Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa
Praktikum hidran kali ini dilakukan di daerah lapangan Gedung J
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 08.00
hingga 10.30 WIB dengan persiapan terlebih dahulu dan briefing dari dosen
pengajar. Praktikum kelompok 3 dilaksanakan oleh seluruh anggota
kelompok. Berikut merupakan prosedur penggunaan hidran berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan :
1. Berbaris dan melakukan laporan persiapan pemadaman sesaat setelah
mengetahui adanya kebakaran pada lokasi kebakaran. Laporan dilakukan
dengan penghormatan kepada pemimpin, menyebutkan jumlah anggota,
kesiapan anggota, dan kesiapan dalam memadamkan api serta peralatan
yang digunakan seperti pada Gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1 Laporan Persiapan Pemadaman

2. Setelah melakukan persiapan dan izin kepada pemimpin, setiap anggota


langsung bergegas ke posisi masing – masing sesuai dengan tugasnya,
yaitu :
- Ketua regu berada di area yang dapat ditangkap mata oleh operator dan
nozzle man untuk memberikan aba – aba.
- Operator mengambil kunci pas dan besiap mengoperasikan hydrant pilar,
- Helper operator memasang selang hydrant dan membantu kerja operator,
helper memposisikan selang agar tidak terbelit dan aliran air lancar.
- Nozzle man mengambil nozzle dan dipasangkan pada nozzle coupling
dan mengarahkan aliran air pada titik api, serta helper nozzle man
membantu memegang dan mengoperasikan nozzle. Seperti pada
Gambar 4.2, Gambar 4.3, Gambar 4.4 berikut ini :

Gambar 4.2 Operator Memasang selang dan berisap


untuk mengoperasikan laju air

Gambar 4.3 Ketua regu memberikan aba - aba kepada


operator
Gambar 4.4 Nozzle man dan ketua regu bersiap pada
titik pemadaman

3. Setelah ketua regu memberi aba – aba “Open” seperti pada gambar 4.5,
maka operator membuka katup pada hydrant pilar dan nozzle man
mengarahkan nozzle dengan posisi spray saat awal memasuki area
kebakaran dan merubah posisi nozzle menjadi jet untuk memadamkan api.
Aba – aba menaikkan dan menurunkan tekanan dilakukan untuk
mengontrol tekanan air oleh ketua regu kepada operator. Seperti yang
terlihat pada gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7 dan gambar 4.8 di
bawah ini :

Gambar 4.5 Ketua regu memberikan Instruksi aba – aba


“Open kemudian Maju”
Gambar 4.6 Ketua regu memberikan Instruksi aba –
aba “Naikkan Tekanan”

Gambar 4.7 Ketua regu memberikan Instruksi aba –


aba “Turunkan Tekanan” dan mundur

4. Ketua regu mengintruksikan untuk menghentikan aliran air kepada


operator dan memberi aba – aba “selesai” kepada semua anggota setelah
api padam lalu semua anggota berbaris untuk melaporkan hasil
pemadaman kebarakan yang telah dilakukan.

Gambar 4.8 Ketua regu memberikan Instruksi aba – aba selesai”


5. Laporan dilakukan oleh ketua regu dengan memberitahukan jumlah
anggota yang selamat, kondisi lokasi kebakaran yang telah padam dan
kelengkapan peralatan kepada kepala pemadam, seperti yang terlihat pada
gambar 4.9 :

Gambar 4.9 Laporan Ketua Regu Kepada Kepala


Pemadam

Berdasarkan praktikum hydrant yang telah dilakukan, diketahui bahwa


hydrant yang digunakan adalah tipe jenis hydrant pilar yang terpasang di luar
Gedung J PPNS. Selang yang digunakan adalah selang berbahan dasar kanvas
dengan panjang 30 meter dan berdiameter 3,75 m (1,5 inch) sehingga
kombinasi yang dapat memancarkan air secara lurus (jet) maupun pancaran
(spray).
Dokumentasi kegiatan praktikum hidran oleh kelompok 3 dapat dilihat
pada link berikut ini :

https://drive.google.com/file/d/11PL2MI679KGo_yTAzq0bPHdNVsYHY5QH
/view?usp=drivesdk

https://drive.google.com/file/d/13LsdaY0adh3VztLoGEZzAJu6cybsBS7v/vie
4.2 Pembahasan
w?usp=drivesdk
Pada praktek pemadaman menggunakan hydrant harus dilakukan
https://drive.google.com/file/d/1SWStkpwXXNWBNS3AQUVfP2mGx40pAs
sesuai prosedur untuk memasimalkan kinerja dan meminimalisir kesalahan
eq/view?usp=drivesdk
yang berakibat pada terancamnya nyawa personel pemadam. Seperti
penggunaan aba – aba dalam berkomunikasi antar anggota ntuk memudahkan
komunikasi saat kondisi genting dengan menggunakan kode gerakan tertentu
dan untuk meminimalisir miskomunikasi. Pengaturan aliran air yang keluar
dimulai pancaran jenis spray untuk melindungi pemadam saat memasuki area
kebakaran dari panas api dan asap. Kemudian setelah dirasa aman, pancaran
diubah menjadi jet untuk memadamkan api. Pengaturan tekanan air dilakukan
agar pemadam dapat dengan maksimal dalam pemadaman.
Hal – Hal yang perlu diperhatikan saat memadamkan api
menggunakan hydrant adalah sebagai berikut :
1. Melakukan tugas secara cermat, fokus, hati – hati dan tenang walaupun
dituntut untuk cekatan dan cepat.
2. Koordinasi antar anggota yang dipimpin ketua regu harus selaras dan
berjalan dengan baik.
3. Tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri sebelum melakukan
pemadaman dengan menggunakan APD seperti safety helmet, safety
shoes, dan baju pemadam.
4. Memahami tugas dan prosedur pemadaman dengan baik dan benar.
5. Menggunakan jarak aman untuk pemadaman sehingga terhindar dari lidah
api.

Berikut merupakan beberapa kesalahan yang terdapat berdasarkan link


dokumentasi hasil praktikum :
1. Pancaran air tidak mencapai tujuan dikarenakan tekanan yang digunakan
kurang besar
2. Kurangnya komunikasi antar tim yang menyebabkan banyak terjadinya
kesalahan

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum hydrant yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. Prosedur pemakaian hydrant adalah dengan melakukan persiapan alat dan
APD, berbaris, dan pelaporan tugas sebelum melakukan pemadaman,
memasang seluruh alat pemadam, melakukan pemadaman, setelah api
padam, melepaskan alat pemadam, melakukan pelaporan tugas, merapikan
alat pemadam.
2. Penugasan pada pemadaman menggunakan hidran menggunakan peraturan
dan prosedur yang berbeda-beda
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum hydrant ini adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari dengan benar prosedur pemadaman dan tugas masing –
masing anggota sebelum praktek.
2. Mempraktekkan pemadam menggunakan peralatan lain seperti hydrant
box, selang dengan bahan dan diameter berbeda ataupun pemadaman
dengan mobil pemadam kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja.1996.Training Material K3 Bidang Penanggulangan
Kebakaran.

Handoko, Lukman.2013.Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan


Penanggulangan Kebakaran.Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.

NFPA 291 . Recommended Practice For Fire Flow Testing and Marking Of
Hydrants

SNI 03-1735-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan

Wahyudi, S. 1998. Selang Pemadam Kebakaran: Petokimia Gresik

Wahyudi, S. 1998. Hydrant System: Petokimia Gresik

Anda mungkin juga menyukai