Kartika 0516040100 Lapres APAR
Kartika 0516040100 Lapres APAR
KELOMPOK :4
NAMA : KARTIKA INDIRA PUTRI
NRP : 0516040100
KELAS : K3-4D
PENDAHULUAN
Menurut Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, menjelaskan tentang standarisasi untuk
masalah perlindungan kebakaran terhadap bangunan gedung dan lingkungan. Dijelaskan juga
tentang syarat teknis untuk alat pemadam apiringan (APAR) pada bab V yang berisi tentang
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif. Peraturan Menteri Tenaga Kerjaan Transmigrasi No :
Per.04/Men/1980 juga menjelaskan tentang syarat – syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat
Pemadam Api Ringan yang berisikan tentang ketentuan standarisasi APAR di Indonesia yang
harus dilaksanakan. Dijelaskan juga pada peraturan di Amerika tentang APAR yang tertulis di
NFPA 10 tahun 2002 tentang standar alat kebakaran portabel yang menjelaskan tentang standar
- standar yang diharuskan untuk pemasangan dan pemeliharaan tentang APAR.
APAR merupakan salah satu alat pemadam kebakaran yang sangat efektif untuk
memadamkan api yang masih kecil untuk mencegah semakin besarnya api tersebut.
Pemadaman kebakaran menggunakan APAR tidak dapat dilakukan dengan sembarangan,
diperlukan pengetahuan mengenai cara-cara meng-gunakannya sebagai alat pemadam. Oleh
karena itu, diadakannya praktikum ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah
penggunaan APAR sehingga dapat melakukan pemadaman kebakaran dengan baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
2. Apa saja potensi bahaya yang ada pada saat praktikum?
1.3 Tujuan
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebaran.
TIK :Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan dapat
memadamkan kebakaran dengan APAR.
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan
menggunakan media APAR.
2. Dapat mengaplikasikan teknik pemadaman api menggunakan APAR di kehidupan sehari-
hari.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran
perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang
tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan.
Sedangkan bagi perusahaan sendiri akan dapat menimbulkan banyak kerugian, seperti rusaknya
dokumen, musnahnya properti serta terhentinya proses produksi. Kebakaran merupakan salah
satu kecelakaan yang paling sering terjadi. Selain menimbulkan korban jiwa dan kerugian
material, kebakaran juga dapat merusak lingkungan serta gangguan kesehatan yang diakibatkan
dari asap kebakaran tersebut.
3. Kebakaran Kelas C
Bila kebakaran kelas B disebabkan karena cairan yang mudah terbakar, maka
kebakaran kelas C disebabkan oleh gas atau uap seperti LPG, gas propana dan tinner. Untuk
memadamkannya, gunakan dry powder/chemical dan halon. Untuk pencegahan jauhkan
bahan-bahan tersebut dari sumber panas atau api yang mudah memercik dan menyambar.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas ini disebabkan oleh bahan logam yang dapat terbakar seperti
titanium, magnesium, dan potassium. Pemadaman yang tepat adalah dengan menggunakan
dry powder khusus dan pasir kering yang halus. Sama seperti pada kebakaran kelas C,
pemadaman pada kelas D juga menghindari penggunaan air. Ini karena, partikel air pada
kebakaran dengan suhu yang sangat tinggi dapat terpecah menjadi hydrogen dan oksigen
yang kemudian justru dapat memperbesar api dan bahkan menimbulkan ledakan.
Pencegahan kebakakaran kelas D dapat dilakukan dengan cara menyimpan logam-
logam ini pada kontainer cair yang non-reaktif untuk menghindari kerusakan dan reaksi
dengan udara.
5. Kebakaran Kelas E
Pelaratan rumah tangga menggunakan listrik serta sakelar dan sumber listrik
lainnya merupakan penyebab atau kebakaran kelas C ini. Dalam memadamkan kebakaran
kelas C, sangat penting untuk menghindari media air karena justru dapat membuat
pemadam tersengat listrik. Media yang tepat adalah tepung kering atau dry chemical dan
karbondioksida (CO2).
Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memeriksa kabel peralatan
listrik dan menggantinya bila menemukan kerusakan atau terkelupas. Selain itu,
selalu gunakan peralatan listrik yang sesuai dengan prosedur dan standar, serta lakukan
instalasi dengan benar.
a. Definisi
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat yang digunakan
untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api
yang bertekanan tinggi.
b. Tipe Konstruksi
Apar memiliki dua tipe konstruksi, antara lain :
1. Tipe Tabung Gas (Gas Container Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
2. Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Storage Pressure Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya merupakan gas kering tanpa
bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung
pemadamnya dalam keadaan bertekanan.
c. Jenis Apar
Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis. Diantaranya terdapat 4 jenis APAR
yang paling umum digunakan, yaitu :
1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang
dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).
Alat pemadam api berat (APAB) dikenal juga dengan istilah mobile fire
extinguisher. Alat pemadam api ini disebut mobile karena umumnya dilengkapi dengan dua
buah roda untuk memudahkan mobilitas pengguna. Roda diperlukan karena APAB
memiliki bobot cukup besar, yakni dari kisaran 20—100kg.
Secara prinsip, APAB tidak jauh berbeda dengan alat pemadam api ringan (APAR).
Hanya saja, peruntukan APAB adalah untuk wilayah yang lebih luas daripada sekedar
sebuah dapur atau sebuah rumah. Keberadaan Alat pemadam api berat sangat diperlukan di
tempat yang membutuhkan mobilitas tinggi dengan potensi kebakaran yang besar, misalnya
di sekolah, kantor, bandara, dan pos ronda di sebuah perumahan.
Perbedaan APAB dengan APAR terletak pada tekanannya. APAR memiliki tekanan
langsung dalam arti medium pemadam kebakaran seperti karbondioksida, foam AFF
(Aqueous Film Forming), dan dry chemical powder telah bercampur menjadi satu dengan
nitrogen kering sehingga ketika kita menekan tuas pegangan/katupnya, medium pemadam
kebakaran dapat langsung keluar. Dalam APAB, tekanan yang ada adalah tekanan tidak
langsung (sistem cartridge) dalam arti tekanan tidak dicampur menjadi satu dengan
medium pemadam kebakaran.
Alat pemadam api berat memiliki sebuah silinder khusus (cartridge) yang
menyimpan gas pendorong. Terpisahnya medium pemadam kebakaran dengan gas
pendorong akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar kepada APAB dalam
memadamkan api. Inilah alasan mengapa APAB sangat sesuai untuk ukuran wilayah yang
lebih besar.
2.6 Metode Penggunaan
a. APAR
Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat
Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :
1. Tarik Pin Pengaman (Safety Pin) APAR
2. Arahkan Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)
3. Tekan Pemicu untuk menyemprot
4. Ayunkan ke seluruh sumber api (area kebakaran)
Dalam bahasa Inggris, singkatan T.A.T.A ini disebut juga dengan P.A.S.S yaitu
PULL (Tarik), AIM (Arahkan), SQUEEZE (Tekan) dan SWEEP (Ayunkan).
b. APAB
Penggunaan APAB sangatlah sederhana. Ingatlah empat langkah singkat berikut ini.
1. Letakkan APAB sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran (sebaiknya Anda tidak
berada terlalu dekat dengan api).
2. Letakkan APAB dalam posisi tegak.
3. Tarik pin pengaman, yang umumnya berbentuk T, untuk membuka cartridge.
4. Bentangkan selang penyemprot dan tekan tuas pegangan/katup untuk
menyemprotkan medium pemadam kebakaran ke arah api.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Mulai
A
A
Selesai
2. Alat pemadam api ringan dry chemical powder.
Mulai
B
B
Selesai
Mulai
C
C
D
D
Selesai
BAB 4
4.1 Prosedur Praktikum
Berikut adalah prosedur praktikan dalam melakukan praktikum pemadaman api dengan
menggunakan APAR :
1. Melepaskan pin pengaman.
3. Pemeriksaan APAR
Hal ini penting untuk dilakukan sebelum digunakannya APAR pada saat kebakaran.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah APAR tersebut layak digunakan atau tidak
terutama pada tekanan.
4. Cara memegang APAR
Cara ini sangat penting dan perlu diperhatikan karena jika salah dan tidak tepat
sasaran maka api tidak bisa padam
5. Arah angin
Setelah berlari ke sumber api, perhatikan arah angin sebelum menyemprotkan isi
APAR. Pemadaman dilakukan seaarah arah angin atau membelakangi api, jika tidak
maka akan menimbulkan bahaya yaitu terjilat lidah api dan bahaya lainnya.
Adapula dijumpai beberapa potensi bahaya pada saat praktikum berlangsung, yaitu :
1. Tumpahan DCP (Dry Chemical Powder)
Apabila tertiup oleh angin, maka dapat menyebabkan terhirup oleh mahasiswa
atau praktikan dan ketika terhirup dalam jumlah banyak maka dapat menyebabkan sesak
nafas.
2. Kepulan asap yang tebal
Kepulan tersebut dapat menyebakan sesak nafas apabila dihirup dalam jumlah
banyak.
3. Api yang belum sempurna padam
Pada saat setelah disemprotkan APAR, bisa saja api seakan-akan terlihat padam,
namun tidak lama kemudian akan timbul nyala api dengan sendirinya.
Pada saat praktikum, diperlukan tenaga yang besar untuk mampu mengoperasikan
APAR tersebut. Selain beratnya yang tidak begitu ringan, tuas pada APAR juga bisa jadi
tidak mudah untuk ditekan untuk mengeluarkan isi dari APAR. Berikut adalah contoh dari
praktikan yang tidak kuat menekan tuas APAR pada saat praktikum
https://drive.google.com/open?id=16DJzCZK7wND2ecWiifiSwEQR3BDQgvyG . Oleh
karena itu, dianjurkan untuk mengangkat menggunakan salah satu tangan yang terkuat dan
tangan satunya memegan nozzle kemudian berjalan berlali menuju sumber api. Ketika
hendak menekan tuas, makan harus dipastikan kuat dan tidak kaget saat tuas mengeluarkan
isinya karena serbuk kering yang keluar dari APAR disertai dengan tekanan. Berikut adalah
link video praktikan pada saat percobaan kedua yang sudah benar
https://drive.google.com/open?id=1nzz5F62L7oEGbnpI74NhTm9wqk1VzW6m . Dan
berikut adalah link video contoh penggunaan APAR yang paling benar
https://drive.google.com/open?id=1X-EfYCcl_-1jZsKG04KwzHi0nNBhAyh8 .
5.2 Saran
Saran untuk praktikum APAR, yaitu :
1. APAR sebaiknya diperiksa secara rutin agar APAR selalu siap pada saat praktikum
akan dilaksanakan
2. Bagi mahasiswa yang tidak sedang praktikum, khususnya yang memiliki penyakit
sesak nafas harus menjauh dari api agar tidak terkena asap pada saat api dipadamkan
3. Sebaiknya lokasi praktikum ditempatkan jauh dari aktivitas kuliah agar asap tidak
menggangu
DAFTAR PUSTAKA
SOAL.
1. Sebutkan media pemadam kebakaran jenis apar beserta pejelasan masing-masing jenis!
2. Sebutkan dan jelaskan tipe apar beserta cara kerja masing-masing tipe yang ada!
JAWAB.