Anda di halaman 1dari 5

makalah sejarah peradaban islam, masa bani umayah

Books (makalah)

BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah umat manusia adalah sejarah tentang perebutan kekuasaan, menang menjadi raja, kalah
menjadi budak atau mati dimakan cacing. Pada dasarnya kerakusan menjadi penguasa adalah
penyakit bagi manusia, karena untuk menjadi penguasa manusia harus saling membunuh satu
sama lain, dan itu sudah dibuktikan oleh sejarah. Imperium Romawi dan Persi adalah dua
imperium yang paling besar daerah jajahanya pada sekitar abad ke-5. Setelah kelahirannya
Islampun ikut andil dalam dunia perpolitikan khususnya di daerah Timur Tengah. Dengan tujuan
yang berbeda dari Negara Imperium yang lain, Islam mulai melakukan perluasan wilayah. Akan
tetapi seirirng berjalanya waktu kelihatanya tujuan seperti itu sudah banyak diabaikan oleh para
politikus dan pemimpin Islam. Karena peperangan sesama orang Islam adalah pintu bagi
kejatuhan suatu daulah. Daulah Umayyah bersekutu dengan tentara Syiria menyerang Ali dengan
tujuan ingin merebut kekuasaan. Juga dinasti Abbasiyyah menyerang Umayyah demi kekuasaan
untuk menjadi orang nomor satu yang dihormati oleh semuanya.
Pada makalah ini, penulis akan mencoba menjelaskan sekelumit perjalanan dinasti Umayyah dari
mulai janin, kelahiran, dan pertumbuhan serta kematian dinasti itu. Dinasti Umayyah adalah
cikal bakal suatu Dinasti yang memperkenalkan system Monarki Heridetis dalam konstalasi
kepenimpinanya kepada dunia perpolitikan Islam. Sistem politik yagn menurut penulis sangat
kotor, karena dalam system ini hak raja tidak dapat diganggu gugat, tidak ada kesempatan bagi
orang yang tidak memiliki darah ningrat,, untuk ikut duduk di kursi kekhalifahan. Sisten
penerintahn dimonopoli oleh raja dan para kroninya. Rakyat tidak boleh membuka mulut dan
mati adalah satu-satunya pilihan bagi orang yang mencoba melaawan tindakan raja. Tak urung
Rakyat hanya jadi budak nafsu kekuasaan sang Raja. Nepotisme menjalar ke semua lapisan
pemerintahan. Sungguh pengingkaran teradap al-Qur’an mereka lakukan dengan sengan hati.
Betapa tidak dapat sebagai pengingkaran? Dalam al-Qur’an terdapat ayat yang memerintahkan
kepada kita untuk memusyawarahkan segala sesuatu.
          
       
         
    •  Apalagi dalam hal konstalasi
kepemimpinan, karena hal itu adalah hal yang sangat penting dan menyangkut kepentingan
orang banyak. Tapi justru dalam hal yang sangat penting itu mereka seperti Tuhan dalam setiap
pilihanya. Dan system itulah yang sampai sekarang masih dianut oleh bangsa Saudi Arabia.
Semoga makalah yang penuh kekurangan ini dapat memberikan sumbangsih bagai dunia
pendidikan kita, khusunya dalam bidang sejarah dan ilmu social serta politik

BAB II
PEMBAHASAN
Daulah Umayyah atau dinasti Bani Umayyah berasal dari nama “Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn
Abdi manaf”, ia adalah salah satu poimpinan Quraisy pada zaman jahiliyyah. Bani Umayyah
sendiri masuk Islam setelah Rasulullah menaklukan kota makkah yang dikenal dengan “fathu
makkah”. Umayyah sebenarnya menginginkan jabatan kekhalifahan setelah sepeninggal
Rasulullah tapi mereka belum berani menampakkan keinginanya padan masa Abu Bakar dan
Umar. Setelah Umar meninggal Bani Umayyah secara terang-terangan menyokong pencalonan
kekhalifahn Usman. Ketika Usman memimpin Muawiyyah mulai meletakkan dasar-dasar u ntuk
menegakkan khilafah Umayyah, ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk memperkuat dirinya
dan menyiapkan daerah Syam sebagai pusat kekuasaanya dikemudian hari.
Setelah USman terbunuh dan Ali naik tahta,, Muawiyah selaku gubernur di Syam membuat
partai yang kuat dan menolak untuk memenuhi periintah-perintah Ali. Ia mendesak diusutnya
pembunuh Usman, ia juga mengancam apabila tidak diusut ia akan menyerangnya bersama-sama
tentara Syiria. Akhirnya perang shiffinpun terjadi, dalam perang itu pasukan Muawiyyah hamper
klalah dan pada saat itu “Amru ibn ‘Ash” menasihati Muawiyyah untuk mengangkat Al-Qur’an
diujungn lembing-lembing mereka sebagai tanda perdamaian. Tapi Ali tidak mau tertipu dan ia
menyuruh pasukanya agar jangan memperdulikan dan menyerangnya terus-menerus, akhirnya
terjadilah perpecahan dalam tubuh tetntara Ali, dan akhirnya Ali terpaksa menghentikan
serangan dan berjanji untuk menerima tahkim. Dari pihak Ali mengirimkan Abu Musa al-Asy’ari
dari pihak Muawiyyah mendelegasikan Amru ibn ‘Ash. Ternyata dari tahkim itu banyak
pengikuut Ali yang tadinya setia denganya berubah menjadi ingkar. Dari peristiwa itu
memunculkan tiga golongan:
 Bani Umayyah dan pendukungya, dipimpin oleh Muawiyyah
 Syiah, adalah golongan yang mendukung dan tetap detia terhadap Ali
 Khawarij, adalah golongan yang tadinya mendukung Ali kemudian berbalik menjadi musuh.
Khawarij tidak hanya memusuhi Ali, tapi juga memusuhi Umayyah. Mereka menganggap
keduanya temlah sesat.
Kaum khawarij bercita-cita merebut massa Islam dari Ali dan Muawiyyah, mereka bertujuan
menumpas Ali, Muawiyyah, dan Amru ibn ‘Ash. Karena merek menganggap merek aadalah
biang keladi pergolakan-pergolakan dalam tubuh Islam. Akhirnya pada tanggal 20 Ramadhan 40
H/ 660 M salah satu dari anggota khawarij berhasil membunuh Ali di Masjid kuffah.
PARA KHALIFAH BANI UMAYYAH
Kematian Ali dianggap peluang emas bagi berdirinya dinasti Umayyah, nuntuk merealisasikan
program-programnya setelah kemenagnan mereka dalam tahkim. Pada tahun 41/661 M
Muawiyyah memasuki kota Kuffah dan Sumpah jabatan disaksikan dihadapana orang banyak
termasuk diantaranya Hasan dan Husein, tahun itu dalam sejarah dikenal sebagai tahun jama’ah.
Daulah Umayyah berdiri selama 92 tahun dan diperintah oleh 14 khalifah, mereka adalah;
 Muawiyyah (41H/661M)
 Yazid I(60H/680M)
 Muawiyyah II (64H/683M)
 Abdul Malik (65H/685M)
 Walid I(86H/705M)
 Sulaiman (96H/715M)
 Umar II (99H/717M)
 Yazid II(101H/720M)
 Yazid III (126H/744M)
 Ibrahim (126/744M)
 Marwan II (127-132/744-750M)
Dari daftar khalifah diatas, Daulah Umayyah dapat dibagi menjadi tiga masa:permulaan,
Perkembangan, Keruntuhan.
Masa-masa permulaan dijalani oleh Muawiyyah dengan meletakkan dasar-dasar pemerintahan
dan orientasi kekuasaan; pembunuhan terhadap Husein, perampasan kota Madinah, penyerbuan
kota Makkah pada masa Yazid I, dan perselisihan terahadap suku-suku Arab pada masa
Muawaiyyah II.
Kaejayaan Umayyah dimulai pada masa pemerintahn Abdul Malik. Ia dianggap sebagai pendiri
daulah Umayyah kedua, karena dapat mencegah disintegrasi yang telah terjadi sejak masa
Marawan. Abdul Malik berhasil menyempurnakan administrasi pemerintahn dinasti Umayyah.
Masa WAlid I, merupakan periode kemenangan, kemakmuran dan kejayaa. Negara Islam meluas
ke Barat dan Timur, beban hidup masyarakat mulai terasa ringan, pembangunan kota-kota dan
gedung-gedung umum seperti masjid dan perkantoran mendapat perhatian yang cukup serius.
Kejayaan bani Umayyah bverakhir pada masa pemerintahan Umar II, ia terpeklajar dan taat
beragam, ia juga meripaakn pelopor penyebaran agama Islam. Pemerintahanya termasyhur
sebgaimana pemerintahan Abu Bakar dan Umar.
Sepeninggal Umar II, kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya hancur. Para khalifah selalu
mengorbankan kepentingan umum untuk kesenangan pribadi. Perselisihan antar putra mahkotan
serta perselesihan antar pemimpin ndaerah (Gubernur) merupak dalah satu sebab yang membawa
kehancuuran kekuasaan bani Umayyah. Pada tahun 750M, daulah Umayyah digulingkan Bani
Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah
terakhir bani Umayyah melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
SISTEM DAN JALANNYA PEMERINTAHAN
Pergantian pemerintahan pada Muawiyyah mengakhiri system pemerintahan Demokrasi Syoro,
pemerintahan menjadi monarki Heridetis/monarki Absolut. Penggantian khalifah seperti ini
dimulai dari sikap Muawiyyah yang mengangkat anaknya, Yazid sebagai putra mahkota. System
ini diadopsi Muawiyyah dari Syiria selama ia menjadi Gubernur di sana. Ia ingin mencintoh
monarki absolute yang dijalankan oleh Persia dan Byzantium.
Muawiyyah mengadakan perubahan-perubahan administrasi pemerintahan, dibentuk juga
pasukan bertombak pengawal Raja, dan dibangun bangunan khusus di dalam Masjid sebagai
pengamanan tatkala ia menjalankan shalat. Ia juga memperkenlakan materai resmi untuk
pengiriman memorandum yang berasal dari khalifah. Muwaiyyah yang pertama-tama mendirikan
balai-ba;lai pendaftaran dan menaruh perhatian terhadap jawatan pos, yang tidak lama kemudian
berkembang menjadi susunan teratur, yang menghubungkan berbagai bagian Negara.
Pada masa Bani Umayyah dibentuk Diwan al-Kitabah (Dewan Sekretaris Negara)untuk
mengurus berbagai urusan pemerintahan, yang tediri dari lima orang sekretaris, yaitu:
 Kati bar-Rasail
 Katib al-Kharaj
 Katib al-Jund
 Katib as-Syurtah
 Katib al-Qadi
Pada masa Abdul Malik, jalanya pemerintahan ditentukan oleh empat departemen pokok:
 Kementrian pakjak tanah, tugasnya mengawasi departemen keuangan.
 Kementrian Khatam, yang bertugas merancang dan mengesahkan ordonansi pemerintah.
 Kementrian surat-menyurat, dipercayakn untuk mengontrol pemasalahn di daerah-daerah dan
semkua komunikasi dari Gubernur-gubernur.
 Kementrian urusan perpajakan.
Bahasa administrasi yang berasal dari bahasa Yunani dan Persia diubah dalam bahasa Arab
dimulai pada masa A. Malik pada tahun 85H/704M.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHANCURAN DAULAH UMAYYAH
 Ketidakjelasan dalam pergantian kepemimpinan menyebabkan terjadinya persaingan yagn
tidak sehat dalam di kalangan keluarga Istana.
 Latar belakang ternbentuknya dinasti Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik
politik. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan oposisi banyak menyedot kekuatan pemerintah.
 Hidup mewah dilingkungan istana, sehingga anak-anak khlaifah tidakk sanggup memikul
beban berat kenegaraan tatkala mereka diwarisi kekuasaan.
 Munculnya kekuatan baru yagn dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd Al Muthalib.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari bani Hasyim dan golongan Syi’ah, dan kaum
mawalli merasa dikelasduakan oleh pemerintah bani Umayyah.

BAB III
PENUTUP
Dinasti Umayyah adalah dinasti yang system pemerintahanya mengadopsi system pemerintahan
asing. Dari uraian makalah diatas kiranya dapat disimpulkan beberapa macam kesimpulan:
 Umaayyah adalah daulah yang pertama kali memperkenalkan system administrasi barat dalam
dunia pemerintahan Islam.
 Umayyah adalah daulah yang pertama kali memperkenalkan monarki Heridetis yang
sebenarnya tidak dikenal dalam Islam , baik dalam al-Qur’an maupun Hadis
 Umayyah adalah pemerintahan yang menggunakan peperangan dalam merebut kekuasaan dari
orang lain.
 Pada masa Umayyah Islam teersebar sampai ke Eropa seperrti: Spanyol, Barcelona, Seville,
Malaga, Elvira dan Cordova (keterangan mengenai ini tidak secara jelas diterangkan dalam
pembahasan)
Sisi lain dari kebrurukan system pemerintahan monarki heridetis adalah system pemerintahn itu
tidak menimbulkan banyak korban meninggal dalam setiap pergantian khlaifah. Seperti pada
masa Ali dan Muawiyah.
Akhirnya kitalah yang harus bercermin dari pemerintahan yang tinggal menjadi sejarah tersebut,
karena memang kegunaan dari mempelajari sejarah adalah sebagai cerminan bagi perjalan kita
bagi masa lalu. Meminjam kata-kata Pramoedya Ananta Toer “Kita harus sudah adil sejak dalam
pikiran”. Kita harus adil karena kita semua pasti menjadi pemimpin walau bagi diri sendiri, dan
syarat utama bagi pemimpin adalah adil, karena keadilanlah yang akan membawa kita pada
kemakmuran dan kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai