Anda di halaman 1dari 3

Tanggal : 2013-11-13

Penulis : Web RSUA


Kategori : Berita

Gejala, Penyebab, dan Penanganan Hipertensi


Berita :

Apakah Hipertensi?Tekanan darah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding arteri. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang akan mengikuti sebagian orang yang hidup sampai usia
lanjut, sehingga dahulu ada paradigma yang mengatakan bahwa tekanan darah yang melebihi normal
dianggap wajar pada usia tua. Tetapi ilmu kedokteran sekarang menganjurkan untuk tetap mengontrol
tekanan darah tetap normal sapai usia berapapun. Yang terjadi adalah, ketika tekanan darah terlalu tinggi
akan menimbulkan beban kerja jantung dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah arteri (nadi).
Seiring perjalanan waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan resiko penyakit
jantung koroner dan gagal jantung, serangan stroke dan penyakit ginjal.
Apa penyebab Hipertensi?Dalam kebanyakan kasus, hipertensi tidak diketahui penyebabnya (hipertensi
primer).
Sebagian kecil lainnya, hipertensi dapat diakibatkan oleh penyakit lainnya (hipertensi sekunder)
seperti hipertensi yang diakibatkan oleh penyakit di ginjal atau kelenjar anak ginjal (adrenal).
Seseorang akan beresiko menderita hipertensi dalam perjalanan hidupnya apabila ada anggota keluarga
dekat yang menderita penyakit ini atau pada pasien kencing manis (diabetes) karena sekitar 60% pasien
diabetes disertai dengan hipertensi. Hipertensi juga terkait dengan ras dimana orang afrika-amerika
cenderung untuk lebih mudah menderita hipertensi.
Gejala HipertensiHipertensi adalah faktor resiko utama untuk terjadinya stroke dan penyakit jantung
koroner. Tekanan darah tinggi mungkin tidak menimbulkan gejala pada penderitanya sampai
bertahun-tahun sehingga penyakit ini kadang-kadang disebut
pembunuh diam-diam (silent killer). Yang paling sering adalah, hipertensi menimbulkan gejala akibat
timbulnya komplikasi berupa kerusakan pada organ dalam (target organ) seperti kesemutan atau
kelemahan otot anggota gerak
salah satu sisi badan akibat stroke atau nyeri dada akibat peyakit jantung koroner.
Yang sering salah persepsi di masyarakat adalah sakit kepala adalah salah satu gejala dari sakit darah
tinggi sehingga pasien yang menderita sakit kepala menganggap tekanan darahnya sedang naik. Bahaya
dari persepsi yang salah ini adalah ketika seseorang benar-benar menderita hipertensi, dia akan
menghentikan pengobatan hipertensi ketika sudah tidak menderita sakit kepala karena menganggap
tekanan darahnya sudah normal. Padahal pengobatan darah tinggi bisa dikatakan seumur hidup (long life)
kecuali jika tekanan darahnya dapat dikontrol dengan pola hidup dan olah raga teratur.Kapan dikatakan
menderita hipertensi?Tekanan darah yang normal rata-rata berkisar pada 120/80 mmHg (milimeter
Hidragirum). Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darahnya 140/90 mmHg
atau lebih. Sedangkan nilai tekanan darah darah diantara rata-rata normal dan tinggi (130/85 mmHg)
disebut prehipertensi. Makna dari angka diatas pada nilai tekanan darah 120/80 mmHg menunjukkan
tekanan dinding arteri saat nadi berdenyut (sistolik), sedangkan angka yang di bawah menunjukkan
tekanan dinding arteri diantara 2 denyutan nadi (diastolik).Pre-Hipertensi: Tanda peringatanSeperti
dijelaskan sebelumnya, nilai tekanan darah darah diantara rata-rata normal dan tinggi disebut
prehipertensi. Orang yang mempunyai kisaran tekanan darah 120-139 untuk sistolik dan 80-89 untuk
diastolik memiliki dua kali resiko
terserang penyakit jantung koroner dibandingkan orang dengan tekanan darah normal. Orang pada
kelompok ini sudah harus memperbaiki gaya hidup dengan pola kaman sehat dan rajin olah raga serta jika
diperlukan secara berkala memeriksakan diri ke dokter.
Krisis hipertensiDikatakan krisis hipertensi apabila tekanan darah meningkat 180/120 mmHg atau lebih.
Dalam kondisi ini pasien dapat mengeluh pusing, kecemasan, mimisan atau sesak nafas. Krisi hipertensi
sangat berbahaya karena dapat merusak target organ seperti otak menyebabkan stroke atau penurunan
kesadaran dan jantung menyebabkan serangan jantung. Untuk itu krisis hipertensi harus segera
diturunkan dalam hitungan menit sampai jam tergantung ada-tidaknya kerusakan target organ. Sering

Page 1
Tanggal : 2013-11-13
Penulis : Web RSUA
Kategori : Berita

pasien harus rawat inap di rumah sakit untuk menyetabilkan tekanan darahnya yang terlalu tinggi.
Penanganan HipertensiPengaturan pola makan/dietTekanan darah dapat diturunkan dengan mengatur
pola makan yang sehat. Pola makan
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension/Pendekatan pola makan untuk menghentikan hipertensi)
merupakan salah satu metode pengaturan diet yang melibatkan lebih banyak buah, sayuran, makanan
gandum utuh, susu rendah lemak, ikan, unggas dan kacang-kacangan.
Kegemukan dapat memperberat kerja jantung dan meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi.
Maka dari itu pola makan untuk penderita hipertensi dirancang untuk mengontrol asupan kalori dengan
mengurangi mengkonsumsi makanan berlemak dan gula serta memperbanyak konsumsi sayur dan
buah.Natrium yang banyak terkandung dalam garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara
menahan cairan lebih banyak dalam tubuh sehingga beban jantung menjadi lebih meningkat. Asosiasi ahli
jantung amerika (AHA/American Heart Association) merekomendasikan pembatasan konsumsi natrium 1,5
gram perhari. Makanan kalengan juga mempunyai kandungan natrium cukup tinggi sebagai bahan
pengawet makanan sehingga perhatikan untuk selalu melihat label makanan sebelum
mengkonsumsinya.Minum alkohol terlalu banyak juga dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
konsumsi alkohol harus dibatasi atau bahkan sebaiknya dihindari. Ada opini di masyarakat bahwa minum
kopi dapat menimbulkan tekanan darah tinggi. Dari berbagai penelitian didapatkan kesimpulan bahwa
kopi tidak mempunyai hubungan dengan resiko terkena tekanan darah tinggi sehingga kita dapat dengan
aman minum satu atau dua cangkir kopi sehariOlah RagaOlah raga telah terbukti dapat menurunkan
tekanan darah. Orang dewasa sebaiknya berolah raga setiap hari selama 30 menit dengan intensitas
latihan sedang seperti berjalan cepat atau bersepeda.Obat-obatanIdealnya, obat-obatan penurun tekanan
darah tinggi baru diberikan oleh dokter apabila setelah tiga bulan dari awal pasien terdiagnosa hipertensi
tekanan darahnya tidak dapat dikontrol dengan pola makan yang sehat dan olah raga teratur. Ada
beberapa kelompok obat-obatan anti hipertensi dengan mekanisme kerja yang berbeda tetapi berefek sama
yaitu untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal seperti golongan diuretik, inhibitor Angiotensin
Converting Enzyme (ACE), Bloker jalur kalsium, bloker saraf simpatis β, dan obat yang bekerja di
pusat pengaturan tekanan darah di otak. Pemilihan golongan obat anti hipertensi yang digunakan akan
disesuaikan dengan kondisi pasien termasuk ada tidak nya penyakit penyerta selain hipertensi seperti
diabetes atau gagal ginjal. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah pola makan yang sehat dan olah raga
teratur merupakan penanganan hipertensi yang paling utama baru kemudian obat-obatan.Terapi
pelengkapMeditasi dapat
membuat kondisi tubuh kita dalam keadaan istirahat mendalam dan efeknya dapat menurunkan tekanan
darah. Yoga, tai chi dan metode olah raga pernafasan lainnya dapat juga membantu menurunkan tekanan
darah dengan tetap penerapkan pola hidup sehat dan mengkonsumsi obat-obatan anti hipertensi yang
diberikan dokter. Obat-obatan herbal mungkin ada yang bertentangan dengan obat-obatan anti hipertensi
yang dikonsumsi sehingga perlu konsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.
Jika Anda mengalami gejala hipertensi atau ingin berkonsultasi tentang hipertensi, silakan berkunjung ke
Poli Penyakit Dalam RS Universitas Airlangga di Jl. Mulyorejo (Kampus C) Unair.

Gambar:obathipertensialami.bizTulisan oleh:dr. Abdul Ghofur

Ruma Sakit Universitas Airlangga :

http://rumahsakit.unair.ac.id
Email : rsua@unair.ac.id
Kampus C Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Surabaya, Jawa Timur, Indonesia - Kodepos : 60115

Page 2
Tanggal : 2013-11-13
Penulis : Web RSUA
Kategori : Berita

Phone Help Desk :


031.81153153 (Rawat Inap),
031.5916290 (UGD),
031.77338118 (UGD),
031.5916287 (Poli),
Fax : 031.5916291

Page 3

Anda mungkin juga menyukai