Knalpot 1
Knalpot 1
SKRIPSI
Martinus Putra
0806338374
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
DEPOK
JULI 2012
SKRIPSI
Martinus Putra
0806338374
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
DEPOK
JULI 2012
ii
NPM : 0806338374
Tanda Tangan :
Tanggal : 2012
iii
DEWAN PENGUJI
Tanggal : 2012
iv
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan rahmat dan
bimbingannya selama saya mengerjakan skripsi ini sehingga dapat selesai tepat
waktu. Selain itu, saya juga ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu segala sesuatunya dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu :
1. Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng, M.Sc selaku pembimbing skripsi. Terima kasih
atas segala bimbingan dan pembelajaran yang telah diberikan selama ini.
2. Gunawan, S.T, M.T dan M.Baqi, S.T, M.T yang telah memberikan segala
pengetahuan dan pengalaman selama kegiatan perkuliahan.
3. Sigit Pamungkas sebagai partner kerja dalam melakukan penelitian ini.
Terima kasih atas kerja-samanya dan semoga semakin sukses
4. Kepada seluruh keluarga yang tercinta, Haris Widjaja, Lucia Tjandrawati,
Maria Leonita, dan Christina Natalia yang telah memberikan kasih sayang,
perhatian dan dukungan tanpa batas dari saya kecil hingga sampai saat ini.
5. Kepada Ragil Tri Indrawati dan Edwin Dwi Novianto atas segala kerja sama,
semangat dan dukungan selama masa perkuliahan kapal. Begitu juga dengan
teman-teman Naval Architecture UI 2008 yang makin kompak.
6. "Brother from another mother", Julius Antoni, Albertus Barca, dan Edwin
Handoko atas segala semangat dan kegembiraan selama masa muda kita.
7. Segenap keluarga Antiokhia MKK : Dennise, Vicky, Mario, Dian, Otto,
Basted, Cinthia, Ivan, Ellen, Fabian, Rejem, Donny, Revi, Ozie, Verena atas
segala perjuangan yang telah kita lalui bersama di dalam Antiokhia MKK
yang menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan sepanjang masa.
8. Ignatia Theodora Niken Hidyarni yang telah memberikan semangat,
dukungan, cinta dan doa selama 3 tahun terakhir. Semoga segala sesuatunya
berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana-Nya.
9. Last but not least, Bapak Partono Bunadi dan Bapak Rendra Pramono dari
PT. Dharma Polimetal yang telah memprakarsai penelitian ini.
Depok , Juli 2012
Martinus Putra
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan media
(database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya
pribadi.
Dibuat di : Depok
Tanggal : 2012
Yang menyatakan,
Martinus Putra
vi
vii
Klotok boat is the main means of transport in remote areas of Borneo that
prioritizes the rivers as a link rural areas to the outside world. In daily life, these
boats are very loud noise and when exposed to noise in a set period of time can
cause hearing loss. Therefore, the design of the exhaust becomes very important
to muffle the sound. On the other hand, the exhaust will also affect the engine
performance. However, two things are mutually compensated so it should look for
the exhaust design that can reduce noise and increase engine performance. In this
research would be seen the effect of changes in the exhaust stream by modifying
one of 4 muffler exhaust muffler. From the result showed that the exhaust pipe 3
is able to increase the power variation of 0.5 HP with a decrease in value as much
as 404 Pa backpressure. Besides exhaust variation 3 is also able to produce
audible noise below 90 dB. Also able to save fuel as much as 3% of the standard
exhaust. From these results it can be seen that the variation 3 is the best
modification.
Key words: klotok boat, noise, exhaust backpressure, the flow of exhaust gas,
exhaust gas temperature.
viii
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH...................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... vii
ABSTRACT.................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4 Batasan Penelitian .......................................................................... 4
1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 5
ix
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Penelitian ....................................................................... 70
5.2 Diskusi Penelitian ....................................................................... 74
xi
xii
1 Universitas Indonesia
suara yang dihasilkan dari mesin berbunyi tok-tok-tok-tok dalam frekuensi yang
sangat cepat, biasanya berkapasistas 8-16 HP (tenaga kuda) dengan ukuran perahu
1-5 GT (gross tonnage)[9]. Bunyi yang dihasilkan tersebut sangat berisik
sehingga dapat dikategorikan sebagai polusi suara, dimana polusi suara ini lama
kelamaan dapat merugikan kesehatan manusia.
Grafik Bobot Sektor Angkutan Sungai, Darat, dan Lainnya
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa penggunaan angkutan sungai lebih
banyak sedikit daripada angkutan darat sampai pada tahun 2008. Dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia maka kebutuhan pokok di setiap
daerah menjadi semakin meningkat sehingga penggunaan kapal klotok menjadi
bertambah banyak setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan polusi suara yang tidak
berkurang malahan bertambah sehingga dibutuhkan suatu penelitan khusus untuk
dapat mengurangi kebisingan tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2009
disebutkan bahwa batas maksimal kebisingan motor bermesin di bawah 80 cc
adalah 80 desibel (dB) dan motor bermesin 80-175 cc maksimal 90 dB.
Sedangkan untuk yang bermesin diatas 175 cc kebisingan tak boleh lebih dari 90
dB. Maka dari itu, dibutuhkan suatu penelitian untuk dapat menemukan jawaban
untuk dapat mengurangi polusi suara yang dihasilkannya. Penelitian ini akan
berfokus terhadap pengembangan muffler sehingga ke depannya dapat diketahui
muffler seperti apa yang paling baik.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Pengumpulan data
Setelah peralatan eksperimen berhasil disusun, maka pengambilan
data dapat segera dilakukan pada mesin 10 HP. Karena data yang akan
diambil pada penelitian ini cukup banyak maka dibutuhkan waktu yang
Universitas Indonesia
cukup lama setiap kali dilakukan pengambilan data dan juga pengambilan
data ini dilakukan terus menerus hingga seluruh data yang diharapkan
sudah didapatkan.
4. Pengolahan data
Dari data yang diambil maka dapat dilakukan perhitungan secara
teoritis berdasarkan apa yang tertera di dasar teori. Diharapkan setelah
seluruh data yang didapatkan sudah diolah dan dibuat grafiknya, maka
dapat dihasilkan suatu pemaparan yang lebih jelas mengenai karakteristik
muffler.
5. Analisis data
Dari hasil grafik yang didapatkan maka akan dapat ditarik
kesimpulan suatu karakteristik knalpot yang lebih baik daripada knalpot
standard dengan beberapa parameter yang sudah ditetapkan. Parameter
tersebut adalah kebisingan knalpot, insertion loss, kecepatan suara, debit
gas buang, tenaga mesin. torsi mesin, backpressure, dan konsumsi bahan
bakar. Dari seluruh parameter tersebut akan dibuat suatu penilaian
terhadap efeknya perubahan aliran gas buang yang nanti akan ditotal
nilainya.
Universitas Indonesia
BAB III Bab ini menjelaskan mengenai rancangan alat uji, peralatan-
peralatan pendukung dalam pengujian, kondisi dalam pengujian
serta prosedur pengujian dan pengambilan data.
BAB IV Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data, menampilkan
data penelitian, grafik yang didapat dari pengujian, hasil dari
pengujian serta analisis dari hasil penelitian.
BAB V Bab ini merupakan bab penutup, pada bab ini diberikan
kesimpulan serta saran seandainya penelitian ini akan dilanjutkan
suatu saat sehingga memperoleh hasil yang lebih akurat.
Universitas Indonesia
7 Universitas Indonesia
Ketika piston sudah melewati TMA dan mulai untuk bergerak ke bawah
dari dari lubang silinder, pergerakan ini menciptakan daya sedot dan kemudian
menarik udara ke dalam silinder.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada gambar di atas terdapat diagram p-V siklus Otto ideal. Langkah hisap
(1-2) dan langkah buang (6-1) terjadi dalam kondisi tekanan konstan dan tidak
berpengaruh terhadap besarnya kerja yang dapat dihasilkan. Selama langkah
kompresi (2-3) terjadi, kerja diberikan kepada campuran udara-bahan bakar oleh
piston. Jika diasumsikan bahwa tidak terdapat panas yang masuk ketika proses
kompresi berlangsung, maka dapat diketahui hubungan antara perubahan volume
dan perubahan tekanan dan temperatur dari persamaan entropi gas.
Universitas Indonesia
Perlu diketahui bahwa rasio daripada volume pada awal kompresi dengan
volume pada akhir kompresi disebut rasio kompresi (r), sehingga,
P3/P2 = r
-1
T3/T2 = r
Dimana P adalah tekanan , T adalah temperatur dan (gamma) merupakan ratio
daripada kalor spesifik. Selama proses pembakaran (3-4), volume dijaga konstan
dan kalor dilepaskan sehingga terjadi perubahan temperatur,
T4 = T3+ f * Q/cv
Disini Q merupakan kalor yang dilepaskan dan f merupakan rasio antara udara-
bahan bakar dalam pembakaran, dan cv adalah kalor spesifik ketika volume
konstan. Dari persamaan kesetimbangan, dapat diketahui bahwa
P4 = P3 * (T4/T3)
Ketika langkah kerja (4-5) berlangsung, kerja dihasilkan oleh gas hasil
pembakaran pada piston. Rasio ekspansi merupakan kebalikan dari rasio kompresi
sehingga,
P5 / P4 = r -
T5 / T4 = r (1- )
Kerja daripada mesin Otto dapat diketahui dengan cara menghitung luas yang
dihasilkan pada p-V diagram. Berhubung proses 2-3 dan 4-5 merupakan garis
lengkung atau kurva, maka akan lebih mudah menghitung kerja dengan
menggunakan persamaan berikut ini,
W = cv * [(T4-T3)-(T5-T2)]
Bila kerja mesin Otto ini dikalikan dengan banyaknya putaran mesin per detik
maka dapat diketahui besarnya tenaga yang dihasilkan dari mesin Otto,
P = W * cps
Dalam ilmu termodinamika, proses 2-3 dan 4-5 berlangsung secara
isentropik adiabatik, yang berarti bahwa pada proses tersebut entropi daripada
fluida yang bekerja tetap konstan dan tidak terjadi perpindahan panas dari dalam
atau pun dari luar atau sering juga diistilahkan dengan diinsulasi sempurna.
Sedangkan dalam proses 3-4 dan 5-6, proses isokhorik terjadi,yaitu proses dimana
Universitas Indonesia
volume daripada fluida yang bekerja dijaga konstan, maka dari itu terjadi
perubahan parameter tekanan dan temperatur daripada fluida kerja.
Pada kenyataannya, siklus mesin Otto yang terjadi tidak seperti yang
diperkirakan pada siklus ideal. Siklus aktual besarnya selalu lebih kecil daripada
siklus ideal. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak asumsi-asumsi yang
diberikan pada perhitungan siklus ideal yang sebenarnya asumsi tersebut secara
aktual terjadi dan mempengaruhi hasil perhitungan, terutama besarnya kerja yang
dilakukan oleh mesin Otto.
Pada gambar 2.8 dapat dilihat perubahan volume dan tekanan setiap waktu
pada mesin Otto 4 langkah. Terlihat bahwa terdapat garis-garis yang tidak selurus
Universitas Indonesia
pada diagram p-V ideal dan juga terdapat garis horizontal yang menunjukkan
tekanan atmosfir. Tekanan yang berada di bawah atmosfir dikenal dengan istilah
tekanan vakum, sedangkan garis dibawah diagram tersebut menunjukkan volume
silinder dan gerakan piston.
Langkah hisap terjadi pada titik A, dan tekanan semakin menurun hingga
piston mencapai TMA dan kembali ke TMB, tekanan vakum mulai tercipta yang
secara tidak langsung berfungsi untuk membuat campuran udara-bahan bakar
mengalir masuk ke dalam ruang bakar. Langkah ini terus berjalan hingga
beberapa derajat setelah piston melalui TMB dan berakhir pada titik B. Kemudian
langkah kompresi dimulai, dimana terjadi peningkatan tekanan dan penurunan
volume secara drastis dan loncatan bunga api dari busi muncul pada titik C.
Tekanan naik kembali secara mendadak ketika terjadi proses pembakaran (kurva
CD). Kenaikan tekanan tersebut mengakibatkan piston dapat kembali bergerak ke
arah TMB dan gas sisa pembakaran terekspansi ketika piston bergerak ke TMB.
Tekanan nya menurun ketika volumenya bertambah dari D ke E. Langkah
pembuangan dimulai pada titik E, beberapa derajat sebelum TMB. Tekanan nya
turun mendadak hingga piston mencapai TMB. Dan ketika piston kembali
bergerak menuju TMA , terjadi sedikit penurunan tekanan ketika gas sisa
pembakaran akan dibuang. Langkah pembuangan terus berlanjut hingga beberapa
derajat setelah TMA sampai pada titik G sehingga terjadi fenomena overlapping,
yang mengakibatkan gas sisa pembakaran terdorong keluar silinder akibat mulai
masuknya campuran udara-bahan bakar.
Universitas Indonesia
2.1.5.3 Overlapping
Pada diagram valve timing dan silinder di atas, katup masuk mulai terbuka
o
30 sebelum TMA atau sebelum piston memulai langkah hisap. Hal ini
dimaksudkan agar katup mulai terbuka duluan secara perlahan sehingga ketika
piston mencapai TMA, katup akan sudah terbuka secara penuh, sehingga
campuran udara-bahan bakar bisa masuk sepenuhnya ke dalam ruang bakar untuk
menghasilkan pembakaran agar dapat menciptakan suatu kerja mesin yang
optimal.
Setelah piston mencapai dan melewati TMA, katup buang masih sedikit
terbuka dan mulai tertutup secara perlahan. Gas sisa yang masih terbakar pada
Universitas Indonesia
mulut pipa mengandung column inertia yang besar. Pada putaran mesin yang
tinggi, terjadi fenomena pembilasan akibat column inertia. Dimana gaya tersebut
membantu menarik campuran udara-bahan bakar ke dalam ruang bakar selama
peristiwa overlap terjadi. Setelah 30o dari TMA, katup buang akan tertutup
sepenuhnya.
Langkah hisap terus terjadi ketika piston menuju TMB dan menarik
campuran udara-bahan bakar ke dalam silinder hingga mencapai TMB dan
kembali bergerak menuju TMA untuk melakukan langkah kompresi. Jika katup
masuk tertutup lebih dahulu ketika piston mencapai TMB, maka akan terjadi
kehilangan energi ketika mesin berada pada putaran tinggi. Hal ini terjadi karena
langkah hisap masih akan terus berjalan dan membentuk energi kinetik serta terus
mengisi ruang bakar. Kurang lebih sekitar 700 setelah TMB, katup masuk akan
tertutup dan langkah hisap selesai. Menurut diagram di atas, dapat dihitung bahwa
katup masuk terbuka selama 2800 putaran crankshaft.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gas buang ini akan dengan cepat menuju primary header pipe/ kepala pipa
knalpot yang kemudian akan menuju ke dalam muffler/ knalpot. Di dalam knalpot
ini, gas buang kembali berekspansi seiring dengan menjalarnya gelombang
tekanan tersebut ke seluruh bagian dalam knalpot sesuai rancangan nya dan
berakhir keluar di tail-pipe/ mulut knalpot.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
biasa terdapat 21% oksigen, 78% nitrogen, dan sisanya merupakan campuran
daripada gas-gas yang lain. Apabila kadar volume oksigen hanya sekitar 1/5 dari
volume udara total, maka suatu mesin membutuhkan jumlah volume udara 5
kalinya agar mendapatkan kadar oksigen yang dibutuhkan untuk menciptakan
suatu pembakaran yang sempurna. Secara teoritis, suatu mesin standar akan
memiliki tenaga maksimum yang sebanding dengan jumlah udara yang masuk ke
dalam ruang bakar. Ini berarti bahwa mesin berkapasitas 80 cc akan menghasilkan
tenaga maksimum yang sama dengan mesin berkapasitas 100 cc apabila volume
udara yang mengalir ke dalam ruang bakar adalah sama.
Salah satu isu yang menjadi bagian penting dari rancangan sistem
pembuangan adalah hubungan antara volume aliran gas dan kecepatan aliran gas.
Suatu mesin membutuhkan kecepatan aliran setinggi mungkin untuk
menghasilkan respons throttle yang cepat dan torsi antara rentang low-mid dari
kurva tenaga. Mesin yang sama juga membutuhkan aliran volume gas sebanyak
mungkin antara rentang mid-high untuk menghasilkan performa yang maksimal.
Ketika katup buang terbuka terjadi gelombang energi yang muncul akibat
berekspansinya gas pembakaran secara cepat. Gelombang ini masuk ke dalam
pipa pembuangan menuju keluar dengan kecepatan 390-510 m/s. Gelombang ini
merupakan energi murni yang mirip dengan gelombang kejut dari suatu ledakan.
Secara simultan, gelombang energi dan gas sisa pembakaran masuk ke dalam pipa
pembuangan menuju keluar dengan kecepatan yang lebih rendah yaitu 45-90 m/s.
Biasanya tenaga maksimum dicapai ketika kecepatan gas sebesar 72-90 m/s.
Karena gelombang energi bergerak 5 kali lebih cepat dari gas sisa
pembakaran, maka gelombang energi akan tiba lebih dahulu daripada gas sisa
pembakarannya. Ketika gelombang energi tersebut menemui suatu daerah
bertekanan rendah seperti pipa dengan diameter yang lebih besar dan knalpot
dengan diameter yang lebih besar, suatu gelombang pemecah terpantul kembali
menuju katup buang tanpa mengalami kerugian kehilangan kecepatan gas buang.
Gelombang balik yang kembali mengarah ke katup buang berhadapan
dengan gas buang sehingga keduanya saling melewati satu sama lain, dengan
sedikit kehilangan energi dan turbulensi kemudian terus melanjutkan gerakan
masing-masing. Saat yang paling kritis pada langkah buang adalah saat dimana
Universitas Indonesia
gelombang balik tersebut datang, efeknya akan berbeda bila gelombang balik
tersebut datang ketika katup buang terbuka dan tertutup. Jika katup buang tertutup
ketika gelombang balik datang, maka gelombang tersebut akan terpantul kembali
ke arah keluaran knalpot dan mendisipasi energi ketika melakukan gerakan bolak
balik. Ketika katup buang terbuka dan gelombang tersebut datang, efek aliran gas
buangnya tergantung pada bagian dimana gelombang tersebut menumbuk katup
buang yang terbuka.
Sebenarnya terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku dari
gas buang. Gelombang harmonic, amplifikasi gelombang, dan penggagalan
gelombang mempengaruhi skema daripada sistem pembuangan. Interaksi dari
semua variable ini sangat kompleks sehingga sangat sulit untuk dipelajari
sepenuhnya secara bersamaan. Hingga sekarang belum ditemukan suatu
persamaan yang dapat menghasilkan suatu rancangan sistem pembuangan yang
sempurna. Bahkan sebuah rancangan di dalam komputer harus melalu uji dyno,
track, dan uji jalan untuk menentukkan konfigurasi sistem yang dibutuhkan untuk
hasil tertentu. Perlu diingat bahwa pilihan dan kombinasi dari karburator, saringan
udara, camshaft, pemantik, dan sistem pembuangan yang digunakan dengan
hubungan yang tepat satu sama lain dalam suatu aplikasi berkendara akan selalu
menghasilkan kualitas yang paling baik.
2.2.1 Kebisingan
Kebisingan adalah suatu keadaan dimana terdapat suara-suara dan getaran-
getaran yang tidak diinginkan. Suara muncul akibat perubahan tekanan pada suatu
media (udara), yang disebabkan oleh getaran atau turbulensi. Amplitudo dari
perubahan tekanan ini dinyatakan sebagai level suara dan perubahan dari level
tersebut juga berpengaruh terhadap frekuensi suaranya. Level suara diukur dalam
satuan desibel (dB) yang merupakan skala logaritmik pada perubahan tekanan
terhadap suatu tingkat tekanan tertentu. Efek daripada kebisingan ini biasanya
dipengaruhi oleh durasi dan tingkat dari kebisingan itu sendiri. Dalam durasi yang
lama dengan tingkat kebisingan yang tinggi akan lebih merusak pendengaran dan
secara umum lebih dianggap menggangu [8].
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Insertion Loss , yaitu perbedaan antara dua tingkat tekanan suara yang
diukur pada titik yang sama sebelum dan setelah muffler diletakkan dalam
sistem
2. Dynamic Insertion, yaitu perbedaan antara dua tingkat tekanan suara yang
diukur ketika muffler beroperasi pada kondisi aliran rata-rata.
3. Transmission Loss, yaitu perbandingan antara tekanan suara antara
tekanan yang dihasilkan muffler dengan tekanan bunyi yang dihantarkan
oleh muffler.
4. Attenuation, yaitu penurunan tekanan bunyi dalam desibel antara dua titik
dalam sistem akustik. Penurunan ini diukur persatuan panjang saluran
pada sisi muffler, tetapi tidak terlalu dekat dengan ujung saluran dan
dikalikan dengan panjang total.
5. Noise Reduction, yaitu perbedaan antara tekanan suara yang diukur pada
inlet dan outlet muffler.
Menurut Munjal, et al. (1973), kriteria dari rancangan muffler adalah
sebagai berikut:
Mufflers dengan sekat pipa tambahan akan lebih baik daripada hanya
dengan sekat-sekat yang simpel
Tidak akan terdapat perbedaan yang signifikan pada insertion loss antara
muffler dengan sekat pipa tambahan dengan muffler yang menggunakan
sekat aliran balik
Semakin banyak jumlah sekat, maka nilai insertion loss akan semakin baik
Dalam panjang yang sama, peningkatan jumlah sekat secara umum akan
meningkatkan nilai insertion loss pada frekuensi tinggi tetapi akan bersifat
mengurangi pada frekuensi rendah
Semakin besar perbandingan luas penampang daripada sekat, semakin
besar pula nilai insertion loss.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Backpressure (psi)
Backpressure adalah tekanan static tambahan yang disebabkan oleh
knalpot pada mesin melalui hambatan pada aliran gas buang.[11]. Tekanan
ini hanya dapat berpengaruh ketika katup buang terbuka dan ketika terjadi
overlapping.
Universitas Indonesia
cepat gas buang mengalir maka semakin vakum suatu sistem dibuatnnya. Yang
diincar adalah untuk mendapatkan tekanan negatif sebesar-besarnya sebelum
overlapping terjadi.
Pada saat overlapping terjadi, terdapat gelombang tekanan yang mengarah
balik ke dalam mesin yang sering disebut dengan reversion. Gelombang ini lah
yang mengganggu sistem pemasukan udara-bahan bakar ketika overlapping
terjadi dengan mengurangi kadar oksigen yang masuk ke dalam silinder.
Berkurangnya kadar oksigen menyebabkan berkurangnya tenaga yang dihasilkan.
Dapat dilihat bahwa tekanan pada katup buang masih negatif tetapi makin lama
semakin hilang. Gelombang reversion ini akan mengurangi kecepatan aliran gas
buang karena tekanan gas buang sekarang harus mendorong tekanan daripada
gelombang ini untuk keluar. Berkurangnya kecepatan aliran gas buang berarti
semakin hilangnya tekanan negatif atau vakum.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
; Ö
Universitas Indonesia
;
....................................................................(1)
2. Kesetimbangan Momentum
Universitas Indonesia
ƒ„…†‡ˆ†‰Š
€ • ‚ €• ‚€ ‹
..........................(2)
3. Kesetimbangan Energi
Υ Υ
•• ‘ •‘ ‘
Ž € Ž € ....................................................(3)
4. Perubahan Entropi
–‘ —‘
• • ’“ ln ln ˜ 0................................(5)
–• —•
Universitas Indonesia
bersifat tetap (steady), adiabatis (tidak terdapat perpindahan kalor), dan terdapat
friksi antara fluida dengan penampang.
Gambar 2.26. Kontrol Volume Aliran Gas pada Luas Penampang Konstan
—• —‘
™• –• ™‘ –‘
......................................................(10)
Universitas Indonesia
Dengan asumsi bahwa aliran ini bersifat satu dimensi, maka gaya yang bekerja
pada fluida adalah friksi dengan dinding penampang sehingga berdasarkan hukum
kesetimbangan momentum menghasilkan,
£ §¨ £ ¨ £š ............................................(11)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Efek friksi pada properti aliran Fanno dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Perhatikan bahwa efek gesekan pada kebanyakan properti di aliran subsonik
saling berlawanan dengan aliran supersonik. Namun, efek daripada gesekan selalu
mengurangi besarnya tekanan stagnasi tidak pengaruh apakah aliran tersebut
subsonik atau supersonik. Tetapi gesekan tidak mempunyai efek apapun terhadap
temperatur stagnasi karena gesekan menyebabkan energi mekanik berubah
menjadi energi kalor.
Universitas Indonesia
42 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Alat ukur yang digunakan adalah sound level meter dengan merek Lutron SL-
4012 dengan spesifikasi seperti berikut ini,
SOUND LEVEL METER, Model : SL-4012
* 30 - 130 dB, Auto range, Manual range.
* Frequency & time weighting meet IEC 61672 class 2.
* A & C frequency weighting.
* Fast / Slow time weighting, Data hold.
* Peak hold, Memory (max., min.).
* Size : 268 x 68 x 29 mm.
Universitas Indonesia
Mengukur Tenaga pada Ban dari 1HP (0.76 kW) hingga 2,400 HP(1800
kW)
Mengukur Torsi pada Ban hingga 12,500 Nm.
Batas kecepatan maksimum sebesar 250 km/jam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dengan:
= Berat Jenis dari Fluida
g = Konstanta Gravitasi
p = Tekanan pada titik 1 dan 2
h = Ketinggian pada titik 1 dan 2
v = Kecepatan pada titik 1 dan 2
Apabila h1=h2, dan v=0, maka persamaan di atas dapat ditulis ulang menjadi,
dengan:
p2 - p1 = p
= gas . g
Maka besarnya kecepatan dapat diketahui dengan rumus,
; D . .D
Universitas Indonesia
Mesin
10 HP
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Body Inner
Universitas Indonesia
3. Input Pipe-Standard
4. Input Pipe-Variasi I
Universitas Indonesia
6. Input Pipe-Variasi IV
Universitas Indonesia
7. Transfer Pipe-Standard
8. Transfer Pipe-Variasi II
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Mulai
Studi Pustaka
Lap. Penelitian
Selesai
Universitas Indonesia
Desibel (dB)
Knalpot Knalpot Knalpot Knalpot Knalpot Knalpot
RPM
Lepas Standard V1 V2 V3 V4
1050 70.53 62.86 65.28 64.63 65.62 70.78
1545 81.2 67.28 70.29 68.88 69.79 73.23
2070 84.15 71.46 74.23 72.56 73.08 78.91
2550 85.41 73.47 78.34 75.18 75.48 82.06
3060 87.38 75.58 80.55 78.56 78.27 83.92
3540 89.43 78.04 82.42 82.66 81.74 86.12
4020 91.93 80.67 84.38 83.84 84.02 87.33
4515 95.06 84.45 86.23 86.55 86.87 89.44
5070 100.13 86.29 88.14 88.19 88.05 90.8
5550 102.22 87.65 90.25 90.44 89.68 92.62
59 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Backpressure (Pa)
Knalpot
RPM Knalpot V1 Knalpot V2 Knalpot V3 Knalpot V4
Standard
1050 74.556 64.746 35.316 45.126 98.1
1545 196.2 117.72 123.606 103.986 198.162
2070 329.616 325.692 255.06 251.136 286.452
2550 417.906 376.704 300.186 300.186 339.426
3060 596.448 421.83 406.134 376.704 412.02
3540 694.548 482.652 466.956 425.754 519.93
4020 788.724 541.512 559.17 508.158 759.294
4515 873.09 606.258 651.384 568.98 867.204
5070 977.076 672.966 763.218 688.662 1012.392
5550 1165.428 814.23 827.964 761.256 1088.91
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kebisingan untuk setiap kenaikan rpm nya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan
knalpot variasi 1 dan 2.
Kemudian pada grafik 3 dapat dilihat kecepatan suara gas buang untuk
setiap kenaikan putaran mesin. Kecepatan suara gas buang ini berasal dari suatu
fungsi temperatur. Ketika mesin tidak menggunakan knalpot, maka perubahan
yang terjadi untuk setiap kenaikan rpm tidak besar, rentang perubahannya berkisar
dari 359 - 399 m/s. Sedangkan untuk knalpot standard, nilainya berkisar dari 371-
495 m/s, untuk knalpot variasi 1 berkisar antara, 377-490 m/s, untuk variasi 2
antara 369-486 m/s , untuk variasi 3 dari 374-491 m/s, dan untuk knalpot variasi 4
berkisar dari 371-506 m/s.
Pada grafik 4 dapat dilihat efek perubahan aliran gas buang yang terjadi
terhadap nilai tekanan-balik (backpressure). Dari grafik di atas dapat dilihat
bahwa knalpot standard dan knalpot variasi 4 memiliki nilai tekanan balik yang
lebih besar dibandingkan dengan variasi lainnya. Nilai backpressure knalpot
standard > knalpot variasi 4 > knalpot variasi 2 > knalpot variasi 1 > knalpot
variasi 3. Nilai backpressure pada knalpot standard mencapai 1165 Pa, sedangkan
pada variasi 3 sebesar 761 Pa. Pada knalpot variasi 1 dan 2 mencapai 814 Pa dan
827 Pa dan pada knalpot variasi 4 mencapai 1088 Pa.
Selanjutnya pada grafik 5, dapat terlihat besarnya debit aliran gas buang
yang keluar dari knalpot. Dari sini diketahui bahwa nilai debit terbesar dimiliki
oleh knalpot variasi 4, diikuti dengan knalpot lepas, kemudian knalpot standar,
knalpot variasi 1, knalpot variasi 2, dan knalpot variasi 3. Dimana besarnya adalah
sebagai berikut, 0.01535 m3/s, 0.01382 m3/s, 0.01291 m3/s, 0.01196 m3/s,
0.01137 m3/s, dan 0.01031 m3/s.
Kemudian pada grafik 6 dapat diketahui konfigurasi knalpot mana yang
menghasilkan tenaga yang paling tinggi. Dari grafik ini dapat diketahui bahwa
tenaga tertinggi dimiliki pada knalpot variasi 3 yaitu sebesar 7.6 HP pada ban,
kemudian diikuti oleh variasi 2 yang mencapai tenaga 7.3 HP, lalu knalpot variasi
1 dan variasi 4 ternyata menghasilkan tenaga yang sama sebesar 7.2 HP, dan yang
terakhir adalah knalpot standar yang hanya mencapai 7.1 HP.
Pada grafik ketujuh dapat dilihat torsi yang dimiliki mesin akibat
perubahan aliran gas buang di dalam knalpot. Dapat dilihat bahwa torsi tertinggi
Universitas Indonesia
dimiliki oleh knalpot variasi 4 dimana nilai tertingginya adalah 8.54 Nm, diikuti
dengan variasi 3 sebesar 8.37 Nm, variasi 2 sebesar 8.24 Nm, variasi 1 sebesar
8.17 Nm dan knalpot standar sebesar 7.99 Nm.
Di dalam grafik 8 terdapat banyaknya pemakaian bahan bakar dalam
setiap kenaikan putaran mesin dari idle, middle, dan high. Secara garis besar, tidak
terdapat perbedaan yang cukup jauh antara knalpot std dengan seluruh variasi
knalpot lainnya. Akan tetapi dari keseluruhan hasil grafik terlihat bahwa knalpot
V3 mengkonsumsi bahan bakar yang lebih sedikit dibandingkan dengan knalpot
lainnya pada putaran mesin middle dan high. Sedangkan pada putaran mesin idle,
memang terlihat bahwa konsumsi bahan bakar paling sedikit dimiliki oleh knalpot
standar. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa efek perubahan aliran gas buang
akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar walaupun hanya sedikit. Percobaan
kali ini hanya dilakukan selama 5 menit sehingga hasilnya tidak terlalu signifkan
perbedaannya, apabila digunakan untuk jangka waktu yang panjang, tampaknya
knalpot V3 akan menghasilkan penggunaan bahan bakar yang paling sedikit. Pada
putaran menengah dan tinggi, knalpot V3 menghabiskan 21.67 ml dan 37.33 ml
bensin selama 5 menit. Pemakaian ini sedikit lebih kecil dibandingkan dengan
variasi lainnya sebanyak 1-2 ml.
Universitas Indonesia
70 Universitas Indonesia
Karakteristik Knalpot V1
dB m3/s Pa dB m/s
RPM Desibel Flowrate Backpressure Insertion Loss Kecepatan Suara
1050 65.28 0.00319 64.746 5.25 377.13102
1545 70.29 0.00438 117.72 10.91 386.07775
2070 74.23 0.00587 325.692 9.92 410.97206
2550 78.34 0.00705 376.704 7.07 415.25009
3060 80.55 0.00795 421.83 6.83 418.33391
3540 82.42 0.00883 482.652 7.01 427.40492
4020 84.38 0.00968 541.512 7.55 453.1763
4515 86.23 0.01058 606.258 8.83 465.11727
5070 88.14 0.01105 672.966 11.99 477.85323
5550 90.25 0.01196 814.23 11.97 490.83161
Karakteristik Knalpot V2
dB m3/s Pa dB m/s
RPM Desibel Flowrate Backpressure Insertion Loss Kecepatan Suara
1050 64.63 0.00281 35.316 5.9 369.54621
1545 68.88 0.00451 123.606 12.32 385.14028
2070 72.56 0.00542 255.06 11.59 403.57543
2550 75.18 0.00689 300.186 10.23 412.19192
3060 78.56 0.00759 406.134 8.82 418.14184
3540 82.66 0.00823 466.956 6.77 430.63491
4020 83.84 0.00924 559.17 8.09 446.74921
4515 86.55 0.00983 651.384 8.51 463.17017
5070 88.19 0.01063 763.218 11.94 473.71663
5550 90.44 0.01137 827.964 11.78 486.43387
Universitas Indonesia
Karakteristik Knalpot V3
dB m3/s Pa dB m/s
RPM Desibel Flowrate Backpressure Insertion Loss Kecepatan Suara
1050 65.62 0.00301 45.126 4.91 374.19069
1545 69.79 0.00405 103.986 11.41 390.11405
2070 73.08 0.00547 251.136 11.07 415.29845
2550 75.48 0.00615 300.186 9.93 419.34085
3060 78.27 0.00668 376.704 9.11 426.08722
3540 81.74 0.00733 425.754 7.69 444.22467
4020 84.02 0.00795 508.158 7.91 459.95035
4515 86.87 0.0087 568.98 8.19 474.18274
5070 88.05 0.00945 688.662 12.08 486.10346
5550 89.68 0.01031 761.256 12.54 491.36323
Karakteristik Knalpot V4
dB m3/s Pa dB m/s
RPM Desibel Flowrate Backpressure Insertion Loss Kecepatan Suara
1050 70.78 0.00405 98.1 0.25 371.71365
1545 73.23 0.00587 198.162 7.97 383.7298
2070 78.91 0.00713 286.452 5.24 407.14258
2550 82.06 0.00806 339.426 3.35 412.67886
3060 83.92 0.00948 412.02 3.46 426.51121
3540 86.12 0.01047 519.93 3.31 445.30837
4020 87.33 0.01191 759.294 4.6 464.7285
4515 89.44 0.013 867.204 5.62 476.71714
5070 90.8 0.01414 1012.392 9.33 491.6901
5550 92.62 0.01535 1088.91 9.6 506.26006
Universitas Indonesia
Kesimpulan
esimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan tenaga sebesar 0.5 HP diperlukan penurunan
backpressure sekitar 400 Pa
2. Terbukti bahwa untuk meningkatkan performa mesin dibutuhkan suatu
kompensasi yaitu meningkatnya kebisingan suara.
3. Knalpot variasi 4 memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan
knalpot lainnya ketika berada di rpm rendah. Namun ketika berada pada rpm
tinggi, tenaganya hilang akibat bertambah besarnya nilai backpressure secara
mendadak.
4. Knalpot variasi 3 merupakan knalpot yang performanya paling baik
dibandingkan
an yang lainnya karena mampu meningkatkan tenaga mesin
sebesar 0.5 HP dengan tingkat kebisingan suara yang cukup rendah, selain itu
pada grafik torsi dapat terlihat bahwa luasanya lebih besar, hal ini
menunjukkan bahwa knalpot ini memiliki tenaga yang cuku
cukup pada rentang
rpm yang lebar. Dan dari pemakaian konsumsi bahan bakar, knalpot V3
mampu menghasilkan penggunaan yang lebih hemat pada putaran mesin
menengah dan tinggi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
[3] Yasuda, Takashi, et al.2010. Predictions and experimental studies of tail pipe
noise of an automotive muffler using a one dimensional CFD model. Journal of
Applied Acoustic 71,pp 701-707, Elsevier.
[6] MacKenzie, Dower & Chen (1992), The Going Rate, World Resources
Institute, www.wri.org, p. 21.
[7] Homberger, Kell & Perkins (1992), Fundamentals of Traffic Engineering, 13th
edition, Institute of Transportation Studies, UCB (www.its.berkeley.edu), p. 31-3
[8] Suter, Alice H. Noise and its Effects, Administrative Conference of The
United States, November 1991
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Data Mentah
Knalpot Lepas
Universitas Indonesia
Knalpot Standar
Universitas Indonesia
Knalpot Variasi 1
Universitas Indonesia
Knalpot Variasi 2
Universitas Indonesia
Knalpot Variasi 3
Universitas Indonesia
Knalpot Variasi 4
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Knalpot V1 1 2 3 Rata-rata
Idle 11 12 12 11.666667
RPM Middle 25 23 25 24.333333
High 40 37 40 39
Knalpot V2 1 2 3 Rata-rata
Idle 12 12 12 12
RPM Middle 24 24 23 23.666667
High 37 39 39 38.333333
Knalpot V3 1 2 3 Rata-rata
Idle 12 12 12 12
RPM Middle 21 22 22 21.666667
High 37 37 38 37.333333
Knalpot V4 1 2 3 Rata-rata
Idle 13 12 13 12.666667
RPM Middle 24 23 24 23.666667
High 39 37 39 38.333333
Universitas Indonesia