Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENCEGAHAN

DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

ALAT PEMADAM API RINGAN

KELOMPOK :4
NAMA : KARTIKA INDIRA PUTRI
NRP : 0516040100
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


K3 menjadi salah satu bagian penting dalam industrialisasi dewasa ini. Efisiensi biaya dan
peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan industri menyebabkan terhambatnya produksi
yang akan berdampak pada penurunan produksi serta kerugian perbaikan maupun pengobatan.
Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan keuangan serta fungsi
penting perusahaan yang lainnya. Salah satu jenis kecelakaan yang sering dijumpai dan
menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah kebakaran (Disnaker, 2008).

Menurut Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, menjelaskan tentang standarisasi untuk
masalah perlindungan kebakaran terhadap bangunan gedung dan lingkungan. Dijelaskan juga
tentang syarat teknis untuk alat pemadam apiringan (APAR) pada bab V yang berisi tentang
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif. Peraturan Menteri Tenaga Kerjaan Transmigrasi No :
Per.04/Men/1980 juga menjelaskan tentang syarat – syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat
Pemadam Api Ringan yang berisikan tentang ketentuan standarisasi APAR di Indonesia yang
harus dilaksanakan. Dijelaskan juga pada peraturan di Amerika tentang APAR yang tertulis di
NFPA 10 tahun 2002 tentang standar alat kebakaran portabel yang menjelaskan tentang standar
- standar yang diharuskan untuk pemasangan dan pemeliharaan tentang APAR.

APAR merupakan salah satu alat pemadam kebakaran yang sangat efektif untuk
memadamkan api yang masih kecil untuk mencegah semakin besarnya api tersebut.
Pemadaman kebakaran menggunakan APAR tidak dapat dilakukan dengan sembarangan,
diperlukan pengetahuan mengenai cara-cara meng-gunakannya sebagai alat pemadam. Oleh
karena itu, diadakannya praktikum ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah
penggunaan APAR sehingga dapat melakukan pemadaman kebakaran dengan baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
2. Apa saja potensi bahaya yang ada pada saat praktikum?

1.3 Tujuan
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebaran.
TIK :Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan dapat
memadamkan kebakaran dengan APAR.

1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan
menggunakan media APAR.
2. Dapat mengaplikasikan teknik pemadaman api menggunakan APAR di kehidupan sehari-
hari.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran
perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang
tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan.
Sedangkan bagi perusahaan sendiri akan dapat menimbulkan banyak kerugian, seperti rusaknya
dokumen, musnahnya properti serta terhentinya proses produksi. Kebakaran merupakan salah
satu kecelakaan yang paling sering terjadi. Selain menimbulkan korban jiwa dan kerugian
material, kebakaran juga dapat merusak lingkungan serta gangguan kesehatan yang diakibatkan
dari asap kebakaran tersebut.

2.2 Penggolongan Kelas-kelas Kebakaran


Pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 mengkalisikasikan kebakaran menjadi 4 yaitu
katagori A,B,C,D. Sedangkan National Fire Protection Association (NFPA) menetapkan 5
katagori jenis penyebab kebakaran, yaitu kelas A, B, C, D dan K. Bahkan beberapa Negara
menetapkan tambahan klasikasi dengan kelas E. Berikut beberapa tipe atau klasifikasi
kebakaran berdasarkan penyebabnya serta cara terbaik untuk memadamkan dan
pencegahannya :
1. Kebakaran Kelas A
Merupakan kebakaran yang disebabkan atau melibatkan benda-benda padat berserat
non-logam, misalnya kayu, kain, kertas, plastik, dan lain sebagainya. Cara yang tepat untuk
memadamkannya adalah dengan menggunakan pasir, tepung pemadam, air, tanah atau
lumputr, dan busa (foam). Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kebakaran ini
adalah dengan memisahkan barang-barang tersebut dari sumber api seperti minyak atau
kompor.
2. Kebakaran Kelas B
Tipe kebakaran ini disebabkan oleh benda cair yang mudah terbakar seperti minyak,
bensin, cat, alkohol, LPG, dan sejenisnya. Untuk memadamkannya digunakan alat
pemadam dalam bentuk dry powder (tepung pemadam), air berbentuk spray, dan foam atau
busa.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran tipe ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Hindari menggunakan kontainer atau botol plastik untuk menyimpan cairan mudah
terbakar.
b. Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik saat menggunakan cairan yang mudah
terbakar tersebut.
c. Simpan carian yang mudah terbakar jauh dari sumber api yang mudah menyambar.

3. Kebakaran Kelas C
Bila kebakaran kelas B disebabkan karena cairan yang mudah terbakar, maka
kebakaran kelas C disebabkan oleh gas atau uap seperti LPG, gas propana dan tinner. Untuk
memadamkannya, gunakan dry powder/chemical dan halon. Untuk pencegahan jauhkan
bahan-bahan tersebut dari sumber panas atau api yang mudah memercik dan menyambar.

4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran kelas ini disebabkan oleh bahan logam yang dapat terbakar seperti
titanium, magnesium, dan potassium. Pemadaman yang tepat adalah dengan menggunakan
dry powder khusus dan pasir kering yang halus. Sama seperti pada kebakaran kelas C,
pemadaman pada kelas D juga menghindari penggunaan air. Ini karena, partikel air pada
kebakaran dengan suhu yang sangat tinggi dapat terpecah menjadi hydrogen dan oksigen
yang kemudian justru dapat memperbesar api dan bahkan menimbulkan ledakan.
Pencegahan kebakakaran kelas D dapat dilakukan dengan cara menyimpan logam-
logam ini pada kontainer cair yang non-reaktif untuk menghindari kerusakan dan reaksi
dengan udara.

5. Kebakaran Kelas E
Pelaratan rumah tangga menggunakan listrik serta sakelar dan sumber listrik
lainnya merupakan penyebab atau kebakaran kelas C ini. Dalam memadamkan kebakaran
kelas C, sangat penting untuk menghindari media air karena justru dapat membuat
pemadam tersengat listrik. Media yang tepat adalah tepung kering atau dry chemical dan
karbondioksida (CO2).
Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan memeriksa kabel peralatan
listrik dan menggantinya bila menemukan kerusakan atau terkelupas. Selain itu,
selalu gunakan peralatan listrik yang sesuai dengan prosedur dan standar, serta lakukan
instalasi dengan benar.

6. Kebakaran Kelas K/F


Kebakaran kelas K atau F (untuk wilayah Asia) adalah kebakaran yang disebabkan
oleh minyak atau lemak bahan masakan. Kebakaran ini sering terjadi di dapur. Cara untuk
memadamkannya adalah dengan menggunakan water spray/mist dan juga selimut basah.
Untuk menghindarinya hindarilah memasak dalam suhu yang terlalu tinggi, dan
jangan meninggalkan dapur saat memasak. Simpan juga minyak dan lemak bahan masakan
ini jauh dari sumber.

2.3 Penanggulangan Kebakaran


Pada Kepmenaker No. : KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja pasal 1, menjelaskan bahwa Penanggulangan kebakaran ialah
segala upaya untuk mencegah timbulnya kabakaran dengan berbagai upaya pengendalan
setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan
serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.
Sedangkan Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk dan
ditugasi untuk menangani masalah penanggulangan kebakaran di tempat kerja yang
meliputi kegiatan administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran.
Unit penanggulangan kebakaran terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kabakaran;
d. Ahli K3 spesialis penaggulangan kebakaran sebagai penaggungjawab teknis.
Berdasarkan Kepmenaker No. 186/MEN/1999, Pengurus atau pengusaha wajib
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran
di tempat kerja. Kewajiban mencegah, megurangi dan memadamkan kebakaran di tempat
kerja sebagaimana yang dimaksud tersebut meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b.Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

2.4 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

a. Definisi
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat yang digunakan
untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api
yang bertekanan tinggi.

Sedangkan menurut Permenaker No : PER.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat


pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan. Alat pemadam api ringan ialah
alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadi kebakaran.

b. Tipe Konstruksi
Apar memiliki dua tipe konstruksi, antara lain :
1. Tipe Tabung Gas (Gas Container Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
2. Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Storage Pressure Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya merupakan gas kering tanpa
bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung
pemadamnya dalam keadaan bertekanan.

c. Jenis Apar
Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis. Diantaranya terdapat 4 jenis APAR
yang paling umum digunakan, yaitu :
1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang
dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)


APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang
dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat
masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti
Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran
yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,
Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder


APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher
terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium
danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan
C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.
4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan
bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan
pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B
(bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang
bertegangan).

2.5 APAB (Alat Pemadam Api Berat)

Alat pemadam api berat (APAB) dikenal juga dengan istilah mobile fire
extinguisher. Alat pemadam api ini disebut mobile karena umumnya dilengkapi dengan dua
buah roda untuk memudahkan mobilitas pengguna. Roda diperlukan karena APAB
memiliki bobot cukup besar, yakni dari kisaran 20—100kg.

Secara prinsip, APAB tidak jauh berbeda dengan alat pemadam api ringan (APAR).
Hanya saja, peruntukan APAB adalah untuk wilayah yang lebih luas daripada sekedar
sebuah dapur atau sebuah rumah. Keberadaan Alat pemadam api berat sangat diperlukan di
tempat yang membutuhkan mobilitas tinggi dengan potensi kebakaran yang besar, misalnya
di sekolah, kantor, bandara, dan pos ronda di sebuah perumahan.

Perbedaan APAB dengan APAR terletak pada tekanannya. APAR memiliki tekanan
langsung dalam arti medium pemadam kebakaran seperti karbondioksida, foam AFF
(Aqueous Film Forming), dan dry chemical powder telah bercampur menjadi satu dengan
nitrogen kering sehingga ketika kita menekan tuas pegangan/katupnya, medium pemadam
kebakaran dapat langsung keluar. Dalam APAB, tekanan yang ada adalah tekanan tidak
langsung (sistem cartridge) dalam arti tekanan tidak dicampur menjadi satu dengan
medium pemadam kebakaran.

Alat pemadam api berat memiliki sebuah silinder khusus (cartridge) yang
menyimpan gas pendorong. Terpisahnya medium pemadam kebakaran dengan gas
pendorong akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar kepada APAB dalam
memadamkan api. Inilah alasan mengapa APAB sangat sesuai untuk ukuran wilayah yang
lebih besar.
2.6 Metode Penggunaan
a. APAR
Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat
Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :
1. Tarik Pin Pengaman (Safety Pin) APAR
2. Arahkan Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)
3. Tekan Pemicu untuk menyemprot
4. Ayunkan ke seluruh sumber api (area kebakaran)
Dalam bahasa Inggris, singkatan T.A.T.A ini disebut juga dengan P.A.S.S yaitu
PULL (Tarik), AIM (Arahkan), SQUEEZE (Tekan) dan SWEEP (Ayunkan).
b. APAB
Penggunaan APAB sangatlah sederhana. Ingatlah empat langkah singkat berikut ini.
1. Letakkan APAB sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran (sebaiknya Anda tidak
berada terlalu dekat dengan api).
2. Letakkan APAB dalam posisi tegak.
3. Tarik pin pengaman, yang umumnya berbentuk T, untuk membuka cartridge.
4. Bentangkan selang penyemprot dan tekan tuas pegangan/katup untuk
menyemprotkan medium pemadam kebakaran ke arah api.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Tong tempat pembakaran
2. Korek api
3. Alat pemadam api ringan CO2
4. Alat pemadam api berat CO2
5. Alat pemadam api ringan dry chemical powder.
3.1.2 Bahan
1. Bahan bakar.

3.2 Prosedur Kerja


1. Alat pemadam api ringan CO2

Mulai

Mengangkat tabung dari tempatnya

Memastikan tabung siap dipakai

Melepaskan pin pengaman

A
A

Membawa apar ke tempat terjadinya


kebakaran, jarak apar dengan api
antara 1-2 meter.

Sebelum menyemprotkan media


pemadam, memastikan petugas tidak
melawan arah angin.

Memegang corong pada gagang


yang mempunyai penyekat agar
tangan tidak luka karena suhu
dingin.

Mengarahkan corong/nozzle ke nyala


api dan tekan tangkai penekannya
pada bahan yang terbakar.

Menggerakkan corong ke kanan dan


ke kiri hingga kebakaran padam.

Selesai
2. Alat pemadam api ringan dry chemical powder.

Mulai

Mengangkat tabung dari tempatnya

Memastikan tabung siap dipakai

Melepaskan pin pengaman.

Membawa apar ke tempat terjadinya


kebakaran, jarak apar dengan api
antara 1-2 meter.

Sebelum menyemprotkan media


pemadam, memastikan petugas tidak
melawan arah angin.

B
B

Memegang corong pada gagang


yang mempunyai penyekat agar
tangan tidak luka karena suhu
dingin.

Mengarahkan corong/nozzle ke nyala


api dan tekan tangkai penekannya
pada bahan yang terbakar.

Menggerakkan corong ke kanan dan


ke kiri hingga kebakaran padam.

Selesai

3. Alat pemadam api berat CO2

Mulai

Menarik tabung dari tempatnya

C
C

Memastikan tabung siap dipakai

Membawa apab ke tempat terjadinya


kebakaran.

Memegang corong pada gagang


yang mempunyai penyekat agar
tangan tidak luka karena suhu
dingin.

Sebelum menyemprotkan media


pemadam, memastikan petugas tidak
melawan arah angin.

Dengan bantuan anggota lain,


memutar valve pada apab agar CO2
keluar.

Menyemprotkan CO2 dengan jarak


1-2 meter dari sumber api.

D
D

Arahkan corong/Nozzle ke nyala api

Menggerakkan corong ke kanan dan


ke kiri hingga kebakaran padam.

Selesai
BAB 4
4.1 Prosedur Praktikum
Berikut adalah prosedur praktikan dalam melakukan praktikum pemadaman api dengan
menggunakan APAR :
1. Melepaskan pin pengaman.

Gambar 4.1 Melepaskan pin pengaman


2. Menyimpan pin di dalam saku.

Gambar 4.2 Menyimpan pin di dalam saku.


3. Berlari ke sumber api.

Gambar 4.3 Berlari ke sumber api


4. Melihat arah angina, posisikan badan sejajar arah angin. Mengarahkan nozzle ke api.

Gambar 4.4 Melihat arah angina dan mengarahkan nozzle


5. Menyemprotkan APAR dengan menekan tuas.

Gambar 4.5 Menyemprotkan APAR

4.2 Identifikasi Bahaya


Berdasarkan praktikum pemadaman api dengan menggunakan APAR dengan tipe dry
chemical banyak hal yang harus diperhatikan ketika memadamkan api, yaitu :
1. Jenis bahan bakar yang terbakar
Harus memilih dengan tepat APAR apa yang harus digunakan yang disesuaikan
dengan bahan yang terbakar. Apakah termasuk kelas A,B,C,D atau K.

2. Penggunaan APD yang lengkap


Pada saat melakukan pemadaman api, pemadam harus menggunakan APD lengkap
mulai dari safety helmet, baju bengkel, masker dan safety shoes. Hal ini dilakukan untuk
melindungi tubuh dari kobaran api dan panas yang dihasilkan, serta masker untuk
melindungi pernafasan dari asap yang dihasilkan.

3. Pemeriksaan APAR
Hal ini penting untuk dilakukan sebelum digunakannya APAR pada saat kebakaran.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah APAR tersebut layak digunakan atau tidak
terutama pada tekanan.
4. Cara memegang APAR
Cara ini sangat penting dan perlu diperhatikan karena jika salah dan tidak tepat
sasaran maka api tidak bisa padam

5. Arah angin
Setelah berlari ke sumber api, perhatikan arah angin sebelum menyemprotkan isi
APAR. Pemadaman dilakukan seaarah arah angin atau membelakangi api, jika tidak
maka akan menimbulkan bahaya yaitu terjilat lidah api dan bahaya lainnya.

6. Lama bahan bakar yang terbakar

Adapula dijumpai beberapa potensi bahaya pada saat praktikum berlangsung, yaitu :
1. Tumpahan DCP (Dry Chemical Powder)
Apabila tertiup oleh angin, maka dapat menyebabkan terhirup oleh mahasiswa
atau praktikan dan ketika terhirup dalam jumlah banyak maka dapat menyebabkan sesak
nafas.
2. Kepulan asap yang tebal
Kepulan tersebut dapat menyebakan sesak nafas apabila dihirup dalam jumlah
banyak.
3. Api yang belum sempurna padam
Pada saat setelah disemprotkan APAR, bisa saja api seakan-akan terlihat padam,
namun tidak lama kemudian akan timbul nyala api dengan sendirinya.

4.3 Pembahasan Praktikum


Dalam praktikum yang telah dilakukan, praktikan menggunakan APAR DCP (dry
chemical powder) dengan berat sebesar 6 kg sebagai alat pemadamnya. APAR dengan tipe
tersebut cocok digunakan untuk kelas kebakaran A,B dan C. Pada saat praktikum, APAR
digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A karena benda yang terbakar adalah
benda padat berupa kayu. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan bekerja dengan cara
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur
penting terjadinya kebakaran. Pemadaman ini harus dilakukan secara maksimal
dikarenakan pada saat praktek metode ini lakukan di ruang terbuka dan udara tidak akan
terputus, maka sumber api yang telah disemprot APAR tetap menyala walau sudah
dilakukan sesuai prosedur yang tepat.

Pada saat praktikum, diperlukan tenaga yang besar untuk mampu mengoperasikan
APAR tersebut. Selain beratnya yang tidak begitu ringan, tuas pada APAR juga bisa jadi
tidak mudah untuk ditekan untuk mengeluarkan isi dari APAR. Berikut adalah contoh dari
praktikan yang tidak kuat menekan tuas APAR pada saat praktikum
https://drive.google.com/open?id=16DJzCZK7wND2ecWiifiSwEQR3BDQgvyG . Oleh
karena itu, dianjurkan untuk mengangkat menggunakan salah satu tangan yang terkuat dan
tangan satunya memegan nozzle kemudian berjalan berlali menuju sumber api. Ketika
hendak menekan tuas, makan harus dipastikan kuat dan tidak kaget saat tuas mengeluarkan
isinya karena serbuk kering yang keluar dari APAR disertai dengan tekanan. Berikut adalah
link video praktikan pada saat percobaan kedua yang sudah benar
https://drive.google.com/open?id=1nzz5F62L7oEGbnpI74NhTm9wqk1VzW6m . Dan
berikut adalah link video contoh penggunaan APAR yang paling benar
https://drive.google.com/open?id=1X-EfYCcl_-1jZsKG04KwzHi0nNBhAyh8 .

Gambar 4.6 Contoh penggunaan apar yang benar


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Teori pemadaman kebakaran yang benar harus dipahami terlebih dahulu sebelum
mengaplikasikannya agar pada saat pemadaman api dapat padam dengan sempurna
tanpa ada kesalahan.
2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan APAR antara lain :
a. Menggunakan APD lengkap
b. Memadamkan api searah dengan arah angin
c. Memposisikan tubuh dengan benar cara memegang APAR
d. Memeriksa APAR sebelum menggunakannya

5.2 Saran
Saran untuk praktikum APAR, yaitu :
1. APAR sebaiknya diperiksa secara rutin agar APAR selalu siap pada saat praktikum
akan dilaksanakan
2. Bagi mahasiswa yang tidak sedang praktikum, khususnya yang memiliki penyakit
sesak nafas harus menjauh dari api agar tidak terkena asap pada saat api dipadamkan
3. Sebaiknya lokasi praktikum ditempatkan jauh dari aktivitas kuliah agar asap tidak
menggangu
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, L. 2013. Modul praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran.


Surabaya. Politeknik Perkapalan Nergeri Surabaya.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/viewFile/6415/6193 diakses pada tanggal 5
Maret 2018 pukul 19.30
Isnaini, Sholihah.2009. Laporan khusus APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan Instalasi Hydrant
sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di area pabrik PT.
Petrokimia Gresik. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
TUGAS PENDAHULUAN

SOAL.

1. Sebutkan media pemadam kebakaran jenis apar beserta pejelasan masing-masing jenis!
2. Sebutkan dan jelaskan tipe apar beserta cara kerja masing-masing tipe yang ada!

JAWAB.

1. Terdapat 4 jenis media APAR yang paling umum digunakan, yaitu :


a. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan
tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran
Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang
dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).

b. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)


APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang
dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat
masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti
Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran
yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,
Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

c. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder


APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher
terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium
danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan
menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang
merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical
Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan
C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

d. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide (CO2)


APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan
bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan
pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B
(bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang
bertegangan).

2. Apar memiliki dua tipe konstruksi, antara lain :


a. Tipe Tabung Gas (Gas Container Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
b. Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Storage Pressure Type)
Adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya merupakan gas kering tanpa
bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung
pemadamnya dalam keadaan bertekanan

Anda mungkin juga menyukai