Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

SISTEM BAHAN BAKAR

1) Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk
mencampur udara dan bahan bakar selanjutnya mengirim campuran
tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara
tersebut terdapat dua macam.
1. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan
cara dihisap. Cara pertama biasa disebut sistem bahan bakar konvensional

2. Cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara
diinjeksikan.

2) Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik


Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri dari :
a. Tangki bahan bakar.
b. Saluran bahan bakar.
c. Saringan bahan bakar.
d. Pompa bahan bakar.
e. Karburator.

3) Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik

a). Tangki bahan bakar.


Bagian ini berfungsi untuk menampung bahan bakar bensin. Umumnya
tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis. Penempatan
tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan untuk
mencegah bocoran apabila terjadi benturan.

b). Saluran bahan bakar


Pada saluran bahan bakar terdapat tiga buah saluran bahan bakar yaitu :
- Saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa
bahan bakar.
- Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari
karburator ke tangki.
- Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari
dalam tangki bahan bakar.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 1


c). Saringan bahan bakar
Berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam
bensin. Dalam saringan terdapat elemen yang berfungsi untuk menghambat
kecepatan aliran bahan bakar, mencegah masuknya air dan kotoran masuk
ke karburator. Partikel kotoran yang besar mengendap di dasar saringan,
sedang partikel yang kecil disaring oleh elemen.

d). Pompa bahan bakar


Pompa bahan bakar ini berfungsi untuk memompa bensin dari tangki bensin
kedalam karburator.

e). Karburator
Karburator adalah komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi
untuk mencampur bensin dengan udara dengan menggunakan perbandingan
tertentu.
Adapun macam-macam karburator adalah sebagai berikut :
(1) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
meliputi :
(a) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi). Karburator dengan
venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih banyak digunakan karena
konstruksinya sederhana.

(b) Karburator variable venturi. Karburator variable venturi menggunakan


sistem dimana permukaan venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara
yang dihisap.

(c) Karburator air valve venturi Pada karburator air valve venturi,
membukanya air valve dikontrol dengan besarnya udara yang dihisap.
Konstruksinya berbeda dengan karburator variable venturi, tetapi cara
kerjanya sama.

(2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
(a) Karburator arus turun

Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan


bahan bakar adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak
digunakan karena tidak ada kerugian gravitasi.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 2


(b) Karburator arus datar

Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan


bahan bakar adalah ke samping (side draft). Karburator tersebut pada
umumnya digunakan pada mesin yang memiliki output yang tinggi.

(3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:

(a) Karburator single barel.


Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai
putaran mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin rendah,
diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan tenaga
dibanding diameter venturi yang kecil.

(b) Karburator double barel


Pada putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan
tenaga (output) karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai
diameter venturi kecil. Pada putaran tinggi, baik prymary maupun secondary
venturi bekerja bersama-sama sehingga output yang dicapai akan tinggi
karena total diameter venturinya besar.

c). Prinsip Kerja Karburator


Prinsip dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan
penyemprotan. Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa
penyemprot, tekanan di dalam pipa akan turun (rendah). Akibatnya cairan
yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-
partikel kecil saat terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara, maka
semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak
cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 3


d). Cara Kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat
beberapa sistem yaitu :
(1) Sistem Pelampung
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem Tenaga (Power System)
(6) Sistem Percepatan
(7) Sistem Choke
(8) Mekanisme idel cepat
(9) Hot Idle Compensator
(10) Anti Dieseling
(11) Deceleration Fuel Cut Off System

Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang


disebabkan karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan masing-masing
sistem yang ada pada karburator.

(1) Sistem Pelampung


Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan
bakar pada ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung
terdapat pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve).

(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan lambat


Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang
pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet,
dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port.
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan
membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung
tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui idle port juga melalui slow
port.

(3) Sistem kecepatan Tinggi Primer


Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang
pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar
karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari pada di
daerah prymary main nozle.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 4


Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang
pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar
karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari pada di
daerah prymary main nozle.

(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder


Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary
throttle valve) terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama
primer juga melalui nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan
bakar yang masuk lebih banyak lagi, karena dari kedua nosel mengeluarkan
bahan bakar.

(5) Sistem Tenaga


Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan
bakar yang ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar,
maka harus ada tambahan bahan bakar ke prymary high speed
system. Tambahan bahan bakar disuplai oleh power sistem (sistem tenaga)
sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1).
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake
manifold besar, sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal
tersebut akan menyebabkan power spring (B) menekan power valve sehingga
power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake
manifold akan berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu
melawan tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya power piston akan
menekan power valve sehingga saluran power jet terbuka. Pada keadaan
seperti ini bahan bakar disuplai dari prymary main jet dan power jet.

(6) Sistem Percepatan


Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka
secara tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat.
Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan
bakar lebih rendah dari pada udara sehingga campuran menjadi kurus.
Padahal pada keadaan tersebut dibutuhkan campuran yang kaya. Untuk itu
pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 5


Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan
bergerak turun menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger
pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong outlet steel ball dan
discharge weight, sehingga bahan bakar keluar melalui pump jet menuju
ruang bakar.

Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi


semula karena adanya pegas yang ada di bawah plunger pompa.Akibatnya
bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet steel ball.

(7) Sistem Choke


Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik
dan sebagian campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan
mengembun pada dinding intake manifold karena intake manifold dalam
keadaan dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuran udara dan
bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup. Sistem choke
membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1:1) yang
disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem
choke yang biasa digunakan pada karburator yaitu sistem choke manual dan
sistem choke otomatis.

(a) Sistem Choke Manual


Pada sistem choke manual untuk membuka dan menutup katup choke
digunakan linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi
akan membuka atau menutup katup choke cukup menarik atau menekan
tombol choke yang ada pada instrumen panel (dashboard)

(b) Sistem Choke Otomatis


Pada sistem choke otomatis, katup choke membuka dan menutup
secara otomatis tergantung dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem
choke otomatis yang digunakan pada karburator ada dua macam yaitu :
sistem pemanas dari exhaust dan sistem electric.

(8) Mekanisme Idel Cepat


Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada
saat mesin masih dingin dan katup choke dalam keadaan menutup.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 6


Apabila katup choke menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali,
kemudian dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idel cam yang
dihubungkan dengan choke melalui rod berputar berlawanan arah jarum
jam. Kemudian fast idel cam menyentuh cam follower yang dihubungkan
dengan katup throttle sehingga katup throttle akan membuka sedikit.

(9) Hot Idel Compensator (HIC)


Apabila kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya
tinggi, maka temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut
akan menyebabkan bahan bakar dalam ruang pelampung banyak yang
menguap dan masuk ke intake manifold. Akibatnya campuran udara dan
bahan bakar menjadi gemuk sehingga memungkinkan putaran idel kasar.
Oleh karena itu pada karburator perlu dilengkapi dengan HIC untuk
mengatasi masalah tersebut.

Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic


valve, sehingga udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold
melalui saluran udara dalam flange sehingga campuran udara dan bahan
bakar menjadi normal kembali. Katup thermostatic mulai membuka apabila
temperatur di sekeliling elemen bimetal telah mencapai 55˚ C dan akan
membuka penuh pada temperatur 75˚ C.

(10) Anti Dieseling


Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan.
Meskipun kunci kontak telah dimatikan, mesin masih bisa hidup karena
pada ruang bakar ada panas (bara api). Terjadinya proses pembakaran bukan
karena nyala api dari busi, tetapi dari tumpukan karbon (deposit) yang
membara. Adapun cara kerja anti dieseling adalah sebagai berikut :
Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke
solenoid sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya katup tertarik
sehingga saluran pada economiser jet terbuka dan bahan bakar dapat
mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak dimatikan, arus yang ke solenoid
tidak ada sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup solenoid turun ke
bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada economiser jet tertutup.
Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling karena bahan bakar tidak
dapat mengalir ke idle port.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 7


(11) Deceleration Fuel Cut-Off System
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara
putaran mesin masih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar lebih banyak sehingga campuran menjadi gemuk.
Untuk itu pada karburator perlu dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut-
Off System“ yang berfungsi menutup aliran bahan bakar dari slow port
sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.

Selama pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah 2000 rpm,


solenoid valve pada posisi ON. Pada saat ini saluran bahan bakar pada slow
port terbuka karena solenoid mendapat masa dari Emission Control
Computer.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih, Emission
Control Computer akan menghubungkan arus solenoid ke masa melalui
vacuum switch. Pada saat ini vacuum switch pada posisi ON karena vacuum
pada TP port lebih kecil dari 400 mmHg.
Apabila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas tiba-
tiba dilepas (deselerasi) maka vacuum pada TP port akan lebih besar dari 400
mmHg, vacuum switch akan OFF dan solenoid valve tidak mendapat masa
sehingga solenoid valve menutup saluran bahan bakar yang ke slow port.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid valve akan
mendapat masa dari emission control computer kembali sehingga saluran
bahan bakar yang ke slow port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan
mengalir kembali. Hal tersebut untuk mencegah mesin mati dan
mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 8


BAB 2

SISTEM PENDINGINAN MESIN

Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor


dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari
panas tersebut yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor
harus dengan segera dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor
akan terlalu panas dan komponen motor cepat aus. Untuk itu pada motor
dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk mencegah panas
yang berlebihan.

Pada motor bensin kira-kira hanya 23 % energi panas dari hasil


pembakaran bahan bakar dalam silinder yang dimanfaatkan secara efektif
sebagai tenaga. Sisanya terbuang dalam beberapa bentuk seperti
diperlihatkan gambar pada halaman berikut.

1. Macam Sistem Pendingin

Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua macam,
yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air.

a) Sistem Pendingin Udara

Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip
pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas
tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih
rendah dibanding temperatur sirip pendingin.
Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar
diberi sirip pendingin yang lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.

Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk


aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar sirip tetap
rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna.
Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan
putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai sehingga
pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 9


Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh
yaitu menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang
digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada
sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang
penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran
udara, maka diperlukan blower yang fungsinya untuk menghembuskan
udara. Penempatan blower yang digerakkan oleh poros engkol
memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin sehingga
proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.

b) Sistem Pendingin Air

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan
udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin
setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian
luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket).
Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan
menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air
pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung
mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti
air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas
harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi.
Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo
syphon dan sirkulasi dengan tekanan.
Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan sirkulasi
tekanan (forced circulation), sedangkan sepeda motor umumnya
menggunakan sistem pendingin udara. Untuk selanjutnya pada modul ini
akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem
pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci
keunggulan sistem pendingin air antara lain:
1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan
distorsi kecil
2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan
kecil

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 10


3) Mantel air dan air dapat meredam getaran
4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat
5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.

Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu:


1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.
2) Waktu pemanasan lebih lama
3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze
4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga
mengakibatkan overheating
5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan


dapat dilihat pada gambar. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water
jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-
masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian
tersendiri.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 11


2. Fungsi Sistem Pendingin

a) Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan oleh


pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar
2500° C.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur
kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya, karena untuk
mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik,
emisi gas buang yang berlebihan.
d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di
negara-negara yang mengalami musim dingin.

3. Cara Kerja Sistem Pendingin Air

Pada sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air,
radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Apabila temperatur mesin
masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin
karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk
membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator.
Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah
panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin),
kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin
dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin
yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 12


BAB 3

SISTEM PELUMASAN

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua


mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mesin tergantung pada
perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,
pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena
di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat
leadakan dalam ruang pembakaran.

1. Komponen Sistem Pelumasan

 Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk
menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine.
 Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang
yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.
 Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan
mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan
benar.
 Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine
untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak
sehingga mecegah keausan akibat gesekan.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 13


 Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang
berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin
(oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-
komponen sistem pelumasan.
 Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel
kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan
kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli
tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika
saringan buntu/ penuh klotoran.
 Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju
engine.
 Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika
tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk
kerja engine yang efektif.
 Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli
pelumas dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin
udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
 Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV))
dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh
pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini
dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan
karena kebocoran perapat oli pada silinder.

Fungsi dari oli pelumas adalah :

 Cairan pelumas yang membentuk minyak film untuk melapisi


komponen-komponen logam yang bergerak dan bergesekan
sehingga dapat mencegah keausan.
 Pendingin pada komponen-komponen yang bergerak dan
menghasilkan panas dari gesekan dua benda tersebut.
 Pembersih Kotoran yang dihasilkan dari gesekan komponen-
komponen logam.
 Perapat yaitu dengan menghasilkan sebuah seal (penyekat) sehingga
dapat mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) antara
piston dan dinding silinder.
 Pencegah karat pada komponen-komponen logam.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 14


Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Syarat – syarat oli yang diperlukan dalam pelumasan, yaitu :


1. Daya lekatnya baik
2. Titik nyalanya tinggi
3. Tidak mudah menguap
4. Titik beku rendah
5. Mudah memindahkan panas
Kekentalan oli ditandai dengan SAE ( The Society of Automotive
Engineers ). Semakin besar angka SAE -nya berarti semakin kental. Oli SAE
40 lebih kental dari pada oli SAE 20. Kekentalan oli tersebut makin lama
makin berkurang sehingga daya lumasnya pun menurun. Panas dan proses
pembakaran sangat berpengaruh terhadap kualitas oli. Sisa pembakaran
seperti H2O yang mengembun masuk ke dalam bak oli dan bereaksi akhirnya

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 15


menghasilkan lumpur yang merusak kualitas oli. Di samping itu karbon yang
tidak terbakar akan bercampur dengan oli dan mengendap menjadi kerak.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.

2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau
bahan bakar.

3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine,
menjadi bercampur dengan oli.

4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-


ring piston kedalam ruang engkoll.

5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.

Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah


perbandingan campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam
tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator
kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.

Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk


menekan oli yang diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas.

Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli


pelumas dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang
dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju
rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian
yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran
halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam,
oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas
mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk
disirkulasikan ulang.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 16


Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.

Engine/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong


rumput, menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros
engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam
penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian
bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak


untuk membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat
bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.

Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan


penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan
sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang
antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel
ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak
lain.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 17


Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.

Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah


elemen saringan serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli
yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-
kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.

Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 18


Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :

1. Pompa roda gigi.

2. Pompa rotor.

3. Pompa sabit.

Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan


juga memiliki tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari
pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas
(saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi
masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak.
Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik
ke pompa oli atau saluran oli.

Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk
menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :

1. Lampu peringatan.

2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci


oli yang menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah
partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan
kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 19


DAFTAR PUSTAKA

1. Santosa, Budi dan Willy, Paul (2010). Teknologi Otomotif : Teori dan
Aplikasinya. Jakarta : Guna Widya
2. Nugroho, Amien (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
3. www.dunia-otomotif-mobil.blogspot.com
4. www.oto-kita.blogspot.com
5. www.belajar-otomotif-1.blogspot.com

Bagas Somporn S.P./Teknik Permesinan Kapal Page 20

Anda mungkin juga menyukai