Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Contoh: Sebuah tali dibagi menjadi 10 bagian, yang panjangnya masing- masing membentuk
deret aritmatika. Apabila yang paling pendek panjangnya 5 cm dan yang paling panjang 40 cm.
Hitunglah panjang tali sebelum dipotong.
Contoh : Sebutkan beberapa bilangan yang habis dibagi 5 dari 100 bilangan asli pertama ?
Soal di atas, dengan sedikit “sentuhan “, dapat diubah menjadi sebuah soal yang termasuk dalam
kelompok open-ended problems sehingga menjadi soal berikut ini.
Seekor sapi yang ‘berat’nya 500 kg akan dikurbankan. Setara dengan berapa orang anak-kah
‘berat’ sapi tersebut? Soal ini termasuk dalam open-ended problems karena kita tidak secara
pasti tahu prosedure untuk menjawab soal ini. Bila dipikir-pikir, soal ini akan mengundang
banyak cara dan juga banyak jawaban. Soal semacam ini amat jarang diberikan. Dan kalaupun
ada, jaman dulu dianggap sebagai soal yang tidak lengkap. Padahal, soal semacam ini menuntut
kreativitas kita dalam menjawabnya. Soal semacam ini pun menuntut kita untuk berfikir lebih
ketimbang hanya mengingat prosedure baku dalam menyelesaikan suatu masalah. Untuk
menyelesaikan masalah ini, kita tak dapat langsung begitu saja menjawabnya. Soal ini menuntut
kita berpikir lebih cerdas. Menuntut kita untuk melakukan perencanaan sebelum mendapat
jawaban. Soal ini menuntut kita agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan jawaban. Pun
mengantisispasi berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk menjawabnya. Pendeknya, soal ini
melatih kita untuk menggunakan penalaran dan kreativitas. Ya, tak sekedar hanya menghafalkan
prosedur menjawab seperti biasanya.
Adapun penyajian soalnya dapat dikreasikan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai
berikut:
1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika
dapat diamati dan dikaji oleh siswa.
2) Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
3) Sajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat membuat
suatu konjektur.
4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
5) Berikan beberapa contoh konkret dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa
mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
6) Hadapkan siswa pada suatu kelompok soal atau masalah yang mempunyai beberapa sifat
yang sama. Suruh siswa untuk menyelesaikannya dan kemudian disuruh untuk
menemukan beberapa kesamaan sifat-sifat yang mungkin yang terjadi paling sedikit
diantara dua soal yang diberikan.
G . Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-Ended
A) Keunggulan Pendekatan Open-ended
Pendekatan Open-ended memiliki beberapa keunggulan antara lain
1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematika secara komprehensif.
3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara
mereka sendiri.
4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.
1) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah
pekerjaan mudah.
2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang
diberikan.
3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, dkk. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press.