Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PKn 2017A
PIPS
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Lama
waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap
bangsa dan negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh
berbagai segi, baik segi agama, ideologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri.
Dengan demikian di negara kita tidak sama dengan negara-negara lain. Untuk itu, maka:
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh
karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam
pembangunan bangsa dan karakter.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum,
yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen
untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan standar prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian
pendidikan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industry kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional . arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industry dan perdagangan modern seperti terdapat terlihat di world trade
Organization (WTO), Association of southeast Asian Nations (ASEAN). Tantangan eksternal
juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains ,serta
mutu, investasi, dan tranformasi bidang pendidikan. keikutsertaan Indonesia didalam study
internasional Trends in internasional Mathematics and science study (TIMSS) dan progam for
internasional student assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian
anak- anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di
TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peseta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang di pelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama .
2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru – pesrta didik-masyarakat-lingkungan alam,sumber atau media
lainya.
3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembeljaran secara jejaring (peseta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat di hubungi serta di peroleh
melalui internet)
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (Pembelajaran system aktif
mencari semakin di perkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains)
5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok(berbasis tim).
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.
7. Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (user) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta didik.
8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monosdiscpline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak atau (multi discipline)
9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
1. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif
2. Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah
sebagai pimpinan kependidikan
3. Penguatan sarana dan prsarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peserta didik.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan
2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.
Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas bidang kajian
elektik yang dinamakan ”an integrade system of knowledge”, syntetic discipline,
multidimensional dan kajian monodisiplin. Pada tahun 1970 mulailah diperkenalkan Pendidikan
IPS sebagai pendidikan displin ilmu. Pendidikan IPS memiliki kekhasan yakni kajian yang
bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan crossdisiplier. Karakter ini
terlihat dari perkembangan PIPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan materinya
semakin meluas seiring dengan kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan
kajian secara terinategrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam,
teknolo, humaniora, lingkungan bahkan sistem kepercayaan. Oleh karena itu IPS di tingkat
sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara
yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (sikap), dan nilai (attitudes and values)
yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah
sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.
Menurut Noman Sumantri bahwa tujuan Pendidikan IPS pada tingkat sekolah adalah :
1. Jenjang SMP/MTSn
2. Jenjang SMA/MA/SMK