT-Food
Science and Technology. Elsevier. Halaman 1-8.
BPOM RI. (2014). Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik secara In Vivo. Jakarta:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Halaman 12-13.
Bustan, M.D., Febriyani, R., dan Pakpahan ,H. (2008). Pengaruh Waktu Ekstraksi
dan Ukuran Partikel terhadap Berat Oleoresin Jahe yang Diperoleh dalam
Berbagai Jumlah Pelarut Organik (Metanol). Jurnak Teknik Kimia
Fakultas Teknik Unsri. 15(4): 18.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 5-14, 80-91, 325.
Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 17.
Federiuk, I.F., Casey, H.M., Quinn, M.J., Wood, M.D., dan Ward, W.K. (2004).
Induction of Type-1 Diabetes Mellitus in Laboratory Rats by Use of
Alloxan: Route of Administration, Pitfalls, and Insulin Treatment. 54(3):
252-257.
Firdous, M., Koneri, R., Sarvaraidu, C.H., Harish, M., dan Shubhapriya, K.H.
(2009). NIDDM Antidiabetic Activity of Saponins of Momordica
41
Universitas Sumatera Utara
cymbalaria in Streptozotocin-Nicotinamide NIDDM Mice. Journal of
Clinical and Diagnosis Research. 3: 1460-1465.
Funke, I., dan Melzig, M.F. (2006). Traditionally Used Plants in Diabetes
Therapy-Phytotherapeutics as Inhibitors of α-Amylase Activity. Revista
Brasileria de Farmacognosia Brazilian Journal of Pharmacognos. 16(1):
1-5.
Gaikwad, S.B., Mohan, G.K., dan Rani, M.S. (2014). Phytochemicals for Diabetes
Management. Pharmaceutical Crops. 5: 11-28.
Guzman, A., dan Guerrero, R.O. (2005). Inhibition of Aldose Reductase by Herbs
Extracts and Natural Substances and Their Role in Prevention of
Cataracts. Revista Cubana de Plantas Medicinales.10: 3-4.
Hariana, H.A. (2004). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 1.
Harmita dan Radji, M. (2008). Kepekaan terhadap Antibiotik. Dalam: Buku Ajar
Analisis Hayati. Edisi 3. Jakarta: EGC. Halaman 67.
Haro, D. V. (2015). Uji Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) terhadap Mencit Jantan. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Indrawati, S., Yuliet, dan Ihwan. (2015). Efek Antidiabetes Ekstrak Air Kulit
Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) terhadap Mencit (Mus
musculus) Model Hiperglikemia. Galenika Journal of Pharmacy. 2(1): 69-
76.
Kardinan, A., dan Kusuma, F.R. (2004). Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh
Alami. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Halaman 1-5.
Karioti, A., Skaltsa, H., dan Gbolade, A.A. (2007). Analysis of the Leaf Oil of
Syzygium malaccense Merr. Et Perry from Nigeria. Journal of Essential
Oil Research. 19: 2.
42
Universitas Sumatera Utara
Kumar, A.Y., Nandakumar, K., Handral, M., Talwar, S., dan Dhayabaran, D.
(2011). Hypoglycaemic and Anti-diabetic Activity of Stem Bark Extracts
Erythina indina in Normal and Alloxan-Induced Diabetec Rats. Saudi
Pharmaceutical Journal. 19: 35-42.
Lim, T.K. (2012). Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants. Fruits. ISBN 978-
94-007-2533-1. Volume 3. New York: Springer Science+Business Media
B.V. Halaman 769.
Morton, J.F. (1987). Malay Apple. Dalam buku Fruits of Warm Climates. Miami:
Purdue University. ISBN: 0-9610184-1-0. Halaman 378-381.
Mulyana, L. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Jambu Bol (Syzygium
malaccense L. Merr & Perry) sebagai Antikolesterol Menggunakan Tikus
Jantan. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nunes, P.C., Aquino, J.S., Rockenbach, I.I., dan Stamford, T.L.M. (2016).
Physico-Chemical Characterization, Bioactive Compounds and
Antioxidant Activity of Malay Apple [Syzygium malaccense (L.) Merr.
& L.M. Perry]. Research Article. Plos One. Pages 1-11.
Ofor, C.C., Oguwike, F.N., Onubueze, D.P.M., dan Olisa, M.C. (2013). Effects of
Bitter Cola (Garcinia kola) on Haemostatic and Biochemical Indiced Male
Diabetic Albino Wistar Rats. Journal of Dental and Medical Science
(IOSR-JDMS). E-ISSN: 2279-0853. P-ISSN: 2279-0861. 11(3):54.
Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R., Jamnadass, R., Anthony, S. (2009). Syzygium
malaccense. Dalam Agroforestree Database: a Tree Reference and
Selection Guide Version 4.0.Kenya: World Agroforestry Centre. Diakses
tanggal 30 Desember 2016 pukul 19.48.http://www.worldagroforestry.org
/treedb/AFTPDFS/Syzygium_malaccense.PDF.Halaman 1.
Otari, A. (2013). Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak n-Heksan dari Lumut Hati
(Mastigophora diclados) dengan Metode Induksi Aloksan. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
43
Universitas Sumatera Utara
Padilah, I. (2009). Uji Efek Hipoglikemia Fraksi Etil Asetat Biji Jinten Hitam
(Nigella sativa Linn) pada Tikus Putih Jantan dengan Metode Induksi
Aloksan dan Toleransi Glukosa. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Pourcel, L., Routaboul, J.M., Cheynier, V., Lepiniec, L., dan Debeaujon, I.
(2006). Flavonoid Oxidation in Plants: From Biochemical Properties to
Physiological. Review. TRENDS in Plant Science. 12(1): 29-36.
Prameswari, O.M., dan Simon, B.W. (2014). Uji Efek Ektrak Air Daun Pandan
Wangi terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Tikus
Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2): 16-27.
Rohilla, A., dan Ali, S. (2012). Alloxan Induced Diabetes: Mechanisms and
Effects. Review Article. International Journal of Research in
Pharmaceutical and Biomedical Science. ISSN 2229-3701. 3(2): 819-823.
Subramanian, S., Kalpana, M.B., dan Prasath, G.S. (2014). Studies on the
antidiabetic activity of Ananas comosus leaves in STZ induced diabetic
rats. Der Pharmacia Lettre. Schoolars Research Library. ISSN 0975-5071.
6(1): 190-198.
Syah, M.I., Suwendar, dan Mulqie, L. (2015). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak
Etanol Daun Mangga Arumanis (Mangifera indica L. “Arumanis”) pada
Mencit Swiss Webster Jantan dengan Metode Tes Toleransi Glukosa
(TTGO). Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba. ISSN 2460-6472.
44
Universitas Sumatera Utara
Talaviya, P.A., Rao, S.K., Vyas, B.M., Indoria, S.P., Suman, R.K., dan Suvagiya,
V. P. (2014). A Review On: Potential Antidiabetic Herbal Medicines.
International Journal of Pharmaceutical Science and Research. IJPSR. E-
ISSN 0975-8232; P-ISSN 2320-5148.5(2): 302-319.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., dan King, H. (2004). Global
Prevalence of Diabetes: Estimates for the Year 2000 and Projections for
2030. Original Article. Diabetes Care. 27(5): 1047-1053.
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan jambu bol (Syzygium malaccense [L.]
Merr. & Perry)
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar tumbuhan jambu bol (Syzygium malaccense [L.] Merr &
Perry)
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar serbuk simplisia daun jambu bol
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan prosedur kerja
Dicuci
Ditiriskan
Dikeringkan
Simplisia
Dihaluskan
Serbuk simplisia
Pembuatan
ekstrak
Dimaserasi dengan
etanol
Skrining
fitokimia, Ekstrak etanol
meliputi
pemeriksaan Difraksinasi dengan
terhadap: n-heksana, dan etil
− alkaloid asetat
− glikosida
− flavonoid
− saponin
− tanin Fraksi Fraksi Fraksi
− triterpenoid/ n-heksana etil asetat etanol-air
streroid
Analisis data
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Pembuatan ekstrak etanol daun jambu bol
Ditutup rapat
Diserkai, diperas
Maserat I Ampas
Maserat II Ampas
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Pembuatan fraksi-fraksi dari ekstrak etanol
Ditambahkan akuades
Ditambahkan n-heksana
Dikocok
Difraksinasi dengan
n- heksana sampai
memberikan hasil
negatif dengan
Liebermann-
Burchard
Ditambahkan etil
asetat
Dikocok
Didiamkan sampai
terdapat 2 lapisan
yang terpisah
. Dipekatkan
Fraksi kental
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Tabel konversi dosis hewan dengan manusia dan volume maksimal
larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Contoh perhitungan dosis
− Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada mencit (20-
= 150 mg/kg bb x BB
= 3 mg
= 0,2 ml
glibenklamid.
− Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis mencit dengan berat 20 g adalah
= 5 mg x 0,0026
= 0,65 mg/kg bb
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (lanjutan)
= x 4022 mg
= 26,14 mg ≈ 26 mg
dan ditambahkan larutan Na CMC 0,5% b/v sedikit demi sedikit sambil
= x 10 ml
= 0,2 ml
metformin HCl.
− Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis mencit dengan berat 20 g adalah
= 500 mg x 0,0026
= 65 mg/kg bb
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (lanjutan)
− Serbuk tablet metformin yang digunakan
= x 10830 mg
ditambahkan larutan Na CMC 0,5% b/v sedikit demi sedikit sambil digerus
= 0,2 ml
− Dosis suspensi ekstrak fraksi etil asetat daun jambu bol yang akan dibuat
Timbang 75 mg, 100 mg, 125 mg, 150 mg, 175 mg fraksi etil asetat daun
− Volume suspensi FEDJB 75, 100, 125, 150, dan 175 mg/kg bb yang diberikan
= x 10 ml
= 0,2 ml
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Surat persetujuan etik penelitian
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Gambar alat pengukur KGD mencit
a b
c d
Keterangan gambar:
a = glukometer EasyTouch®GCU
b = wadah strip
c = chip
d = strip glukotes
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data pengukuran KGD mencit dengan metode toleransi glukosa
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (lanjutan)
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (lanjutan)
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 . Hasil analisis secara statistik pada metode toleransi glukosa
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 57.683 20
Total 8004.952 20
Total 6586.952 20
Total 13101.238 20
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Data pengukuran KGD mencit dengan metode induksi aloksan
30,0 100 357 374 411 455 493 499 540 550
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
25,0 100 455 440 407 369 298 193 150 144
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (lanjutan)
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Hasil analisis statistik uji antidiabetes metode induksi aloksan
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 105.664 34
Total 97796.686 34
Total 112373.886 34
Total 206344.686 34
Total 670443.543 34
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Total 10324.095 34
Total 18040.667 34
Total 31851.990 34
Total 52691.038 34
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Multiple Comparisons
Tukey HSD
95% Confidence
Mean Interval
Dependent Std.
(I) Perlakuan (J) Perlakuan Difference Sig.
Variable Error Lower Upper
(I-J)
Bound Bound
*
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -5.39383 .76672 .000 -7.8260 -2.9617
hari ke- 3 mg/kg bb
*
FEDJB 100 -6.69239 .76672 .000 -9.1245 -4.2603
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -6.74288 .76672 .000 -9.1750 -4.3108
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -11.52425 .76672 .000 -13.9564 -9.0921
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -13.91800 .76672 .000 -16.3501 -11.4859
mg/kg bb
*
Metformin 65 -14.61768 .76672 .000 -17.0498 -12.1856
mg/kg bb
Metformin 65 CMC Na 14.61768* .76672 .000 12.1856 17.0498
mg/kg bb 0,5%
FEDJB 75 9.22385* .76672 .000 6.7917 11.6560
mg/kg bb
FEDJB 100 7.92529* .76672 .000 5.4932 10.3574
mg/kg bb
FEDJB 125 7.87481* .76672 .000 5.4427 10.3069
mg/kg bb
*
FEDJB 150 3.09343 .76672 .006 .6613 5.5256
mg/kg bb
FEDJB 175 .69969 .76672 .967 -1.7324 3.1318
mg/kg bb
*
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -17.47708 2.34479 .000 -24.9151 -10.0391
hari ke- 5 mg/kg bb
*
FEDJB 100 -21.00409 2.34479 .000 -28.4421 -13.5661
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -24.55005 2.34479 .000 -31.9880 -17.1121
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -27.39404 2.34479 .000 -34.8320 -19.9561
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -33.26087 2.34479 .000 -40.6988 -25.8229
mg/kg bb
Metformin 65 -37.85666* 2.34479 .000 -45.2946 -30.4187
mg/kg bb
Metformin 65 CMC Na 37.85666* 2.34479 .000 30.4187 45.2946
mg/kg bb 0,5%
*
FEDJB 75 20.37958 2.34479 .000 12.9416 27.8176
mg/kg bb
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
*
FEDJB 100 16.85257 2.34479 .000 9.4146 24.2905
mg/kg bb
*
FEDJB 125 13.30662 2.34479 .000 5.8686 20.7446
mg/kg bb
*
FEDJB 150 10.46262 2.34479 .002 3.0246 17.9006
mg/kg bb
FEDJB 175 4.59579 2.34479 .460 -2.8422 12.0338
mg/kg bb
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -32.65883* 3.50188 .000 -43.7672 -21.5504
hari ke-7 mg/kg bb
FEDJB 100 -40.22050* 3.50188 .000 -51.3289 -29.1121
mg/kg bb
FEDJB 125 -42.84605* 3.50188 .000 -53.9545 -31.7376
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -46.85091 3.50188 .000 -57.9593 -35.7425
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -49.31186 3.50188 .000 -60.4203 -38.2034
mg/kg bb
*
Metformin 65 -51.66565 3.50188 .000 -62.7741 -40.5572
mg/kg bb
*
Metformin 65 CMC Na 51.66565 3.50188 .000 40.5572 62.7741
mg/kg bb 0,5%
*
FEDJB 75 19.00682 3.50188 .000 7.8984 30.1152
mg/kg bb
*
FEDJB 100 11.44515 3.50188 .040 .3367 22.5536
mg/kg bb
FEDJB 125 8.81960 3.50188 .191 -2.2888 19.9280
mg/kg bb
FEDJB 150 4.81474 3.50188 .810 -6.2937 15.9232
mg/kg bb
FEDJB 175 2.35379 3.50188 .993 -8.7546 13.4622
mg/kg bb
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -48.86893* 4.20740 .000 -62.2154 -35.5225
hari ke 9 mg/kg bb
*
FEDJB 100 -60.90617 4.20740 .000 -74.2526 -47.5597
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -60.89022 4.20740 .000 -74.2367 -47.5438
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -58.92835 4.20740 .000 -72.2748 -45.5819
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -66.08004 4.20740 .000 -79.4265 -52.7336
mg/kg bb
*
Metformin 65 -67.55563 4.20740 .000 -80.9021 -54.2092
mg/kg bb
*
Metformin 65 CMC Na 67.55563 4.20740 .000 54.2092 80.9021
mg/kg bb 0,5%
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
*
FEDJB 75 18.68670 4.20740 .002 5.3403 32.0331
mg/kg bb
FEDJB 100 6.64945 4.20740 .695 -6.6970 19.9959
mg/kg bb
FEDJB 125 6.66541 4.20740 .693 -6.6810 20.0118
mg/kg bb
FEDJB 150 8.62727 4.20740 .408 -4.7192 21.9737
mg/kg bb
FEDJB 175 1.47558 4.20740 1.000 -11.8709 14.8220
mg/kg bb
*
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -63.05155 4.07933 .000 -75.9917 -50.1114
hari ke-11 mg/kg bb
*
FEDJB 100 -84.76527 4.07933 .000 -97.7054 -71.8251
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -87.37029 4.07933 .000 -100.3104 -74.4301
mg/kg bb
FEDJB 150 -85.15780* 4.07933 .000 -98.0979 -72.2176
mg/kg bb
FEDJB 175 -88.61010* 4.07933 .000 -101.5503 -75.6700
mg/kg bb
Metformin 65 -79.67360* 4.07933 .000 -92.6137 -66.7334
mg/kg bb
*
Metformin 65 CMC Na 79.67360 4.07933 .000 66.7334 92.6137
mg/kg bb 0,5%
*
FEDJB 75 16.62204 4.07933 .006 3.6819 29.5622
mg/kg bb
FEDJB 100 -5.09168 4.07933 .869 -18.0318 7.8485
mg/kg bb
FEDJB 125 -7.69669 4.07933 .505 -20.6368 5.2435
mg/kg bb
FEDJB 150 -5.48420 4.07933 .825 -18.4244 7.4559
mg/kg bb
FEDJB 175 -8.93651 4.07933 .332 -21.8767 4.0036
mg/kg bb
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -81.52075* 4.09745 .000 -94.5184 -68.5231
hari ke-13 mg/kg bb
FEDJB 100 -95.87989* 4.09745 .000 -108.8775 -82.8822
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -97.67014 4.09745 .000 -110.6678 -84.6725
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -96.35443 4.09745 .000 -109.3521 -83.3568
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -98.49271 4.09745 .000 -111.4904 -85.4951
mg/kg bb
*
Metformin 65 -98.58754 4.09745 .000 -111.5852 -85.5899
mg/kg bb
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
*
Metformin 65 CMC Na 98.58754 4.09745 .000 85.5899 111.5852
mg/kg bb 0,5%
*
FEDJB 75 17.06679 4.09745 .004 4.0691 30.0644
mg/kg bb
FEDJB 100 2.70765 4.09745 .994 -10.2900 15.7053
mg/kg bb
FEDJB 125 .91740 4.09745 1.000 -12.0803 13.9151
mg/kg bb
FEDJB 150 2.23311 4.09745 .998 -10.7645 15.2308
mg/kg bb
FEDJB 175 .09483 4.09745 1.000 -12.9028 13.0925
mg/kg bb
Penurunan pada CMC Na 0,5% FEDJB 75 -95.54553* 3.42668 .000 -106.4154 -84.6757
hari ke-15 mg/kg bb
*
FEDJB 100 -107.13068 3.42668 .000 -118.0006 -96.2608
mg/kg bb
*
FEDJB 125 -110.79311 3.42668 .000 -121.6630 -99.9232
mg/kg bb
*
FEDJB 150 -111.94648 3.42668 .000 -122.8164 -101.0766
mg/kg bb
*
FEDJB 175 -113.39758 3.42668 .000 -124.2675 -102.5277
mg/kg bb
*
Metformin 65 -113.67248 3.42668 .000 -124.5424 -102.8026
mg/kg bb
*
Metformin 65 CMC Na 113.67248 3.42668 .000 102.8026 124.5424
mg/kg bb 0,5%
*
FEDJB 75 18.12695 3.42668 .000 7.2571 28.9968
mg/kg bb
FEDJB 100 6.54180 3.42668 .491 -4.3281 17.4117
mg/kg bb
FEDJB 125 2.87937 3.42668 .978 -7.9905 13.7493
mg/kg bb
FEDJB 150 1.72600 3.42668 .999 -9.1439 12.5959
mg/kg bb
FEDJB 175 .27490 3.42668 1.000 -10.5950 11.1448
mg/kg bb
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Perlakuan N 1 2 3 4
a
Tukey HSD
Perlakuan N 1 2 3 4 5
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Tukey HSDa
Perlakuan N 1 2 3 4
a
Tukey HSD
Perlakuan N 1 2 3
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Perlakuan N 1 2 3
a
Tukey HSD
Perlakuan N 1 2 3
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (lanjutan)
Tukey HSDa
Perlakuan N 1 2 3
75
Universitas Sumatera Utara