Anda di halaman 1dari 16

HARTA YANG WAJIB DIZAKATI MENURUT

EMPAT MADZHAB
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Fikih Ibadah
Dosen Pengampu : Dr. H. Yasin, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Mohammad Fikri Agus F. (1820110004)
2. Muhammad Izzal Haq (1820110017)
3. Dwi Sus Ariyanto (1820110018)
4. Liya Faliha (1820110020)

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “ Harta Yang Wajib Dizakati Menurut
Empat Madzhab” ini dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kurang suatu apapun.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuann pihak-pihak lain, oleh
karena itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Yasin,
M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih Ibadah serta Orang tua yang
selalu mendukung dan memotivasi kami dalam setiap langkah.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam


makalah ini. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikumwr. wb.

Kudus, 08 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengetian Zakat ........................................................................................ 2

B. Harta Yang Wajib Dizakati Menurut Empat Madzhab …...................4

C. Hikmah Zakat ........................................................................................... 7

BAB II PENUTUP ................................................................................................ 8

A. Simpulan .................................................................................................... 8

B. Saran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan sembahyang.

Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan
urusan shalat ini menunjukkan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan
yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama
ibadah maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam.
Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu.

Zakat termasuk dalam kategori ibadah yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan umat manusia. Mengingat banyak sekali perbedaan pendapat
mengenai harta yang wajib dizakati. Jangan sampai karena perbedaan madzhab
kita menjadi saling menyalahkan ataupun terlalu fanatik dengan apa yang dianut.
Sehingga hal tersebut sangat penting untuk kita diskusikan ataupun mengkajinya
lebih dalam lagi sesuai dengan problematika perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita tarik rumusan masalah,
diantaranya :
1. Apa itu zakat ?
2. Apa saja harta yang wajib dizakati menurut empat madzhab ?
3. Apa hikmah zakat ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat.
2. Untuk mengetahui apa saja harta yang wajib dizakati menurut empat
madzhab.
3. Untuk mengetahui hikmah zakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Zakat

Zakat sendiri mempunyai dua pengertian,diantaranya: etimologi (bahasa) dan


terminologi (istilah). Zakat dalam tinjauan etimologi berarti an-nama’
(pertumbuhan) dan az-ziyadah (perkembangan). sedangkan zakat secara
terminologi juga memiliki dua pengertian, yaitu: mensucikan jiwa dengan
keimanan dan mensucikan jiwa dengan memberikan sebagian harta benda.

Sementara zakat dalam perspektif terminologi syariat adalah mensucikan jiwa


dan mensucikan harta benda. Keduanya pada dasarnya mengarah pada
pembersihan jiwa. Tetapi yang pertama adalah membersihkan jiwa dengan
mengoptimalkan kualitas keimanan, dan yang kedua membersihkan jiwa dengan
mendermakan sebagian harta benda.

Membersihkan jiwa dengan mengoptimalkan kualitas keimanan memiliki


ragam landasan, diantaranya adalah firman allah Ta’ala,

َ ‫) فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُج‬7( ‫س َّواهَا‬


‫) َوقَ ْد‬9( ‫) قَ ْد أ َ ْفلَ َح َم ْن زَ َّكاهَا‬8( ‫ورهَا َوت َ ْق َوا َها‬ َ ‫َونَ ْف ٍس َو َما‬
َّ َ‫َاب َم ْن د‬
)10( ‫ساهَا‬ َ ‫خ‬

Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada


jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang
yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya. (Q. S. al-Syams [91]: 7-10).

Maksudnya orang yang senantiasa mensucikan jiwanya.

Firman Allah Ta’ala,

3
َ ‫الزكَاةَ َو ُه ْم ِباآل ِخ َر ِة ُه ْم كَافِ ُر‬
‫ون‬ َّ ‫ون‬ َ ‫) الَّذ‬6( ‫ين‬
َ ُ ‫ِين ََل يُ ْؤت‬ َ ‫َو َو ْي ٌل ِل ْل ُمش ِْر ِك‬
)8( ‫ون‬ ٍ ُ‫غ ْي ُر َم ْمن‬ َ ‫ت لَ ُه ْم أ َ ْج ٌر‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫) ِإ َّن الَّذ‬7(
َّ ‫ِين آ َمنُوا َوع َِملُوا ال‬
“… Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-
(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan
adanya (kehidupan) akhirat.

Mayoritas ulama tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan zakat
dalam ayat ini adalah mensucikan diri dengan beriman. Karena Allah Ta’ala
berfirman, “..Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya),
(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat.” Padahal menunaikan zakat
tidak lebih penting daripada mendirikan shalat. Maka pengertian zakat dalam ayat
ini adalah mensucikan jiwa dengan beriman.1

Seseorang yang mengeluarkan zakat, berarti dia telah membersihkan diri,


jiwa dan hartanya. Dia telah membersihkan jiwanya dari penyakit kikir (bakhil)
dan membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam hartanya itu.
Orang yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari penyakit dengki,
iri hati terhadap orang yang mempunyai harta.

Dilihat dari satu segi, bila seseorang mengeluarkan zakat, berarti hartanya
berkurang. Tetapi bila dilihat dari sudut pandang islam, pahala bertambah dan
harta yang masih ada juga membawa berkah. Disamping pahala bertambah, juga
harta itu berkembang karena mendapat ridha dari Allah dan berkat panjatan doa
dari fakir miskin, anak-anak yatim dan para mustahik lainnya yang merasa
disantuni dari hasil zakat itu.

Zakat ibarat benteng yang melindungi harta dari penyakit dengki dan iri
hati dan zakat ibarat pupuk yang dapat menyuburkan harta untuk berkembang dan
tumbuh.

1
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin,Sifat Zakat Nabi. Terj. Fathoni, Muhannad
dan Muhtadi, Jakarta Timur:Darus Sunnah Press,2012, hlm.8-9

4
Hubungan dengan Allah telah terjalin dengan ibadah shalat dan hubungan
dengan sesama manusia telah terikat dengan infaq dan zakat. Hubungan vertikal
dan horizontal perlu dijaga dengan baik. Hubungan ke atas dipelihara, sebagai
tanda bersyukur dan berterima kasih, dan hubungan dengan sesama dijaga
sebagaitanda setia kawan, berbagi rahmat dan nikmat.2

B. Harta Yang Wajib Dizakati Menurut Empat Madzhab

a. Masyiyah

Masyiyah atau binatang ternak wajib di kenakan zakat. Binatang ternak yang
di beri makan sendiri selama setengah tahun tidak wajib di zakati kecuali yang di
gembalakan selama satu tahun atau lebih. Adapun binatang ternak yang di siapkan
untuk perdagangan juga wajib di zakati.

Adapun binatang ternak yang belum bisa di zakati antara lain jika berumur
masih kecil, sedang keadaan hamil, binatang untuk di sembelih dan binatang yang
akan di bawa berjalan. Imam Syafii dan Imam Hanafi berpendapat bahwa
Masyiyah (hewan ternak) meliputi unta, sapi, kerbau, dan kambing. Sedangkan
Imam Malik dan Imam Hambali Masyiyah (hewan ternak) meliputi unta, sapi, dan
kambing. 3

No JenisHarta Nishab Haul Kadar Zakat


5 ekor 1 tahun 1 ekor kambing
umur 2 tahun
25-34 ekor 1 tahun 1 ekor unta umur 2
1 Unta tahun
35-45 ekor 1 tahun 1 ekor unta betina
umur 2 tahun
45-60 ekor 1 tahun 1 ekor unta betina

2
M. Ali. Hasan, Masal Fiqhiyah (Jakarta Timur: Fajar Interpratama Offset,2003),hlm. 1-2
3
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,Fatwa-Fatwa Zakat, Terj. Amaliy, Fityan dan
Suharlan, Jakarta Timur timur:Darus Sunnah Press,2008, hlm.37

5
umur 3 tahun
61-75 ekor 1 tahun 1 ekor unta betina
umur 4 tahun
79-90 ekor 1 tahun 2 ekor unta betina
umur 2 tahun
91-124 ekor 1 tahun 2 ekor unta betina
umur 3 tahun
30-39 ekor 1 tahun 1 ekor sapi umur 1
tahun
2 Sapi/Kerbau 40-49 ekor 1 tahun 1 ekor sapi umur 2
tahun
60-69 ekor 1 tahun 2 ekor sapi umur 1
tahun
70 ekor 1 tahun 1 ekor sapi umur 1
tahun dan 1 ekors
api umur 2 tahun
40-120 ekor 1 tahun 1 ekor
3 Kambing/Domba kambing/domba
121-200 1 tahun 2 ekor
ekor kambing/domba
201-300 1 tahun 3 ekor
ekor kambing/domba

b. Naqd
Naqd atau barang tambang wajib di zakati. Tambang yang di hasilkan
dalam perut bumi cukup banyak jenisnya. Menurut Ibnu Qudamah, contoh
tambang adalah emas, perak, timah, biji besi, intan, batu permata, batu bara.
Barang tambang yang cair seperti aspal, minyak bumi, belerang, gas. Dengan
pengecualian dari imam Abu Hanifah berpendapat bahwa barang tambang yang
pengolahannyamenggunakan api di kenakan zakat Imam Syafi’i berpendapat

6
bahwa yang wajib di keluarkan zakatnya hanya emas dan perak saja. Sedangkan
Imam Hambali berpendapat bahwa semua barang tambang wajib di keluarkan
zakatnya 4
c. Zuru’

Zuru’ adalah adalah hasil pertanian yang wajib di zakati. Secara umum di
nyatakan dalam Al-Qur’an bahwa rezeki apapun yang kita terima dari Allah
supaya di infaqkan sebagianya agar harta itu membawa berkah untuk diri dan
keluarganya.

Namun tetap juga ada perbedaan pendapat dari kalangan ulama. Abu Hanifah
berpendapat bahwa semua tanaman yang di usahakan (produksi) oleh manusia
wajib di kenakan zakat kecuali pohon-pohon yang tidak berbuah. Imam Malik
berpendapat bahwa tanaman yang bisa tahan lama, kering dan di produksi atau di
usahakan oleh manusia di kenakan zakat. Imam Syafi’i berpendapat bahwa semua
tanaman yang mengenyangkan, bisa di simpan dan di olah manusia wajib di
keluarkan zakatnya. Imam Hambali berpendapat bahwa semua hasil tanaman yang
kering, tahan lama, dapat di timbang dan di produksi manusia wajib di kenakan
zakat.5

d. Tsimar

Tsimar adalah zakat pada buah-buahan yang wajib di keluarkan zakatnya


apabila buah-buahan itu menjadi makanan pokok serta dapat pula di simpan untuk
persediaan makanan dalam waktu yang tidak di tentukan. Jika buah-buahan
tersebut di airi oleh hujan atau air bandar ( dengan tidak memerlukan belanja )
maka zakat yang wajib di keluarkan adalah sepersepuluh (10 %) dari hasilnya
akan tetapi apabila buah-buahan tersebut di airi dengan tenaga manusia atau yang
memerlukan pembiayaan maka zakat wajib di keluarkan adalah seperduapuluh
(5%). Menurut Imam Syafi’i berpendapat Tsimar (buah-buahan); meliputi anggur
dan kurma. Imam Malik berpendapat bahwa Tsimar (buah-buahan); meliputi
anggur, kurma dan zaitun. Imam Hambali berpendapat Tsimar (buah-buahan);

4
M. Ali. Hasan, Masal Fiqhiyah (Jakarta Timur: Fajar Interpratama Offset,2003),hlm. 20-21
5
Ibid, hlm. 5-7

7
meliputi anggur, kurma dan buah pala. Lalu Imam Hanafi berpendapat bahwa
semua tumbuh-tumbuhan yang untuk penghasilan wajib dizakati 6

e. Ma’dan

Barang tambang di artikan dari kata ma’adin bentuk jamak dari ma’dan yaitu
barang yang di keluarkan dari tanah, bukan yang sejenis dengannya (tanah) bukan
pula dari tanamannya. Imam Hambali Ma’dan yang wajib dizakati adalah semua
hasil pertambangan seperti emas, perak, besi, timah,minyak tanah,dan permata.
Imam Hanafi berpendapat Ma’dan (hasil tambang), meliputi besi, timah, emas dan
perak sedangkan Imam Syafi’i berpendapat Ma’dan hasil pertambangan emas dan
perak. 7

f. Rikaz

Rikaz atau harta terpendam menurut syariat adalah yang di temukan dari
timbunan zaman jahiliyah. Misalnya seseorang menemukan perhiasan yang
tertimbun dan pada perhiasan ini terdapat tanda orang-orang kafir seperti salib
maka ini menun jukan bahwa yang di temukanya merupakan harta orang-orang
kafir itulah rikaz. Jika tidak ada tanda kekafiran padanya maka itu di sebut
luqathah (barang temuan). Apabila seseorang mendapat rikaz tersebut mala wajib
mengeluarkan 1/5 zakatnya. Adapun intan, permata, berlian atau batu-batu
cincinyang di ambil oleh orang dari laut seperti jaqut, zabarjud tidaklah wajib di
keluarkan zakatnya walaupun harganhya lebih mahal dari emas. Namun bila
barang-barang itu di jadikan barang dagangan wajib di keluarkan zakatnya.8

g. Madu

Madu dalam Al-Qur’an kita temukan satu surat An-Nahl yang artinya lebah.
Lebah adalah penghasil madu dan madu itupun merupakan karunia Allah pada
hamba-hambanya yang wajib di syukuri. Abu Hanifah berpendapat bahwa madu
wajib di keluarkan zakatnya dan besar zakatnya sebanyak 10%. Sebenarnya zakat

6
Dra. H. Zainal Abidin, Fiqih Madzab Syafi’i (Bandung:Pustaka Setia,2000), hlm. 527
7
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin,Sifat Zakat Nabi, Terj. Fathoni, Muhannad dan
Muhtadi, Jakarta Timur:Darus Sunnah Press,2012, hlm. 165
8
Ibid, hlm.156-157

8
madu nyaris sama dengan zakat pertanian dan begitu panen wajib dikeluarkan
zakatnya. Namun untuk nisab zakat madu dapat disetarakan dengan nisab zakat
emas.9

h. Harta Niaga

Yang dimaksud Tijarah (perniagaan) ialah tukar-menukar harta untuk


memperoleh laba. Perniagaan tidak tertentu dengan satu jenis harta tertentu saja.
Dan al-'Urudh yang dimaksud ialah barang-barang yang dipertu-karkan dalam
perniagaan untuk memperoleh laba. Barang-barang yang dimiliki seseorang
tidaklah menjadi harta per-niagaan yang wajib dizakati, kecuali apabila memenuhi
dua syarat sebagai berikut:

 Barang itu dimiliki lewat suatu akad yang memuat penukar ('iwadh),
seperti jual-beli, sewa, mahar dsb. Jadi, kalau dimiliki lewat waris atau
wasiat atau hibah, maka tidaklah menjadi harta perniagaan.
 Ketika mulai memilikinya, orang itu berniat memperdagangkan-nya,
sedang niat ini berlangsung terus. Jadi, kalau ketika itu tidak berniat
memperdagangkannya, yakni barang itu dijadikan barang konsumtif, maka
gugurlah kaitannya dengan zakat.10

Untuk masalah antara nisab zakat dan kebutuhan yang mendesak seperti
rumah, manakah yang lebih didahulukan. Menurut kami, lebih mendahulukan
zakat. Karena zakat hukumnya wajib apabila sudah mencapai batasan atau
nisab yang sudah ditentukan. Walaupun orang tersebut sedang mempunyai
kebutuhan mendesak. Juga antara nisab zakat dengan kebutuhan anak yatim.
Kami sejalan dengan alasan yang tadi karena zakat hukumnya wajib apabila
sudah mencapai nisab yang ditentukan. Jika anak yatim tersebut dapat
digolongkan dengan salah satu dari golongan penerima zakat seperti dalam
keadaan faqir atau miskin. Maka zakat tersebut bisa diberikan kepada anak
yatim tersebut.

9
M. Ali. Hasan, Masal Fiqhiyah (Jakarta Timur: Fajar Interpratama Offset,2003),hlm. 14-17
10
Dra. H. Zainal Abidin, Fiqih Madzab Syafi’i (Bandung:Pustaka Setia,2000), hlm. 535

9
C. Hikmah Zakat

Tujuan utamanya adalah untuk kepentingan masyarakat dalam rangka


mewujudkan keamanan dan kemakmuran. Dengan melaksanakan kewajiban
zakat, orang yang mempunyai harta yang banyak itu telah terlepas dari siksaan
Tuhan sesuai janji-Nya di dalam Al-Qur’an, dan bersihlah nama mereka, keluar
dari golongan orang-orang yang bakhil, tamak, loba. Selain menambah
ketaqwaan, hablum minannas akan terbentuk lewat saling peduli satu sama lain.11

11
Ibid, hlm. 563

10
BAB II

PENUTUP

A. Simpulan
1. Zakat dalam tinjauan etimologi berarti an-nama’ (pertumbuhan) dan
az-ziyadah (perkembangan). sedangkan zakat secara terminologi juga
memiliki dua pengertian, yaitu: mensucikan jiwa dengan keimanan dan
mensucikan jiwa dengan memberikan sebagian harta benda.
2. Harta yang wajib dizakati menurut empat madzhab :

Menurut Syafi’iyah : Menurut Hanbaliyah :

1. Masyiyah (hewan ternak) 1. Masyiyah (hewan ternak)


meliputi unta, sapi, kerbau, meliputi unta, sapi, dan
dan kambing. kambing.
2. Naqd ; meliputi emas dan 2. Naqd; meliputi emas dan
perak, pula termasuk uang perak.
emas dan perak. 3. Setiap biji-bijian; seperti
3. Zuru’ (hasil pertanian) kacang, beras, kopi, dan
seperti padi, kedelai, kacang rempah-rempah.
hijau, jagung, kacang 4. Tsimar (buah-buahan);
panjang, dan gandum. meliputi anggur, kurma dan
4. Tsimar (buah-buahan); buah pala.
meliputi anggur dan kurma. 5. Amwal al-tijarah (harta
5. ‘Arudh al-tijarah (harta dagangan)
dagangan) 6. Ma’dan (semua hasil
6. Ma’dan (hasil pertambangan pertambangan seperti emas,
emas dan perak) dan rikaz perak, besi, timah,minyak
(temuan harta emas dan tanah,dan permata) dan
perak dari pendaman orang rikaz(semua barang berharga
jahiliyah). yang ditemukan dari
simpanan jahiliyah).
7. Madu.

11
Menurut Malikiyah : Menurut Hanafiyah :

1. Masyiyah (hewan ternak) 1. Masyiyah (hewan ternak)


meliputi unta, sapi, dan meliputi unta, sapi, kerbau,
kambing. dan kambing.
2. Naqd; meliputi emas dan 2. Naqd; meliputi emas dan
perak. perak,
3. Zuru’ (hasil pertanian) 3. Semua tumbuh-tumbuhan
seperti padi, kedelai, kacang yang untuk penghasilan
hijau, jagung, kacang termasuk madu.
panjang, dan gandum. 4. Amwal al-tijarah (harta
4. Tsimar (buah-buahan); dagangan)
meliputi anggur, kurma dan 5. Ma’dan (hasil tambang),
zaitun.\ meliputi besi, timah, emas
5. Amwal al-tijarah (harta dan perak, rikaz yamg
dagangan) meliputi semua jenis permata
6. Ma’dan dan rikaz. yang ditemukan dari
simpanan jahiliyah.

3. Hikmah zakat adalah untuk kepentingan masyarakat dalam rangka


mewujudkan keamanan dan kemakmuran. Selain menambah
ketaqwaan, hablum minannas akan terbentuk lewat saling peduli satu
sama lain.

B. Saran
Makalah yang disusun ini semoga bisa membantu kita lebih
memahami mengenai tentang macam-macam pendapat dari segi zakat
sehingga pengetahuan tersebut bisa kita aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Mohon pemakluman dari semuannya jika dalam makalah kami
ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun pemahaman.
Karena tidak ada yang sempurna dalam ciptaan manusia, selain Allah swt.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Ali. Hasan, Masal Fiqhiyah, Jakarta Timur, Fajar Interpratama Offset, 2003.

Dra. H. Zainal Abidin, Fiqih Madzab Syafi’i , Bandung, Pustaka Setia, 2000.

Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Sifat Zakat Nabi, Terj. Fathoni,
Muhannad dan Muhtadi, Jakarta Timur, Darus Sunnah Press, 2012.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Fatwa-Fatwa Zakat, Terj. Amaliy,


Fityan dan Suharlan, Jakarta Timur timur, Darus Sunnah Press,2008.

13

Anda mungkin juga menyukai