Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENCEGAHAN

DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGEMASAAN SELANG PEMADAM KEBAKARAN

KELOMPOK :4
NAMA : KARTIKA INDIRA PUTRI
NRP : 0516040100
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api
dan menyebabkan kerugian. Api dinyatakan dengan keterangan: gas bercahaya yang di
akibatkan oleh terjadinya reaksi kimia pembentukan atau penguraian persenyawaan.
Secara sederhana dapat dikatakan kebakaran adalah pembakaran atau suatu reaksi antara
bahan yang dapat terbakar dengan oksigen,dalam keadaan sedemikian rupa sehingga
timbul panas dan api dan menyebabkan kerugian
Bahaya kebakaran harus dipahami oleh setiap orang karena kebakaran biasa terjadi
dimana-mana, selain merugikan diri sendiri juga orang lain, kebakaran yang terjadi
dirumah tangga biasa mengganggu tetangga sebelah, kebakaran dibengkel sekolah akan
merugikan pihak sekolah.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran Pemerintah mengeluarkan
undang-undang UU No. 1 Tahun 1970 “Dengan perundangan ditetapkan persyaratan
keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”.
Hydrant merupakan salah satu alat pemadam yang wajib dipasang pada gedung-
gedung. Hydrant merupakan sebuah terminal air bantuan darurat ketika terjadi kebakaran.
Hydrant juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana
kebakaran melanda. Pada saat terjadinya peristiwa kebakaran Fire hydrant harus mudah
terlihat dan segera dapat dipergunakan. Komponen yang paling penting dari hydrant yaitu
fire hose atau selang pemadam. Dalam praktikum sistem penanggulangan dan pencegahan
kebakaran disini kita akan membahas bagaimana cara menggulung selang dengan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengaplikasikan perawatan pemadam kebakaran sesuai teori dengan
benar?
2. Bagaimana cara mengaplikasikan penggulugan selang pemadam kebarakan sesuai teori
dengan benar?
1.3 Tujuan
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori perawatan
peralatan pemadam kebakaan.
TIK : Mahasiswa mapu memahami tentang prosedur penggulungan
selang pemadam kebakaran.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan perawatan peralatan pemadam kebakaran sesuai
teori dengan benar.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan penggulungan selang pemadam kebakaran sesuai
teori dengan benar.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Fire Hose


Fire Hose adalah selang tekanan tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya
(seperti busa ) ke api untuk memadamkannya. Fire Hose terdiridari 2 jenis, yaitu Fire Hose
yang dipasang indoor dan Fire hose yang dipasang outdoor. Fire hose indoor dipasang
permanen pada pipa tegak atau pipa system bangunan sedangkan Fire hose outdoor
dipasang pada mobil pemadam kebakaran atau fire hydrant.

Selang air pemadam biasanya dibuat secara khusus sesuai dengan fungsi yang
diperlukan dalam tugas pemdaman kebakaran. Syarat-syarat selang air pemadam
kebakaran yang baik adalah sebagai berikut :
a. Harus kuat menahan tekanan yang tinggi.
b. Harus dilapisi bahan tahan api.
c. Tahan gesekan.
d. Tahan pengaruh zat kimia.
e. Mempunyai sifat-sifat yang kuat, ringan dan elastis.

Karena syarat yang diperlukan di atas maka semua selang air yang digunakan untuk
pemadam dibuat secara berlapis-lapis. Lapisan pertama sebelah dalam, biasanya dibuat
dari bahan latex murni yang diolah dengan kuat, licin dan rata. Dengan demikian lapisan
sebelah dalam merupakan lapisan yang kuat menahan tekanan air yang tinggi, serta
memungkinkan air mengalir dengan sempurna. Lapisan tengah dapat dibuat dari benang-
benang sintetis yang dianyam sedemikian rupa sehingga menjadi satu dengan lapisan yang
kuat dan tahan gesekan. Sedangkan lapisan luar dibuat dari benang sintetis dan tetoron,
diolah secara khusus dengan bahan karet. Selanjutnya seluruh lapisan diperkuat dengan
bahan sintetis fiber sehungga komposisi lapisan menjadi eastis dan kuat, serta tetap ringan
dan tahan terhadap panas.

Selang-selang air tersebut dibuat dalam berbagai ukuran, baik panjang maupun
diameternya. Yang digunakan di kapal-kapal pada umumnya dengan ukuran panjang 15,
20 dan 30 meter dengan diameter 1,5” – 3”. Jumlah maupun macamnya telah ditentukan
sesuai dengan besar-kecilnya, demikian juga dengan perlengkapan coupling dan nozzle-
nozzlenya.

Untuk memudahkan penggunaan selang air harus disimpan dalam keadaan


tergantung sedemikian rupa, agar sewaktu-waktu jika diperlukan dapat cepat terpasang,
serta aman bagi petugasnya. Cara-cara menggulung selang air pada gambar berikut.
Sebelum disimpan di tempat penyimpanannya, selang yang selesai digunakan perlu
dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat seperti sisa oli dan sebagainya.

2.2 Jenis-jenis selang pemadam kebakaran


Sebelum mengetahui teknik pengemasan selang pemadam kebakaran, lebih baik
diketahui terlebih dahulu jenis-jenis selang pemadam kebakaran. Berikut ini merupakan
jenis-jenis selang menurut sistem kelasnya :
a. Sistem kelas I
Pada sistem ini, sistem harus menyediakan sambungan selang ukuran 63,5mm untuk
pasokan air yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran dan mereka yang
terlatih.
b. Sistem kelas II
Sistem harus menyediakan kotak selang ukuran 38,2mm untuk memasok air yang
digunakan terutama oleh penghuni bangunan atau petugas pemadam kebakaran selama
tidak awal.
c. Sistem kelas III
Sistem harus menyediakan selang ukuran 38,2mm untuk memasok air yang digunakan
oleh penghuni bangunan dan sambungan selang ukuran 63,5mm untuk memasok air
dengan volume yang lebih besar untuk digunakan oleh petugas pemadam kebakaran
atau mereka yang terlatih.
2.3 Perlengkapan selang pemadam kebakaran (Fire Hose)
Perlengkapan selang pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :
1. Penyambung selang (Coupling)
Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle dan pipa outlet/inlet keadaan
pemadam yang berfungsi untuk menghubungkan/ menyambung :
a. Dari satu selang ke selang lain
b. Dari selang ke nozzle
c. Dari selang penghisap ke strainer
d. Dari selang ke discharge pipa pengeluaran dari mesin pompa
e. Dari selang ke hydrant
Bahan coupling adalah dari alumunium alloy dan atau kuningan.

Jenis-jenis coupling terdiri dari :

a. Ztors coupling yang digunakan oleh unit PKP-PK


b. Instantenous coupling
c. Marts coupling

Bagian dari coupling :

a. Clamp fitting
b. Tail piece

Gambar 2.4 Coupling


2. Saringan selang penghisap (strainer)
Merupakan saringan yang dipasang pada selang penghisap (suction hose) dengan tujuan
mencegah benda masuk seperti rumput, batu, dll ke pompa.

Gambar 2.5 Strainer

3. Nozzle (pemancar)
Merupakan pemancar atau penyemprot air maupun bahan pemadam api lainnya. Jenis-
jenis nozzle adalah sebagai berikut :
a. Plain nozzle (khusus untuk memancarkan air dalam bentuk pancaran padat)
b. Variabel jet nozzle (dilengkapi dengan tuas pengontrol)
c. Foam nozzle (khusus untuk pancaran busa)
d. Fog nozzle (dibuat khusus untuk mendapatkan bentuk pancaran pengabut)
e. Cellar nozzle (ujungnya panjang dan terdapat lubang-lubang, nozzle ini berputar)

Gambar 2.6 Nozzle

4. Cabang (branch coupling)


Merupakan penghubung selang yang bercabang. Jenis-jenis branch coupling adalah
sebagai berikut :
a. Wye connection
b. Siemese connection/collection branching
c. Coupling adaptor

Gambar 2.7 Branch Coupling

5. Kunci coupling
Merupakan alat untuk mengikat atau mengencangkan dan melepaskan dua buah
coupling. Jenis kunci coupling antara lain universal spanner dan universal suction
spanner.
Gambar 2.8 Kunci Coupling

6. Pelindung selang
a. Suction pad (pelindung suction hose)
b. Chafing block (pelindung delivery hose)
c. Hose bridge (pelindung delivery hose)
d. Hose jacket (pelindung delivery hose)

2.4 Cara menggulung Selang


a. Teknik single roll
Teknik ini sangat sederhana, baik dari cara menggulung maupun mempergunakannya.
Caranya adalah memulai dari melipat satu ujung selang, pastikan memulai pada bagian
ujung selang male coupling. Saat selesai menggulung pastikan female coupling berada
pada bagian luar gulungan tersebut.

Gambar 2.8 Teknik Single Roll


b. Teknik double roll
Caranya adalah dengan menyatukan kedua ujung selang (mempertemukan antara
ujung satu dan ujung lainnya) setelah itu geser ujung selang bagian atas kurang lebih
20-25cm. Kemudian pindahkan posisi kita ke lipatan selang dan kemudian gulung
secara padat dan rapi hingga ke ujung.
Gambar 2.9 Teknik Double Roll
c. Self-locking twin donut rol

Gambar 2.10 Self-locking twin donut rol


d. Flaking (dilipat)

Gambar 2.11 Teknik Flaking (Melipat)

e. Model angka 8 (figure of eight)

Gambar 2.12 Teknik Figure of Eight


2.5 Prinsip menggelar selang pemadam kebakaran
1. Arah lemparan dari sumber air ke arah api
2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir
3. Selang tidak boleh ditarik atau diseret sepanjang permukaan tanah
4. Untuk selang gulungan
 Dengan dilemparkan mendatar ke bawah
 Dengan dibawa berjalan (khusus instantaneous coupling)
2.6 Prinsip melingkar selang
1. Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan
2. Buang air dalam selang dari sumber air ke arah api
3. Gulung selang dari arah api ke sumber air
4. Letakkan coupling dalam gulungan tunggal/ganda
2.7 Kerusakan selang
Penyebab kerusakan selang antara lain :
1. Gesekan (Abrasi)
Rusaknya selang akibat adanya gesekan air dengan volume yang besar saat dilakukan
proses pemadaman.
2. Lapuk (Mildew)
Terjadi apabila selang masih dalam keadaan basah disimpan dalam waktu yang lama,
akhirnya lapuk.
3. Kejutan (Shock)
Terjadi apabila selang tidak digunakan dalam waktu yang lama, tiba-tiba digunakan
langsung dengan volume yang besar.
4. Asam, minyak, pelumas, bahan bakar
Mengakibatkan pengeroposan secara perlahan.
5. Injury by heat
6. Injury by freezing
2.8 Perawatan selang
1. Selang pemadam harus sering digunakan untuk pelatihan
2. Keringkan sebelum digunakan
3. Perhatikan cara membuka selang pemadam
4. Minimalkan penarikan pada selang pemadam
5. Simpan selang pemadam dengan benar
BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Selang pemadam kebakaran
3.1.2 Bahan
1. Air
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1. Penggulungan Tunggal

MULAI

Ambil selang pemadam.

Tempatkan selang dalam keadaan


datar dan lurus pada tanah.

Tempatkan titik tengah dengan


menggulung kopling female
sampao kopling male.

SELESAI

3.2.2 Penggulungan Ganda


MULAI

Ambil selang pemadam.

A
A

Tempatkan selang dalam keadaan


datar dan lurus pada tanah.

Sejajarkan panjang kopling male


dengan kopling female.

Lipat ujung atas dan gulung


menuju kopling, nantinya
menciptakan gulungan ganda.

SELESAI

3.2.3 Self-locking Twin-doughnut hose roll

MULAI

Ambil selang pemadam.

Tempatkan selang dalam keadaan


datar dan lurus pada tanah.

Sejajarkan panjang kopling male


dengan kopling female.

B
B

Buka sedikit bagian atas selang


(bukan kopling) kesamping, lalu
selang menyambung diarahkan
menuju bagian kopling, Gulung
hingga mencapai kopling.

Sisipkan loop dari loop 1 ke loop


yang ke 2.

SELESAI

3.2.4 Pelipatan silang

MULAI

Ambil selang pemadam.

Tempatkan selang dalam keadaan


datar dan lurus pada tanah.

Lipat ujung kanan dan kiri dari


kopling, lalu lipat lipatan kiri
atau kanan menuju arah
sebaliknya.

SELESAI
3.2.5 Pelipatan seperti angka 8

MULAI

Ambil selang pemadam.

Lakukan seperti penggulungan


ganda.

Setelah menjadi 2 gulungan,


pisah gulungan dan membentuk
angka 8.

SELESAI
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hasil Praktikum

Pada praktikum penggulungan selang pemadam, mahasiswa hanya melakukan satu


metode penggulungan dari keempat metode yang diujikan dengan diberikan waktu
maksimal 5 menit. Penggulungan selang dilakukan secara berkelompok dengan anggota 2
orang tiap kelompok.
Saya bersama dengan Denia Annisa I’ip Nur Hasanah mendapatkan penggulungan
selang dengan metode angka 8. Berikut adalah prosedur praktikum penggulungan selang
dengan metode angka 8 yang telah kami laksanakan :
1. Membuat pola angka 8 dari selang yang sudah dibentangkan lurus memanjang dan rapi.

Gambar 4.1 Pembentukan pola


2. Melakukan penggulungan dengan dasar pola angka 8.

Gambar 4.2 Penggulungan selang


3. Meneruskan pola dengan memastikan bahwa tidak ada lipatan dan posisi selang dalam
kondisi yang benar.

Gambar 4.3 Penggulungan lanjutan


4. Memastikan bahwa selang tidak ada yang kendor.

Gambar 4.4 Pengecekan selang


5. Mengunci gulungan dengan memutarkan salah satu bagian (Hose LK) dibagian
perpotongan gulungan selang.

Gambar 4.5 Penguncian gulungan


6. Mengencangkan serta memastikan kunci gulungan agar ketika dibawa tidak sampai
terlepas.

Gambar 4.6 Pengencangan kunci gulungan


7. Mengakhiri proses penguncian dengan cara memasukkan bagian ujung satu sama lain
(hose Lk kedalam hose Pr)

Gambar 4.7 Penggabungan ujung selang

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari video praktikum yang telah diunggah dengan
alamat
https://drive.google.com/open?id=1uWZeceUZl_TP41a4rvNHpepcTUStCVdH
4.2 Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang terdapat pada saat praktikum penggulungan selang dengan metode
angka 8, yaitu :
1. Kram pada kaki, hal tersebut terjadi dikarenakan ketika melakukan penggulungan
selang dengan metode angka 8 posisi tubuh kita diharuskan untuk jongkok dalam waktu
yang sedikit lama.
2. Keseleo pada otot tangan, hal tersebut terjadi karena ketika melakukan penggulungan
dengan metode angka 8 kita diharuskan untuk menarik selang yang sudah tergelar,
tersebut dilakukan hingga selang habis, jadi cukup ,membutuhkan tenaga yang besar
untuk melakukannya.

4.3 Pembahasan
Praktikan melakukan praktikum penggulungan selang hydrant sesuai prosedur dan
disesuaikan dengan kondisi ketika berada di lapangan. Terdapat berbagai metode dalam
menggulung menggulung selang hydrant. Namun, yang dipilih dalam praktikum ini adalah
metode angka 8 , double roll, double roll doughnut, dan safe locking karena dirasa paling
sering diaplikasikan ketika di lapangan. Kegiatan penggulungan dilakukan secara
berpasangan.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan selama proses penggulungan yang seringkali
dapat menyebabkan kesalahan saat proses penggulungan selang. Berikut ini adalah
beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses penggulungan selang :
1. Perhatikan jarak antara ujung selang ketika proses penggulungan, karena
ketidaktepatan dalam menentukan jarak akan berpengaruh pada hasil gulungan
selang.
2. Perhatikan garis lurus selama proses penggulungan karena bila tidak, hasil
gulungan akan menjadi tidak rapi.
3. Harus kuat dalam proses penggulungan agar hasil akhir gulungan tidak longgar.
4. Pada saat proses penggulungan metode angka 8 salah dalam menentukan panjang
sekang yang digunakan sebagai pengunci akhir, sehingga kuncinya longgar.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses penggulungan selang hydrant harus dilakukan sesuai prosedur dan


mempertimbangkan hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan pada tiap metode.
2. Posisi tubuh sangatlah menentukan karena ketika salah, maka akan menyebabkan
kelelahan yang berakibat hilangnya focus sehingga hasil penggulungannya tidak
maksimal dan bisa jadi menyebabkan PAK pada saat penggulungan.
3. Gunakan metode penggulungan selang yang sering diaplikasikan dan mudah digunakan
saat proses pemadaman.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan, yaitu :

1. Posisi praktikan pada saat menggulung harus ergonomic dan dalam praktikan dalam
keadaan rileks, tidak tergesa-gesa sehingga tidak menyebabkan kesalahan dan
mengakibatkan sesuatu yang tidak diinginkan.
2. Dalam melakukan penggulungan selang, selang tidak boleh diinjak, maupun terkena
gesekan yang terlalu keras agar selang tidak cepat rusak dan bocor.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Modul Perlengkapan Kebakaran
Handoko Lukman, SKM 2009 Buku Petunjuk Praktek Automatic Fire Extinguisher Laboratory.
Surabaya. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
https://www.bromoindo.com/fire-hose-penggunaan-dan-cara-menggulungnya/ diakses pada
24 April 2018 pukul 21.00
TUGAS PENDAHULUAN

SOAL
1. Sebutkan Jenis-jenis selang pemadam kebakaran
2. Apa yang dimaksud dengan hoserell ?
3. Sebutkan perlengkapan selang pemadam kebakaran dan jelaskan masing-masing !

JAWAB
1. Berikut jenis-jenis selang pemadam kebakaran :
a. Attack Hose Type
Attack Hose Type adalah kain yang tertutup dan bersifat fleksibel serta digunakan
untuk membawa air dari tempat penyimpanan air (resevoir) ke nozzle . Selang ini
memiliki nilai diameter dalam sekitar 1,5-3 inchi ( 38-76 mm ) dan dirancang untuk
beroperasi pada tekanan sampai sekitar 400 psi ( 2.760 kPa ) . Panjang standar Attack
Hose Type adalah 50 kaki ( 15,24 m ) .
b. Supply and Relay Hoses Type
Supply and Relay Hoses Type memiliki berdiameter yang besar, tertutup kain,
fleksibel yang digunakan untuk membawa air dari hidran yang jauh ke tempat
penyimpanan air (resevoir) atau untuk menyampaikan air dari resevoir lain melalui
jarak jauh. Selang ini memiliki nilai diameter dalam sekitar 3,5-5,0 inchi ( 89-127
mm ). Supply and Relay Hoses dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 300
psi ( 2.070 kPa ) untuk diameter yang lebih kecil dan sampai 200 psi ( 1.380 kPa )
untuk diameter yang lebih besar . Panjang standar Supply and Relay Hoses adalah
100 ft ( 30,48 m ).
c. Forestry Hose Type
Forestry Hose Type adalah kain yang tertutup yang bersifat fleksibel dan digunakan
untuk melawan kebakaran di rumput, semak-semak, dan pohon-pohon di mana
selang ringan diperlukan untuk manuver di medan curam atau kasar. Forestry Hose
Type memiliki diameter sekitar 1,0-1,5 inchi ( 25 dan 38 mm ) dan dirancang untuk
beroperasi pada tekanan sampai sekitar 450 psi ( 3.100 kPa ) . Panjang standar adalah
100 ft ( 30,48 m ).
d. Booster Hose Type
Booster Hose Type adalah berbahan karet tertutup, berdinding tebal , dan bersifat
fleksibel yang dapat digunakan untuk memerangi kebakaran kecil . Ini
mempertahankan penampang bulat ketika tidak di bawah tekanan dan biasanya
dilakukan pada jalur di resevoir, bukannya disimpan datar. Booster hose memiliki
diameter sekitar 0,75 dan 1,0 inchi ( 19 dan 25 mm ) diameter nominal dalam dan
dirancang untuk beroperasi pada tekanan sampai 800 psi ( 5.520 kPa ) . Panjang
standar Booster hose adalah 100 ft ( 30,48 m ) .
e. Suction Hose Type
Suction Hose Type disebut selang hisap keras yang terbuat dari karet tertutup, selang
semi- kaku dengan logam internal yang bala bantuan. Hal ini digunakan untuk
menyedot air dari sumber-sumber tanpa tekanan seperti kolam atau sungai dengan
cara vakum. Selang hisap berkisar pada nominal diameter 2,5-6,0 inchi ( 64-152 mm
). Panjang standar suction hose type adalah 10 kaki ( 3,05 m ).

2. Hoserell adalah spindle silinder yang terbuat dari metal, fiberglass, atau plastik dan
digunakan untuk menyimpan selang. Penggunaannya dalam kebakaran, hoserell dapat
digunakan untuk menggulung selang kebakaran dengan mundanh dengan tuas
disamping hoserell tersebut.

3. Perlengkapan selang kebakaran


1. Selang kebakaran
Selang tekanan tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya (seperti busa ) ke
api untuk memadamkannya
2. Male Coupling
Kopling laki-laki atau male coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan selang kebakaran dengan nozzleagar tidak mudah terlepas ketika ada
aliran air yang mengalir.
3. Female Coupling
Kopling perempuan atau female coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan hidran tegak dengan selang kebakaran agar tidak mudah terlepas
ketika ada aliran air yang mengalir.

Anda mungkin juga menyukai