MAKALAH PENGANTAR USAHA TANI (USTAN) Kelompok 1
MAKALAH PENGANTAR USAHA TANI (USTAN) Kelompok 1
Disusun oleh :
KELAS L
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya terdiri dari
dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor pertanian
sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi mereka yang
memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor pertanian, salah satu
hal penting yang harus diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat.
Peningkatan produksi yang harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat
dicapai melalui peningkatan pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat
meningkatkan produktivitas serta dapat meningkatkan pendapatan sehingga
kesejahteraan petani dapat meningkat.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Harun, (1999) dalam Iqbal Bahua, (2008) mendefenisikan usaha tani adalah
sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, modal dan pengelolahan yang ditjukan untuk
memporoleh produksi dilapangan pertanian.
Sedangkan menurut Kadarsan, (1993) dalam Agustina shinta, (2011) usaha tani
adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelolah
unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan
berproduksi untuk menghasilkan sesuatu dilapangan pertanian.
Jadi usaha tani merupakan organisasi dimana seseorang atau sekumpulan orang
melakukan pengelolahan untuk memporoleh hasil produksi pertanian.
a. Pola Usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah dan
lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat
pengairannya, yaitu :
• Sawah dengan pengairan teknis
Sawah irigasi teknis adalah sawah yang memiliki saluran masuk dan
keluar terpisah agar penyediaan dan pembagian air irigasi dapat sepenuhnya
diatur dengan mudah. Sawah Irigasi teknis Biasanya mempunyai jaringan
yang terdiri dari saluran primer (utama), sekunder serta saluran tersier.
Dimana saluran ini serta bangunannya dibangun dan dipelihara oleh pihak
pemerintah dalam hal ini adalah dinas pengairan.
Sawah irigasi teknis mempunyai bangunan sadap permanen yang
mampu mengatur dan mengukur ketinggian permukaan air di saluran, dan
terdapat saluran pemasukan dan pengeluaran.Biasanya dalam pengairan
sawah irigasi teknis ini sudah mempunyai sumber air yang menjadi sumber
utama pengairan seperti waduk atau bendungan agar pada waktu musim
penghujan dan musim kemarau lebih teratur dan tertata.
Pengairan irigasi teknis memiliki kelebihan yaitu pemeliharaan
saluran yang lebih mudah, jaringan saluran tersier langsung kepetak-petak
sawah, pembagian air lebih merata, tidak terjadi kebocoran saat penyaluran
air.
Sawah pasang surut adalah lahan sawah yang tergantung pada air
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut sebagai sumber
pengairannya. Sehingga lahan jenis pasang surut ini akan mengatur jumlah
air masuk ketika air laut mulai pasang biasanya pada malam hari.
d. Corak usahatani
Menurut Shinta (2011), corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil
pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria sebagai
berikut :
- Nilai umum, sikap dan motivasi
- Tujuan produksi
- Pengambilan keputusan
- Tingkat teknologi
- Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
- Derajat komersialisasi dari input usahatani
- Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
- Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
- Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
- Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat
ekonomi
e. Bentuk usahatani
Menurut Shinta (2011), bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan
faktor produksi oleh petani, yaitu :
- Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnyajuga
akan ditentukan oleh seseorang
- Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi
berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain.
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan
dibagi berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil
usahatani kooperatif tersebut pembagian hasil dan program usahatani
selanjutnya atas dasar musyawarah setiap anggotanya seperti halnya keperluan
pemeliharaan dan pengembangan kegiatan sosial dari kelompok kegiatan itu
antara lain: pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran hasil, dan lain-lain.
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan materi dapat disimpulkan bahwa , usaha tani merupakan
organisasi dimana seseorang atau sekumpulan orang melakukan pengelolahan untuk
memporoleh hasil produksi pertanian. Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat
memperbesar hasil sehingga kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik. Untuk
mencapai tujuan ini petani selalu memperhitungkan untung ruginya walau tidak secara
tertulis. Sejarah dan perkembangan usahatani dibagi menjadi 5 kelompok yaitu
pengumpul, pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa-jasa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Antriyandarti, E. 2012. Ekonomi Mikro untuk Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Nuha Litera.
Harun, (1999) dalam Bahua iqbal, (2008). Analisis Usahatani Jagung Pada Lahan
Kering Di kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.
http://eprints.undip.ac.id/29420/1/ Jurnal.pdf. Diakses Pada Tanggal 02
September 2018.
Makeham, J.P. dan Malcom, R.L. 1990. Manajemen Usaha Tani Daerah Tropis.
Diterjemahkan oleh Teku Basalius B. Jakarta: LP3ES.
Nazarudin. 1993. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta:
Penebar Swadaya.