Anda di halaman 1dari 9

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KONDISI FISIK PERMUKIMAN PENDUDUK DI PESISIR PANTAI TELUK PALU


Syarifuddin *

Abstract
A house is a basic need for each family to reach a prosperity and familiy future. Physical of house
is one of determining factor to get a healthy house. This paper, describe physical of a house of
Palu Town inhibitant near Palu bay in 2003 in terms of city development and architectural rule. The
physical of a house which is observed such as : area of the house and yard, type of building
material and house wall condition, type of slab and roof material, the existence of ventilation,
lighting condition inside the house, and condition of drainage. The report is conducted through
descriptive and analytical approach.
The result of this research shows that the physical condition of a house in Palu bay costal area
can be categorized as semi-permanent house, which can be seen from wall material majority
made of medium quality wood, cement- finish floor, and asbestos roof.
Keywords: house, physical of house, Palu town

Abstrak
Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus dipenuhi setiap keluarga
(KK), dalam mencapai kesejahteraan hidup dan masa depan keluarga. Kondisi fisik rumah
tinggal merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai rumah tinggal yang sehat. Tulisan
ini mendeskripsikan kondisi fisik rumah tinggal penduduk Kota Palu disekitar Pantai Teluk Palu
tahun 2003, terkait perkembangan kota dan kaidah arsitektural. Kondisi fisik rumah tinggal
penduduk yang ditinjau meliputi: luas pekarangan dan rumah, jenis bahan dan kondisi tembok
rumah, jenis bahan lantai dan atap rumah, keberadaan ventilasi rumah, kondisi pencahayaan
dalam rumah, dan drainase lingkungan rumah tinggal. Uraian disampaikan secara deskriptif-
analitis.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa Kondisi fisik rumah di Pesisir Pantai Teluk Palu digolongkan
sebagai kategori semi permanen, yang tercermin dari jenis bahan dinding rumah mayoritas
terbuat dari papan kayu berkwalitas sedang, berlantai plester (semen PC/Aci), dengan jenis
bahan atap seng/asbes.
Kata kunci: rumah tinggal, kondisi fisik rumah tinggal, Kota Palu

1. Pendahuluan terwujudnya masyarakat dan


Perumahan dan permukiman lingkungan yang berjati diri, mandiri,
merupakan salah satu sektor strategis dan produktif bagi setiap
dalam upaya membangun manusia orang/keluarga, telah ditetapkan
Indonesia seutuhnya. Disamping menjadi visi penyelengaraan
sebagai salah satu kebutuhan dasar perumahan dan pemukiman di
(basic need) manusia, “papan” juga Indonesia sampai dengan Tahun 2020
berfungsi strategis di dalam mendukung (Anonimus, 2002: 4).
terselenggaranya pendidikan keluarga, Sebuah lingkungan permukiman
persemaian budaya, dan peningkatan yang sehat, aman, harmonis dan
kwalitas generasi yang akan datang berkelanjutan merupakan idaman
yang berjati diri. Pemenuhan kebutuhan setiap orang untuk mencapai
perumahan yang layak dan terjangkau kesejahteraan hidup dan menjamin
di dalam lingkungan pemukiman yang kesehatan keluarga. Faktor penentu dari
sehat, aman, harmonis, dan lingkungan permukiman tersebut
berkelanjutan guna mendukung meliputi kondisi fisik rumah tinggal

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Kondisi Fisik Perumahan Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu
(Syarifuddin)

beserta lingkungan di sekitarnya, pola secara tersirat mengandung banyak


hidup individu dan komunitas, kondisi permasalahan yang terkait dengan
sosial - ekonomi - budaya, dan keragaman wilayah maupun
dukungan dari pemerintah (melalui keragaman dinamika penghuninya.
penyediaan prasarana dan sarana Permukiman adalah perumahan
pelayanan). dengan segala isi dan kegiatan yang
Sampai dengan saat ini Kota Palu ada didalamnya. Perumahan
sedang mengalami pertumbuhan dan merupakan wadah fisik, sedang
perkembangan fisik yang cukup pesat. permukiman merupakan paduan
Pesatnya pertumbuhan fisik ditandai antara wadah dengan isinya, yaitu
oleh cepatnya pertambahan bangunan manusia yang hidup bermasyarakat
baru, perubahan penggunaan lahan dengan unsur budaya dan
(land use change), dan pemekaran lingkungannya. Permukiman
kota (urbanization), yang terutama berwawasan lingkungan merupakan
mengarah ke penggunaan lahan rumah permukiman yang mampu
tinggal dan tempat usaha. mengakomodasikan dan mendorong
Tulisan singkat ini disusun proses perkembangan kehidupan di
berdasarkan hasil penelitian yang dalamnya secara wajar dan seimbang
dilakukan di kawasan permukiman dengan memadukan kepentingan
pantai Kota Palu pada akhir tahun 2003. ekonomi, ekologi, dan sosial (Sudharto P.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Hadi, 2001: 104).
mengetahui kondisi fisik rumah tinggal
penduduk kawasan pantai Teluk Palu 2.2 Persyaratan rumah sehat
(yang didominasi oleh kampung Sehubungan dengan
nelayan) dikaitkan dengan persyaratan pembangunan perumahan, The
rumah sehat dan kaidah arsirtektur Committee on the Hygiene of Housing of
rumah layak huni. the American Public Health Association
telah menyarankan persyaratan pokok
2. Tinjauan Pustaka suatu rumah sehat adalah sebagai
2.1 Pengertian permukiman berikut (Eko Budihardjo (ed), 1992: 67):
Sekalipun dalam pengertian yang a. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis,
sangat sederhana dan dalam waktu meliputi: suhu optimal di dalam
tertentu, setiap manusia di manapun di rumah, pencahayaan, perlindungan
dunia membutuhkan tempat tinggal. terhadap kebisingan, ventilasi yang
Baik di daerah bersuhu udara dingin baik, serta tersedianya ruangan
maupun bersuhu udara panas; di untuk latihan dan bermain bagi
daerah yang banyak turun hujan anak-anak;
maupun daerah gurun pasir; manusia b. Harus memenuhi kebutuhan
selalu membutuhkan dan membangun psikologis, meliputi: jaminan privasi
tempat berlindung ataupun tempat yang cukup, kesempatan dan
tinggal yang merupakan tempat kebebasan untuk kehidupan
kediaman yang secara umum disebut keluarga secara normal, hubungan
permukiman, dan secara khusus yang serasi antara orang tua dan
disebut sebagai bangunan rumah anak, terpenuhinya persyaratan
(Hudson, 1974; Hammond, 1979 dalam sopan-santun pergaulan dan
Su Ritohardoyo, 2000: 1). Dua aspek sebagainya;
penting dari pernyataan tersebut c. Dapat memberikan perlindungan
mempunyai makna: (1) permukiman terhadap penularan penyakit dan
mempunyai kedudukan penting dalam pencemaran, meliputi: penyediaan
memenuhi salah satu kebutuhan dasar air bersih yang memenuhi
manusia, disamping kebutuhan pangan, persyaratan, adanya fasilitas
pakaian/sandang, dan kebutuhan pembuangan air kotoran, tersedia
dasar lainnya; serta (2) dalam fasilitas untuk menyimpan makanan,
pemenuhan kebutuhan permukiman terhindar dari serangga/hama lain

191
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 190 - 198

yang mungkin dapat berperan dan Timur. Jumlah responden yang


penyebaran penyakit, dan digunakan dalam analisis sebanyak 72
sebagainya; responden. Metode pengolahan data
d. Dapat memberikan perlindungan/ penelitian meliputi klasifikasi, skoring dan
pencegahan terhadap bahaya tabulasi, sedangkan analisis data
kecelakaan dalam rumah, meliputi: menggunakan tabel frekwensi dan
konstruksi yang kuat, dapat tabel silang.
menghindarkan bahaya kebakaran,
pencegahan dari kemungkinan 4. Hasil dan Pembahasan
kecelakaan jatuh/kecelakaan Kondisi fisik Perumahan Penduduk di
makanis lainnya. Sekitar Pantai Teluk Palu
Oleh karena itu, sebuah rumah Variabel-variabel fisik rumah
tinggal sebaiknya tidak hanya tinggal yang ditinjau meliputi: luas
mementingkan dan menonjolkan pekarangan rumah, luas rumah
kondisi fisik rumah (baik model, bahan tinggal, jenis bahan dan kondisi
bangunan, letak, dan sebagainya), tembok rumah, jenis bahan lantai dan
akan tetapi perlu dipertimbangkan atap rumah, keberadaan ventilasi
pula fisik rumah yang mendukung rumah, kondisi pencahayaan dalam
terciptanya sebuah rumah sehat. rumah, dan drainase lingkungan rumah .
Variabel-variabel tersebut secara
3. Metode Penelitian langsung maupun tidak langsung
Penelitian dilakukan dengan berperanan terhadap aspek kesehatan
metode survey sampel. Data penelitian dan kesejahteraan penduduk yang
merupakan data primer yang menempati rumah.
dikumpulkan langsung di lapangan, Hasil penelitian yang telah
malalui wawancara (interview) dengan dilakukan diuraikan sebagai berikut:
menggunakan kwesioner yang telah
a. Luas pekarangan rumah
disusun dan dipersiapkan sebelumnya.
Pekarangan dapat diartikan
Sampel penelitian/responden
sebagai sebidang tanah darat terletak
ditentukan dengan cara acak/random.
langsung di sekitar rumah dengan
Sebagai responden dalam
batas-batas yang jelas, ditanami
penelitian ini meliputi warga (Kepala
dengan satu atau berbagai jenis
Keluarga/KK) yang tinggal dan tersebar
tanaman, dan masih merupakan
di 5 (lima) kelurahan Kota Palu, yaitu:
hubungan kepemilikan dan/atau
Kelurahan Silae dan Lere di Kecamatan
fungsional dengan rumah yang
Palu Barat, serta kelurahan Besusu Barat,
bersangkutan .
Talise dan Tondo di Kecamatan Palu

Tabel 1. Luas Pekarangan rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk
Palu (m2)
Kelurahan Talise
Luas
Pemilik
Tanah Kampung Besusu Kampung Kampung
Sekitar Tanah Jumlah
Pekarang Lere Barat Penggaram Tondo
Penggaraman Penggaram
an an
an
(m2)
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
<500 22 30,55 3 4,16 8 11,11 14 19,4 10 13,89 7 9,72 64 88,89
500 – 1000 0 0,00 1 1,39 1 1,39 0 4 3 4,16 0 0,00 5 6,94
1001 – 1500 0 0,00 1 1,39 1 1,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 2,78
1501 – 2000 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
>2000 0 0,00 1 1,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39

Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00


Sumber : Survei lapangan Tahun 2003

192
Kondisi Fisik Perumahan Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu
(Syarifuddin)

Tabel 2. Luas rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk Palu (m2)
Kelurahan Talise
Luas
Kampung Besusu Pemilik Kampung
Rumah Sekitar Kampung Jumlah
Lere Barat Tanah Tondo
Tinggal Penggaraman Penggaraman
Penggaraman
(m2)
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
<85 18 25,00 4 5,55 5 6,94 11 15,27 5 6,94 3 4,16 46 63,89
86 – 151 4 5,55 1 1,39 3 4,16 2 2,78 4 5,55 2 2,78 16 22,22
152 – 222 0 0,00 1 1,39 2 2,78 1 1,39 2 2,78 0 0,00 6 8,33
223 – 293 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39 1 1,39 2 2,78
>293 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39 1 1,39 2 2,78
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber : Survei lapangan Tahun 2003

Luas pekarangan rumah tinggal Berdasarkan Tabel 2 diketahui


menggambarkan jumlah keseluruhan mayoritas penduduk di sekitar Pantai
ukuran lahan/tanah yang berada di Teluk Palu mempunyai rumah tinggal
sekitarnya (termasuk rumah yang dengan luas <85 m 2 (63,89%), disusul
ditinggali) yang dimiliki dan/atau seluas 86-151 m2 (22,22%), sedangkan
dikuasai oleh Kepala Keluarga (KK), yang mempunyai luas rumah >151m 2
dalam satuan m2. Kondisi luas hanya sekitar 13,89%. Penduduk
pekarangan rumah tinggal penduduk dengan rumah tinggal cukup sempit
di sekitar Pantai Teluk Palu Tahun 2003 terutama terdapat di Kampung Nelayan
ditabelkan pada Tabel 1. Lere dan Kampung Penggaraman.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui c. Jenis bahan dan Kondisi tembok
bahwa hampir semua rumah tinggal rumah
penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu Tabel 3 menunjukan jenis bahan
mempunyai luas pekarangan <500 m2 dan kondisi tembok rumah tinggal
(88,89%), sedangkan yang mempunyai penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu.
luas pekarangan >500 m2 hanya sekitar Berdasarkan Tabel 3 diketahui mayoritas
11,11%. Seluruh rumah tinggal di tembok rumah penduduk berbahan
Kelurahan Lere, Kampung papan yang dipasang secara rapat
Penggaraman dan Kampung Tondo dengan kwalitas bahan sedang
bahkan seluruhnya mempunyai luas (40,28%), disusul tembok rumah
pekarangan <500 m2 (100,00%). permanen dengan bahan berupa
Kepemilikan lahan pekarangan batako/bata dan diplester ( 38,89%)
kecil/sempit merupakan salah satu ciri serta bahan papan tidak rapat dengan
penduduk daerah perkotaan, dimana kwalitas jelek (18,05%). Sedangkan
lahan cenderung menjadi lebih mahal rumah penduduk dengan jenis bahan
sebagai akibat tidak seimbangnya lain cukup kecil (hanya sekitar 2,78%).
ketersediaan lahan dengan kebutuhan Dilihat per lokasi penelitian/kelurahan
lahan yang selalu cenderung meningkat terdapat variasi bahan tembok rumah
dan semakin kompleks, serta selalu dari sederhana sampai permanen,
terjadinya fragmentasi kepemilikan terkecuali di kampung penggaraman
lahan melalui proses pewarisan ataupun yang relatif lebih buruk kondisi dan
proses jual-beli lahan. kwalitasnya. Hal ini kemungkinan
b. Luas rumah tinggal disebabkan status kepemilikan tanah di
Luas rumah tinggal kampung penggaraman keseluruhan
menggambarkan ukuran fisik rumah adalah pengindung (hak guna tanah),
tinggal penduduk, yang termasuk di sehingga sengaja tidak dibuat lebih
dalamnya ukuran rumah induk dan permanen.
keseluruhan ruang tambahan, dalam
d. Jenis bahan lantai rumah
satuan m2 . Kondisi luas rumah tinggal
Dilihat dari jenis bahan lantai
penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
rumahnya (Tabel 4) tampak bahwa
Tahun 2003 ditabelkan pada Tabel 2.

193
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 190 - 198

hampir semua rumah tinggal penduduk bahan, dan kemudahan dikerjakan


di sekitar Pantai Teluk Palu sudah sendiri.
diperkeras/bukan tanah (95,84%). Bahan e. Jenis atap rumah
perkerasan lantai rumah bervariasi, Jenis bahan untuk atap rumah
terdiri dari plester/aci sebanyak 63,89%, tinggal penduduk di sekitar pantai Teluk
papan kayu, 15,27%, Palu tercantum dalam Tabel 5. Hasil
keramik/teraso/marmer, 11,11%, penelitian menunjukan bahwa lebih dari
dan/atau ubin/tegel sebanyak 5,55%. setengah jumlah rumah tinggal
Prosentase lantai rumah tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk Palu
penduduk berupa tanah/belum (54,17%) berbahan atap seng/asbes,
diperkeras cukup kecil yaitu hanya selanjutnya disusul berbahan atap
sekitar 4,16%. Pemilihan perkerasan rumbia/sirap/alang-alang sebesar 25%
lantai rumah tinggal penduduk dengan dan kombinasi antara
plester/semen dan papan/kayu rumbia/sirap/alang-alang dengan
merupakan alternatif pilihan terbanyak plastik/seng/asbes sebanyak 12,50%.
disebabkan mudahnya bahan baku
didapatkan, terjangkaunya harga

Tabel 3. Jenis bahan dan kondisi tembok rumah tinggal penduduk Kota Palu Di sekitar
Pantai Teluk Palu
Kelurahan Talise
Jenis Bahan dan Kampung Besusu Pemilik Kampung
Sekitar Kampung Jumlah
Kondisi Tembok Lere Barat Tanah Tondo
Penggaraman Penggaraman
Rumah Tinggal Penggaraman
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Seadanya/Kwalit 1 1,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39
as bahan sangat
jelek Papan tidak 4 5,55 0 0,00 1 1,39 5 6,94 2 2,78 1 1,39 13 18,05
rapat/ Kwalitas
bahan je- lek
Papan rapat/Kwali- 8 11,11 3 4,16 3 4,16 9 12,50 3 4,16 3 4,16 29 40,28
tas bahan sedang
Kotangan (Batako/ 0 0,00 1 1,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39
bata dan papan)
Permanen (Bata 9 12,50 2 2,78 6 8,33 0 0,00 8 11,11 3 4,16 28 38,89
ko/bata diplester)
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber : Survei lapangan Tahun 2003

Tabel 4. Jenis bahan lantai rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk
Palu
Kelurahan Talise
Jenis Bahan Kampung Besusu Sekitar Pemilik Kampung
Kampung Jumlah
Lantai Rumah Lere Barat Penggarama Tanah Tondo
Penggaraman
Tinggal n Penggaraman
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tanah/tanpa 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 4,16 0 0,00 0 0,00 3 4,16
alas
Papan/kayu 7 9,72 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4 5,55 0 0,00 11 15,27
Plester (semen 12 16,6 5 6,94 5 6,94 11 15,2 6 8,33 7 9,72 46 63,89
PC/aci) 7 7
Ubin/tegel biasa 2 1 1,39 1 1,39 0 0 0,00 0 0,00 4 5,55
Keramik/Teras 1 2,78 0 0,00 4 5,55 0 0,00 3 4,16 0 0,00 8 11,11
o/ Marmer 1,39 0,00
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber : Survei lapangan Tahun 2003

194
Kondisi Fisik Perumahan Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu
(Syarifuddin)

Tabel 5. Jenis bahan atap rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai Teluk
Palu
Kelurahan Talise
Jenis Bahan Kampung Besusu Pemilik Kampung
Sekitar Kampung Jumlah
Atap Rumah Lere Barat Tanah Tondo
Penggaraman Penggaraman
Tinggal Penggaraman
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Rumba/Sirap/ 6 8,33 1 1,39 0 0,00 7 9,72 2 2,78 2 2,78 18 25,00
Alang-alang
Rumbia/Sirap/ 0 0,00 0 0,00 1 1,39 4 5,55 2 2,78 2 2,78 9 12,50
Alang-alang +
Plastik/Seng/
Asbes
Seng/Asbes 16 22,22 5 6,94 6 8,33 3 4,16 7 9,72 2 2,78 39 54,17
keseluruhan
Seng/Asbes + 0 0,00 0 0,00 3 4,16 0 0,00 1 1,39 1 1,39 5 6,94
Genting
Benting/Beton 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39 1 0,00 1 1,39
keseluruhan
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber: Survei lapangan Tahun 2003

Tabel 6. Keberadaan ventilasi rumah tinggal penduduk Kota Palu di sekitar Pantai
Teluk Palu
Kelurahan Talise
Keberadaan
Kampung Besusu Pemilik Kampung
Ventilasi Sekitar Kampung Jumlah
Lere Barat Tanah Tondo
Rumah Penggaraman Penggaraman
Penggaraman
Tinggal
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12 (13) (14) (15)
)
Tanpa jendela 0 0,00 0 0,00 3 4,16 0 0,00 0 0,00 1 1,39 4 5,55
sama sekali
Jendela tidak 3 4,16 0 0,00 2 2,78 3 4,16 0 0,00 0 0,00 8 11,11
permanen
Jendela perma- 6 8,33 2 2,78 0 0,00 5 6,94 4 5,55 3 4,16 20 27,78
nen kecil
Jendela perma- 11 15,27 4 5,55 4 5,55 6 8,33 5 6,94 3 4,16 33 45,83
nen sedang
Jendela perma- 2 2,78 0 0,00 1 1,39 0 0,00 4 5,55 0 0,00 7 9,72
nen luas
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber: Survei lapangan Tahun 2003

Tabel 7. Kondisi pencahayaan alami dalam rumah tinggal penduduk Kota Palu di
sekitar Pantai Teluk Palu
Kelurahan Talise
Pemilik
Pencahayaan Kampun Besusu Sekitar Kampung Kampung
Tanah Jumlah
Dalam Rumah g Lere Barat Penggaram- Penggaram- Tondo
Penggaram-
Tinggal an an
an
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tidak ada/gelap 0 0,00 0 0,00 1 1,39 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,39
Kurang/tidak 3 4,16 0 0,00 2 2,78 0 0,00 1 1,39 2 2,78 8 11,11
jelas
Sedang/kurang 9 12,50 1 1,39 1 1,39 6 8,33 4 5,55 2 2,78 23 31,94
Jelas
Cukup/jelas 8 11,11 4 5,55 4 5,55 8 11,11 7 9,72 3 4,16 34 47,22
Sangat cukup/ 2 2,78 1 1,39 2 2,78 0 0,00 1 1,39 0 0,00 6 8,33
sangat jelas
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00

195
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 190 - 198

Tabel 8. Keberadaan drainase air limbah dan air hujan rumah tinggal penduduk Kota
Palu di sekitar Pantai Teluk Palu
Kelurahan Talise
Pemilik
Drainase Air Kampung Besusu Sekitar Kampung Kampung
Tanah Jumlah
Limbah/Air Hujan Lere Barat Penggaram- Penggaram- Tondo
Penggaram-
Rumah Tinggal an an
an
f % f % f % f % f % f % N %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12 (13) (14) (15)
)
Tidak terdapat 13 18,05 0 0,00 5 6,94 9 12,50 7 9,72 4 5,55 38 52,78
saluran/drainase
Saluran/drainase 4 5,55 0 0,00 2 2,78 4 5,55 1 1,39 1 1,39 12 16,67
dari tanah
Saluran/drainase 4 5,55 1 1,39 2 2,78 1 1,39 0 0,00 1 1,39 9 12,50
kurang
permanen
Saluran/drainase 1 1,39 4 5,55 1 1,39 0 0,00 3 4,16 1 1,39 10 13,89
permanen
Saluran/draina- 0 0,00 1 1,39 0 0,00 0 0,00 2 2,78 0 0,00 3 4,16
se permanen dan
peresapan
Jumlah 22 30,55 6 8,33 10 13,89 14 19,44 13 18,06 7 9,72 72 100,00
Sumber: Survei lapangan Tahun 2003

Pemilihan jenis bahan atap rumah sekali hanya terdapat di Sekitar


penduduk terkait dengan ketersediaan Penggaraman dan Kampung Tondo
bahan dan keterjangkauan harga dengan prosentase sebesar 5,55%.
bahan atap oleh penduduk g. Pencahayaan alami dalam rumah
bersangkutan. Dua jenis bahan atap Pencahayaan alami dalam
rumah yang secara luas dipergunakan rumah tinggal sangat penting untuk
di hampir seluruh kelurahan lokasi menjaga dan meningkatkan kesehatan
penelitian adalah rumbia/sirap/alang- dalam rumah. Intensitas pencahayaan
alang dan seng/asbes. dalam rumah tinggal penduduk terkait
f. Keberadaan ventilasi rumah dengan posisi rumah terhadap
Keberadaan dan ukuran peredaran matahari dan keberadaan
ventilasi/jendela sangat terkait dengan ventilasi rumah. Kondisi pencahayaan
sirkulasi udara dan intensitas alami dalam rumah tinggal penduduk
pencahayaan alami dalam rumah di sekitar Pantai Teluk Palu tercantum
tinggal, dalam rangka menjaga dan dalam Tabel 7.
meningkatkan kesehatan dalam rumah Hasil penelitian menunjukan
tinggal, serta mengurangi panasnya hampir setengah jumlah rumah tinggal
suhu dalam rumah tinggal. Keberadaan penduduk di sekitar pantai Teluk Palu
ventilasi rumah tinggal penduduk di (47,22%) mempunyai kondisi
sekitar Pantai Teluk Palu tercantum pencahayaan dalam rumah tinggal
dalam Tabel 6. cukup/jelas, selanjutnya disusul
Berdasarkan Tabel 6, hasil dibelakangnya adalah kondisi
penelitian menujukan bahwa mayoritas pencahayaan sedang/kurang jelas
rumah tinggal penduduk di sekitar (31,94%) dan kurang/tidak jelas (11,11%).
Pantai Teluk Palu (45,83%) mempunyai Rumah penduduk yang tidak tersedia
ventilasi rumah tinggal berupa jendela pencahayaan alami dalam rumah
permanen dengan ukuran sedang, cukup kecil (1,39%). Hasil penelitian
selanjutnya disusul jendela permanen tersebut mencerminkan bahwa tingkat
kecil (27,78%) dan jendela tidak kesadaran penduduk Kota Palu
permanen (11,11%). Rumah tinggal terhadap pentingnya penyinaran alami
dengan kondisi tanpa jendela sama pada siang hari cukup tinggi.

196
Kondisi Fisik Perumahan Penduduk di Pesisir Pantai Teluk Palu
(Syarifuddin)

h. Drainase lingkungan rumah kategori semipermanen, yang


Drainase lingkungan rumah tercermin dari jenis bahan dinding
menggambarkan ketersediaan dan rumah yang mayoritas terbuat dari
penilaian secara kwalitatif kondisi fisik papan kayu berkwalitas sedang,
drainase rumah dan lingkungan rumah berlantai plester (semen PC/Aci),
tinggal penduduk di sekitar Pantai Teluk dengan jenis bahan atap
Palu, dimana berperan besar dalam seng/asbes. Pemilihan bahan lebih
proses pengaturan air permukaan yang diorientasikan pada kemudahan
berasal dari air hujan dan air limbah didapat, keterjangkauan harga, dan
rumah tangga. Kondisi drainase kemudahan dikerjakan sendiri.
lingkungan rumah tinggal penduduk di c. Kesadaran penduduk di sekitar
sekitar Pantai Teluk Palu ditabelkan Pantai Teluk Palu tentang kesehatan
pada Tabel 8. rumah tinggal dan lingkungannya
Hasil penelitian menunjukan tercermin dalam kondisi ventilasi
bahwa lebih dari setengah jumlah dan pencahayaan alami yang
rumah tinggal penduduk di seklitar secara umum sudah memadai
Pantai Teluk Palu (52,78%) belum namun masih kurang didukung oleh
mempunyai saluran pembuangan air ketersediaan drainase lingkungan
limbah dan air hujan. Sisanya sebesar rumah tinggal . Penelitian
47,22% rumah tinggal sudah mempunyai menunjukan bahwa mayoritas
saluran draianse dengan berbagai permukiman penduduk belum
model konstruksi, mulai dari yang tersedia saluran drainase air limbah
sangat sederhana sampai dengan rumah tangga dan air hujan. Hal ini
permanen. Saluran yang paling kemungkinan disebabkan oleh
dominan adalah saluran dari tanah rendahnya intensitas hujan harian
(16,67%), disusul saluran permanen dan tahunan dan sangat porousnya
(13,89%) dan semi permanen (12,50%), tanah di Kota Palu sehingga
sedangkan saluran yang dilengakapi keberadaan drainase dipandang
dengan peresapan hanya sebesar 4,16 kurang mendesak dibandingkan
%, yang tersebar di Wilayah Kelurahan dengan komponen fisik lainnya.
Besusu Barat dan Pemilik Tanah
Penggaraman. Masih besarnya rumah 6. Daftar Pustaka
tinggal penduduk Kota Palu yang tidak
Anonimus,1992. UURI No.4 Tahun 1992:
dilengkapi dengan drainase air hujan
Perumahan dan Permukiman.
dan air limbah rumah tangga,
Jakarta: Sekretariat Negara
kemungkinan disebabkan oleh kecilnya
Republik Indonesia
intensitas hujan harian/tahunan di Kota
Palu, dan/atau kurangnya kesadaran Anonimus,2002. Kebijakan dan strategi
penduduk tentang kesehatan Nasional Perumahan dan
lingkungan. Permukiman (KSNPP). Jakarta:
Departemen Permukiman dan
5. Kesimpulan Prasarana Wilayah (BKP4N)
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
kondisi fisik pemukiman penduduk di Eko Budihardjo (ed), 1992. Sejumlah
pesisir Pantai Teluk Palu Tahun 2003 Masalah Permukiman Kota,
dapat diambil beberapa kesimpulan Cetakan II. Bandung: Alumni
sebagai berikut :
Marbun,B.N.,1994. Kota Indonesia Masa
a. Permukiman penduduk di Pesisir Depan, Edisi II Cetakan I. Jakarta:
pantai Teluk Palu didominasi oleh Erlangga.
rumah nelayan, dengan luas
pekarangan dan luas rumah tinggal Ritohardoyo, 2000. Geografi
cukup kecil/sempit. Permukiman: Pengertian,
b. Kondisi fisik rumah tinggal penduduk Klasifikasi, Perumahan, dan Pola
di Pesisir Pantai Teluk Palu termasuk
197
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 190 - 198

Permukiman, Hand Out Kuliah Sudharto P. Hadi, 2001. Dimensi


Geografi Permukiman Bagian I. Lingkungan Perencanaan
Yogyakarta: Fakultas Geografi Pembangunan, Cetakan I.
UGM. Yogyakarta: GMU Press.

198

Anda mungkin juga menyukai