Anda di halaman 1dari 40
MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RIEPUBLIK INDONESIA NOMOR 519/MENKES/SK 'VI/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PASAR SEHAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a Mengingat : 1. bahwa dalam rangka meninclaklanjuti pengembangan Program Kabupaten/Kota Sehat dan untuk mengantisipasi terjadinya Penyebaran dan penularai penyakit berpotensial wabah diantaranya termasuk Avia’ Influenza, perlu dikembangkan Program Pasar Sehat guna mewujudkan pasar yang bersih aman, nyaman dan sehat khususinya pasar tradisional bahwa berdasarkan pertimbingen sebagaimana huruf a, perlu ditetapkan Pedoman Penye enggaraan Pasar Sehat dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembarai. Negara Tahun 1984 Nomor 20, ‘Tambahan Lembaran Negari\ Nomor 2273); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomer 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 34:5): Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1886 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3524) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negare Nomor 3699); Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Nega'a Tahun 2002 Nomor~ 134 ‘Tambahan Lembaran Negare Nomor 4247): Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Fambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 {entang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Urdang, Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Als Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005° Nomor. 108, ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 10. "1 12. 13. 14. 15. 16. 47. 18, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara No nor 3848); Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Talun 1994 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3487), Pevaturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pernerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kalupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tainbahan Lembaran Negara Nomor 8737); Pevaturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ne:jara Republik Indonesia sebagaimana diubah terakhir derigan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; Pel aturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dar) Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Tol 9 Medern; Insiruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penanganan dar Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/SK/IX/1990 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih: Kerutusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/ 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/II/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum: Kepittusan Menteri Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/VIl/ 2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makinan Jajanan; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VIIl/ 200: tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran; Perecuran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keschatan Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor {138/Menkes/PB/VIIN2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat, * Menetapkan Kesatu Kedua Ketiga Keempat MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/xi/ 2005 tentang Organisasi den Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2007: 20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1468/Menkes/SK/XIl/ 2006 tentang Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun 2005 MEMUTUSKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PASAR SEHAT. Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat sebagaimana térlampir dalam Lampiran Keputusan ini Pedoman sebagaimana dimaksui| dalam Diktum Kedua digunakan febagai acuan bagi petugas kesehatan yang membidangi Kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan, lembaga pemerintah terkait, pengelola pasar, serta pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam penyelenggar:an pasar sehat, khususnya pasar tradisional. Keputusan ini mutai berlaku pada ‘anggal ditetapkan. )itetapkan di Jakarta MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 619/Menkes/SK/Vi/2008 Tanggal : 6 Juni 2008 PED(OMAN PENYELENGGARAAN PASAR SEHAT 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status kesehalan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat-tempat dimana orang banye beraktivitas setiap harinya dan juga ketersediaan layanan kesehatan. Pasar adalah salah satu tempat dimana orang beraktivitas setiap harinya dan berperan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan, terutama pasar tradisional bagi golorigan masyarakat menengah ke bawah. Pada saat yang sama, pasar juga dapat menjadi jalur utama untuk penyebaran penyakit seperti kasus kolera di Amerika Latin, SARS dan Avian Influenza di Asia. Konferensi gabungan WHO/FAO/OIE/World Bank tentang Flu Burung dan pandemi flu pada manusia yang diadakan di Jenewa (November 2005), menekankan pentingnya mencegah penyebaran flu burung H5N1 pada sumbernya termasuk pasar tradisional. Di Indonesia terdapat sekitar 13.450 pasar tradisional dengan 12,625 juta pedagang beraktivitas di dalamnya (Ditjen. Perdagangan Dalam Negeri - Departemen Perdagangan, 2007). Jika setiap pedagang memiliki empat anggota keluarga, maka lebih dari 50 juta orang atau hampir 25% dari populasi total Indonesia beraktifitas di pasar, Terlebin dencan banyaknya masyarakat yang membeli pangan di pasar tradisional. Diperkirakan paling tidak 60% kebutuhan pangan bagi penduduk di daerah perkotaan disediakan oleh pasar tradisional (Pertemuan Nasional Kota Sehat, 2006). Pertumbuhan pasar tladisional sangat memprihatinkan. Tahun 1985 dilaporkan bahwa pasar tradisional di J:ikarta berjumlah 151 (78%) sedangkan pasar modern hanya 42 Pasar (22%). Tetapi pada tahun 2005, pasar modem melonjak menjadi 449 pasar (75%) sedangkan pasar tradisonal tetap berumlah 161 atau 25% dari total pasar (Pasar Jaya, 2006). Nampaknya masyarakat cenderung lebih menyukai pasar modem yang menjual pangai dengan pelayanan yang lebih baik, lebih bersih, aman dan nyaman. Pengelolaar pasar tradisional di daerah bervariasi tergantung pemerintah daerah setempat. Untuk itu, pemerintah saat ini sedang menyusun Peraturan Presiden tentang Pasar Tradisional agar tertata dengan profesional, khususnya oleh pemerintah daerah dalam mengh:\dapi persaingan dengan hipermarket dan sejenisnya. Pasar memiliki posisi yang sangat penting untuk menyediakan pangan yang aman; dan pasar tei sebut dipengaruhi oleh keberadaan produsen hulu (penyedia bahan segar), pemasok, penjual, konsumen, manajer pasar, petugas yang berhubungan dengan kesehatan dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif pura stakeholder dibutuhkan untuk mengembangkan Pasar Sehat. Pasar sehat morupakan salah satu tatanan di dalam pengambangan program Kabupaten/Kota Sehe: seperti yang sudah tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor 1136/Menkes/PB/VIIV2005 tentang Penyelenggaraan Kabupater/Kota Sehat, pasar Sehat mutlak diperlukan dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Sehat. dimana keberadaannya merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Pengembangan pasar sehat adalah strat'gis sebagai upaya memperkuat biosekurit pada rantai pangan yang akan ()) meniiigkatkan Kearnanan pangan sejak Broduksi hingga konsumsi, (i) mendidik produsen pemasok, pedagang, konsumen, Gan i) sebagai konsekuensinya, kesadaran mere\a akan meningkat tethadap rieko Keamanan pangan seperti kontaminasi silang, pe cularan flu burung dan penyakit- Penyakit lain yang dihantarkan pangan, dan perilaku berisiko tinggi Untuk mewujudkan hal di atas perlu disusun pedoman penyelengaraan pasar ‘sehat bagi stakeholder yang terlibat dalam pasar shat di Indonesia, seperti lembaga terkalt yang benwenang di jajaran pemerintah puse’ dan daerah, konsultan, lembaga . Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering 1. Mempunyai meja tempat penjualan dongan permukaan yang rata dan mudah dibersinkan, dengan tinggi minimal 60 cm dar tanta 2. Maja tempat penjualan terbuat dari behan yang tahan karat dan bukan dari kayu, 15 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, 3. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah «liangkat, 4. Tersedi tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang m:ngalir. 5. Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan tempat jerindukannya (tempat berkembang biak), seperti: lalat, kecoa, tikus, nyamuk Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji 1, Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang rata dan mudah dibersinkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan yang tahan karat dan bukan dari kayu 2, Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mingalir. 3. Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman, tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan. 4, Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup dengan kemiringan yang cukup 5, Tersedia tempat sampah kering dan basah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat. 6. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti: lalat, kecoa, tikus, nyamuk. 7. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang tidak boleh digunakan untuk makanan kering/mentah 5. Area Parkir. ‘Adanya pemnisah yang jelas pada batas wilayah pasar. ‘Adanya paikir yang terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti : mobil, motor, sepeda, andong/delman, dan becak. Tersedia e’ea parkir khusus untuk pengangkut hewan hidup dan hewan mati Tersedia area bongkar muat khusus yang terpisah dari tempat parkir Pengunjuny) Tidak eda penularan penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan di lingkungan pasar. —/ ITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K) FORM FORMULIR INSPEKSI PASAR (UNTUK PETUGAS) DATA UMUM. NAMA PASAR ALAMAT NAMA PENGELOLA PASAR JUMLAH KIOS/LOS. JUMLAH PEDAGANG JUMLAH ASSOSIASI / KELOMPOK PEDAGANG DATA FISIK No. | VARIABEL UPAYA | BOBOT | KOMPONEN YANG DINILAI NILAI | SKORE 1 2 3 4 5 6 A | LOKASI 5 _ (Nilai maksimai 500) 1. Sesuai Ret cana UmumTata 20 | “Ruang | ]2. Tidak terlei ik pada daerary 20 rawan bencana 3. Tidak terietiik pada derah 20 rawan kecelakaan 4, Tidak terletiik pada daerah 20 bekas pembuang:n akhir 5. Mempunyei' batas wilayah yang 20 jelas 5 | BANGUNAN PASAR| 29 (Nilal maksimal 2000) 1 Umum 05 Bangunan dan tancang bangun 100 | sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 | Penataan ruang 4 1, Pembagian iirea sesual 30 | dagang dengan peruntukkannya (Zoning) 2. Zoning dencian identitas 10 Jengkap 23 3 Lebar lorong antar ios minimal 1,5 meter 5 /4. Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi tembok 30 5 Pestisida dan bahan berbahaya beracun terpisah dengan zona makanan dan bahan pangan % Ruang kanior pengelola 05 1. Ventilasi minimal 20% dari las lantai 40 2, Pencahayaan minimal 100 lux 40 3. Tersedia toilet dan tempat cuci tangan 20 ‘Tempat penjualan bahan pangan dan makanan 6 | 44 ‘Tempat penjual.in bahan pangan trasah T. Meja tempat penjualan nilai 10) a. Tahan Karat | b. Rata ©. Kemiringan 4, Tinggi 60 om NNN 2.__Karkas daging digantung | 3. Alas pemotong (talenan) tidak terbuat dari kayu, tidak beracun, kedap air dan mudah dibersihkan 4. Tempat penyimpanan bahan pangan dengan rantai dingin (cold chain) bersuhu (4-10 | °C) | 5 5. Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan 6. Tempat cucl tangan dilengkapi (ritai 14) a. Sabun b. Air mengalir 7. Saluran pembuangan limbah :(nilai 10) 24 a. Tertulup b._ Kem aingan 8._Tempat sampah (nilai 10) : a. Terpiah (Sampah basah & kering) b. Kedei> air cc. Tertutup 9 Bebas biniatang penular Penyakit (vektor) & tempat perinduksnnya 10 42 | Tempat penjualan bahan pangan kering 1. Meja temp at panjualan dengan: Permukaa» rata, mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 em (nili 20) a. Permukaan rata 70 b. Muah dibersihkan . Tinggi minimal 60 om 2. Meja terbt'at dari bahan tahan karat dan bukan dari kayu 20 ‘3. Tempat sainpah (nilai 20) 2. Terpisal) basah dan kering 10 b. Kedap air c. Bertutup 4. Tempat cui tangan dilengkapi_(nilai 20) a, Dengan abun b. Air menvalir 4 5. Bebas vekiir ponular penyakit dar tempat peri rdukannya 20 43 | Tempat penjualan makanan matang/ siap saji 1. Tempat peiiyajian makanan (nilai 20) a. Tertutup | | b. Bahan fahan Karat c. Permul:aan Rata d. Mudah dibersihkan| 25 @. Tinggi Minimal 60 om 2 Tempat cuci tangan dilengkapi_(nilai 20) ‘@, Dengan sabun b. Air mengalir 4 3 ‘Tempat cuci peralatan (nilai 20) : a. Kuat b. Aman . Tidak berkarat @, Mudah dibersinkan Pisau yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang harus berbeda dan tidak berkarat ‘Saluran pembuangan limbah (pilai 10): ‘a. Tertutup b. Kemiringan ‘Tempat sampah (nilai 10) = a. Terpisah basah dan kering B. Kedap air . Bertutup Bebas vekior penular penyakit ddan tempat perindukannya 10 44 ‘Area Parkir ‘Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar 5 Parkir mobil, motor, sepeda, andong/deiman, becak terpisah 10 Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan hidup, 10 Tersedia area Khusus bongkar muat barang 10 Tidak ada genangan air 10 Tersedia tempat sampah setiap radius 10 meter 15 26 7. Ada jalur Jan tanda masuk dan keluir kendaraan yang | 10 Jelas 8._Ada tanainan penghijauan 10 9. Adanya area resapan air 10 45 | Konstraksi 4 454 | Atap 0.5 [7 Atap (nile Zo) a. Kuat 20 b. Tidak hocor 10 ¢. Tidak inenjadi tempat 10 Pernt 4kan vektor 2. Kemiringan atap ‘cukup dan 40 tidak mer, ungkinkan genangai air 3. Atap dens/an ketinggian lebih 10 meter dilengkapi 20 Penangke| petir 4.5.2 | Dinding 0.5 [74. Keadaan iinding (nilai 40) a. Bersih 15 b. Tidak lombab 15 ©. Berwai va torang 0 2. Permukaeit dinding yang selalu teriena percikan air terbuat de, ‘i (nilai 40) a. Bahan yang kuat 20 b. Kedap air 20 ‘3. Pertemuai Tanta dengan dinding hevus lengkung 20 (conus) 4.5.3 | Lantai 05: 1. Keadaan lantai (nilai 70) : a, Kedap air 15 b. Rata 18 ¢. Tidak licin 18 d. Tidak relak 10 e. Mudah dibersinkan 18 2. Lantai kamiar mandi, tempat cuci dan sejenisnya ‘mempunyai kemiringan ke 30 ‘saluran pernbuangan 27 454 Tangga 05 7. Tinggi, lebar, Kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 40 2, Terdapt pegangan tangan, 20 3. Kuat, dan tidak licin 20 4, Pencahayaan minimal 100 lux 20 455 I Ventilasi Minimal 20% dari luas lantai 700 456 Fencahayaan 0s Intensitas pencahayaan cukup_ untuk melakukan pekerjaan pengelolaan dan pembersinan bahan makanan minimal 100 lux 100 45.7 Pintu 05 Khusus kios/ios penjual daging, ikan, dan sejenisnya menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau tral plastik untuk menghalangi binatang atau serangga penular penyakit 700 ‘SANITASI (Nilal maksima! 30 T Air Bersih 7. Air berein selalu tersedia dalam jumiah yang cukup (minimal 40 Fter per pedagang) 40 2. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan 30 3 Jarak sumber air bersin dengan septick tank minimal 10 meter 20 &, Penguijian air bersih dilakukan 6 bulan sekali 10 Kamar mandi dan toilet 1. Toilet Takrlaki_ dan perempuan terpisah dengan jumlah cukup (nilai 10) a. Terpisah b. Jumiah cukup 2. ‘Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas_jentik 10 3. Toilet dengan leher angsa 10 28 Tersedia tempat cuci fargan dan sabun 10 Tersedia ‘empat sampah yang tertutup 70 Tersedia Septik tank dengan lubang peresapan yang Memenuni syarat Kesehatan 10 Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan Pangan 10 Ventilasi niininval 20% dart Juas lanta| 10 Pencahay san minimal 700 lux 10 10, Lantai ke Jap air, tidak licin, ‘mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup 10 Pengelolaan sampah Setiap kiolorongilos tersedia tempat ‘Sampah basah dani kering ‘Tempat sempah terbuat dari (nilai 20) a. Bahan kedap air b. Tidak mudah berkarat c. Kuat 4d. Tertutuy . Mudab ‘libersinkan o} of al al ot Tersedia aliit pengangkut sampah (simpah) (nila 15): a. Kuat © b. Mudah cibersinkan Tersedia teinpat pembuangiin sampah ‘sementara (TPS) (nilai 15) : a. Kuat b. Kedap alr c. Mudah dibersihkan d._Mudah dijangkau of al a] a TPS tidak manjadi tempat erindukan hhinatang penular penyakit 29 & TPS tidak djalur utara 70 pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar 7, Sampah diangkut minimal 1 10 x24 jam . | Drainage 7. Tertutup dengan kisi-kisi, 30 terbuat dari logam dan mudah dibersihkan 2. Limbah cair mengalir lancar 40 3. Limbah cair harus 10 memenuhi baku mutu %, Tidak ada bangunan diatas | 10 saluran 5. Pengujian kualitas limbah 10 cair berkala setiap 6 bulan sekali ‘6. | Tempat cuci tangan 4. Lokasi mudah dijangkau 40 2,_Dilengkapi sabun 20 3. Tersedia air mengalir 40 6. | Binatang penular Tt. Los makanan siap sajidan | 20 Penyakit / vektor bahan pangan harus bebas dari lalat, Kecoa dan tikus 2. Angka kepadatan tikus 20 harus nol 3. Angka kepadatan kecoa 20 maksimal 2 ekor per plate di titk pengukuran 4. Angka kepadatan lalat 20 maksimal 30 per gril net di tempat sampah dan drainage 3, Container indeks (CI) jentik | 20 nyamuk aedes tidak melebihi 5% 7._| Kualitas maka‘ oan bane cea 1. Tidak basi 20 2. Tidak mengandung bahan 10 berbahaya 3. Tidak mengandung residu | 10 pestisida di atas ambang batas , Kualitas makanan siap say) 10 sesuai dengan peraturan, 30 5. Makanan dalam kemasan tertutup ciisimpan dalam suhu 4-11)°C 10 Ikan, dag ing dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4c 10 ‘Sayur daii buah disimpan dalam suhu 10 G, telor, Susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7 C 10 Penyimp: nan bahan makanan dengan jarak 15 om dari kintai, 5 em dari dinding din 60 cm dari langit-lan it 10 Kebersihiin peralatan makanan maksimal 100 kuman per cm2 permukaan dan E-co1 nol 10 8. Desinfeksi pasar Dilakukan secara menyelur h 1 hari dalam sebulan 50 Bahan de infeksi tidak menceme i ingkungan 50 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT {Nilai maksimal 3000) 30 Pedagang dan pekerja 16 4 Pedagang daging/unggas, ikan mengigunakan alat elindung diri 20 Berperilakii hidup bersin dan sehat (PHi3S) 30 Dilakukan pemeriksaan kesehatar bagi pedagang secara be ‘kala minimal 6 buian sekail 10 Pedagang makanan siap Saji tidak sadang menderita penyakit nienular langsung seperti : diare, hepatitis, TBC, kudis, dit 40 Pengunjung to | Berperilak hidup Bersih dan sehat (PH'1S) 50 3 uci tangan dengan sabun setelah memegang unggashewan hidup, daging atau ikan 50 Pengelola | ‘Wemahami dan mempunyai keterampilan tentang hygiene sanitasi dan keamanan pangan (pernah mengikuti kursus/pelatinan di bidang | sanitasi dan hygiene makanan dan pangan) 100) KEAMANAN ‘ital maakoime | 1000) Pemadam kebakaran ‘Tersedia peralatan pernadam kebakaran dengan jumlah cukup dan berfungsi (nilai 40) a Ada 20 b._Jumlah cukup 10 c,_ 80% berfungsi 10 Tersedia hidran air 30 Letak peralatan pemadaman kebakaran mudah dijangkau dan ada petunjuk arah penyelamatan 20 ‘Adanya SOP penggunaan alat pemadam kebakaran 10 Keamanan ‘Ada Pos Keamanan| ‘Ada personi/petugas keamanan 50 FASILITAS LAIN (Nilai maksimal 4000) 10 Tempat / saraiia ibadah . Tersedia tempat ibadah yang bersin, dan tempat wudhu 40 Tersedia air dengan jumiah yang cukup 40 Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan persyaratan_| 20 ‘Tempat penju‘lan unggas hidup Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama 20 32 2” Mempun ai akses masuk 0 dan keluor kendaraan Penganghut unggas tersendir' ‘3 Kandang iempat 70 Penampungan unggas kuat dan muds dibersihkan 4. Tersedia iasiltas 10 Pemotonyan unggas umum yang memenuhi syarat 5. Tersedia sarana cuci tangan | 70 dengan sburi dan air bersih & Tersedia TEMPAT PENJUALAN MAKANAN DAN BAHAN PANGAN Los tempat penjualan makanan & bahan Pengan tersedia tempat cuci tangan dengan air mengalir yang dilengkapi dengan sabun Meja/tempat untuk menjual makanan dan ba‘ian pangan 60 om di atas lantai . Tempat pemotongan ayam berada di lokasi khusus di luar bangunan pasar Tempat Penjualan makanan & bahan Pangiin terbuat dari bahan yang tahan karat, bukan dari kayu, Alas pemotong (talenan) untuk makanan dan bahan pangan tidak terbuat dari kayu Tersedia alat pendingin atau menggunakan 26 bata untuk tempat penyimpanan ikan segar, daging dan \nggas potong yang akan dijual Penyajian dagangan dikelompokkan sesualp nisnya, Pernah dilakukan pengambilan contoh makanan untuk Pemeriksaan ke laboratorium oleh petugas Untuk pedagang makanan siap Saji pamah ¢ lakukan usap dubur oleh petugas kesehatan PENGENDALIAN BINATANG PENULAR PENYAKIT Dilakukan penyemprotan Talat, nyamuk, kecoa dan thus dilakukan secara berkala minimal 2 kali setahin Tidak ada lalat ci tempat penjualan makanar malang (Slap saji) Tidak ada binatang peliharaan (kucing / anjin))) berkeliaran di dalam pasar KEAMANAN PASAR Pengelola pasar harus menjaga keamanan paar Alat_pemadam kebakaran tersedia dalam | mlah ukup, diletakkan di tempat yang strategis dan mudat dijengkau 37 PENCAHAY AAN, SUHU DAN KELEMBABAN 7|Pencahayaan alam dan buatan cukup terang untuk melakukan kegiatin Z| Suhu di setiap Kio ios tidak panas dan tidak pengap K ‘TEMPAT GUC! TANGAN 7 Tersedia tempat «wel tangan dengan air mengalir dengan jumlah yang cukup Z| Diengkapl sabuii, djaga kebersinannya dan terietak di lokasi yang mudah dijangkau, L TEMPAT PARKIR 7 Tersedia tempat parkir untuk kendaraan roda dua, roda tiga, roda empat dan tempat bongkar muat barang dagangan 7] Tempat parkir Kondaraan pengangkut unggas hidup harus terpisah dari ken daraan lain | Jalur masuk dar keluar patar terpisah dengan jelas M PEDAGANGIKARYAWAN 7 | Pedagang dan atau Karyawan menggunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri (APD seperti celemek, sepatu boot, sarung tangan, tutup kepala/top!) 7 [Ada kelompok slau asosiasi pedagang pasar 3 | Ada pelatiian dalam rangka meningkatkan kebersihan, keamanan dar Kesehatan pasar bagi pedagang dan pengelola pasa’ dalam tiga (3) bulan terakhir 7 | Tidak merokok pada saat berjualan 3 | Tidak meludah sembarangan @ |Pedagang daging, ikan dan unggas potong dan unggas hidup selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setelah menjamah baring dagangannya 7 | Kuku p edagar g pendek dan bersih 38 N PENGUNJUNG 1 | Tersedia himbauanislogan untuk masyarakat pangunjung 2 | Pengunjung/pembeli berperilaku hidup bers) dan sehat (PHBS) (cuci tangan pakai sabun setelah menjamah ikan, daging, unggas potong, unggas hidup din makanan matang, tidak buang sampah sembarangan, (dak meludah dan sebagainya) JUMLAH 59 59 PETUNJUK PENGISIAN 1. Penilai pasar adalah Tim Inti / Gugus tugs’ komunitas pasar dengan menggunakan formulir penilaian pasar yang berttuani untuk mengetahui kondisi dan perilaku masyarakat pasar (pedagang can pengunjung pasar) guna mewujudkan kondisi pasar yang bersih, aman dan iyaman 2. Cara mengisi Fomulir Penilaian dengan memberikan tanda V atau X pada kolom jawaban yang sesuai Ya atau Tidak (bila item subs'ansi yang dinilai sesuai) Pelaksanaan penilaian dengan mengamati a. Klosilos tersebut di bawah ini, masing-masing 1 kios + Kios/los basah (kios daging, kios ikan, kios unggas potong) Kios/los makanan matang/siap saji Kios/los sayur mayur Kios/los buah Kios/los barang dagangan kering (beras, kel:;ntong, baju) Tempat penjualan unggas hidup b. Perilaku pedagang dari masing-masing kios/los (butir a) 1 orang pedagang cc. Pengunjung kios/los tersebut 4. Formulir ini terdiri dari $9 item yang harus diamati kondisinya. 5. Kategori hasil penilaian di klasifikasikan dengan melihat jumlah jawaban Ya sbb a2 47 (280%) = Baik b. 38-46 (65%-79%) = Cukup 0.837 (<64%) = Kurang 6. Hasil pengamatan pasar dikomunikasikan kepada jrengelola pasar. 7. Tindak lanjut dari hasil penilaian pasar yang telah dllakukan a. Pasar dengan kategori baik (> 80%), per binaan tetap dilakukan untuk mempertahankan kondisi pasar. 39 b. Pasar dalam kategori kurang (s 64%), sampai dengan cukup (65 % -79 %), periu dilakukan icentifikasi komponen / bagian ~ bagian yang belum memenuhi syarat untuk di lindak lanjuti secara langsung atau melalui pengelola pasar untuk meningkatan kondisi pasar. c. Pengelola pasar agar bermusyawarah dengan para pedagang dan asosiasi pedagang dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. d. Untuk penyelesaian masalah yang memerlukan bantuan dari pemerintan kabupaten/kota, pengelola pasar agar melakukan kominikasi dengan Tim Pembina. 40

Anda mungkin juga menyukai