NIM. P1337420919060
1. Latar Belakang
Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau
pembengkakan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh.
Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign).
Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel
abnormal yang dapat terjadi pada payudara.
Mayoritas dari lesi yang terjadi pada mammae adalah benigna.
Hampir 40% dari pasien yang mengunjungi poliklinik dengan keluhan
pada mammae mempunyai lesi jinak. Perhatian yang lebih sering
diberikan pada lesi maligna karena kanker payudara merupakan lesi maligna
yang paling sering terjadi pada wanita di negara barat walaupun sebenarnya
insidens lesi benigna payudara adalah lebih tinggi berbanding lesi maligna.
Hampir semua etiologi tumor jinak payudara belum secara pasti. Namun,
berbagai penelitian beranggapan pengaruh hormonal merupakan pemicu
terjadinya tumor jinak payudara yang ada.
Salah satu penatlaksanaan yaitu dengan proses pembedahan, eksisi. Proses
pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan hanya pada
jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara.
2. WOC
(Terlampir)
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 36 tahun
No RM :
Ruang/Kamar : IBS/II
Jenis Operasi : Minor
Operator : dr. B
Dokter Anastesi : dr. H
Perawat Anastesi : Perawat T
Perawat Asisten : Perawat D
Perawat Sirkuler : Perawat R
Perawat Scrub : Perawat E
Diagnosa Pre Op : Tumor Mammae Dextra
Tindakan Operasi : Excisi
DS
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan takut untuk menjalani tindakan
operasi. Pasien mengatakan ada benjolan di payudara kanannya.
DO
Tekanan 143/85 Jantung Hb 14,0
Darah mmHg Inspeksi g/dL
Nadi 102 Ictus cordis tidak Ht 40,5 %
x/menit nampak.
AL 13,29
Palpasi 103/uL
Ictus cordis teraba di
RR 21 AT 652
x/menit intercosta V
103/uL
midklavikula.
GDS 96 g/dL
Perkusi
Terdapat suara redup Golongan B Rh +
Auskultasi Darah
Suhu 36.3oC Terdengar bunyi HBsAG Negatif
jantung I dan II, tidak
SpO2 99% Anti HIV Non
ada murmur dan
Reaktif
gallop.
BB 53 kg Anti HCV Negatif
EKSTREMITAS :
Ekstremitas atas
Tangan kanan
terpasang infus RL 20
tpm, tidak terdapat
kelemahan anggota
gerak atas. Tidak ada
edema
Ekstremitas bawah
Kaki tidak terdapat
kelemahan anggota
gerak. Tidak ada
edema.
1. Persiapan Operasi
a. Identitas pasien dan prosedur telah dikonfirmasi.
b. Marking telah dilakukan pada lembar pemeriksaan fisik, marking pada
mammae dextra
c. Informed consent telah ditanda tangani oleh pasien sendiri.
d. Telah dikonfirmasi bahwa pasien tidak memiliki alergi.
e. Pasien telah berpuasa sejak pukul 01.00 sehingga puasa telah
dilakukan selama ± 6 jam.
2. Daftar Masalah
No Tgl . jam Data focus Diagnosa Tgl Ttd
keperawatan teratasi
1 15 Oktober 2019 DS : pasien Ansietas 15 Okt
08.45 WIB mengatakan takut (Cemas) 2019
saat akan menjalani berhubungan
tindakan operasi dengan
untuk pertam ancaman pada
kalinya status
kesehatan
DO : saat ini
Pasien tegang, (tindakan
wajah pasien operasi)
tampak cemas
dan gelisah
TD : 143/85
mmHg
Nadi : 102
x/menit
RR : 21 x/menit
3. Rencana Keperawatan
Tgl /
No Dx. Kep Tujuan Intervensi Ttd
jam
1. 15 Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
Oktober Cemas) tindakan kecemasan pasien
2019/ berhubung keperawatan 2. Dorong klien untuk
08.45 an dengan selama 15 menit mengekspresikan
WIB ancaman diharapkan cemas ketakutan atau
pada status berkurang kekhawatiran yang
kesehatan dengan kriteria dialami
saat ini hasil : 3. Berikan informasi
(tindakan yang membantu
Terbina
operasi) menyingkirkan
hubungan
kekhawatiran klien
saling percaya
(menjelaskan
antara pasien
prosedur
dan perawat
pembedahan)
Pasien dapat
4. Pertahankan
mengekspresik
komunikasi terbuka
an ketakutan
dengan klien
atau
5. Libatkan peran dari
kekhawatiran
keluarga atau
tentang
sahabat klien,
pembedahan
sepanjang
yang akan
memungkinkan
dihadapinya
Pasien dapat 6. Ajarkan teknik
D Menggunakan relaksasi
teknik 7. Kolaborasi dengan
relaksasi tim medis untuk
I untuk pemberian
m menurunkan medikasi pre-
p cemas anesthesi
l Pasien 8. Kaji tekanan darah,
e mengungkapk status pernapasan,
m an bahwa nadi dan status
tingkat psikologis pasien
kecemasannya
sudah hilang
atau berkurang
Pasien
mengatakan
siap untuk
menjalani
operasi.
4. Implementasi
Tgl /
No Tindakan keperawatan Respon Ttd
jam
1. 15 1. Mengkaji tingkat 1.
Oktober kecemasan pasien dan S: Pasien mengatakan
2019/ 2. mendorong klien untuk cemas
08.45 mengekspresikan O:
WIB ketakutan atau Pasien mengalami
kekhawatiran yang tingkat kecemasan
dialami sedang
3. Memberikan informasi Pasien
yang membantu mengekspresikan
menyingkirkan kecemasan dengan
kekhawatiran klien mengatakan secara
(menjelaskan prosedur) verbal, pasien
4. Mempertahankan komunikatif
komunikasi terbuka 2, 3, 4
dengan klien S: pasien mengatakn
5. Mengajarkan teknik cemas sedikit
relaksasi berkurang
6. Mengkaji tekanan O: Pasien mengontrol
darah, status cemas dengan beridoa
pernapasan, nadi dan dan napas dalam
status psikologis pasien
5, 6
S: pasien mengatakan
sedikit takut
O: Pasien tampak
tegang, raut wajah
gelisah dan cemas
TD : 143/85 mmHg
Nadi : 102 x/menit
RR : 21 x/menit
4. Catatan Perkembangan
Diagnosa
Tgl/ jam Catatan perkembangan Ttd
keperawatan
15 Oktober Ansietas (Cemas) S
2019 2019/ berhubungan dengan Pasien mengatakan cemasnya
09.00 WIB ancaman pada status terhadap tindakan operasi sudah
kesehatan saat ini berkurang
(Tindakan operasi) O
Pasien lebih tenang, namun
ada raut wajah cemas dan
gelisah
TD. 136/88 mHg
N. 74 x/mnt
RR. 21 x/mnt
A
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
III. INTRA OPERASI
TGL OPERASI : 15 Oktober 2019 TEKNIK ANASTESI JENIS OBAT OBAT LAIN
Analgesik post op :
Ketorolac30 mg/8
jam
Propofol 10 cc
Fentanyl 2cc
Ketamin 1 cc
Midazolam 3cc
Ketorolac 1 cc
Urine -cc
BALANCE + 417cc
1
4. S:-
O: Tidak terjadi
gangguan
keseimbangan cairan
Balance cairan +350 cc
5. S:-
O: Perdarahan dapat
diminimalisir
2. 15 1. Melakukan teknik 1, 2, 3, 4
Oktober steril pada setiap S: -
2019/ tindakan O: Teknik aseptic telah
09.10 2. Melakukan drapping dilakukan, membatasi
WIB 3. Batasi personil operasi mobilisasi keluar
(maks 10 orang) masuk ruangan saat
4. Desinfeksi lokasi operasi sedang
operasi berlangsung. Drapping
5. Memonitor tanda- telah dilakukan dengan
tanda infeksi pada menggunakan 5 duk
klien operasi, untuk :
7. Lakukan manajemen
1. Menutupi bagian
prosedure operasi
atas, secara
horizontal
2. Menutupi bagian
bawah, secara
horizontal
3. Menutupi bagian
samping secara
vertical
5.
S:-
O: Suhu 36 C
Tidak terdapat tanda-
tanda infeksi
Insisi pada payudara
kanan
6.
S:-
O: Telah dilakukan
sign in, time out, sign
out selama tindakan
operasi.
Sign out: Jumlah alat
dipakai:
Jumlah alat selesai:
4. Catatan Perkembangan
Diagnosa
Tgl/ jam Catatan perkembangan Ttd
keperawatan
15 Oktober Resiko S:-
O: TD 130/87 mmHg
2019/ ketidakefektifan pola
HR 80 x/menit
09.10 WIB naps b.d kelemahan
SpO2 99%
neuromuskular Klien diposisikan head thin
chin lift
diberi O2 fask mask 6 lpm
perdarahan
Darah keluar 150 cc
TD : 130/87 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36º C
SaO2 : 100 %
A :Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Suhu 36 C
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
IV. POST OPERASI
Pengkajian
DS
-
DS
Ny. I dipindahkan ke recovery room pada pukul 10.10 post tindakan
Excisi dengan General Anestesi masih tampak lemah, terdapat luka
post tindakan excisi yang dibalut dengan kassa dan hepavic
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
HR : 87 x/menit
RR : 20 x/menit
SaO2 : 99%
Aktivitas Motorik
Mampu 2 2 2
menggerakkan 4
ekstremitas atas
perintah maupun
tidak
Mampu 1
menggerakan 2
ekstremitas atas
perintah maupun
tidak
Tidak mampu 0
menggerakkan
ekstremitas
Warna Kulit
Kemerahan/ pink 2 1 1
Pucat 1
Sianosis 0
JUMLAH 8 9
WAKTU PUKUL : PUKUL :
10.10 WIB 10.30 WIB
6. Rencana Keperawatan
Tgl /
No Dx. Kep Tujuan Intervensi Ttd
jam
1. 15 Resiko Setelah dilakukan 1. Pindahkan klien
Oktober cedera : tindakan dengan aman.
2019/ jatuh keperawatan 2. Sediakan
10.40 berhubung selama 15 menit lingkungan yang
WIB an dengan diaharapkan aman untuk klien
anastesi, cedera jatuh tidak 3. Pasang side rail
proses terjadi, dengan tempat tidur.
pemindaha kriteria hasil : 4. Pasang lebel
n pasien Klien terbebas kuning pada bed
dari cedera klien
jatuh 5. Posisikan klien
Tidak terjadi sesuai dengan jenis
abserasi kulit anastesi yang
akibat diberikan
pemindahan
Tgl /
No Tindakan keperawatan Respon Ttd
jam
1. 15 1. Memindahkan klien 1. S: -
Oktober dengan aman. O: klien berhasil
2019/ 2. Menyediakan dipindahkan ke bed
11.10 lingkungan yang aman dengan aman
WIB untuk klien 2. S:-
3. Mengatur posisi pada O: Klien berada di
klien ruang pemulihan, side
rell terpasang
3. S:-
O: Diposisikan supine
7. Catatan Perkembangan
Diagnosa
Tgl/ jam Catatan perkembangan Ttd
keperawatan
15 Oktober Resiko cedera : jatuh S:
2019/ 11.10 berhubungan dengan Pasien mengatakan sudah tidak
WIB anastesi, proses lagi merasa pusing atau
pemindahan pasien mengantuk.
O:
Klien di pindahkan dengan
aman, side rile terpasang
Skor Aldrete :8
TD: 128/80 mmHg
Suhu : 36,5oC, SaO2 = 100%
RR: 20 kali/menit, HR: 80
x/menit
Posisi tidur terlentang
A
Masalah teratasi
P:
Advis dokter anastesi:
Program cairan RL 20 tpm
Injeksi ketorolac 3x1 ampul
per IV
Jika mual beri ondansentron
1 ampul IV
Pindah ke ruangan perawatan
BAB III
PEMBAHASAN
1. Analisa Kasus
Klien Ny. A dengan keluhan ada tumor di payudara kanan, melakukan operasi
excisi. Klien cemas karena ini pengalaman pertama klien, klien mengatakan
masih kurang mengerti gambaran proses operasi, klien takut apabila saat
operasi terjadi hal yang tidak diinginkan.
Berdasar pengkajian, ditemukan diagnosa keperawatan sebagi berikut:
PRE OPERASI
Ansietas (Cemas) berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan saat ini
(tindakan operasi)
INTRA OPERASI
Kerusakan integritas jaringan b.d
Resiko infeksi b.d prosedur pembedahan dan trauma jaringan
POST OPERASI
Resiko cedera : jatuh berhubungan dengan anastesi, proses pemindahan pasien
INTRA OPERASI
Pasien yang sudah mendapat prosedur anestesi akan memasuki fase
intrabedah. Fokus tujuan pada fase ini adalah optimalisasi hasil pembedahan
dan penurunan risiko cedera. Ruang lingkup keperawatan intrabedah yang
dilaksanakan perawat perioperatif meliputi manajemen pengaturan posisi,
optimalisasi peran asisten pertama beah (pada beberapa kondisi di rumah sakit
di Indonesia memberlakukan perawat sebagai asisten pertama/ first assistance),
optimalisasi peran perawat instrumen, dan optimalisasi peran perawat sirkulasi.
Perawat instrumen mempunyai peran agar proses pembedahan dapat
dilakukan secara efektif dan efesien (lihat modalitas peran perawat instrumen
pada bab sebelumnya). Pada pelaksanaannya, perawat instrumen harus
memiliki keterampilan psikomotor, keterampilan manual, dan keterampilan
interpersonal yang kuat, yang diperlukan untuk mengikuti setiap jensi
pembedahan yang berbeda-beda dan mengadaptasikan antara keterampilan
yang dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang
dilakukan dokter bedah dan asisten bedah. Tanggung jawab yang penting dari
perawat instrumen adalah menjaga kesterilan lingkungan bedah agar tidak
meningkatkan risiko infeksi intraoperatif. Perawat sirkulasi merupakan
penghubung antara zona steril dengan zona di luarnya. Peran lainnya adalah
menurunkan risiko cedera intraoperatif dimulai dari pengaturan posisi bedah
sampai selesai pembedahan.
Dengan melaksanakan proseduroperasi dengan benar mulai dari sign in-
time out- sign out dapat mengurangi risiko cedera intra operatif. Dengan
melaksankan manajemen aseptik diharapkan mapu menurunkan kejadian
infeksi.
POST OPERASI
Dengan melakukan pemindahan pasien dengan amn yaitu perawat
memindahkan pasien ke dengan menggunakan brankar dengan pagar
terpasang, pasien biasanya sadar namun masih lemah diharapkan mampu
mencegah terjadinya cidera.