Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI 2

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

Dosen pengampu:
Dadan Surya Saputra, S.Si., M.Si., Apt.

Disusun oleh :
Wahyu Kandhi P 3311171097
Riva Tiara Sabrina 3311171111
Annisa Zamarotus S.N 3311171112
Afifah Isnaeni M.P 3311171117
Indri Ratna Puri 3311171131
Nurul Hidayah Nasution 3311171133
Kelompok : 4
Kelas : Farmasi C

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
BAB I

PRINSIP DAN TUJUAN PERCOBAAN

1.1 Prinsip Percobaan

a. Analisis fotometri berdasarkan absorpsi energi cahaya oleh molekul-molekul


dalam daerah sinar UV dan sinar tampak.
b. Analisis kuantitatif dengan cara membandingkan serapan sampel dan serapan
larutan standar dengan teknik kurva kalibrasi.

1.2 Tujuan Percobaan


a. Mengetahui kurva kalibrasi dan cara membuatnya.
b. Menentukan kadar zat aktif dan sediaan dengan spektrofotometri UV-Visible.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Spektroskopi UV–VIS adalah tekhnik analisis spektroskopi yang menggunakan


sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak dengan mengunakan instrumen.
Spektrofotometri adalah penyerapan sinar tampak untuk ultraviolet dengan suatu molekul
yang daat menyebabkan eksitasi molekul dan tingkat dasar ke tingkat energi yang paling
tinggi (Sumar, 1994).
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang
didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultraviolet (UV) dan sinar tampak
(Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki
kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat
menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan untuk
melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna.
Prinsip dari spektofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra
violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat
energi dasar (ground state) ke tingkat energi yang paling tinggi (excited state).
Pengabsorpsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang absorpsi maksimum dapat
dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul (Sumar, 1994).
Panjang gelombang cahaya UV-Vis dan sinar tampak jauh lebih pendek daripada
panjang gelombang radiasi inframerah. Satuan yang digunakan untuk menentukan
panjang gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10-7 cm). Spektrum tampak sekitar
400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan spektrum UV adalah 100-400 nm (Day
& Underwood, 1986).

Prinsip dasar analisis kuantitatif adalah hukum Lambert Beer.


A = -log T = ε.b.C = a.b.C
Keterangan :
A = absorbansi
T = Transmittans
ε = Absorptivitas molar (L cm-1. Mol-1)
a = Absorpstivitas (L cm-1. gram-1)
b = panjang sel (cm)
C = konsentrasi
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak lebih tinggi daripada radiasi
inframerah, absorpsi cahaya UV atau visibel mengakibatkan transmisi elektromagnetik
yaitu promosi elektron-elektron dan orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke
orbital keadaan tereksitasi berenergi tinggi, transmisi ini memerlukan 40-300 kkal/mol.
Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan melalui reaksi
kimia misalnya isomerisasi atau reaksi-reaksi radiasi lain (Day & Underwood, 1986).
Panjang gelombang cahaya UV-Vis bergantung pada mudahnya promo elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih sedikit akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebih panjang (Day & Underwood, 1986).
Ciprofloxacin dapat ditentukan kadarnya dengan Spektrofotometri. Dilihat dari
strukturnya ciprofloxacin yang mempunyai gugus kromofor (ikatan rangkap
terkonjugasi), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada panjang gelombang di
daerah ultraviolet. Ciprofloxacin memiliki serapan maksimum dalam larutan akuades
pada panjang gelombang 278 nm (Sari, 2013).
Berdasarkan penelitian Sari (2013) Ciprofloxacin dapat ditentukan kadarnya
dengan Spektrofotometri. Dilihat dari strukturnya ciprofloxacin yang mempunyai gugus
kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada
panjang gelombang di daerah ultraviolet. Ciprofloxacin memiliki serapan maksimum
dalam larutan akuades pada panjang gelombang 278nm.
Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet karena metode
ini memiliki banyak keuntungan antara lain dapat digunakan untuk analisa suatu zat
dalam jumlah kecil, pengejaannya mudah, sederhana, cukup sensitif dan selektif,
biayanya relatif murah dan mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi (Munson, 1991).
BAB III

MONOGRAFI SAMPEL

3.1 Ciprofloxacin Hydrochloride (FI V hal 1196 dan 1198)


1. Nama Lain : Ciprofloxacin
2. Rumus Molekul : C17H18FN3O3.HCl.H2O
3. Struktur Molekul :

. HCl . H2O

4. Berat Molekul: 385,82


5. Persyaratan: Ciprofloxacin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih
dari 102,0%. Ciprofloxacin tablet mengandung ciprofloxacin tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket

3.2 Air Suling


1. Nama Lain : Aquadestilata
2. Rumus Molekul : H2O
3. Struktur Molekul :H-O-H
4. Berat Molekul : 18,02

Air murni adalah air yang dimurnikan yang di peroleh dengan


destilasi.perlakuan dengan menggunakan penukar ion,osmosis yang baik,atau proses
lain yang sesuai.Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum,dan tibak
mengandung zat tambahan yang lain.Pemerian cairan jernih,tidak berwarna,dan tidak
berbau.Aquadest digunakan untuk pembuatan sediaan-sediaan.Bila digunakan untuk
seediaan steril air harus memenuhi uji sterilitas.
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang
bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai
zat-zat hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air
(misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat hidrofobik (takut-air).
Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi
kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-
molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar
molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
BAB IV

DIAGRAM PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Alat

Spektrofotometer UV-Visible, Ultrasonik, Labu takar, Pipet volume, Beaker Glass,


Pipet tetes, Kertas saring dll

4.2 Bahan

Air suling, Metanol, HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, Baku pembanding masing-masing
sampel, sediaan tablet masing-masin sampel

4.3 Diagram Alir Prosedur Percobaan

a) Diagram Pengenceran Bahan Baku

b) Diagram Alir Pengenceran Kemurnian Bahan Baku


c) Diagram Alir Pengenceran Tablet
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Serapan


Konsentrasi (ppm) Serapan
1 0,102
2 0,192
3 0,320
6 0,512
8 0,707
10 0,916
12 1,044
Persamaan kurva kalibrasi : y = 0,0881x + 0,0009

5.1.2 Hasil Penentuan Kemurnian Bahan Baku


Berat Sampel
yang Berat Hasil
Pengukuran Serapan % Kemurnian
Ditimbang Analisis (mg)
(mg)
1 50,6 0,501 47,309 93,496
2 50 0,488 46,075 92,15
3 50,8 0,470 44,375 87,35
% Kemurnian rata-rata 90,99
5.1.3 Hasil Penentuan Kadar Zat Aktif dalam Tablet
Berat Berat
Berat
Sampel Zat
Hasil %
Pengukuran yang Serapan Aktif/
Analisis Kemurnian
Ditimbang Tablet
(mg)
(mg) (mg)
1 150,3 0,48 90,5 451,9 90,38
2 152,9 0,523 98,67 493,027 98,6
3 152,9 0,535 101 504,66 100,93
% Kemurnian rata-rata 96,63
± 5,54

5.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar zat aktif dari sediaan
dengan spektrofotometri UV-Visibel dengan prinsip analisis fotometri berdasarkan
absorbsi cahaya oleh molekul-molekul dalam daerah sinar UV dan sinar tampak (Visibel)
dan juga berdasarkan analisis kuantitatif dengan cara membandingkan serapan sampel
dan serapan larutan standar dengan teknik kurva kalibrasi. Sampel yang di uji pada
percobaan kali ini adalah bahan baku dan tablet Ciprofloxacin HCl.

Berdasarkan strukturnya, dapat diketahui Ciprofloxacin memiliki gugus kromofor


sehingga kadarnya bisa ditetapkan dengan spektrofotometri UV-Vis. Gugus kromofor ini
adalah gugus atom yang bertanggung jawab pada penyerapan cahaya yang merupakan
gugus tidak jenuh kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis. Gugus
kromofor disini berupa benzen yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi yang
memiliki elektron phi dimana elektron phi ini jika dikenai sinar radiasi elektromagnetik
akan mudah tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi yaitu menuju ke orbital phi bintang.
Selain gugus kromofor, Ciprofloxacin HCl memiliki gugus ausokrom yang terikat
langsung dengan gugus kromofor. Gugus ausokrom memiliki pasangan elektron bebas
pada elektron n yang dapat berinteraksi dengan elektron phi pada kromofor. Dengan
demikian gugus ausokrom berperan dalam pergeseran panjang gelombang maksimum
dan intensitas serapan maksimum dari Ciprofloxacin HCl.
Untuk menghasilkan kurva kalibrasi, dilakukan terlebih dahulu pembuatan larutan
standar Ciprofloxacin HCl dengan berbagai konsentrasi dari hasil pengenceran larutan
induk 1000 ppm. Variasi konsentrasi larutan standar yang di buat adalah 1,2,4,6,8,10,12
ppm, setelah semua konsentrsi dibuat dilakukan pengukuran serapan pada masig-masing
konsentrasi dengan alat spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang
maksimal. Dilakukannya pengukuran panjang gelombang maksimal disebabkan pada
panjang gelombang maksimal memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan
absorbansi yang paling besar dan pada panjang gelombang maksimal bentuk kurva
absorbansi memenuhi hukum Lambert-Beer. Dan didapat panjang gelombang maksimal
pada Ciprofloxacin HCl yaitu 275,5 nm dalam aquadest. Setelah di ukur menghasilkan
kurva kalibrasi dan di dapatkan persamaan regresi linier, yaitu y = 0,0881x + 0,0009
dengan R2 = 0,996. Tujuan pembuatan kurva kalibrasi adalah untuk mendapatkan
persamaan regresi linier yang dapat digunakan untuk memperoleh kadar analit dalam
sampel dengan cara interpolasi nilai serapan sampel ke dalam persamaan regresi linier.
Selanjutnya tahap kedua adalah mengukur kemurnian bahan baku secara
kuantitatif. Timbang 50 mg bahan baku Ciprofloxacin HCl dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai, Ciprofloxacin HCl menggunakan aquadest sebanyak batas 50 ml labu takar.
Larutan tersebut adalah larutan induk, dari larutan induk tersebut dilakukan pengenceran
hingga kkonsentrasi 6 ppm. Setelah itu diukur serapannya, kemudian dihitung berat zat
aktif dalam bahan baku dengan cara menginterpolasikan nilai serapan ke dalam
persamaan kurava kalibrasi. Lalu, dalam perhitungan pun akan didapatkan % kemurnian
dari bahan baku tersebut. Pada hasil percobaan rata-rata % kemurnian bahan baku
menunjukkan nilai 90,99% dimana hal tersebut tidak memenuhi persyaratan, karena
menurut Farmakope Indonesia Edisi V halaman 1196 zat aktif Ciprofloxacin harus dalam
rentang tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 102%. Hal tersebut bisa terjadi bisa
saja karena beberapa faktor, yaitu faktor bahan itu sendiri, faktor alat dan praktikan.
Penentuan kadar zat aktif dalam tablet Ciprofloxacin HCl 500 mg dilakukan
dengan cara menimbang 10 tablet kemudian dihitung bobot rata-rata per tablet, dihasilkan
bobot rata-ratanya per tablet yaitu 764 mg. Kemudian tablet diserbukkan dan ditimbang
serbuk setara dengan 100 mg zat aktif, yaitu 152,8 mg. Dari serbuk tablet tersebut dibuat
larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm dalam aquadest, pada serbuk tersebut
terdapat senyawa yang tidak dapat larut dalam aquadest sehingga dilakukan penyaringan
terlebih dahulu. Dari konsentrasi larutan induk 1000 ppm di buat pengenceran untuk
mendapatkan konsentrasi larutan 6 ppm, kemudian di ukur panjang gelombang
maksimalnya. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat. Masing-masing serapan digunakan untuk memperoleh kadar analit dalam
sampel dengan menggunakan persamaan regresi linier y = 0,0881x + 0,0009. Dari tiga
kali pengukuran didapatkan hasil rata-rata persentase kadar zat aktif dalam tablet yaitu,
96,63 % ± 5,54. Berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukan bahwa kadar zat aktif
dalam tablet menurut Farmakope Edisi V memenuhi persyaratan kadar karena berada
dalam rentang persyaratan yaitu 90,0% - 110,0%.
BAB VI

KESIMPULAN

Dalam percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :


1. Panjang gelombang maksimal pada Ciprofloxacin HCl dalam aquadest yaitu
275,5 nm.
2. Pengukuran menghasilkan kurva kalibrasi dan di dapatkan persamaan regresi
linier, yaitu y = 0,0881x + 0,0009 dengan R2 = 0,996.
3. Rata-rata persentase kemurnian bahan baku Ciprofloxacin HCl adalah 90,99%
dimana hal tersebut tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V.
4. Rata-rata persentase kadar zat aktif dalam tablet Ciprofloxacin HCl yaitu, 96,63
% ± 5,54 menunjukan bahwa kadar zat aktif dalam tablet menurut Farmakope
Edisi V memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA

Munson, J. W. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Penerjemah: Harjana. Parwa B.


Surabaya: Airlangga University Press.
Day, R.A.dan A.L. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Sari, I. 2013. Analisis Kadar Ciprofloxacin dalam Sediaan Tablet dengan
Metode Spektroskopi Near-Infrared dan Kemometrik. Artikel Ilmiah Hasil
Penelitian Mahasiswa. Fakultas Farmasi UNEJ. Jember.
Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press.
LAMPIRAN

A. Perhitungan pengenceran larutan ciprofloxacin


 Larutan induk = 100 mg = 1 mg/mL  1000 μg/mL
100 mL
 Pengenceran I (larutan 100 μg/mL)
V1 × C1 = V2 × C2
V1 × 1000 ppm = 50 mL × 100 ppm
V1 = 5 mL
 Pengenceran II (6 μg/mL)
V1 × C1 = V2 × C2
V1 × 100 ppm = 50 mL × 6 ppm
V1 = 3 mL

B. Contoh perhitungan berat hasil analisis dan % Kemurnian


y = 0,0881x + 0,0009
0,501 = 0,0881x + 0,0009
0,501 = 0,0881x
x = 5,676 μg/mL
 Berat = 5,676 μg/mL × 50 × 50 × 50 mL
5 3
= 47.309,46 μg  47,309 mg
 % Kemurnian = berat hasil analisis × 100%
berat yang ditimbang
= 47,309 mg × 100%
50,6 mg
= 93,496%

C. Contoh perhitungan berat hasil analisis, berat zat aktif/tablet dan kadar
Persamaan kurva kalibrasi  y = 0,0881x + 0,0009
Bobot rata-rata tablet  764 mg
Jumlah zat aktif pada etiket  500 mg
 Jumlah serbuk tablet yan harus ditimbang = 764 mg × 100 mg
500 mg
= 152,8 mg
y = 0,0881x + 0,0009
0,523 = 0,0881x + 0,0009
x = 5,92 μg/mL
 Berat ciprofloxacin HCl dalam sampel
x × faktor pengenceran × jumlah larutan awal
= 5,92 μg/mL × 50 × 50 × 100 mL
5 3
= 98.666,67 μg  98,67 mg
 Berat ciprofloxacin HCl dalam tablet
Berat ciprofloxacin HCl dalam sampel × bobot rata-rata
Berat sampel yang ditimbang
= 98,67 mg × 764 mg
152,9 mg
= 493,027 mg
 % Kadar tablet ciprofloxacin HCl
Berat zat per tablet hasil hitung × 100%
Berat zat per teblet dalam etiket
= 493,027 mg × 100%
500 mg
= 98,6054%
D. Kurva kalibrasi ciprofloxacin HCl

Kurva Kalibrasi Ciprofloxacin dalam Air


1.2
1
0.8
serapan (a)

0.6
0.4 y = 0.0881x + 0.0009
R² = 0.996
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12 14
konsentrasi (ppm)

Anda mungkin juga menyukai