Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

TOMAT

OLEH :

NAMA : NUZUL AULIA FAJARWATI BAKEDE

NIM : O1A1 17 116

KELAS : C

DOSEN : Prof. Dr. I. SAHIDIN, S.Pd., M.Si

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
TOMAT

ASPEK BIOLOGI

Tomat adalah tumbuhan herba dan keluarga terung-terungan yang ditanam


untuk diambil buahnya. Tomat biasa diolah menjadi jus, saus, acar, atau bumbu
masakan, seperti tomat bisa disantap sebagal sayuran. Buah tomat ditemukan di
sekitar Peru, Ekuador, dan Bolivia. Lambat laun menyebar ke Meksiko dan
sekitarnya. Lalu Columbus disebut-sebut sebagai orang pertama yang menemukan
dan menyebarkan tomat di Amerika. Suku Indian Aztec menyebut tomat dengan
xitomatl (shito-ma-tlh), dan orang Peru lebih mengenal dengan nama podo d’moro
(Kurniawati, 2010).
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2 m
dan berakar tunggang dengan akar Samping yang menjalar ke tanah sama seperti
tanaman dikotil Iainnya. Termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya
hanya untuk satu kali periode panen. Tanaman ini akan mati setelah berproduksi.
Batang tomat cukup kuat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan. Warna batangnya
hijau dan berbentuk persegi empat sampal bulat. Permukaan batang ditumbuhi
banyak rambut halus terutama di bagian yang berwarna hijau. Di antara rambut tersebut
biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian bukunya terjadi penebalan dan kadang
terdapat akar pendek pada buku bagian bawah. Jika dibiarkan (tidak dipangkas),
tanaman tomat akan mempunyal banyak cabang yang menyebar rata (Tim penulis PS,
2009).
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyal celah yang menyirip. Daunnya merupakan
daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7. Daunnya berukuran sekitar 15-
30 cm x 10-25 cm. Tangkai daun majemuk mempunyal panjang sekitar 3-6 cm.
Umumnya di antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil. Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Tim penulis PS, 2009)
Bunganya kecil mungil berwarna kuning cerah, biasanya berdiameter sekitar 2
cm. Di bagian bawah terdapat 5 buah kelopak bunga yang berwarna hijau. Bagian
yang cukup indah yaitu mahkotanya berwarna kuning cerah dan jumlahnya sekitar 6
buah dengan ukuran sekitar 1 cm. Bunganya mempunyal 6 buah benang sari dengan
kepala benang sari yang juga berwarna kuning cerah. Buah tomat yang masih muda
biasanya terasa getir dan berbau tidak enak karena mengandung lycopersicin yang
berupa lendir dan dikeluarkan oleh 2-9 kantung lendir. Lycopersicin lambat laun akan
hilang sendiri ketika buahnya semakin matang sehingga baunya hilang dan rasanya
pun jadi enak, terasa asam manis. Warna buah yang tadinya hijau sedikit demi sedikit
berubah menjadi kuning seiring dengan proses pematangan, kemudian warnanya
menjadi merah ketika buahnya telah matang benar. Ukuran buahnya cukup bervariasi,
dengan diameter antara 2 cm sampai 15 cm, tergantung dan varietasnya (Tim penulis
PS, 2009)

TAKSONOMI
Tanaman tomat termasuk famili Solanaceae atau nightshade dan marga (genus)
Lycopersicon atau Lycopersicum yang terdiri atas beberapa jenis (species). Marga ini
dibagi dalam dua submarga (subgenus).
1. Submarga Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai buah berwarna merah dan enak
dimakan. Submarga tomat ini terdiri atas dua jenis, yakni:
a. Lycopersicum esculentum Mill.
Jenis ini banyak ditanam dan buahnya enak dimakan, terdiri dan beberapa
varietas.
b. Lycopersicum pimpinellifolium (Jusl.) Mill.
Tomat ini disebut tomat anggur (currant tomato), karena buahnya kecil-
kecil dan terletak dalam rangkaian buah seperti buah anggur. Buah beruang
dua, berbiji halus, dan tidak berbulu. Garis tengah buah Iebih kurang 1 cm dan
dalam satu rangkaian terdapat 10-40 buah. Buahnya berwarna merah, enak
dimakan meskipun terlalu kecil, dan sering ditanam sebagai tanaman hias.
Batang tanaman langsing, berbulu lunak, dan lemah, sehingga untuk tegaknya
diperlukan ajir (lanjaran). Bentuk anak daun bulat telur.
Tanaman ini tumbuh liar di Peru dan Ekuador. Selain itu, sering terjadi
persilangan alamiah dengan tanaman Lycopersicum esculentum. Untuk
mendapatkan varietas yang tahan penyakit diadakan persilangan buatan antara
Lycopersicum pimpinellifolium dengan Lycopersicum esculentum.
2. Submarga Eriopersicon
Submarga Eriopersicon mempunyal buab berwarna hijau dan terdiri dan empat
jenis, yaitu:
a. Lycopersicon cheesmanii Riley
b. Lycopersicon glandulosum C.H. Muller
c. Lycopersicon hirsutum Humb. & Bonpl
d. Lycopersicon peruvianum Mill
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman tomat dikiasifikasikan
menurut sistematika sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Anak divisi : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales (Tubiflorae)
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicon atau Lycopersicum
Spesies : Lycopersicon lycopersicum (L) Karst atau
Lycopersicum esculentum Mill
(Pracaya, 2009).
BUDIDAYA TOMAT
1. Benih
Perbanyakan benih tomat secara generatif (biji). Kebutuhan benih
tergantung pada varietas dan jarak tanam dengan kisaran antara 150-300 gr/ha.
Benih disiapkan dengan cara: pilih buah tomat yang sehat dan matang penuh, lalu
diperam 3 hari sampai berwarna merah gelap dan lunak. Keluarkan biji bersama
lendirnya; fermentasi biji 3 hari sampai lendir dan airnya terpisah dari biji; dicuci
dan dijemur selama 3 hari atau kadar airnya 6%.
2. Pesemaian
Benih disemai pada persemaian (bedengan/kantong plastik/polybag).
Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previkur N (0,1% selama ± 2 jam,
kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan/tempat penyemaian
dengan media tanah dan pupuk organik 1: 1, lalu ditutup dengan daun pisang
selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kassa
plastik transparan. Kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk
menghindari OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam
bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah dan pupuk
organik steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan
setelah berumru 3-4 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun.
3. Pengelolaan Tanaman dan Penanaman
Olah tanah dan buat bedengan arah Timur-Barat dengan ukuran lebar 100-
120 cm, panjang sesuai petakan maksimum 15 m untuk memudahkan dalam
pemeliharaan tanaman, tinggi 30-40 cm dan jarak antara bedengan 20-30 cm.
Gunakan pupuk organik sebanyak 0,5-1 kg untuk setiap lubang. Diamkan lahan
selama 1 minggu. Jarak tanam 50x70 cm atau 70x80 cm tergantung varietas.
Penanaman dilakukan sore hari, setelah itu diberi penutup dari daun-
daunan/pelepah pisang, lalu dibuka penutup setelah 4-5 hari. Tiap bedengan berisi
2 baris tanaman.
4. Pemeliharaan
Berikan pupuk dasar saat tanam, yaitu SP-36 100 kg dan KCL 50 kg/ha
dan pupuk organik 2-4 kg/m2. Pupuk susulan I diberikan 14 HST (Hari Setelah
Tanam) (75 kg urea) dan pupuk susulan II diberikan 35 HST (75 kg urea). Pupuk
diberikan di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman, setelah
pemupukan ditutup dengan tanah setebal1-2 cm. Siram setiap hari. Pada saat
berbunga siram 2 hari sekali hingga berbuah. Penyiangan setelah pemupukan atau
tergantung pada pertumbuhan gulma. 3-4 minggu setelah tanam diberi ajir/lanjaran
untuk menopang tanaman. Lakukan pemangkasan setelah umur 4-6 minggu.
Tomat yang telah mempunyai lima dompolan buah harus dipotong pucuk batang
dan tunas-tunasnya. Tinggalkan 2-3 tunas yang berada di samping/sebelah bawah
dompolan.
5. Hama dan Penyakit Utama
Hama yang sering menyerang tanaman tomat yaitu: Heliothis armigera
(buah menjadi busuk dan rontok, juga menyerang pucuk cabang); Agrotis epsilon
(daun tinggal rangkanya); Thrips spp (daun bergaris kecil berwarna perak dan
layu); dan Nematoda (Meloidogyna sp.) menyerang akar tanaman sehingga
berbinti-bintil. Penyakit yang sering menyerang tanaman tomat antara lain:
a) Phytoptora infestans (bercak daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah
yang meluas keseluruh daun)
b) Fusarium oxysporum (tulang daun menguning dan tangkai merunduk,
tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil);
c) Pseudomonas solanacearum (kelayuan dimulai dari bagian pucuk dan
merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi lembek). Kalau terpaksa
menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai
seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroidsintetik.
Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
6. Panen dan Pasca Panen
Panen dan petik buah pertama setelah umur 2-3 bulan. Panen dapat
dilakukan antara 10-15 kali pemetikan buah dengan interval waktu 2-3 hari sekali.
Buah yang siap dipanen adalah yang sudah matang 30%. Total buah yang dapat
dipanen dalam satu batang mencapai 1-2 kg. Untuk pengangkutan ketempat yang
jauh, buah tomat dapat dikemas dalam peti-peti kayu, tiap peti berisikan 20-30 kg
buah tomat (Edi dan Julistia, 2010).
ETNOBOTANI
Tomat dikenal dengan nama-nama yang berbeda di tiap daerah, yakni:
1. Sumatra: terong kaluwat, reteng, cung Lycopersicum esculentum, asam.
2. Jawa: kemir, leunca komir (Sunda), ranti Joseph Pitton de Tournefort, bali,
ranti gendel, ranti kenong, rante, rante berasal dan kata lycos yang berarti
raja, terong sabrang.
3. Sulawesi: kamantes, samate, samatet, samante, temantes, komantes, antes,
tamato, beracun, persica yang berarti tamati, tomate (Kurniawati, 2010).

Dalam mengatasi penyakit menular seperti penyakit TBC masyarakat Suku “Topo
Uma” Desa Oo Parese Kecamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah
menggunakan tumbuhan Tomat (Solanum lycopersicum L) dengan cara tumbuhan
tomat ditumbuk sampai halus atau diblender lalu disaring kemudian diminum 3 kali
sehari (Yulia dkk., 2017). Sedangkan, masyarakat Suku Tau Taa Wana Di Desa
BulandJaya Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi
Tengah menggunakan Tomat untuk mengobati sariawa (Hijrah dkk., 2019). Selain itu
tomat juga digunakan sebagai rempah-rempah atau sebagai penambah rasa pada
makanan bagi masyarakat Suku Dampelas di Desa Talaga Kecamatan Dampelas
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Saputra dan Wahyu, 2019).
KANDUNGAN KIMIA

Ada berbagai jenis tomat yang dikenal, bulat, oval, "cherry", tetapi semua
memiliki karakteristik gizi yang sama, yang menjadi sumber penting seperti kalium,
fosfor, magnesium, besi, sangat diperlukan untuk aktivitas normal saraf dan otot,
vitamin seperti A, B dan C. Kandungan kimia tomat dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

(Herlina, 2018)

Kandungan Kimia Struktur

Glukosa

p-hydroxy asam
kumarin

(Hasegawa dkk., 2019)


p-hydroxy asam
benzoat

(Hasegawa dkk., 2019)

Caffeic acid

Chlorogenic acid (Silva dkk., 2019)

Gallic acid

(Watson, 2019)

Asam ferulik

(Watson, 2019)

Naringenin

(Watson, 2019)
Crisin

(Watson, 2018)

Kuersetin

(Watson, 2010)

Rutin

(Ensminger dkk., 1994).

Phytoene

(Reboul, 2019)

Phytofluene

(Reboul, 2019)

Lutein

(Reboul, 2019)

Lycopene
(Reboul, 2019)

α - Carotene

(Reboul, 2019)

β - Carotene

(Reboul, 2019)

FUNGSI DAN MANFAAT DALAM BIDANG FARMASI

 Khasiat tomat yaitu dapat dijadikan sebagai antiseptik usus, antipiretik,


penawar racun, penghilang rasa haus, melancarkan aliran empedu, pencahar
ringan, dan merangsang keluarnya enzim lambung (Hariana, 2013).
 Konsumsi jus tomat sebelum berolahraga mengurangi kelelahan akibat
olahraga (Herlina, 2018).
 Saat ini telah dikembangkan pula ekstrak buah tomat yang digunakan sebagai
treatment tekanan darah tinggi (Hasan, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Edi, Syafri dan Julistia. 2010. Buklet : Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi : Jambi.

Ensminger, M. E., dan Audrey. 1993. Foods & Nutrition Encyclopedia, Two Volume
Set. CRC Prss : London.

Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya Grup :
Jakarta.

Hasan, A. K. 2018. Pengaruh Pemberian Jus Buah Tomat (Solanum lycopersicum)


Terhadap Kadar Antioksidan Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
Pascasenam Hamil. Jurnal Kesehatan Poltekkes Pangkalpinang. Vol.
6(1).

Hasegawa, Takuya, Yusuke, Atsushi, Chie, Atsushi, Hiroshi dan Masahiro. 2019.
Effect of Secondary Metabolites of Tomato (Solanum lycopersicum) on
Chemotaxis of Ralstonia solanacearum, Pathogen of Bacterial Wilt
Disease. Journal of Agrichurtural and Biochemistry. Vol. 1(2).

Herlina, Nina. 2018. Efektivitas Jus Tomat dalam Mengurangi Kelelahan Pasca
Olahraga. Jurnal Ilmiah Farmasi Fitofarmaka. Vol. 8(2).

Hijrah, Arsa dan Ramadanil. 2019. Studi Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat
Pada Suku Tau Taa Wana di Desa Bulan Jaya Kecamatan Ampana Tete,
Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Biocelebes.
Vol. 13(1).

Kurniawati, Nia., dan Tim Redaksi Qanita. 2010. Sehat & Cantik Alami Berkat:
Khasiat Bumbu Dapur. Qanita : Jakarta.
Pracaya, I.R. 2009. Bertanam Tomat. Kansius : Jakarta.

Reboul, Emmanuelle. 2019. Mechanisms of Carotenoid Intestinal Absorption: Where


Do We Stand?. Journal Nutrients. Vol. 1(3).

Saputra, S. D., Wahyu dan Ramadanil. 2019. Kajian Etnobotani Masyarakat Suku
Dampelas di Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah. Jurnal Biocelebes. Vol. 13(2).

Silva, N. V. E., Paulo, dan Igor. 2019. Should I Stay or Should I Go: are Chlorogenic
Acids Mobilized Towards Lignin Biosynthesis?. Journal of
Phytochemistry. Vol. 1(1).

Tim Penulis PS, 2009. Budidaya Tanaman Obat Secara Komersil. Niaga Swadaya :
Jakarta.

Watson, R.R. 2019. Polyphenols in Plants: Isolation, Purification and Extract


Preparation. Academic Press : London.

Watson, R.R., dan Victory. 2010. Bioactive Foods and Extracts: Cancer Treatment
and Prevention. CRC Prss : London.

Watson, R.R., Victory dan Sherma. 2018. Polyphenols: Prevention and Treatment of
Human Disease. Academic Press : London.

Yulia, Christiani, Fahri dan Ramadanil. 2017. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Suku
“Topo Uma” di Desa Oo Parese Kecamatan Kulawi Selatan Kabupaten
Sigi Sulawesi Tengah. Jurnal Biocelebes. Vol. 12(2).

Anda mungkin juga menyukai