Skripsi
Skripsi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat
oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Dan
jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus
1
dan kewajiban suami, istri, dan anak), pendidikan dan pengasuhan anak,
sosial, bukan saja sebagai wadah hubungan suami istri atau anak-anak
maupun orang tua, juga sebagai rangkaian tali hubungan antara jaringan
terbaik bahwa garis keturunan kelurga yang satu akan memandang yang
lainnya, secara sosial dan ekonomi. Oleh karena itu suatu perkawinan
2
keterbatasan itu manusia mempunyai naluri yang kuat untuk saling
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri
sementara laki-laki 25-28 tahun. Karena di usia seperti ini secara fisik
3
Untuk itu dalam melangsungkan suatu perjodohan maka perlu
a. Faktor ekonomi
mencintai dan adanya pengetahuan anak yang diperoleh dari film atau
c. Faktor pendidikan
4
d. Faktor keluarga
hubungkan, oleh karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh
suatu yang baik dan tujuannya bermanfaat bagi kedua belah pihak
5
maupun dari segi-segi lainnya yang berhubungan dengan tujuan
menawar.
calon menantu yang baik bagi anak laki-laki mereka, sebaliknya begitu
Dan keluarga tidak perlu mengikat diri dengan keluarga yang serasi.
Dengan kata lain seperti yang disebut oleh William J.Goode dalam
dan miskin boleh saja menginginkan istri dengan kepribadian tinggi, tetapi
tak dapat menawarkan sesuatu yang cukup untuk menarik, baik gadis
maupun keluarganya agar menilai dia, karena mereka saja dapat mencari
6
tidak hanya mewujudkan adanya hubungan antara mereka yang jodoh
peraturan tertentu dimana dua anak dari kelurga yang berbeda telah
pilihan-pilihan pribadi menjadi tidak perlu lagi. orang tua berhak mengatur
7
dimana penduduknya sangat heterogen maka masalah pemilihan jodoh
karena itu dirasa perlu adanya pelestarian norma lama atau hukum adat.
B. Rumusan Masalah
berikut :
8
kuliah dengan kenyataan di lapangan maka penulis menentukan tujuan
1. Tujuan Penelitian
jodoh anak.
2. Manfaat Penelitian
9
BAB II
Maksudnya adalah jika pihak keluarga kaya maka akan dinilai dengan
harga yang tinggi dan tawar- menawarpun dilakukan dari pihak keluarga
itu.
dalam ilmu sosiologi termasuk dalam salah satu sistem kekerabatan yang
10
adalah suatu cara untuk mencari pasangan hidup seseorang dengan
pihak ayah, saudara perempuan dari ayah atau ibu, atau wanita yang
lebih tua. Namun pantangan terhadap perkawinan seperti itu tidak ada.
darah atau perkawinan. Orang –orang yang termasuk keluarga itu ialah,
sekelompok manusia yang terdiri dari ibu, bapak, anak-anak, kakek dan
11
lebih yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
Terdiri dari ayah, ibu, beberapa anak-anak dan biasa juga orang-
anggotanya.
yang sama.
12
Dengan demikian, terjadi hubungan yang saling membutuhkan
satu sama lain yang erat dan terjadi setiap waktu. Keluarga yang
sosial yang besar. Hal ini dijelaskan oleh William J.Goode(1985) dalam
keluarganya.
bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih luas jika masyarakat
itu merupakan suatu sistem kelompok sosial yang lebih kecil atau
13
sebagai suatu syarat agar keluarga itu dapat bertahan maka kedua
sudut ilmu sosiologi. Secara garis besar dikenal adanya sitem pokok
14
b. Sistem Matrilineal
menyebutkan bahwa
Disini orang menarik garis keturunan keatas melalui ayahnya serta ibunya
yang demikian pula apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya itu dan
seterusnya.
dalam pemilihan jodoh, kiat melihat lagi bahwa masyarakat luas juga
15
akan dijodohkan dihubungkan karenanya, dan oleh karena itu juga
keduanya adalah petunjuk yang terbaik bahwa garis keluarga yang satu
susah. Ini disebabkan masalah jodoh adalah masalah yang tak bisa
dirumuskan. Masalah jodoh adalah misteri dan sulit diduga. Oleh karena
itu sulit rasanya menentukan masalah jodoh menjadi suatu hal yang
ideal. Namun memang ada beberapa hal yang bisa menjadi pegangan,
nyaman dan tidak banyak menemui kendala yang berarti. Namun inipun,
tidak ada jaminan akan berlangsungnya rumah tangga yang mulus tanpa
pandang dua insan yang berlainan jenis dan asal-usulnya. Nah.., akibat
yang cukup rumit dan pelik. Untuk itu kalau toh kami bisa sedikit banyak
16
menjabarkan permasalahan keidealan sebuah perjodohan, maka ini
tekankan menjadi hal yang utama, oleh sebab kepercayaan yang sudah
dianutnya adalah bagian dari sistem yang sudah mengakar pada diri dan
menjadi ganguan dan ganjalan pada sebuah rumah tangga yang berdiri
masalah ini, justru disebabkan campur tangan pihak luar. Kedua belah
pihak yang berada diluar ini, sering memberi pandangan yang berbeda
jika kedua insan yang berada dalam rumah tangga tersebut tidak
17
menemukan prinsip dan sikap terhadap rumahtangganya sendiri, maka
lawan jenisnya. Hal ini berhubungan dengan dasar dan alasan kenapa
menjadi sangat penting mengingat banyak orang salah atau keliru dalam
semu itu, jika ternyata prilakunya dan sikap-sikapnya jauh dari wajahnya?
yang sudah siap mengabdi dan melindungi. Dalam jiwa yang mengerti
cara memperlakukan dan memahami istri atau suami. Dalam jiwa yang
sangat tahu betul cara membangun kebahagian yang sejati. Dalam jiwa
18
yang segera bisa menyikapi dan segera menempatkan diri, suatu ketika
harus melewati jalan terjal yang penuh duri. Dalam jiwa yang tahu betul
kewajiban dan hak sebagai istri atau suami. Dalam jiwa yang sadar betul
cara menjalani rumah tangga yang sejati. Jiwa yang sudah matang untuk
rumah tangga akan banyak pelajaran yang akan dihadapi dan dilalui.
Pelajaran itu harus diarahkan untuk menuju rumah tangga yang produktif
generasi yang mumpuni dan penuh prestasi. Berdaya guna ikut serta
sebagai lini depan yang akan menentukan nasib bangsa yang lebih pasti.
Berdaya guna menjadikan rumah tangga yang sejati, yaitu rumah tangga
19
sebagai proses tawar menawar. Secara umum ‘jenis cari jenis’ dengan
sebagai calon menantu yang baik bagi anak laki mereka. Begitu juga jika
rendah guna mendapatkan suami yang serasi. Orang tak berbakat dan
tatapi ia tak dapat menawarkan sesuatu yang cukup untuk menarik baik
akibat, yang juga melibatkan bayak sanak keluarga termasuk suami istri
20
adanya persetujuan masyarakat atas suatu ikatan perkawinan.
21
Tentu saja, para pelaku dalam proses ini tidak berpendapat bahwa
terakhirnya. Untuk lebih memahami proses ini, kita dapat melalui melihat
sistem pacaran dan pemilihan jodoh. Secara resmi memang bebas, dan
keluarga willian J. Goode 1985) hal itu mempunyai beberapa fungsi dan
merupakan bagian dari tujuan tersendiri. Kedua belah pihak tidak merasa
22
menyelidiki sendiri pribadi dan menguji kekuatannya dalam berkencan itu.
terakhir itu sangat erat kaitannya. Jika berkencan itu hanya sekedar
reaksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan perkawinan, faktor kelas
dewasa.
menikah itu berdekatan dalam usia. Pada tahun 1959 umur rata-rata
pengantin wanita untuk pertama kali dengan pria jejaka ialah 19,9 tahun.
Umur pengantin laki-laki 22,4 tahun. Pada perkawinan tipe semacam ini
Negara bagian dan ada saja yang memalsukan umurnya untuk dapat
23
Hal ini menadaskan bahwa cinta adalah sebuah fakta suatu
hal keluar dan ke dalam atau membentuk kelompok baru lagi. Anggota
24
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Memilih
Jodoh Anak
pihak, yaitu oleh anak gadis dan pemudanya, namun pada umumnya
diseluruh dunia ditentukan oleh pihak yang dominan atau berkuasa pada
saat itu. Pada zaman 100 tahun keatas sebelum masa sekarang, pilihan
calon suami atau isteri di Indonesia dilakukan oleh orang tua kedua belah
lainnya. Kedua belah pihak yang melakukan perjodohan yaitu gadis dan
baru berjumpa untuk pertama kali pada saat bersanding bersama pada
tertentu secara peraturan cukup keras. Hal ini sesuai dengan pola
keluarga yang patrenalistis dan otoriter, dimana orang tua terutama pihak
ayah dan kaum laki-laki (kakek, paman, puang, ambo, patta, abang atau
25
wali pria) memiliki kekuasaan sangat menentukan dalam proses
pemilihan jodoh.
mental tertentu. Sebab bibit yang baik akan menurunkan tanaman yang
baik, dalam hal ini akan menghasilkan anak keturunan yang baik dan
anak yang memiliki sifat perwira, luhur, dan utama akan menerunkan
keturunan “Sarjana sudira betah atapa, kang patitis waskita ing nalar”,
terpuji. Waskita ing nalar artinya waspada –ingat -awas batingnya dan
26
selanjutnya mampu membina keluarga bahagia dan mendapatkan anak
Berbobot itu tidak hanya diartikan sebagai mantap berbot kekayaan dan
tersebut.
semua macam nilai tukar itu tetap akan merata diantara keluarga-
27
menjadi suatu kebanggaan membuat pemberian kembalinya hampir
d. Meskipun ada sistem mas kawin atau mahar, namun tetap ada
perkawinan.
orang tua berangapan bahwa masalah perkawinan dan memilih jodoh itu,
bukan hanya merupakan tanggung jawab orang tua saja, akan tetapi
28
perubahan sosial serba cepat pada zaman mutakhir ini, maka orang
d. Dia menpunyai status sosial dalam masyarakat yang lebih tinggi, dll
dipilih atau dibeli oleh pihak pria, disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih
sosial dengan kaum pria maka domonasi kaum pria menjadi semakin
29
berkurang. Wanita Indonesia pada banyak hal kini mempunyai
suaminya.
bahwa kaum wanita jauh lebih banyak dan lebih sering dari pada kaum
yaitu memilih pria yang cukup intelegen atau intelegennya lebih dari pada
diri sendiri. Hal ini disebabkan karena pada masa sekarang faktor
masyrakat modern.
asli/campuran rural atau urban), dan status ekonomi orang tua. Pada
hidup). Khususnya hal ini dilakukan untuk menjaga gengsi dan martabat
30
Disaman modern sekarang, pada umumnya seorang akan
Dengan kata lain : cinta itu semakin mengelopak kembangnya, jika kedua
belah pihak saling mengenal dalam jangka waktu lebih lama, dan
semakin terbiasa terhadap satu sama lain dalam satu periode tertentu.
perjodohan dengan lawan jenis dari strata sosial yang sama atau hampir
partner pria yang lain tetapi memiliki strata ekonominya yang lebih tinggi.
wanita dari strata intelektual dan ekonomi yang sedikit lebih rendah dari
31
Peran Orang Tua Dalam Perjodohan
sepasang suami istri dan putra-putri yang merupakan buah dari hasil
dunia ini, secara kuadratnya bertugas mendidik anak saja. Sejak kecil,
sianak hidup, tumbuh dan berkembang didalam keluarga itu. Orang tua
J.B. AFF. Mayor Folak(1964) bahwa kelompok pertama yang dialami oleh
individu yang baru lahir ialah keluarga, dan antar hubungan (serta antar
tentu saja peranan ayah dan ibu sangat berpengaruh untuk menentukan,
dibawa, dan warna apa yang harus diberikan kepada keluarga itu untuk
mereka berdua.
32
Anak-anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih
terhadap sesuatu, cara berfikir pula dari orang tuanya. Dengan demikian
maka jelas betapa mutlaknya kedua orang tua itu bertindak seia-sekata,
33
“Dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya
peranan keluarga sebagai peletak dasar pola pembentukan
kepribadian anak tersebut, sedang lembaga-lembaga
pendidikan yang lain, tinggal member isinya saja, untuk
selanjutnya akan ditentutukan bentuk dan warna oleh anak
bersangkutan, sesuai dengan kemampuan, kekuatan dan
kreasi sianak itu”
perlunya dijalin hubungan yang harmonis baik antara ayah dan ibu
rumah, jadi untuk mencari teman di luar rumah tidaklah sulit. Anak yang
(Ayah atau ibu tidak patut menjadi tokoh yang disegani, dan ditiru), maka
34
yang agresif serta tidak stabil yang ditujukan oleh anak yang ditolak oleh
orang tua, atau anak yang mengimitasikan (meniru) tingkah laku orang
dewasa.
kedua orang tuanya. Atau dengan kata lain, akan dijadikan apa anak itu
beserta tetapi bukan hakmu, karena mereka punya pikiran sendiri. Kau
35
penentuan jodoh hal ini dianggap penting dikarenakan anak dan orang
akan tercipta iklim sosial yang harmonis baik dari kedua pasangan
maupun dari pihak keluarga. Oleh karena itu saya sebagai penulis
2. Perlu adanya saling pegertian antara orang tua dan anak dalam
bercerai berai alias cepat cerai. Jadi jodoh itu jangan berdasarkan atas
akhlaknya)
36
Penjelasan tentang Usia Kawin
satu dengan lainya untuk dapat hidup secara bersama atau logis dapat
dikatakan untuk membentuk suatu ikatan lahir dan batin dengan tujuan
juga suatu perkawinan yang sukses tidak dapat diharapkan dari mereka
yang masih kurang matang baik fisik maupun mental. Untuk itu suatu
lebih dari itu yaitu untuk ikatan lahir dan batin antara seseorang pria dan
wanita.
37
Perkawinan yang hanya mengandalkan kekuatan cinta tanpa
kalau cinta yang menjadi dasar suatu perkawinan hanyalah cinta yang
kehidupan manusia.
di dunia dan akhirat dibawah naungan cinta kasih dan diridhoi Ilahi.
adalah hal yang sangat penting. Hal ini disamping dalam melakukan
38
Untuk itu harus dicegah adanya perkawinan calon suami yang
masih dibawah umur. Selain hal tersebut, batas umur (batas usia kawin)
juga mempunyai makna yang sangat penting, yaitu agar dicegah praktek
negative.
1 dan 2 menyatakan :
Selanjutnya selain pembatasan umur setiap pria dan wanita yang belum
tua mereka. Dan apabila izin tersebut tidak didapat dari orang tua maka
39
Penjelasan tentang Pemilihan Jodoh Ditinjau dari Sudut Sosiologi
keluarga dari pihak laki-laki dan wanita calon pasangan. Selalu kedua
karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh menyangkut kedua
suatu yang baik dan tujuannya bermanfaat bagi kedua belah pihak,
40
“jenis cara kemungkinan bermacam-macam ciri. Jika sigadis
berasal dari keluarga kaya, keluarganya bergaul dengan
keluarga lainya, dan karena kekayaannya ia menguasai harta
yang tinggi dalam pasar perkawinan”.
sebagai calon menantu yang baik bagi anak laki-laki mereka, sebaliknya
rendah untuk mendapatkan suami yang serasi. Dengan kata lain, seperti
keluarga, dan member contoh : “orang tak berkerabat dan miskin boleh
saja menginginkan istri dengan kepribadian yang tinggi, tetapi tak dapat
keluarganya agar memilih dia, karena mereka dapat saja mencari suami
suami yang potensial. Perkawinan suami atau istri yang sebanding, baik
dari segi sosial ekonomi, maupun dari segi lingkungan yang dikenal
41
dalam masyarakat luas, bahkan masyarakat yang sudah berkembang
dalam kelompok agama yang sama, kasta yang sama atau golongan
kedua hukum ini, tetapi tentu saja berlaku bagi kelompok-kelompok yang
masing-masing masyarakat.
permanen antara lelaki dan perempuan yang diikuti sah oleh masyarakat
42
mereka yang kawin saja tetapi melibatkan juga hubungan-hubungan
orang tua mereka yang telah jompo. Dengan kata lain pemilihan jodoh itu
akan berpengaruh baik pada suami atau istri dan juga kepala keluarga
mereka.
kembali karena paling tua dan juga satu-satunya larangan yang umum,
keluarga langsung. Larangan ini berupa ketentuan yang oleh ahli ilmu
43
sosial yang disebut eksogami yaitu kewajiban untuk berjodoh atau kawin
kawin sumbang itu merupakan salah satu masalah yang sama sekali
stbilitas sosial.
laki tentu akan membuat keluarga sumbang ini dalam keadaan kacau ,
diantara mereka sendiri, barangkali tidak ada alasan bagi mereka untuk
44
sumbang menyebabkan hidup bersahabat dengan orang luar itu perlu,
setiap orang melarang keras hubungan sex antara laki-laki dan ibunya.
pula ada salah satu pegertian bahwa setiap perkawinan juga bersifat
45
endogamy, artinya diikat dalam suatu kelompok atau himpunan yang
seperti bila seorang gadis yang kaya tetapi kastanya lebih rendah dapat
mengaet pemuda dari kasta yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya.
46
perkembangan emosi dan fisik anak. Kedua, anak merupakan simbol
yang menghubungkan masa depan dan masa lalu. Ketiga, orang tua
memiliki makna dan tujuan hidup dengan adanya anak. Keempat, anak
sudah berada pada kondisi kemunduran fisik. Orang tua tidak gagah lagi,
terserang penyakit.
menjadi sangat penting. Dewasa ini, hubungan orang tua dan anaknya
dianut, status sosial orang tua dan anak , serta norma yang dimiliki anak
terhadap orang tuanya. Didalam sistem keluarga luas, usia lanjut bagi
orang tua bukan masalah. Mereka cukup aman karena anak dan
oaring tuanya.
47
Orang tua yang mengajarkarkan norma kepada anaknya,
karena itu, hubungan orang tua dan anak merupakan hubungan timbale
balik yang satu sama lain saling memberikan dukungan dan bantuan.
disaat mereka telah berkeluarga atau membina keluarga baru inilah yang
merupakan keiginan besar dari para orang tua sehingga dari awal
beberapa faktor:
a. Faktor keturunan
b. Faktor agama
c. Faktor pendidikan
d. Faktor ekonomi
ketika ia menentukan jodoh anaknya, mereka yakin dengan hal ini maka
48
B. Kerangka konseptual
FAKTOR YANG
KERABAT/ MEMPENGARUHI
SAUDARA
EKONOMI
PENDIDIKAN
KELUARGA
AGAMA
KESEHATAN
KEMAUAN ANAK
KEPUTUSAN BERSAMA
(Orang Tua, Anak &
keluarga)
49
C. Definisi operasional
No 1 Tahun 1974).
sebagainya.
c. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta
tinggal bersama.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tipe Penelitan
2. Dasar Penelitian
51
kwalitas, keabsahan dan validitas hasil penelitian ini digunakan teknik
Data primer
1. Observasi
teliti.
2. Kuesioner
Data sekunder
- Dokumentasi Penelitian
meneliti.
52
5. Populasi dan Sampel
jumlah kepala keluarga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
sampel. Dari jumlah populasi 659 kepala keluarga di desa paria ditarik
kepala keluarga.
6. Analisis Data
53
BAB IV
A. Bentuk Perjodohan
54
B. Keadaan Geografis
tiga dusun yaitu: Dusun Paria, Dusun Manggolo, dan Dusun Pallameang.
pesisir.
C. Keadaan Demografi
yang tersebar kedalam tiga wilayah Dusun Desa Paria dengan perincian
Tabel 1
Distribusi jumlah Penduduk Menurut Dusun
No Dusun Penduduk
1. Paria 1.236
2. Mangolo 604
3. Pallameang 1.831
Jumlah 3.671
55
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa Dusun Pallameang
Dusun Mangolo.
Tabel 2
Keadaan penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No Dusun Jumlah
Laki-laki Perempuan
bahwa dari 3.671 jumlah penduduk desa Paria, terdapat 1.831 jiwa
penduduk di Dusun Pallameang yang terdiri dari 825 jiwa laki-laki dan
1.006 jiwa perempuan. Selain itu juga terlihat bahwa dusun yang paling
yang terdiri dari 343 jiwa laki-laki dan 261 jiwa perempuan. Sedangkan
56
Dusun Paria tidak terlalu padat dan tidak terlalu sedikit penduduknya
yaitu 1.236 jiwa yang terdiri dari 587 jiwa laki-laki dan 649 jiwa
perempuan.
mendiami wilayah Desa Paria dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
57
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 3.671 penduduk Desa
jiwa.
D. Keadaan Pendidikan
mereka tempuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
58
Tabel 4.
Komposisi penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa
7. D1,D2,& D3 74 43 77 194
8. S1 & S2 58 62 60 180
tamat SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 925 Jiwa dan yang paling sedikit
59
tingkat pendidikan Starata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) yaitu hanya sebanyak
180 jiwa.
Tabel 5.
Komposisi penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan.
No Jenis Lapangan Kerja Jumlah
1 Pertanian 310
3 Nelayan 25
4 Perkebunan 31
5 PNS 42
6 Polri 6
7 TNI 5
8 Perdagangan 125
9 Pertukangan 19
10 Peternak 37
Jumlah 872
60
Tabel 5 diatas angka-angka yang tertera menunjukkan bahwa
Pertanian dan Budi Daya Tambak ini dikarenakan salah satu Desa yang
dijadikan pusat perairan yang memiliki sungai saddang maka dari itu
Tambak.
61
BAB V
A. Identitas respondent
1. Jumlah responden
kepala rumah tangga yang ada diwilayah penelitian yaitu dalam jumlah
559 yang diambil dari 10% kepala rumah tangga dari dalam tiga dusun di
lokasi penelitian tersebut. Untuk lebih mengetahui, atau lebih jelas jumlah
Tabel 1
Distribusi menurut kepala rumah tangga dilokasi penelitian (desa
paria) dalam tiga dusun.
62
Tabel diatas menunjukkan bahwa respoden yaitu para kepala
rumah tangga yang berada di Desa Paria dimana terbagi kedalam tiga
dusun yaitu Dusun Paria (31,8%), Dusun Mangolo ((30,3%), dan Dusun
pallameang (37.9%).
2. Umur Responden
dijodohkan.
dibawah ini:
63
Tabel 2
Distribusi responden menurut kelompok umur
dengan peresentase (13,7%), dan pada umur 35-40 tahun dalam kategori
3. Agama
64
berikut ini dapat menjelaskan tentang agama yang dianut oleh para
Tabel 3
Distribusi responden menurut Agama Yang Dianut.
65
Tabel 4
Distribusi Responden Menurut Pendidikan
66
Tabel 5
Distribusi Responden Menurut Pekerjaanya
67
kebudayaan menetapkan sejumlah peraturan yang biasanya kaku dan
anggotanya.
unik. Mereka belum banyak memiliki sejarah masa lalu dan Pengalaman
mendidik anaknya. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar
berkepribadian baik.
68
Untuk mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam
Tabel 6.
Distribusi Respoden yang Memberikan Hak Kepada Anak Untuk Mimilih
pasangan Hidupnya
No Memberikan Hak
Frekuensi Persentase (%)
Kepada Anak
1. Tidak 34 51,5
2. Ya 32 48,5
Jumlah 66 100
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
69
Tabel 6.1
Distribusi Responden Berdasarkan Siapa Sajakah yang Terlibat Dalam
Pemilihan Pasangan Hidup Anak
Jumlah 32 100%
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
(ayah dan ibu), 8 responden (25%) melibatkan orang tua (ayah ibu) saja,
dituakan. Hal ini menunjukkan bahwa selain orang tua (ayah dan ibu) dan
di tuakan.
70
agama merupakan salah satu penentu dalam perjodohan karena
Tabel 7
Distribusi Respoden Berdasarkan Pemilihan Jodoh Harus Sesuai
Dengan Agama Yang Sama
Jumlah 66 100%
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
pemilihan jodoh anak harus sesuai dengan agama atau keyakinan yang
sama. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan jodoh anak harus sesuai
71
Tabel 7.1
Distribusi Respoden Berdasarkan Pertimbangan Pemilihan Jodoh Anak
Harus Sesuai Dengan Agama Atau Keyakinan Yang Sama
Jumlah 66 100%
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
(uztads,kiai,pendeta,pastur).
72
Tabel 8
Distribusi Respoden Berdasarkan Momotivasi Anak Untuk Memilih
Pasangan Hidup Yang Terbaik
1. Ya 66 100
Jumlah 66 100%
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
momotivasi anaknya untuk memilih pasangan hidup yang terbaik. Hal ini
73
Tabel 8.1
Distribusi Respoden Berdasarkan Alasan Memotivasi Anak Dalam hal
Pemilihan jodoh
No Alasan
Frekuensi Persentase (%)
(37,8%) agar anak dan pasangan dapat menjalin rumah tangga yang
agar hubungan anak dan mertua saling pengertian. Hal ini menunjukkan
74
alas an responden memotivasi anaknya agar mendapatkan jodoh yang
terbaik ke depannya.
ini menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun
sangat ditentukan oleh kehendak istri. Bisa saja mahar itu berbentuk
uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Mahar dan
Nilai Nominal. Mahar ini pada hakikatnya dinilai dengan nilai uang, sebab
yang diminta oleh wanita merdeka. Kata ‘tidak mampu’ ini menunjukkan
bahwa mahar dimasa lalu memang benar-benar harta yang punya nilai
nominal tinggi.
calon menantu, dan sesuatu hal tidak bisa dipungkiri dan mungkin saja
75
Tabel 9
Distribusi Respoden Berdasarkan Penekanan Hal Mahar Pernikahan
Terhadap Calon Menantu
menantu dalam hal mahar. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata orang
76
Tabel 9.1
Distribusi Respoden Berdasarkan Yang Menjadi Pertimbangan
Dalam Hal Mahar
77
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak-anak mereka,
iklim pendidikan.
yaitu hubungan pengaruh secara timbal balik antara orang tua dan anak.
berasal dari orang tua terhadap anaknya. Maka begitu penting peran
jawab sebelum mereka para anak yang berumah tangga. Pada tabel di
78
Tabel 10
Distribusi Respoden Mengajarkan Masalah Tanggug Jawab Kepada
Anak Sebelum Berumah Tangga
Tabel 11
Peran orang tua terhadap perjodohaan antar keluarga
No. Sikap Frekuensi Persentase (%)
1. Setuju 39 59,1 %
2. Tidak Setuju 13 19,6 %
3. Tergantung Jodoh 14 21,3 %
Jumlah 66 100 %
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
79
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
dari keluarga.
semua ini di lakukan tidak lain hanya untuk untuk kebaikan sang anak.
besar dalam menentukan kearah mana keluarga itu nantinya. Oleh karena
terlebuh lagi ketika hal itu berpindah dan dirasakan oleh anaknya kelak
sewaktu berkeluarga, oleh sebab itu disetiap penentuan jodoh anak sering
80
Tabel 12
Peran orang tua dalam pencarian, penentuan, dan pemberi nasehat
pada anak
No Status Freekuensi Persentase (%)
1. Sebagai pencari jodoh 21 31,8 %
2. Sebagai penentu jodoh 18 27,3 %
3 Sebagai pemberi nasehat 27 40,9 %
Jumlah 66 100 %
Sumber: Hasil Tabulasi Data Primer 2012
Berangkat dari tebel diatas dapat di lihat bahwa orang tua masih
berperan dalam pencarian jodoh anak, hal ini dapat di lihat dari tabel di
atas bahwa 21 Responden (31,8 %), dan begitu pula 18 responden (27,3
anak
81
adanya keluarga dan memberikan keabsahan atas status keabsahan
anak mereka.
hal itu yang di ingainkan oleh orang tuanya pasti berdasarkan menurut
apa apa dalam hal ini orang tua pada umumnya lebih memikirkan sosial
Tabel 13
Distribusi responden menurut faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan jodoh anak
82
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 25 responden
respoden (16,6%) yang berdasarkan status sosial. Hal ini orang tua lebih
Tabel 14
Sikap orang tua terhadap asal usul keturunan calon menantu
83
Tabel 15
Tingkat pendidikan calon menantu yang diinginkan dalam perkawinan.
84
Dengan alasan bahwa jika status sosial calon menantu berdasar
dari status sosial yang tinggi akan menjaga gensi dan martabak keluarga.
Tabel 16
Status Sosial yang Di Harapkan Terhadap Calon Menantu
status sosial yang dimiliki oleh calon menantunya ini dilihat dari frekuensi
85
Tabel 17
Siakap Orang Tua Terhadap Calon Menantu yang Sudah Bekerja
86
Tabel 18
Proses yang Dilalui Anak Sebelum menikah
87
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
1. Dalam menentukan jodoh anak tidak didominasi lagi oleh orang tua
pasangan hidupnya.
tua dalam menentukan jodoh anak, hal ini sangat jelas untuk
88
B. Saran
untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dalam hal ini antara
2. Perlu adanya saling pegertian antara orang tua dan anak dalam
89
DAFTAR PUSTAKA
Adji,S Surato Phil. 1979. Kawin Lari dan Kawin Antara Agama.
Liberti. Jogjakarta
Indonesia.
: BKKBN Pusat.
90
Sri Mirmaningtyas. 2005. “Pendidikan Karakter Anak dan Masa Depan
pers.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. Ed. 1964 Metode Penelitian Survei.
LP3ES. jakarta
Sunartini. 2001. Peran Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak yang
UGM.
Jakarta.
Pressindo. Jakarta.
91
Sumber Lain (Data Internet, Artikel, dan Data Kantor Desa Paria 2010)
desember 2011
www. Google. com, Cara penentuan jodoh anak. Di akses bulan januari
2012.
2012.
92