Anda di halaman 1dari 9

A.

Definisi
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir
dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu,
menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan
Normal, 2003)
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk
menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat
melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,
(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000).

B. Ciri-ciri BBL normal


1. Berat badan : 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan : 48 – 52 cm
3. Lingkar dada : 30 – 35 cm
4. Lingkar kepala : 33 – 35 cm
5. Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit, kemudian menurun
120 - 140 x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit
7. Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi
verniks caseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
11. Reflek – reflek pada bayi normal
12. Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium
coklat kehitaman.
C. Perubahan fisiologis BBL normal
1. Perubahan metabolism
Dalam waktu 2 jam setelah lahir terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah energi pada jaringan pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam
lemak.
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang rendah dari suhu
dalam rahim ibu. Akibatnya metabolisme jaringan dan kebutuhan O2 juga berubah
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan O2 dari plasenta, kemudian setelah lahir
melalui paru-paru bayi.
4. Perubahan siklus
Dengan perkembangan paru-paru, tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2
menurun.Hal ini mengakibatkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru-
paru dan duktus arteri usus menutup.Dengan muculnya arteri dan vena umbilikalis
dan terpotongnya tali pusat, aliran darah dalam plasenta melalui vena bawah inferior
dan foramen ovale ke atrium kiri tertentu.Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi
sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu.
5. Perubahan lain
Alat-alat pencenaan, hati, ginjal dan alat-alat lainnya mulai berfungsi.

D. Keadaan yang harus di waspadai selama bayi dirawat


1. Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik,
menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36.5 C – 37.5 C.
2. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di
tempat yang lebih panas.
3. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan
akan turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan
yang masuk belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
4. Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung
dari jenis susu yang diminumnya.
5. Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.
6. Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus,
syanosis / perdarahan pada kulit.
7. Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue,
nafas cuping hidung, retraksi.
8. Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan
untuk mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi
terhadap susu / gangguan saluran pernafasan.
E. Penatalaksanaan awal pada bayi BBL
1. Lakukan penilaian sepintas
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif

Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah
resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

2. Keringkan tubuh bayi


Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan vernik.Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan
bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu
3. Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
4. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada bagian 2 cm distal dari klem pertama
5. Potong dan ikat tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkar
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
c. Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan
6. Letakkan bayi agar kontak kulit dengan ibu
Letakkan bayi tengkurap didada ibu.Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel
didada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu
7. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
8. Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit
1 jam)
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu
30 -60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Ber
cukup menyusu dari satu payudara
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
9. Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi
10. Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi
11. Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit ibu
dan bayi
12. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo K0
di paha kanan anterolateral
13. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)
14. Bounding atachment
Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan
tujuan agar bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu
pemulihan kesehatan.
15. Ajari ibu menyusui yang benar
a. Mengatur posisi terhadap payudara ibu
b. Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan
areola mamae
c. Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi
d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lain
menopong bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk
puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukan kemulut bayi
e. Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir
bayi ke puting susu
f. Tunggu bibir bayi membuka lebar
g. Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu
yang digerakan kemulut bayi
h. Perhatikan selama menyusui
16. Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir
a. Mulai dari perawatan tali pusat
Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena
akan menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi
karena air kencing bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi
pada talipusat bayi.Memakaikan popok selai sebaiknya dibawah pusar.Merawat
tali pusat denggan prinsip bersih kering.
b. Cara memandikan
Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam
pertama setelah kelahiran dapat menyebabkan hipotermi
c. Menjaga kehangatan bayi
Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah
cara paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat
17. Memotivasi untuk ASI Eksklusif
a. Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi
b. ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman apapun kecuali vitamin dan imunisasi
c. ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot
18. Memotivasi untuk memberikan imunisasi 5 L
a. < 7 hari : Hepatitis B
b. 1 bulan : BCG, POLIO 1
c. 2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2
d. 3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3
e. 4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4
f. 9 bulan : campak
19. Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir
20. Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya.

F. Tanda bahaya pada BBL


Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera
untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada
BBL yaitu:
1. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas
2. Suhu terlalu panas lebih dari 38 C, terlalu dingin kurang dari 36 C
3. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama
pada 24 jam pertama) biru
4. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
5. Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah
6. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk
7. Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari
setelah lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/
berlendir
8. Tidak berkemih dalam 24 jam,
9. Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus
10. Mata mengkak dan mengeluarkan cairan

G. Asuhan Keperawatan pada bayi BBL


1. Pengkajian pada BBL
a. Identitas
Nama Ayah :
Nama ibu :
Alamat :
b. Status gravida Ibu
G: P: A: Usia kehamilan: Presentasi bayi:
Pemeriksaan antenatal: teratur/tidak teratur
Komplikasi antenatal:
c. Riwayat persalinan
BB/TB Ibu:…………..kg/………….cm
Keadaan umum ibu :
Tanda vital :
Jenis persalinan :
Indikasi :
Komplikasi persalinan ibu :
Lamanya ketuban pecah :
Kondisi ketuban :
d. Keadaan bayi saat lahir:
Lahir tanggal : jam: sex:
Kelahiran: tunggal/gemeli
e. Nilai APGAR

Nilai 0 1 2

Appearance Pucat Badan merah Seluruh tubuh


Pulse Tidak ada Ekstremitas biru Kemerahan
< 100 / menit > 100/ menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk / bersin
mimik
Activity Tidak ada Ekstremitas Gerak aktif
sedikit fleksi
respiration Tidak ada Lemah Baik, menangis,
kuat

2. Diagnose keperawatan
a. Resiko perubahan suhu tubuh hipotermi
b. Resiko infeksi
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi keperawatan
a. Resiko hipotermi
1) hangatkan bayi
R/ mencegah terjadinya hipotermi
2) lakukan observasi tanda-tanda vital S,HR,RR
R/ dengan observasi tanda-tanda vital segera dapat diketahui bila tejadi
kelainan.
3) Tempatkan bayi pada penghangat (incubator)
R/ menurunkan kehilangan panas
4) Berikan penghangat bertahap pada bayi
R/ meningkatkan suhu tubuh yang cepat
b. Resiko infeksi
1) Mendiskusikan dengan ibu tentang perawatan bayi
R/ dengan perawatan bayi yang benar menghindari terjadinya infeksi
2) Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi
R/ dengan perawatan bayi akan menghindari terjadinya infeksi
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic.
1) Tinjau ulang riwayat pre natal ibi terhadap kemungkinana stressor yang
berdampak pada simpanan glukosa neonates.
R/ Bayi cukup bulan rentan pada hipoglikemi mengalami stress kronis dalam
uterus,terpajan pada kadar glukosa yang tinggi dalam uterus
2) Perhatikan skor apgar,kondisi saat lahir,tipe sewaktu pemberian obat dan suhu
awal bayi
R/ Stresor kelahiran dan stress dini meningkatkan laju metabolism da dengan
cepat menurunlkan simpanan glukosa
3) Turunkan stressor fisik,seperti stress dingin,pengerahan fisik.
R/ Hipotermi meningkatkan konsumsi energy dan penggunaan simpanan
lemak yang tidak dapat diperbaharui
4) Timbang berat badan bayi
R/ Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan yang sesuai dengan berat dasar

Anda mungkin juga menyukai