PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
macam kebijakan ekonomi untuk keluar dari masa krisis yang bebeda-beda.
masyarakat suatu Negara tersebut. Salah satu elemen kebijakan pemerintah adalah
kebijakan dalam hal pengeluaran pemerintah. Untuk itu kita perlu memahami
Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran
dirinci dan selanjutnya akan dibuat pengalokasian pada keperluan belanja negara.
negara tersebut. Untuk itu diperlukan komitmen, konsisten, dan tanggung jawab
dari semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan APBN tersebut. APBN
B. Rumusan Masalah
pemerintah?
C. Tujuan Penulisan
pemerintah.
6. Untuk mengetahui fungsi dan peran APBN di Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
fiskal.
kegiatan ekonomi.
Dalam perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dipilah dan
sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar.
disequilibrium.
dan Jepang pada abad ke-19 menunjukkan bahwa aktivitas pemerintah dalam
pemerintah.
meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi (subsidi daerah
dan subsidi harga barang) angsuran dan bunga utang pemerintah, serta jumlah
dibedakan atas pengeluaran pembangunan yang dibiayai dengan dana rupiah dan
bantuan proyek.
neraca, yaitu neraca produksi, neraca penerimaan dan pengeluaran, serta neraca
modal. Ketiga neraca ini disusun oleh Biro Pusat Statistik berdasarkan angka-
a. Neraca Produksi
konsumsi pemerintah. Neraca ini terdiri atas ayat-ayat biaya (input) dan ayat-ayat
tidak langsung. Adapun yang dimaksud dengan produksi ialah produksi yang
Pengeluaran Penerimaan
Pengeluaran Penerimaan
Transfer modal -
Dalam publikasi BPS yan terbit sementara ini, nilai untuk pembelian tanah
dan pembelian barang modal adi indrawi tergabung dalam ayat pembentukan
modal tetap bruto. Transfer modal yang dicatat dalam neraca modal adalah
dengan pihak swasta dalam negeri. Serta antara pemerintah dengan pihak lur
anggaran (nonbudgetary).
Pemerintah
dengan pesat.
b. Faktor yang bersifat sosial dan politik, merupakan faktor yang menyedot anggaran
yaitu:
tidak terjadi perubahan dari jumlah barang-barang serta jasa-jasa dan kalau
akan membawa pengaruh yang penting dalam kegiatan perekonomian dan juga
Pada umumnya dan adanya efisiensi dan resources yang dipakai masyarakat.
c. Pendistribusian pendapatan
lain. Jika hal ini terjadi maka daya beli orang tersebut menjadi berkurang sehingga
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
kas umum negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004)Tahun anggaran adalah
menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari
UU No. 1/2004).
telah ditetapkan.
dana pensiun.
Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara,
Statistics (GFS).
a. Pendapatan Negara dan Hibah.
penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai
(PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea
APBN.
b. Belanja Negara.
dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa
tidak sama, dan ini diatur secara mendetail dalam Peraturan Pemerintah.
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah alokasi dari anggaran pendapatan dan
yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan APBN,
pembayaran bunga.
d. Pembiayaan.
pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri (perbankan
dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto) yang merupakan selisih
antara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan pembayaran cicilan pokok
Sejak tahun 1999 tidak lagi digunakan prinsip anggaran berimbang dalam
defisit ditentukan :
sumber pembiayaan.
pembiayaan LN (bersih)
Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai
a. Pembiayaan fungsional
penerimaan pemerintah.
Pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana
b. Pengeluaran Anggaran
dan struktur pajak, ekstensifikasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti
pembiayaan defisit anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri.
dari lembaga keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF
serta sejumlah negara sahabat secara bilateral, terutama dalam kerangka CGI.
Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara (SUN). Sebelum undang-undang ini
jaminan pemerintah kepada pasar untuk membayar semua kewajiban pokok dan
b. Surat Utang Negara terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) semacam T-
Catatan :
SPN merupakan SUN berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran
· ON merupakan SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon dan/
· Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas
penerimaan dan pengeluaran pada rekening kas negara dalam satu tahun anggaran
akhirnya memastikan revisi APBN 2008 lebih awal dari waktu biasanya, bulan
Juli. Salah satu perubahan pokok terletak pada peningkatan defisit anggaran dari
1,7% PDB menjadi 2% PDB. Selain defisit, beberapa asumsi dan target makro
perekonomian Indonesia.
menyentuh level psikologis USD 100 per barel. Beruntunglah, harga minyak
kembali turun dan berfluktuasi di posisi USD 80-90 per barel. Namun, angka ini
tergolong masih tinggi dari harga normal yaitu kisaran USD 60 per barel, atau
sesuai asumsi APBN 2008, sehingga subsidi BBM yang dibiayai APBN tetap
membengkak.
salah satunya kedelai yang mengalami kenaikan dramatis hingga di atas 100%.
multiplier (ganda) krisis kredit macet perumahan. Krisis ini berlangsung lebih
lama, melebihi prediksi ahli ekonomi, sebab respon positif pasar terhadap
kebijakan pemerintah berupa pengucuran dana miliaran dolar dan penurunan suku
bunga utama Bank Sentral AS, tidak banyak berarti. Dengan demikian, perbankan
pada kredit jadi stagnan, dan akhirnya berpengaruh pada perlambatan ekonomi.
Padahal, perekonomian AS merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan
meningkat dari Rp 45,8 triliun menjadi Rp 116,8 triliun dan subsidi listrik
meningkat dari Rp 29,8 triliun menjadi Rp 54,2 triliun. Untuk menjaga stabilitas
harga pangan dalam negeri, anggaran subsidi pangan Rp 7,2 triliun di APBN tentu
defisit APBN dari rencana awal Rp 73,3 triliun atau 1,7% PDB menjadi Rp 87,3
triliun atau 2% PDB. Penerimaan negara naik dari Rp 781,3 triliun menjadi Rp
823,3 triliun. Sedangkan belanja negara juga meningkat dari Rp 854,6 triliun
pangan. Namun, dampak lebih parah lagi bila langkah-langkah tersebut tak
185,4 triliun.
Selisih atau kelebihan belanja dari penerimaan sama jumlahnya dengan besarnya
defisit. Dengan demikian, besaran defisit selalu sama dengan utang pemerintah
sampai batas tertentu, biasanya proporsi PDB, secara teoritis dibenarkan. Sebab
penerimaan di atas belanja, apalagi bila terdapat gejolak ekonomi eksternal seperti
stabilitas keuangan negara, seperti kejadian di AS, sehingga pasar kurang percaya
APBN tetap mampu menjalankan tiga fungsi utamanya yakni stabilisasi, alokasi,
merupakan langkah paling tepat saat ini. Namun, letak masalah yang kerapkali
Trauma atas penyakit utang yang dimunculkan rezim orde baru, nampaknya akan
menggeser sumber pembiayaan defisit pada penerbitan obligasi atau surat utang
pemerintah. Langkah ini dinilai lebih aman, bisa dikontrol, dan lepas dari
intervensi kreditor.
Indonesia yang makin terintegrasi dengan dunia memang menjadi risiko tersendiri
bila terjadi gejolak seperti saat ini. Sebagai negara ekonomi kecil, Indonesia tidak
punya kuasa mengentikan gejolak yang layaknya badai yang siap memporak-
“rumah” ekonomi yang dibangun oleh multi landasan, salah satunya melalui
yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan APBN,
pembayaran bunga.
Jadi di sini yang di maksud dengan keseimbangan surplus dapat di nilai dari
mencapai titik keseimbangan antara penerimaan dan belanjah Negara. Kita dapat
menilai hasil dari suatu proses pengimplementasikan semua peranan struktur dan
sudah menjalankan tugas dan fungsi sebagai orang yang mengatur dan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi
produksi.
modal. Ketiga neraca ini disusun oleh Biro Pusat Statistik berdsarkan angka-
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Ilyas, Marzuki. 1989. Ilmu Keuangan Negara (Publik Finance). Jakarta: FKIP Universitas
Syiah Kuala.
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Fiskal.http://tipsmotivasihidup.blogspot.com/2013/02/instrumen-dan-
15:40
APBN.http://vortuz.blogspot.com/2013/05/kebijakan-fiskal-dan-apbn.html?m=1