Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Karsinoma endometrium merupakan salah satu jenis keganasan di
endometrium yang berasal dari pelapis epitel kelenjar dan berpotensi melibatkan
miometrium. Kanker endometrium merupakan kanker ginekologik yang paling
sering terjadi di dunia Barat, menempati urutan keempat dari semua jenis kanker
pada perempuan setelah kanker payudara, kolon, dan paru
(Effendi et al., 2013). Berdasarkan data Office of National Statistic terjadi
peningkatan Insidensi karsinoma endometrium dari 2 per 100 ribu wanita di
bawah 40 tahun per tahun menjadi 40-50 per 100 ribu wanita per tahun
(Kampono, 2011; Edward et al., 2006; May and Mehasseb, 2013).
Kanker endometrium sering didahului oleh hiperplasia sel-sel endometrium
yang merupakan lesi pra-kanker. Hiperplasia endometrium secara klinis ditandai
dengan adanya perdarahan uterus yang abnormal. Penyebab hiperplasia
endometrium diduga akibat ketidakseimbangan hormon estrogen maupun
progesteron, yang dihasilkan oleh ovarium. Dalam pengaturan siklus menstruasi,
kadar kedua hormon ini dapat berubah setiap bulannya. Bila efek estrogen
berlebihan atau produksi estrogen dalam tubuh lebih banyak dari progesteron,
maka sel-sel endometrium akan terstimulasi untuk bertumbuh dengan sangat
cepat. Bila hiperplasia endometrium tidak diatasi, maka akan berkembang
menjadi karsinoma endometrium. Berdasarkan gambaran histopatologi tingkat
atipia sel, hiperplasia endometrium terbagi atas hiperplasia endometrium dengan/
tanpa sel-sel atipik, sedangkan berdasarkan kompleksitas kelenjar, hiperplasia
endometrium dapat terbagi menjadi jenis simpleks dan kompleks (Cahyanti,2008).
Angka kejadian hiperplasia endometrium simpleks pada perempuan
kelompok umur 18-90 tahun adalah 58 per 100 ribu perempuan pertahun,
sedangkan hiperplasia endometrium kompleks tanpa sel atipik adalah 63 per 100
ribu perempuan, dan dengan sel atipikaladalah 17 per 100 ribu perempuan

1
Universitas Sumatera Utara
2

(Reed et al.,2009). Untuk data penderita hiperplasia endometrium di Indonesia


sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Hiperplasia endometrium lebih berisiko pada perempuan kelompok umur
di atas 35 tahun, belum pernah hamil, menopause pada usia tua, haid pertama
(menarche) pada usia dini, mempunyai riwayat penyakit (seperti DM,sindroma
polikistik ovarium, atau penyakit tiroid), obesitas, merokok dan riwayat keluarga
(The American College of Obstetrician and Gynecologists, 2012).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin
mengetahui:”Bagaimana karakteristik penderita hiperplasia endometrium di
Rumah Sakit Umum Pusat Adam Haji Adam Malik/Departemen Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun
2012-2014?”

1.3. Tujuan penelitian


1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita hiperplasia endometrium di RSUP
Haji Adam Malik/Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan pada tahun 2012-2014.

1.3.2. Tujuan khusus


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah penderita hiperplasia endometrium di RSUP Haji
Adam Malik/Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan pada tahun 2012-2014.
2. Untuk mengetahui karakteristik penderita hiperplasia endometrium
berdasarkan kelompok usia, riwayat paritas, usia menarche, usia menopause,
dan obesitas.
3. Mengetahui karakteristik penderita hiperplasia endometrium berdasarkan
gambaran histopatologi.

Universitas Sumatera Utara


3

1.4 Manfaat penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Sebagai informasi data epidemiologi hiperplasia endometrium di RSUP Haji
Adam Malik/Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Medan
2. Untuk menambah wawasan tentang karakteristik hiperplasia endometrium
3. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian
selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai