Anda di halaman 1dari 13

Apa itu anemia?

Anemia adalah penyakit gangguan darah yang ditandai dengan kurangnya jumlah sel darah
merah dari batas semestinya. Kondisi ini juga biasa disebut dengan penyakit kurang darah
(tidak disamakan dengan darah rendah).

Masalah kekurangan darah juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah pada
darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh.

Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang mengandung
banyak oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa cepat lelah atau lemah. Anda juga
mungkin mengalami gejala lain, seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

Seberapa umum kondisi ini?

Penyakit anemia adalah kondisi yang dapat memengaruhi lebih dari 1,6 miliar orang di dunia.
Wanita dan orang-orang dengan penyakit kronis seperti kanker memiliki risiko tertinggi
terkena kondisi ini.

Kondisi kekurangan darah yang parah atau berlangsung lama dapat merusak jantung, otak,
dan organ lain dalam tubuh Anda. Tak jarang kondisi ini dapat menyebabkan kematian
apabila sudah parah.

Gejala

Apa saja tanda dan gejala anemia?

Anemia pada taraf ringan mungkin tidak memunculkan gejala yang begitu berarti.

Gejala kekurangan darah karena anemia yang umum adalah:

Merasa mudah marah

Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya

Sakit kepala

Sulit berkonsentrasi atau berpikir

Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika semakin
memburuk, gejala yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

Ada warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah


Kuku jari kaki dan tangan rapuh

Punya keinginan makan yang disebut sebagai pica, yaitu seperti makan es batu atau tanah

Saat berdiri merasa pusing

Warna kulit pucat

Sesak napas

Kapan saya harus ke dokter?

Apabila merasa mudah lelah tanpa aktivitas berat atau bahkan tanpa alasan tertentu, segera
buat janji konsultasi ke dokter. Pasalnya, beberapa jenis kondisi kekurangan darah merah juga
dapat disebabkan akibat defisiensi zat besi atau kekurangan vitamin B-12.

Apabila Anda mengalami rasa lelah, jangan langsung berasumsi bahwa Anda terkena anemia.
Kemungkinan lelah yang Anda alami disebabkan karena kadar hemoglobin yang rendah. Ini
baru merupakan awal gejala anemia yang dapat ditemukan saat Anda diperiksa sebelum
donor darah.

Kadar hemoglobin rendah mungkin hanya masalah sementara yang dapat diatasi dengan
makan lebih banyak makanan kaya zat besi atau minum multivitamin yang mengandung zat
besi.

Hal ini juga dapat menjadi tanda peringatan dari perdarahan di dalam tubuh Anda yang
mungkin menyebabkan Anda kekurangan zat besi.

Jika Anda diberi tahu bahwa Anda tidak dapat mendonorkan darah karena hemoglobin rendah,
segera periksakan ke dokter untuk penanganan dasar lebih lanjut.

Penyebab

Apa penyebab anemia?

Penyebab penyakit anemia adalah kurangnya produksi sel darah merah.

Ada banyak organ tubuh yang ikut bertanggung jawab untuk membantu membuat sel darah
merah. Namun, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan di sumsum tulang. Sumsum adalah
jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah.

Sel-sel darah merah yang masih muda umumnya dapat bertahan antara 90 dan 120 hari. Lalu
secara alami, tubuh akan menghapus sel-sel darah tua dan sudah rusak.
Proses ini semua diatur oleh hormon erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal. Hormon ini
akan memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah
merah.

Pada kebanyakan kasus, kekurangan sel darah merah diakibatkan oleh kadar hemoglobin
yang tidak mencukupi. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah.
Protein ini memberikan sel darah merah warna merah.

Jenis

Jenis anemia berdasarkan penyebab

Saat ini ada lebih dari 400 jenis anemia yang telah diidentifikasi. Anemia akibat defisiensi
besi adalah jenis yang paling umum dari gangguan darah di seluruh dunia.

1. Akibat kurang produksi sel darah merah

Anemia defisiensi zat besi: terjadi karena kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi telah
menurun. Kasus kehilangan banyak darah juga dapat menghabiskan simpanan zat besi di
dalam tubuh Anda.

Anemia kekurangan vitamin B-12 dan folat

Anemia karena penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, leukemia atau kanker darah lainnya,
lupus, HIV, dan rheumatoid arthritis.

Anemia akibat efek samping kemoterapi menyebabkan produksi sel darah merah dalam tubuh
berhenti sementara.

Anemia aplastik adalah kondisi kekurangan darah merah akibat kegagalan fungsi sumsum
tulang.

2. Akibat kehilangan darah merah

Anemia kehilangan darah akut bisa disebabkan karena mengalami pembedahan Terlihat pada
trauma, pembedahan, atau perdarahan akut dari borok

Anemia kehilangan darah kronis adalah gangguan darah yang dapat disebabkan karena
menstruasi berat (menorrhagia) atau karena perdarahan saluran pencernaan. Kondisi ini juga
dapat menyebabkan kekurangan zat besi.

3. Akibat kerusakan sel darah merah:

Anemia karena keturunan bisa terjadi akibat struktur hemoglobin atau sel darah merah
berubah, sehingga membuatnya lebih rapuh atau berumur pendek. Kondisi ini
termasuk anemia sel sabit, talasemia, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD),
defisiensi piruvat kinase, elliptocytosis herediter, dan spherocytosis herediter.

Anemia hemolitik alloimun adalah jenis anemia akibat golongan darah yang tidak kompatibel.
Ini bisa terjadi melalui reaksi transfusi atau pada kehamilan ketika darah ibu Rh-negatif dan
darah janin Rh-positif.

Anemia hemolitik autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh kekeliruan sistem
kekebalan tubuh sehingga menyerang dan menghancurkan sel darah merah.

Anemia induksi obat, terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap efek obat
antibiotik.

Anemia hemolitik mekanis adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan fisik pada sel
darah merah. Faktor pemicunya dapat berupa efek alat medis, tekanan darah tinggi, atau
bahkan aktivitas berat.

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal adalah jenis kekurangan darah yang terjadi ketika
tubuh Anda menghancurkan sel darah merah lebih cepat. Selain itu tubuh juga membuat
setiap jenis sel darah terlalu sedikit.

Faktor Risiko

Siapa saja yang berisiko terkena anemia?

Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit anemia:

Pola makan kurang vitamin tertentu seperti makan makanan yang rendah zat besi, vitamin
B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko kekurangan darah merah

Gangguan usus dapat memengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti penyakit
celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko kekurangan sel darah merah.

Menstruasi membuat wanita berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi zat besi
daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Ini disebabkan
karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.

Kehamilan. Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi. Selama kehamilan,
produksi volume darah darah meningkat tapi cadangan zat besi juga terus dipakai untuk
mendukung proses tumbuh kembang bayi Anda.

Punya penyakit kronis seperti kanker, ginjal atau gagal hati.

Riwayat keluarga.
Faktor-faktor lain seperti pernah mengalami infeksi tertentu, penyakit darah, gangguan
autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, juga dapat menurunkan produksi sel
darah merah

Komplikasi

Apa komplikasi yang mungkin terjadi?

Jika tidak diobati, gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Beberapa
komplikasi yang dapat menjadi risiko anemia adalah:

Kelelahan berat. Anda mungkin akan mudah lelah sehingga Anda tidak dapat menyelesaikan
tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bahkan beraktivitas ringan

Masalah jantung. Kondisi kekurangan darah ini dapat menyebabkan denyut jantung yang
cepat atau tidak teratur, disebut aritmia. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah
untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam darah. Di mana ini bahkan dapat menyebabkan
gagal jantung kongestif.

Kematian. Beberapa kondisi keturunan seperti anemia sel sabit, bisa menjadi serius dan
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat dan
parah dapat berakibat fatal.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis anemia?

Cara dokter mendiagnosis penyakit anemia adalah dengan lebih dulu memeriksa kondisi fisik
pasien tersebut, dengan mencari tahu gejala-gejala yang muncul.

Jika gejala yang Anda rasakan dicurigai sebagai anemia, dokter mungkin akan melakukan tes
darah lengkap (juga disebut CBC) yang dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia
normositik.

Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran
normal, dokter mungkin akan merekomendasikan lebih banyak tes lanjutan untuk memastikan
diagnosis secara resmi.

Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji.

Tes lain untuk mendiagnosis anemia adalah:

Tes kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya

Tes jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin


Tes jumlah retikulosit

Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan
Anda mengalami kekurangan darah.

Bagaimana cara baca hasil diagnosis?

Pada orang dewasa, kondisi anemua darag dapat ditandai dengan jumlah darah yang dibawa
batas normal. Berikut adalah jumlah normal darah orang dewasa:

Hemoglobin harus berada di angka 14 hingga 17,4 gram per desiliter (g / dL) pada pria.
Sedangkan jumlah 12,3 hingga 15,3 g / dL pada wanita

Hematokrit normalnya harus berada di angka 40% hingga 52% untuk pria, sedangkan wanita
berada di jumlah 35% hingga 47%

Setelah mendiagnosis dan hasilnya positif, dokter Anda mungkin merujuk Anda ke ahli
hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam gangguan darah, untuk menentukan
penyebab tubuh yang kekurangan darah.

Informasi lain yang diperoleh dari pemeriksaan darah lengkap dapat membantu menentukan
jenis anemia Anda. Ini termasuk ukuran sel darah merah Anda, volume sel rata-rata, variasi
ukuran (lebar distribusi sel darah merah), dan konsentrasi hemoglobin di sel darah merah
dalam hitungan rata-rata.

Anda mungkin juga akan menjalani lebih banyak tes darah untuk mengonfirmasi penyebab
tubuh Anda kekurangan sel darah merah.

Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis?

Jika Anda dipastikan punya anemia, dokter Anda mungkin menganjurkan tes tambahan untuk
menentukan penyebab yang mendasarinya.

Misalnya, defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh perdarahan kronis ulkus (luka), polip
jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal.

Kadang mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis
kondisi kekurangan darah ini.

Pengobatan

Apa saja pilihan pengobatan untuk anemia?


Pengobatan pada umumnya akan dilakukan untuk mengatasi penyebab kekurangan darah
Anda terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa contoh pengobatan dasar yang akan dianjurkan
dokter:

Transfusi darah

Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh

Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah

Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Perawatan dan Pencegahan

Bagaimana cara mengatasi dan mencegah anemia?

Sering kali, Anda dapat melakukan perawatan rumahan yang dapat mengendalikan kondisi
kekurangan sel darah merah.

Pertama, jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala anemia seperti yang telah disebutkan di
atas, segera ke dokter untuk mencari tahu diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Pengobatan dini dapat mencegah tingkat energi dan aktivitas Anda menurun, meningkatkan
kualitas hidup Anda, dan membantu Anda hidup lebih lama.

Dengan pengobatan yang tepat, penyakit kekurangan darah yang paling parah sekalipun
kemungkinan dapat diatasi. Namun, penyakit ini bisa sangat parah, tahan lama, atau bahkan
fatal ketika hal itu apabila kondisinya diwariskan, karena Anda sakit kronis, atau trauma.

Beberapa kondisi kekurangan darah umumnya tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat
membantu menghindari anemia defisiensi zat besi dan vitamin dengan memilih diet yang
mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, dengan cara:

Konsumsi zat besi. Makanan yang kaya zat besi termasuk daging sapi dan daging lainnya,
kacang-kacangan, lentil, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan
buah kering.

Konsumsi folat. Nutrisi asam folat ini dapat ditemukan dalam buah jeruk dan jus, pisang,
sayuran berdaun hijau gelap, kacang-kacangan, dan roti, sereal serta pasta.

Konsumsi vitamin B-12. Vitamin ini ditemukan secara alami dalam daging dan produk susu.
Vitamin ini juga ditambahkan ke beberapa sereal dan produk kedelai, seperti susu kedelai.

Banyak konsumsi vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C seperti buah jeruk,
melon, dan buah lainnya membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Jenis pengobatan anemia bergantung pada kondisi dan penyebab anemia yang diderita
masing-masing pasien. Umumnya, kondisi yang memicu anemia adalah kekurangan vitamin
dan zat besi, penyakit kronis, atau penyakit turun-temurun.

Orang yang menderita anemia memiliki lebih rendah jumlah sel darah merah atau hemoglobin
normal. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Ada tiga penyebab utama anemia, yaitu:

Kehilangan darah, baik pendarahan tiba-tiba atau perdarahan internal lambat

Produksi sel darah merah oleh tubuh relatif rendah

Tingginya tingkat sel darah merah yang hancur

Pengobatan anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan jenis yang paling umum dari anemia. Jika zat besi di dalam
darah Anda rendah, tubuh tidak dapat membuat hemoglobin. Penyebab umum anemia
defisiensi besi adalah pola makanan yang buruk, ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat
besi, atau kehilangan darah. Anak-anak dan wanita usia subur sangat rentan terkena anemia
defisiensi besi.

Pada anak-anak, jenis anemia ini biasanya berhubungan dengan pola makan. Anak-anak yang
minum susu terlalu banyak mungkin tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan lain.

Jenis anemia ini umumnya diatasi dengan suplemen zat besi (biasanya dalam bentuk pil), dan
perubahan pola makan. Konsumsi lebih banyak makanan kaya zat besi dapat mencegah
anemia semakin memburuk, tetapi tidak dapat mengobati kekurangan asupan zat besi.

Kehilangan darah saat menstruasi berat, terutama pada remaja dan wanita muda, merupakan
penyebab lain dari anemia defisiensi besi. Rogers mengatakan, kontrasepsi oral dan suntikan
Depo-Provera dapat menghambat darah keluar terlalu banyak dan mengurangi kemungkinan
anemia pada wanita.

Pada orang tua, anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh kehilangan darah akibat
perdarahan gastrointestinal dari kanker usus besar, penggunaan alkohol (penyebab tukak
lambung), atau masalah usus non-kanker. Dokter akan mendiagnosis penyebab pendarahan
dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Setelah dokter menentukan penyebab dan letak pendarahan, suplemen akan diberikan untuk
menggantikan zat besi yang hilang. Pada beberapa kasus, suplemen tidak bekerja atau tubuh
pasien tidak dapat menerima pil zat besi karena sembelit atau efek samping lainnya. Pasien
dengan kasus seperti ini dapat diobati dengan intravena (IV) zat besi lewat saluran
pencernaan.

Pengobatan anemia untuk kasus kekurangan vitamin

Rendahnya tingkat vitamin B-12 dan folat adalah penyebab umum dari anemia defisiensi
vitamin. Orang yang berisiko tertinggi terkena anemia jenis ini adalah:

Orang tua. Tubuh orang tua mungkin tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal. Dalam
kasus lain, asupan makanan rendah vitamin juga mungkin menjadi pemicu anemia.

Pelaku penyalahgunaan obat. Pecandu mungkin tidak mendapatkan diet seimbang, sementara
pecandu alkohol mungkin mendapatkan sebagian besar kalori dari minum-minuman keras.

Beberapa pasien bedah. Orang yang pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian usus
kecil mungkin tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik.

Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki pola makan secara keseluruhan,
mengkonsumsi suplemen asam folat untuk kekurangan folat, dan mendapatkan suntikan untuk
kasus kekurangan vitamin B-12.

Pengobatan anemia untuk penyakit kronis

Penyakit tahunan atau kronis juga dapat menyebabkan anemia. Risiko anemia yang paling
tinggi terjadi pada penderita penyakit inflamasi atau autoimun, penyakit ginjal, beberapa jenis
kanker, gangguan hati atau tiroid, dan infeksi kronis tertentu.

Menurut Rogers, penyakit di atas menyebabkan peradangan yang mencegah tubuh untuk
menggunakan zat besi dalam pembuatan sel-sel darah merah yang sehat. Kondisi ini juga
menghalangi ginjal dalam membuat hormon yang memberi sinyal sumsum tulang untuk
membuat lebih banyak sel darah merah. Anemia akan berangsur membaik ketika penyakit
yang memicu anemia berhasil diobati.

Pasien penyakit ginjal dan pasien kanker yang menjalani kemoterapi terkadang menerima
pengobatan untuk merangsang produksi sel darah merah. Namun baru-baru ini, keamanan
obat itu dipertanyakan. Terapi pengobatan tersebut membutuhkan peran hematologi dan
diskusi lebih lanjut.

Terapi kanker, terutama kemoterapi, dapat menyebabkan anemia sehingga pengobatan


tergantung pada tingkat keparahan.

Pengobatan anemia untuk penyakit turunan


Orang tua dengan gen tertentu dapat menularkan penyakit anemia untuk anak-anaknya.
Walalupun banyak jenisnya, anemia herediter terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:

Anemia hemolitik: suatu kondisi ketika sel-sel darah merah hancur terlalu cepat. Penyakit sel
sabit dan thalassemia masuk ke dalam kategori ini. Pengobatan tiap pasien bergantung pada
jenis, gejala, dan tingkat keparahan anemia yang spesifik. Selama perawatan, dokter akan
mengamati jumlah dan pertumbuhan sel darah (pada anak-anak) dan memantau
pengembangan batu empedu. Perawatan untuk anemia hemolitik adalah steroid dan transfusi
darah.

Inherited bone marrow failure syndromes (IBMFS): gangguan langka ketika sumsum tidak
memproduksi sel darah yang cukup, termasuk sel darah merah. Jenis anemia yang termasuk
ke dalam IBMFS adalah aplastik anemia dan Fanconi anemia. Beberapa pasien dengan
IBMFS akhirnya dapat terkena leukemia atau kanker lain.

Penanganan setiap jenis anemia herediter pastinya berbeda, tetapi dalam semua kasus, dokter
akan memantau jumlah sel darah dan melakukan tes sumsum tulang dan kromosom yang
dilakukan secara rutin. Perawatan yang dapat diberikan adalah steroid, hormon, dan
obat-obatan untuk merangsang produksi sel darah, atau transfusi darah. Antibiotik sebagai
pencegah infeksi akan diberikan bila diperlukan.

Pada beberapa kasus, pasien dengan anemia herediter menjalani transplantasi tulang atau sel
induk. Walaupun efektif menyembuhkan anemia, pengobatan ini tidak terlepas dari risiko.

Jika Anda mengalami gejala anemia, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan
pengobatan yang terbaik untuk Anda.

Anemia adalah kondisi di mana memiliki jumlah sel darah merah di bawah normal
(kekurangan produksi sel darah merah). Bahaya Anemia yang sangat parah bisa
mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan dapat menyebabkan
kematian.

Cara pencegahan Anemia


Jadi cukup penting buat kita mengetahui gejala-gejala Anemia, penyebabnya dan bagaimana
cara mencegah dan mengobati Anemia. Berikut kami jelaskan secara detail disini.

Penyebab-penyebab Anemia
Anemia disebabkan oleh kehilangan darah, (kekurangan zat besi) atau perusakan sel darah
merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan
melalui beberapa tahapan. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun, hingga
mengurangi produksi hemoglobin dan sel darah merah secara perlahan.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh:

Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan
vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia. Sekitar 20% wanita, 50% wanita hamil
dan 3% pria mengalami kekurangan zat besi. Tidak mengkonsumsi daging (vegetarian) dapat
menyebabkan Anda kekurangan vitamin B12, jenis vitamin yang hanya ditemui pada
makanan hewani (daging, ikan, telur, susu). Di kalangan non vegetarian, hampir tidak ada
yang kekurangan vitamin ini karena cadangannya cukup untuk produksi sel darah sampai
lima tahun. Asam folat tersedia pada banyak makanan namun terutama terdapat di hati dan
sayuran hijau mentah.

Darah menstruasi berlebihan


Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

Kehamilan
Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk
pertumbuhannya.

Penyakit tertentu
Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis,
radang usus buntu, dll dapat menyebabkan anemia.

Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi, dll).
Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil
KB, obat anti artritis, dll).

Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi)


Ini bisa menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.

Penyakit radang kronis


Seperti lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis
kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena memengaruhi proses
pembentukan sel darah merah.

Penyebab Anemia pada anak


Pada anak-anak anemia terjadi akibat:

Infeksi cacing tambang,


Malaria, atau

Disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

Selain kekurangan zat besi, masih ada 2 jenis lagi anemia yang sering terjadi pada anak-anak:

Haemolytic anemia
Terjadi ketika sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk
memperbaruinya. Penyebab haemolytic anemia ini bermacam-macam, bisa bawaan seperti
thalasemia sickle cell anemia. Pada kasus lain, seperti misalnya reaksi atas infeksi atau
obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak oleh antibodi tubuh.

Aplastic anemia
Terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah (pada sumsum tulang belakang) tidak
berfungsi baik. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi, atau sebagai
dampak dari penggunaan obat tertentu.

Gejala-gejala Anemia
Tubuh yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala seperti:

Muka pucat

Lelah/ Keletihan

Kurang energi/ lemas

Mengantuk

Sakit kepala

Mudah lelah bila berolahraga

Sulit konsentrasi

Mudah lupa

Warna kulit dan bagian putih kornea mata tampak kekuning-kuningan

Nyeri tulang

Pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan denyut jantung bertambah cepat, nafas
tersengal dan pingsan.

Cara pencegahan Anemia


Anemia dapat dicegah dengan:
Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.

Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti
sapi.Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap
tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat
dengan zat besi.

Obat untuk Anemia

60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya, tambahkan 1 kuning telur ayam
kampung kemudian dimakan. Konsumsi secara teratur 2 kali sehari.

Hati ayam secukupnya dan 10 butir angco direbus/ditim kemudian dimakan. Konsumsi secara
teratur 2 kali sehari.

Demikianlah beberapa tips dan pengetahuan tentang pengobatan anemia yang dapat saya
paparkan, semoga bermanfaat dan membantu untuk meningkatkan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai