Anda di halaman 1dari 55

KD 8 KARYA SENI FOTOGRAFI

10 Langkah Jitu Dalam membuat Sebuah Karya Fotograf

1. EDITING DALAM FOTOGRAFI KREATIF


dalam fotograf kreatif...posisi Editing ( Oldig ) ada di posisi terakhir dalam Creative Proses.
Urutannya:
Previsualization ( Sebelum motret : imajinasi, Ide yang nggak biasa, unik )
Eksekusi ( Ketika motret )
Editing ( Setelah motret : menyempurnakan imajinasi )

2. KENALI HISTOGRAM
Memeriksa histogram bisa dilakukan ketika sedang memotret atau sesudah memotret. Maksudnya biar
kita bisa mengontrol terang (OverExposure) atau gelapnya foto (Under).

Dengan memeriksa histrogram ketika memotret, kita bisa langsung memperbaiki setting kamera jikalau
hasilnya terlalu over atau under. Membaca Histogram di Photoshop bisa dari menu Image > Adjustment
> Level

3. GUNAKAN RAW UNTUK HASIL MAKSIMAL


Kalau JPEG..kamera yang mengolah. Sementara RAW..komputer yang mengolah.
Dalam mengolah fle RAW bang RDP menggunakan Adobe CS 3...lebih bagus dari
versi sebelumnya ( Cuma saya lupa...secara spesifk bagian mana terutama yang bikin beda dari versi
sebelumnya...hehehe)

4. 16 BIT UNTUK WARNA MAKSIMAL


Dengan bit yang tinggi..range warna akan lebih luas. Idealnya dapat bit yang tinggi sudah dari kamera.
Tapi kalau kamera dapatnya 8 bit, untuk merubah ke format 16 bit bisa dilakukan di Komputer dengan
Adobe CS3 RAW. 16 bit...warnanya jauh lebih lebar dari 8 bit.

5. SHARPEN DAN UNSHARP DI DAERAH TERTENTU SAJA


Mainkan ruang tajam dengan sharpen dan unsharp.
Caranya:
Duplicate Layer
Filter > Blur > Gaussian Blur
Hapus pakai eraser
kalau menguasai teknik masking akan jauh lebih efektif.
6. EKSPERIMEN DENGAN BLENDING MODE
Caranya:
Foto di Duplicate
Dijalankan Levels (tanpa diatur apapun settingnya) di Adjustment Layer
Blending: Overlay

7. WARNA: MOOD VS NATURAL


Mood maksudnya: suka-suka fotografer lagi seneng warna apa.. Natural: Mencari warna senatural
mungkin..bukan warna artifsial.
Pertama mengganti skintone foto bayi dengan Replace Color ( Image > Adjustment > Replace Color ) Yang
kedua membuat awan lebih biru dengan blending mode dan selective color.

8. ATUR TERANG GELAP


Mainkan efek terang gelap agar lebih menarik.
Untuk efek terang gelap ini yang dilakukan :
Foto di Duplicate
Jalankan Levels
Hapus pakai Eraser Tool

9. HATI-HATI DENGAN DODGE -BURN


Menggunakan Dodge dan Burn sering kita gunakan . cuma diingatkan agar hati-hati karena:
Bisa tidak rata
Bisa over Saturate
Bisa over/ under exposure
Butuh "Sense"
10. SIMPAN SEBAGAI TIFF
Dianjurkan ketika menyiapkan foto untuk dicetak
disimpan dengan format TIFF dengan alasan:
1 Tidak terkompress..sehingga detail warna tidak banyak yang hilang
2 Bisa menyimpan dalam 8 bit atau 16 bit.
Hal mana kedua poin diatas tidak bisa dilakukan oleh format JPEG.
Teknik Blurring Pada Kamera DSLR

FEBIIOLAA/ September 24, 2018/ Fotograf

Dalam Fotograf, pengucapan Blur adalah kabur, atau kualitas estetika kabur, di daerah out of
fokus gambar, atau “ cara yang menjadikan lensa keluar – titik fokus cahaya.

Selisih lensa penyimpangan dan bentuk bukaan lensa menyebabkan beberapa desain untuk
mengaburkan gambar dengan cara yang menyenangkan mata, sementara yang lain menghasilkan kabur
yang tidak menyenangkan atau mengganggu “baik” atau “buruk” blur masing – masing.

Blur terjadi untuk bagian adegan yang berada di luar kedalaman lapangan. Kadang fotografer sengaja
menggunakan teknik yang fokus dangkal untuk membuat gambar dengan daerah diluar fokus utama.

Blur berasal dari lensa bukaan dari kamera, oleh karena itu hal terpenting yang harus dilakukan saat
ingin mendapatkan blur adalah setting aperture lensa kita pada bukaan yang sebesar mungkin.
Teknik Blurring menguji kemampuan kita untuk mengolah aperture dan shutter speed.

Blurring dapat dilakukan dengan slow speed dan aturan aperture sempit. Teknik ini bisa digunakan untuk
pemotretan siang maupun malam hari. Dengan kecepatan yang lambat, kita akan menghasilkan efek
gerakan dalam foto yang akan kita hasilkan.

Hasil jepretan kamera yang blur mungkin sangat tidak bagus untuk dilihat, blur tersebut biasanya
dilakukan oleh seseorang yang tidak tahu mengenai teknik pengambilan gambar, entah itu tidak fokus
terhadap objek maupun goyang saat memotret sehingga gambarnya blur. Lain halnya dengan
teknik blurring, ketika seorang fotografer tersebut menangkap blur yang dihasilkan gerakan atau benda
yang biasa disebut dengan motion blur.

Dengan mengaburkan objek yang bergerak, kita bisa membuat kesan cepat pada objek tersebut Jadi
tidak semua objek dalam foto yang kita ambil tidak jelas. Untuk memotret subjek yang bergerak
menjadi blur, diperlukan kecepatan rana rendah.

www.google.com

Kecepatan Subjek
Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil formula 1 yang melaju kencang menjadi blur pada
kecepatan rana 1/500 detik.Namun untuk pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/15
detik.

Sudut Pandang Arah Pemotretan Dan Jarak

Subjek yang bergerak melintas dari samping, blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak
menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak di dekat anda akan
lebih blur dan bukan “hancur” biasanya fotografer memasukkan subjek lain yang tidak bergerak sebagai
patokan. Jadi dalam frame mesti ada dua macam subjek yaitu :

Subjek bergerak : menjadi blur pada foto.

Subjek diam : menjadi jelas dalam foto.

TEKNIK INI LEBIH BAIK JIKA ADA BEBERAPA BAGIAN DALAM SEBUAH FRAME YANG FREEZE

TEKNIK FOTOGRAFI MEMBUAT LATAR BELAKANG BLUR

Kalau Anda penggemar selfe mungkin Anda salah satu dari mereka yang ingin memiliki foto dengan latar
belakang (background) yang blur, karena cukup dengan foto seperti itu sudah bisa menunjukkan
perbedaan signifkan antara hasil kamera DSLR dengan hasil kamera ponsel sampai saat ini foto dengan
latar belakang yang blur masih menjadi idola.

Digital single lens reflex (DSLR) adalah sebuah kamera dengan sistem digital (menggunakan
prosessor, chip, memory, dan kecanggihan teknologi dalam menangkap gambar) yang memakai satu
buah lensa yang terpasang di body kamera tersebut.

reflex mirror didalam kamera akan naik keatas disaat kamu menekan tombol shutter dan di saat itu
sensor gambar didalam kamera akan merekam suatu gambar, tapi apakah Anda tahu bagaimana teknik
fotograf untuk menghasilkan foto seperti itu?

Baiklah, mari kita bahas satu per satu.

TEORI DASAR MEMBENTUK BACKGROUND YANG BLUR

1. Menentukan Jarak Background Dengan Subjek

Bila memotret subjek manusia maka jarak background dengan subjek minimal 5m. Sedangkan jarak
antara kamera dengan subjek adalah relatif. Rumusnya adalah semakin jauh jarak background dengan
subjek maka semakin tinggi intensitas blur yang terjadi pada background.
ww.google.com

2. Memilih Besaran Subjek

Menentukan jarak background dengan subjek harus disesuaikan dengan besaran subjek. Untuk subjek
berukuran mini seperti foto makro tidak memerlukan jarak backgroud yang jauh seperti ketika memotret
subjek manusia. Contohnya seperti bulpoin warna dalam gambar di bawah ini:

Teorinya adalah semakin sempit wilayah subjek yang Anda bidik maka semakin dekat jarak toleransi
antara subjek dengan background. Namun sekali lagi jarak background yang semakin jauh lebih baik
untuk blur.Untuk membuktikan teori di atas coba anda berdiri di dekat dinding kemudian angkat 1 jari
anda tepat di depan mata anda. Kemudian fokuskan pandangan pada jari.

Anda akan melihat kalau dinding (sebagai background) terlihat blur saat anda memfokuskan pandangan
ke jari, tapi coba jika anda tempelkan jari ke dinding dan fokuskan kembali penglihatan anda ke jari.
Maka saat itu anda akan melihat jari (subjek) dan dinding (background) sama fokusnya dan tidak
terjadi blur pada dinding.

FAKTOR LAIN YANG MENDUKUNG TERBENTUKNYA BLUR

1. Depth of Field

Teori Depth of Field (DOF) atau ruang ketajaman juga ikut mempengaruhi intensitas terjadinya blur pada
background, sehingga dalam hal ini anda juga harus tahu apa itu Depth of Field. Akan tetapi
pembahasannya lumayan panjang jika saya sertakan di artikel ini.

2. Pengaruh Lensa

Lensa yang Anda gunakan berperan besar menentukan hasil dengan background yang blur. Lensa
dengan focal Lengthterpanjang dapat memaksimalkan hasil blur. Namun bila Anda menggunakan lensa
standar (kit 18-55mm) maka gunakan focal terpanjang yaitu 55mm.

Adapun lensa yang digemari saat ini untuk membuat latar menjadi blur yaitu lensa fx 50mm dan lensa
zoom tele. Sedangkan apabila menggunakan lensa zoom wide (lebar) yang umumnya memiliki
rentang focal pendek maka hasil blurnya tidak se-ekstrim hasil blur dari jenis lensa di atas. Rumus
berikutnya adalah semakin panjang focal lensa anda maka semakin tinggi intensitas blur pada
background.
www.google.com

Tidak bisa dipungkiri jika latar belakang yang blur dari sebuah foto mampu memberi kesan kedalaman
(Depth-of-Field/DoF) tersendiri bagi foto tersebut. Dengan latar yang blur dapat dilakukan isolasi atau
pemisahan objek foto sehingga perhatian tidak terpecah antara melihat objek atau latarnya. Maka itu
teknik membuat blur ini lebih banyak dipakai di foto potret dan still life (yang perlu DoF sempit), dan
tidak untuk dipakai di foto landscape atau pemandangan (yang perlu DoF lebar).

Banyak yang berharap dengan kamera yang dimilikinya, dia akan dapat mendapat foto yang latarnya blur.
Meski banyak yang berhasil, namun ada juga yang mengalami kekecewaan karena hasil fotonya tidak
seperti yang diharapkan. Untuk itu perlu dicatat bahwa hasil dari foto yang latarnya blur dapat bervariasi,
dan tingkat blurnya pun berbeda (mulai dari yang agak blur hingga sangat blur). Ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu faktor apa saja yang membuat hasil blur pada latar ini bisa berbeda, yaitu :

 ukuran sensor pada kamera


 jenis lensa yang dipakai
 posisi panjang fokal lensa
 bukaan diafragma lensa
 jarak objek terhadap latar
Soal sensor, jelas pada kamera DSLR yang ukuran sensornya lebih besar, kemampuan menghasilkan foto
yang latarnya blur akan menjadi mudah. Tidak demikian halnya dengan kamera bersensor kecil
(meskipun kamera prosumer) yang relatif akan kesulitan untuk membuat blur pada latar. Pada DSLR pun
jenis lensa yang dipakai bisa memberi hasil blur yang berbeda-beda, tergantung tipe lensanya
(zoom atau prime), berapa jumlah blade diafragmanya (ada yang 5, 7, dan 9 blade) dan apa
jenis bladenya (lurus atau rounded).

3. Rentang Fokal Pada Lensa

Semakin besar ukuran rentang fokal lensa yang dipakai,maka akan membuat latar belakang menjadi
semakin kabur.

4. Rasio jarak antara subjek foto dengan kamera dan jarak antara subjek dan latar belakang

Lebih dekat jarak kamera ke subjek foto dan semakin jauh jarak subjek foto dengan jarak pada latar
belakang, maka foto akan menjadi blur. Contoh: Jika jarak pada kamera ke subjek gambar dengan jarak 1
cm, dan jarak subjek gambar ke background 20 M, maka bisa sangat bisa di pastikan bahwa latar
belakang nya akan menjadi sangat ngeblur. Hal ini dikarenakan rasio/perbandingan jarak sangatlah besar.
Dan juga sebaliknya bila kamera memiliki jarak ke subjek foto 20m, dan juga jarak subjek foto ke latar
belakang nya 1 cm, maka sangat bisa dipastikan bahwa latar belakang menjadi sangat tajam / jelas.
www.google.com

5. Ukuran sensor dalam kamera

Ukuran sensor pada kamera sangat bervariasi, semakin besar ukuran, maka akan semakin mudah
membuat background menjadi blur. Kamera pada ponsel atau kamera saku mempunyai ukuran sensor
yang sangat relative kecil dibandingkan dengan kamera digital SLR. Di dalam kamera Digital SLR Canon,
terbagi lagi menjadi beberapa jenis ukuran sensor. Yang terkecil sampai yang ukuran paling besar.

Jadi bagaimana cara membuat latar belakang foto atau yang diluar dari focus sampai menjadi
sangat blur? Cara nya cukup mudah. Pakailah lensa dengan bukaan yang besar, pakailah rentang fokal
yang besar atau jauh, perhatikan juga jarak rasio subjek foto dan latar belakang, dan pakailah kamera
dengan ukuran sensor yang besar

Teknik Bluring
Della Meilinda/ September 26, 2018/ Fotografi
Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subyek
menjadi blur,untuk memotret subyek bergerak menjadi blur ,diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana
yang di butuhkan tetgantung pada beberapa faktor. Kecepatan subyek bergerak menjadi pertimbangan utama.
Sebuah mobil yang kencang mungkin akan menjadi blur pada exsposure dengan kecepatan rana 1/500 detik
sementara itu,pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan 1/30 detik.
Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukan pemotretan dan jarak dari subyek
pemotretan. Subyek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih cepat dibanding kan subyek
yang bergerak dari jauh mendekati pemotret secara frontal. Teknik bluring yang dimaksudkan disini bukanlah
foto blur yang biasanya terjadi karena kesalahan dalam menangkap gambar. Kesalahan tersebut biasanya
karena kamera yang bergerak sebelum memfokuskan pada saat mengambil memotret objek yang diperlukan.
Hasil jepretan kamera yang blur mungkin sangat tidak bagus untuk dilihat,blur tersebut biasanya dilakukan
oleh seseorang yang tidak tahu mengenai teknik pengambilan gambar, entah itu tidak fokus terhadap objek
maupun goyang saat memotret sehingga gambarnya blur. Lain halnya dengan teknik bluring, ketika seorang
fotografer tersebut menangkap blur yang dihasilkan gerakan atau benda yang biasa disebut dengan motionblur.
Dengan mengaburkan objek yang bergerak, kita bisa membuat kesan cepat pada objek tersebut. Teknik ini
akan lebih baik jika ada beberapa bagian dalam sebuah frame yang freeze. Jadi tidak semua objek dalam foto
yang kita ambil tidak jelas.
Blurring bisa dilakukan dengan slow speed dan aturan aperture sempit. Teknik ini bisa digunakan untuk
pemotretan siang maupun malam hari. kenapa butuh kecepatan lambat? karena kita ingin menghasilkan efek
gerakan (terutama dalam background atau foreground) dalam foto yang akan kita hasilkan.
Teknik ini adalah kebalikan dari teknik panning. Memotret gerak dengan kecepatan rana cukup lambat namun
tidak dengan menggerakkan kamera. Tujuan dari teknik ini adalah menangkap momen bergerak sehingga yang
bergerak menjadi blur tetapi latar belakang atau ada obyek yang tidak sepenuhnya blur. Secara teknis, caranya
mirip dengan panning. Satu-satunya perbedaan adalah kamera harus tetap stabil (tidak digerakkan) saat
memotret.
http://www.duniafotografi.com/2016/05/cara-setting-kamera-dslr-agar-hasil.htm
Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subjek
menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah.
Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi
pertimbangan utama. Sebuah mobil yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan
kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.
Faktor penting lainnya adalah sudut pandang dari arah mana dilakukannya pemotretan dan jarak dari subjek
pemotretan.

Subjek yang bergerak melintas dari samping akan menjadi blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang
bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal. Subjek yang bergerak terdekat akan lebih blur jika
dibandingkan subjek yang bergerak jauh.

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan yaitu :

 Set Zoom anda ke titik maksimal.

Contoh, bila memiliki lensa 18-55 mm, maka set zoom lensa ke 55 mm.
 Posisikan model anda sejauh mungkin dari latar belakang.

Semakin jauh jarak antara latar belakang dengan model dibanding jarak model dengan kamera, semakin blur
latar belakang kamera.

 Set bukaan / Apertur lensa anda sebesar mungkin.

Semakin besar bukaan semakin blur latar belakangnya, bila memiliki lensa 18-55 mm f/3, 5-5, 6, maka set
bukaan anda f/5.6 (ini bukaan maksimal direntang fokal 55 mm)

Untuk teknik bluring, memiliki sedikit faktor yang akan dipenuhi terlebih dahulu, diantaranya :
1. Kecepatan subjek, kecepatan akan menentukan karena dengan mengetahui kecepatan maka kita bisa
menentukan objek yang akan difokuskan dan objek yang akan di blur. Karena kecepatan setiap objek
akan berbeda dengan objek lainnya.
2. Sudut pandang dan jarak ketika pemotretan, seorang photographer harus mencari sudut pandang
yang tepat karena sudut pandang ataupun jarak menentukan cepat lambatnya objek yang dituju
menjadi blur. Objek yang akan menjadi blur akan lebih cepat jika berada di jarak yang lebih dekat
dengan objek yang menjadi focus. Agar foto disebut blur dan bukan “hancur” biasanya fotografer
memasukan subjek lain yang tidak bergerak sebagai patokan. Jadi dalam frame mesti ada dua macam
subjek yaitu :
– Subjek bergerak :menjadi blur pada foto.
– Subjek diam : menjadi jelas dalam foto

Tips Trik Fotografi Foto Blur atau Bokeh


 Pilih mode manual atau Aperture Priority
 Pilih settingan aperture sebesar mungkin dengan ditandai angka F sekecil mungkin

 Atur jarak anda ketika memotret, yakni jarak di depan dan di belakang bidang obyek

 Jauhkan jarak antara obyek dengan background nya

 Usahakan menggunakan lensa dengan kemampuan aperture besar

 Gunakan focal length lensa yang terpanjang

 Gunakan lensa prime atau fixed lens, lensa yang tidak dapat di zoom untuk mendapatkan pola bokeh
yang menawan

Tips Membuat Foto Bokeh dengan Kamera Pocket


 Gunakan pilihan aperture priority, jika tidak ada gunakan mode Priority atau Macro
 Jangan dihidupkan lampu flash, jika cahaya tidak mencukupi pakailah tripod

 Tentukan subjek foto yang memiliki kontras warna yang cukup antara objek utama dan background

 Atur jarak subjek dan background, jangan terlalu dekat, jika jarak background kurang jauh maka
semua akan terlihat tajam di foto sehingga anda tidak menghasilkan bokeh

 Carilah background yang memiliki tekstur mencolok

 Saat memotret dekatkan kamera dengan objek utama yang akan di foto

 Jika kamera saku anda memiliki fitur optical zoom gunakan zoom maksimal

Istilah Bukaan, Diafragma, Aperture


 Bukaan atau diafragma atau aperture adalah istilah fotograf yang mendefnisikan seberapa besar
lensa terbuka ( bukaan lensa ) saat kita mengambil foto.
 Fungsi dari aperture sendiri adalah mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor
kamera lewat bukaan pada lensa tersebut. Aperture dinyatakan dalam satuan F-stop. Seperti yang
sudah dijelaskan fungsi utama diafrgma adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang itu
terbuka. Semakin besar terbuka maka makin banyak cahaya masuk yang akan dibuka kecil angka F-
nya makin besar diafragma terbuka.

 Secara arti ISO adalah kemampuan atau tingkat sensitiftas sensor pada kamera terhadap cahaya.
Sebagai dasar fungsi ISO pada fotograf, semakin besar nilai pada settingan ISO kamera, maka
semakin sensitif dan besar cahaya yang didapatkan. Selain bisa menambah sensitiftas cahaya yang
didapatkan, ISO juga bisa menimbulkan noise pada hasil fotonya. Namun untuk kamera digital di era
perkembangan teknologi saat ini, ISO tinggi sudah bukan menjadi kendala. ISO tinggi biasanya
digunakan saat kondisi kurang cahaya, misalnya saat memotret malam hari atau indoor.
 Kapan saat yang tepat memperhatikan atau menggunakan ISO pada kamera? Saat kombinasi 2 bagian
segitiga exposure shutter speed dan aperture belum mendapatkan exposure atau cahaya yang tepat.

 Pada saat kondisi seperti itulah anda bisa menaikkan nilai ISO sampai mendapatkan cahaya yang
cukup dan memperoleh shutter speed yang idcal.

Sebenarnya konsep bluring sangat mudah dipahami. Jadi aka nada dua objek yang diperlukan. Yang pertama
ialah objek yang akan menjadi titik focus dan menjadi jelas ketika di potret. Yang kedua ialah objek yang akan
jadi objek blur untuk memberikan kesan kuat pada objek yang jadi focus.
Video Tekhnik Blurring

Source :

 http://duniafotokita.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Teknik Blurring
Teknik ini adalah kebalikan dari teknik panning. Memotret gerak dengan kecepatan rana cukup
lambat namun tidak dengan menggerakkan kamera. Tujuan dari teknik ini adalah menangkap momen
bergerak sehingga yang bergerak menjadi blur tetapi latar belakang atau ada obyek yang tidak
sepenuhnya blur.
Secara teknis, caranya mirip dengan panning. Satu-satunya perbedaan adalah kamera harus tetap stabil
(tidak digerakkan) saat memotret.
Berikut ini adalah foto-foto dengan teknik blurring:

Movement (Della Anna/Kampret)

Cara Membuat Foto Panning – Dalam proses belajar fotograf, salah satu hal yang cukup penting untuk
dipelajari yaitu pengetahuan mengenai cara membuat foto panning. Sebab, perlu diketahui bahwa Foto
panning sendiri merupakan foto yang memperlihatkan kesan bergerak pada sebuah subyek, dengan
membuat background menjadi blur sementara subyek utama tetap tajam. Foto panning umumnya
dibuat dengan menggerakkan kamera searah dengan gerakan subyek. Cukup menarik bukan? Berkaitan
dengan itu maka DIYKamera akan memberikan sedikit ulasan mengenai cara membuat foto panning yang
layak untuk sobat coba.

Tapi tunggu dulu kawan, dalam menerapkan cara membuat foto panning ini, hal yang perlu kawan
ketahui yaitu teknik dasarnya. Di mana, dalam kaitannya dengan pembahasan ini, sobat harus bisa
menyelaraskan antara arah gerakan obyek yang dipotret dengan gerakkan kameranya. Hal tersebut
merupakan salah satu teknik dasar foto panning yang harus didalami. Nah, untuk langkah-langkahnya
sendiri, di bawah ini DIYKamera akan bagikan tutorial mengenai cara membuat foto panning. Mari, kita
ulas dan simak bersama.

Cara Membuat Foto Panning

Nah, berikut ini beberapa langkah dalam cara membuat foto panning yang mudah untuk kawan
terapkan. Berikut langkah-langkahnya:

Atur Settingan Kamera

Langkah awal dalam menerapkan cara membuat foto panning yaitu dengan mengatur kamera. Dimana,
untuk membuat foto panning ini, gunakan mode shutter priority – T atau Sv. Namun, hal yang perlu
diingat dalam setting kamera yaitu bahwa berapa besar shutter speed yang harus dipakai tergantung
pada kecepatan gerakan subyek yang akan difoto dan kecepatan relatif subyek terhadap kamera.

Setting Fokus untuk Panning


Maksudnya bahwa di kala kita akan menerapkan cara membuat foto panning, kita bisa menggunakan
mode autofocus atau manual focus. Hanya saja, menurut beberapa fotografer profesional, manual fokus
akan lebih konsisten meski tentu saja lebih membutuhkan latihan dan kesabaran. Namun, untuk
menerapkan cara ini, pengaturan mode fokus ini juga bisa menggunakan mode autofokus untuk
mengeset titik fokus pada titik dimana subyek akan berada lalu setelah terkunci, switch ke manual fokus
(MF).

Atur Frame

Nah, langkah selanjutnya dalam cara membuat foto panning yaitu dengan mengatur frame lebih lebar.
Hindari frame yang terlalu kecil dan ketat. Usahakan untuk memberikan ruang di depan dan belakang
subyek sehingga kita cukup leluasa melakukan panning dan subyek secara utuh tertangkap dalam frame.
Sampai di sini cara panning ini hampir selesai.

Praktekkan

Jika persiapan pengaturan kamera sudah jelas maka cara membuat foto panning yaitu dengan
mempraktekannya. Lebih jelasnya, hal utama dalam soal praktek yaitu menggerakkan lensa maupun
kamera secara benar. Perlu diketahui bahwa untuk mendapatkan kesan subyek yang tetap terlihat tajam,
gerakan lensa harus tenang dan stabil dan arahnya hanya pada sumbu horisontal: dari kanan ke kiri atau
sebaliknya tanpa diikuti naik/turun.

Setelah kita tahu beberapa langkah dasar dari cara membuat foto panning di atas, hal utama yang perlu
sobat perhatikan yaitu proses praktis atau prakteknya. Terutama saat kita menggerakkan kameranya.
Bukan tanpa alasan mengingat jika semakin lembut dan tenang cara kita mengikuti pergerakan dan
irama subyek utama, makin tajam mereka terlihat di foto. Kita juga bisa memanfaatkan monopod untuk
panning.

KD. 7 TEKNIK ZOOM DAN PANNING


Unknown 17:26 Fotograf Komposisi Foto Digital

1. Zoom
Zoom adalah mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Otomatis untuk penggunaan
shutter speed-nya harus rendah dan kebanyakan menggunakan lensa tele (zoom). Pada saat memotret
atau tombol shutter ditekan, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah
luar (untuk jenis zoom yang ditarik).

Cara melakukan teknik zoom :

 Fokuskan objek tepat ditengah, kemudian di zoom sampai full dekat


 Sambil memencet tombol shoot putar gelang zom ke zoom out atau
menjauh
 Untuk lebih aman terhadap lensa pilihan manual focus
 gunakan speed sedikit lebih rendah misal 1/10s dan diafragma
menyesuaikan
 sebaiknya menggunakan tripod untuk menjaga fokus agar maksimal
 untuk memperoleh kesan zooming yang menarik, pilih background yang
memiliki kontras dan banyak warna.

2. Panning
Panning adalah salah satu teknik fotograf yang digunakan untuk membekukan gerakan benda yang
bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap objek yang
bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan menggunakan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap
objek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur.

Cara melakukan teknik melakukan teknik panning :


 Pilih Shutter Speed yang lebih rendah dari yang Anda sering gunakan.
Mulai dengan 1/30sec kemudian coba-coba dengan Shutter Speed yang lebih
rendah. Shutter Speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan
kecepatan objek, gunakan 1/60sec hingga 1/8sec.
 Posisikan diri Anda di tempat dimana pandangan Anda terhadap objek
tidak akan terhalang leh siapapun, atau apapun. Juga mempertimbangkan latar
belakang objek Anda, meskipun akan blur namun jangan sampai mengganggu
terhadap objek Anda. Background yang berwarna atau cenderung menghasilkan
blur yang bagus.
 Jika Anda menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau
monopod dengan head yangbisa berputar agar pergerakan kamera mulus dalam
mengikuti objek.
 Jika Anda menggunakan kamera dengan auto focus motor Servo Anda
dapat membiarkan kmera melakukan focus mengikuti pergerakan objek dengan
menekan setengah tombol Shutter.
 Jika kamera Anda tidak memiliki auto focus yang cukup cepat Anda harus
melakukan pra-fokus pada kmera Anda di tempat dimana Anda akan menekan
tombol Shutter.
 Ikuti pergerakan objek sambil menekan setengah tombol Shutter untuk
mengambil focus pada objek, jika pergerakan tangan Anda sudah relative sama
dengan objek maka tekan penuh tombol Shutter (lakukan selembut mungkin
untuk mengurangi guncangan kamera).
 Setelah Anda menekan tombol Shutter terus ikuti arah pergerakan objek
sampai proses pengambilan gambar selesai.
 Terakhir jangan lupa practice, practice and practice. Lakukan banyak
latihan dalam mempraktekkan teknik Panning.

Sudut Pengambilan Gambar

Dalam fotograf agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan
mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang bail. dalam fotograf dikenal 5 sudut
pengambilan gambar yang mendasar, yaitu :

a. Bird Eye

Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan
lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil.
Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.

b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti
yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.

c. Low Angle

Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan
kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.

d. Eye Level

Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik
tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang
yang berdiri.

e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-
olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

Sumber :

 http://tipsfotografi.net/teknik-zooming-dalam-fotografi.html
 http://liansmudas.blogspot.co.id/2014/10/materi-komposisi-foto-
digital-kelas-xi.html
 http://masroh19.blogspot.co.id/2013/02/sudut-pandang-
pengambilan-gambar.html
Sudut Pandang Pengambilan Gambar
a) Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut
pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen
apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan
antara overview (keseluruhan)lingkungan dengan POI (Point Of Interest).

b) High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.

c) Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti mata memandang.
Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah
objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga
dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita
missal, anak – anak.

d) Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera.
Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan
kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk
pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.

e) Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar
dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan
dan untuk memotret flora dan fauna.

KD. 6 BIDANG SUDUT PANDANG GAMBAR


Unknown 19:29 Komposisi Foto Digital

Dalam merekam gambar perlu penentuan sudut pandang/framing agar objek yang disajikan hasilnya
lebih baih dan indah. Bidang pandangan/framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus
menentukan luas bidang pandangan untuk suatu objek utama dan objek lainnya dalam hubungannya
dengan latar belakang.
Macam-macam framing yaitu :
1. ELS (Extreme Long Shot)
Shot dari jarak sangat jauh dan menyajikan bidang yang sangat luas, kamera mengambil objek secara
menyeluruh. Objek utama terlihat sangat kecil dan latar belakang terlihat sangat dominan.
2. LS (Long Shot)

Shot yang juga sangat jauh, bidang yang diambil lebih dekat daripada ELS, namun tetap objek utama
masih terlihat terlalu kecil dibandingkat latar keseluruhan.
3. MLS (Medium Long Shot)

Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya ditampakkan dari atas pinggang sampai atas
kepala dalam shot ini. Latar belakang dan objek utama pun juga nampak sebanding.
4. MCU (Medium Close Up)

Shot sangat dekat, objek diperlihatkan dari bagian dada hingga atas kepala. MCU ini paling sering
digunakan dalam dunia perflman

5. CU (Close Up)
Shot teramat dekat. Objek menjadi titik perhatian utama dalam shot ini dan latar belakang terlihat
kurang dominan. Manusia biasanya ditampilkan pada bagian bahu hingga atas kepala.
6. BCU (Big Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi layar secara menyeluruh
dan sangat terlihat detilnya.
7. ECU (Extreme Close Up)

Shot yang menampilkan bagian tertentu objek dengan sangat detil memenuhi layar.
Ukuran Bidang Pengambilan Gambar
1. ELS (Extreme Long Shot) : Shot dari jarak sangat jauh dan menyajikan bidang yang sangat
luas, kamera mengambil objek secara menyeluruh. Objek utama terlihat sangat kecil dan latar belakang
terlihat sangat dominan.

2. LS (Long Shot) : Shot yang juga sangat jauh, bidang yang diambil lebih dekat daripada ELS,
namun tetap objek utama masih terlihat terlalu kecil dibandingkat latar keseluruhan.

3. MLS (Medium Long Shot) : Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya ditampakkan
dari atas pinggang sampai atas kepala dalam shot ini. Latar belakang dan objek utama pun juga nampak
sebanding.

4. MS (Medium Shot) : pergerakan camera yang menampilkan objek dari lulut sampai kepala
objek. Ini digunakan untuk Menampakkan gesture.
5. MCU (Medium Close Up) : Shot sangat dekat, objek diperlihatkan dari bagian dada hingga
atas kepala. MCU ini paling sering digunakan dalam dunia perflman.

6. CU (Close Up) : Shot teramat dekat. Objek menjadi titik perhatian utama dalam shot ini dan
latar belakang terlihat kurang dominan. Manusia biasanya ditampilkan pada bagian bahu hingga atas
kepala.

7. BCU (Big Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek
mengisi layar secara menyeluruh dan sangat terlihat detilnya.

8. ECU (Extreme Close Up) : Shot yang menampilkan bagian tertentu objek dengan sangat detil
memenuhi layar.
KD 5. PENGOPERASIAN KAMERA DIGITAL
Unknown 16:48 Komposisi Foto Digital

Komponen Kamera
Kamera memiliki komponen-komponen terpenting, komponen-komponen kamera adalah :
1. Body Kamera ( Badan Kamera )
2. Lensa
3. Tombol shutter (tombol menjepret)
4. dan Film atau Memory card

Dan komponen tambahan dari kamera adalah :


1. Lampu Flash
2. Pengatur speed
3. pengatur diafragma
4. pengatur ISO
5. Pengatur fokus pada lensa

Kamera juga memiliki asesoris yang banyak, seperti :


1. Flash eksternal
2. tripod
3. Remote shutter
4. dan lainnya.

Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang fotografer harus
menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Teknik-teknik dasar tersebut
adalah komposisi objek yang baik, pencahayaan yang seimbang dan fokus yang tajam.

Berikut ini adalah teknik pengaturan kamera yang wajib kita kuasai:
1. White Balance
Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda berwarna putih, bisa menggunakan
kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita menggunakan kertas maka caranya adalah menempatkan
kertas pada bidang tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak kurang atau kelebihan), gunakan
manual fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan kertas tersebut. Pengaturan white balance
bisa dengan menggunakan skala kelvin atau dengan gambar-gambar untuk menyatakan suhu
pencahayaan ruangan seperti cloudy, tungsteen, white flourescent dll. Nah, gambar yang kita ambil tadi
merupakan patokan untuk mengoreksi white balance untuk mendapatkan ketajaman gambar sesuai
dengan suhu ruangan. Berikut adalah tabel Skala Kelvin
Dari Skala Kelvin diatas menunjukkan bahwa 1.000 kelvin berwarna merah dan 10.000kelvin berwarna
langit biru, hal ini menunjukkan bahwa apabila settingan kelvin kita terlalu tinggi akan berwarna
kekuningan, dan apabila settingan kelvin kita terlalu rendah akan berwarna kebiruan. Aturlah skala kelvin
sesuai gambar diatas, hasil foto haruslah tampak netral, yakni tidak kekuningan atau kebiruan.
2. Fokus

Pengaturan fokus secara manual dapat dilakukan dengan cara menggeser ke mode Manual(M) panel
fokus yang ada di lensa. Dengan begitu fokus dapat kita atur ketajamannya secara manual dengan cara
memutar ring fokus pada lensa. Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot mengaturnya, fokus akan
bergerak otomatis untuk menyesuaikan zoom. Beberapa teknik pengambilan gambar yang berkaitan
dengan jarak adalah 1.Extreme Long Shot(Pandangan Sangat Luas) 2. Long Shot (pandangan lebih Dekat
dari ELS) 3. Medium Long Shot(Manusia dari lutut sampai kepala) 4. Medium Shot (onjek diatas pinggang
sampai kepala) 5. Medium Close Up(Objek manusia dari dada sampai kepala) 6. Close Up(Wajah) 7. Big
Close Up(Hidung / mata) 8. Extreme Close Up(Pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.
3. Diafragma
Diafragma disimbolkan dengan f yakni pengaturan bukaan lensa, seperti kita lihat pada gambar
disamping, semakin kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang kecil(bukaan
besar) akan menyebabkan Depth of Field(DOF) / area tajam lebar meliputi objek utama dan background
akan nampak jelas, sedangkan semakin besar pengaturan f(bukaan kecil) Depth of Fieldnya akan sempit
yakni objek didepan jelas, sedangkan objek dibelakang/backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri dari
f/1,4(yang terkecil) hingga f/16(yang terbesar). Diaframa termasuk 1 dari 3 komponen eksposur yang
sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa.
4. Shutter Speed

Shutter speed adalah pengaturan kecepatan buka dan tutup rana atau jendela kamera. Pengaturan
shuter speed adalah dalam satuan detik misalnya 1/125 atau 1/1000, jadi Semakin besar angka
satuannya misal 1/1000 makaa semakin cepat pula waktu buka dan tutup rana/ jendela sehingga cahaya
yang masuk ke image sensor lebih sedikit. Sebaliknya apabila angka satuannya semakin kecil misal 1/125
maka semakin lama pula kecepatan buka dan tutup rana / jendela kamera sehingga cahaya yang masuk
ke image sensor lebih banyak.Untuk membekukan objek bergerak misalnya orang sedang berselancar
atau baling-baling pada helikopter diperlukan settingan shutter speed yang tinggi seperti gambar
disamping. Biasanya teknik pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau freeze. Jadi semakin
cepat gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin besar pula satuan shutter speednya. Set
pengaturan shutter Speed diatas 1/250 untuk membekukan aksi (seperti gambar disamping) , serta
gunakan shutter speed dibawah 1/25 untuk memburamkan objek seperti air yang sedang jatuh/air
terjun.
Tehnik Fotograf Slow Spped

Untuk menghasilkan foto sesuai gambar disamping dibutuhkan settingan shutter speed yang rendah, hal
ini akan memperbanyak cahaya yang masuk yang sangat berguna apabila dilakukan dimalam hari. Pada
shutter speed yang rendah diperlukan bantuan Camera stand(monopod/tripod), agar mampu meredam
goyangan dan gambar yang dihasilkan tidak kabur. Lebih baik lagi apabila menggunakan shutter release /
aksesori kamera untuk menggantikan peran tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat ini juga
bisa dikendalikan dari jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih tajam.
5. ISO
ISO merupakan tingkat kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitif pula
sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki lebih banyak cahaya, sebaliknya semakin rendah
settingan ISO maka semakin minim pula cahaya yang masuk ke sensor kamera . Seperti gambar diatas,
semakin rendah ISO semakin rendah pula noise, sebaliknya semakin tinggi ISO maka semakin tinggi pula
noisenya. Kita harus menemukan setting ISO yang pas untuk kamera, dan dari kasus gelas diatas pada
kisaran 320-800 karena lebih dari itu gambar over exposure dan kurang dari itu gambar terlihat redup
atau kurang cahaya. ISO tinggi biasanya digunakan saat malam hari atau saat cahaya benar benar minim.
Agar gambar yang dihasilkan maksimal gunakanlah ISO 100 dan naikkan hanya jika memang dibutuhkan.
Ingat, menaikkan ISO juga berarti menaikkan Noise.

sumber:

 http://liansmudas.blogspot.co.id/p/pengoperasian-kamera-
digital.html
 http://askthephotographer.com/2014/02/teknik-dasar-
menggunakan-dslr/

KD.4 PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI


Unknown 00:19 Komposisi Foto Digital

Cara merawat kamera digital sangatlah perlu dilakukan oleh fotografer profesional. Apalagi bagi mereka
yang masih awam terjun ke bidang fotograf. Kita tentu tahu, kamera digital memiliki harga yang cukup
fantastis. Dibandingkan dengan harga handphone termahal sekalipun, kamera digital tetap menjadi
primadona tersendiri. Tak heran apabila banyak orang tidak ingin kamera kesayangannya rusak atau
bahkan hanya lecet. Sebab, sekali lagi kamera digital memang sangat berharga.

11 Tips Cara Merawat Kamera dan Lensa Agar Lebih Awet


1. Kecuali kalau kamera atau lensa anda jelas-jelas dinyatakan waterproof atau weather sealed, jauhkan
mereka dari air dan basah. Air bisa menimbulkan kelembaban didalam internal kamera dan bisa
membuat komponen internal rusak. Kamera weather sealed juga bukan berarti anda bisa
memasukannya ke air.
2. Batere lithium-ion biasanya bertahan dalam 500 kali siklus recharge sebelum kerjanya mulai
menyusut, kalaumemang sudah waktunya jangan kaget kalau memang minta ganti. Buang sampah
batere ditempat khusus (meskipun pengelolaan sampah kita tidak pernah memisahkan jenis limbah
apapaun). Baca juga tips agar konsumsi baterai kamera lebih awet.
3. Batere lithium-ion biasanya bertahan dalam 500 kali siklus recharge sebelum kerjanya mulai
menyusut, kalau memang sudah waktunya jangan kaget kalau memang minta ganti. Buang sampah
batere ditempat khusus (meskipun pengelolaan sampah kita tidak pernah memisahkan jenis limbah
apapaun). Baca juga tips agar konsumsi baterai kamera lebih awet.
4. Matikan kamera sebelum mengeluarkan batere atau memory card dan saat anda mencolokkan ke
komputer, kamera memiliki komputer didalamnya dan bisa jadi tidak tahan terhadap perubahan arus
listrik secara mendadak.
5. Strap kamera ada agar kamera anda tidak gampang jatuh dengan tidak sengaja, kalau memang merasa
tidak nyaman memakai strap bawaan, belilah yang lebih nyaman. Baca juga cara paling aman saat
menggantungkan kamera di pundak
6. Hindari meninggalkan kamera didalam mobil dalam waktu yang lama apalagi jika mobilnya terkena
panas matahari langsung. Kamera memiliki rentang suhu aman dan akumulasi panas didalam mobil
beresiko melebihi rentang tadi.
7. Kandungan garam dilaut bersifat korosif bagi komponen logam yang ada di dalam kamera maupun
lensa sehingga berpotensi menghasilkan karat. Setelah memotret di dekat laut, bersihkan kamera
dengan lap yang sedikit dibasahi untuk menghilangkan sisa garam yang menempel di kamera, sedikit saja
jangan terlalu banyak. Setelah itu lap lagi dengan lap hingga benar-benar kering. Baca cara mencegah
munculnya kabut di lensa.
8. Kamera dan lensa memiliki bagian bergerak seperti tombol, dial, engsel pintu batere dan memory
card, focusing ring dan putaran zoom lensa. Kalau ada yang macet jangan diputar atau dibuka dengan
paksa. Kalau memang tidak paham, bawa ke teman yang paham atau bawa ke service center. Kalau
dipaksa bisa jadi ada bagian yang patah.
9. Baca tips mengganti lensa DSLR saat anda memotret diluar ruangan untuk meminimalkan resiko
kemasukan debu.
10. Periksa ada tidaknya debu di sensor kamera DSLR anda (baca disini caranya), kalau memang
terdeteksi ada, gunakan blower. Jika blower tidak bisa menghilangkan debu, bawa ke service center.
11. Simpan kamera di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari langsung. Kalau memang
ada budget, beli dry box atau dry cabinet sehingga kita bisa mengontrol tingkat kelembaban. Alternatif
murah adalah memakai silica gel. Baca tips menyimpan kamera dan lensa agar bebas dari lembap

Tips Merawat Kamera


1. Menempatkan kamera pada ruangan tertutup (dalam tas) dapat membantu menurunkan intensitas
dan kuantitas masuknya debu, kotoran dan helai bulu yang dapat masuk atau menempel pada unit
kamera. Perlu ekstra hati-hati ketika foto pada lingkungan yang berdebu dan perpasir (pantai).
2. Gunakan alat perawatan kamera yang tepat dan benar. Hindari penggunaan tissue biasa, kaos baju,
alcohol dan bahan lainnya yang tidak dikhususkan untuk perawatan kamera. (silakan periksa item
barang kami pada ‘tools untuk merawat kamera’)
3. Bersihkan kamera dan lensa secara teratur, khususnya setelah digunakan pada ruang terbuka atau
setelah hunting. Simpan kamera pada tas dan selipkan silica gel pada ruang tas untuk membantu
merawat tas dari jamur.
4. Gunakan flter yang tepat dan sesuai untuk kamera, beberapa kamera sangat sensitif terhadap sinar
ultraviolet dari matahari.
5. Bila terdapat cukup banyak asesoris kamera, maka sebaiknya ditempatkan pada 1 tas secara
bersamaan untuk memudahkan pengawasan kamera kesayangan Anda.
6. Jangan membawa kamera SLR dengan flash yang menempel apabila melakukan perjalanan yang jauh
karena ‘shoe base’ flash atau ‘flash rail’ akan rawan terhadap kerusakan.
7. Matikan kamera secara manual umumnya lebih baik daripada kamera mati secara otomatis, karena
memperpanjang umur baterai.
8. Lepaskan baterai dari kamera apabila sedang tidak digunakan pada waktu yang lama.
9. Bersihkan tangan Anda dari kotoran sebelum mulai memfoto.
10. Jika kamera terkena air, segera bersihkan dan keringkan secara seksama. Dapat menggunakan
hairdryer dengan panas secukupnya untuk mengeringkan kamera dari air.
Sumber :

 http://liansmudas.blogspot.co.id/2014/10/materi-komposisi-foto-
digital-kelas-xi.html
 http://tekno-hp.blogspot.co.id/2014/04/cara-merawat-kamera-digital-yang-benar.html
 http://belfot.com/wp-content/uploads/2013/10/tips-cara-merawat-kamera-
lensa.jpg

KD. 3 ALAT BANTU FOTOGRAFI


Unknown 19:10 Komposisi Foto Digital

Ketika kita melakukan pemotretan, kita sebenarnya juga memerlukan kamera engan segala fasilitasnya
dalam kata lain adalah alat pendukung. Alat pendukung (alat bantu) ini juga membantu kita dalam
setiap pemotretan selain itu, alat alat bantu ini juga mempengaruhi hasil pemotretan kita.
Alat bantu fotograf dibagi menjadi 2, yaitu alat bantu pemotertan dan juga alat bantu pencahayaan.
A. Alat Bantu Pemotretan
1. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti flter pada umumnya yaitu sebagai penyaring,
jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini flter berfungsi menyaring cahaya yang masuk
sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang diujung
lensa. Bentuk flter ada dua yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan flter square, kita
harus menambahkan ring khusus di depan lensa. Untuk penggunaan flter yang bentuknya bulat, kita
harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.
Macam-macam flter dan kegunaannya :
a. Filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksi
b. Filter UV, mengurangi sinar ultra violet.
c. Filter ND (natural density), mengurangi contrast.
d. Filter warna, memberi efek warna.
e. Filter soft, melembutkan objek.
f. Filter diffuser, hampir sama dengan flter soft, tapi lebih halus.
g. Filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.
h. Filter multi image, memberi efek multi image.
i. Filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j. Filter gradasi, memberi efek gradasi warna.

1. Tudung Lensa

Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk
kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare
dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna. Alat ini sangat
berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.

2. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera
tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan
kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
3. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki
sehingga lebih praktis.

4. Kabel Release
Bentuknya hampir sama seperti injeksi yang lentur. Berfungsi untuk menghindari goncangan
shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung.
Penggunaan dipasang pada soket kabel release.

5. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola
dan warna.

6. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik –
turunkan sesuai kebutuhan.

A. Alat Bantu Pencerahan


1. Payung
Payung ini dapat membantu dalam mendapatkan gambar yang profesional. Dengan menggunakan
payung cahaya akan menyabar sehingga memungkinkan mendapatkan pencahayaan yang lembut dalam
gambar.
Pada dasarnya ada dua warna payung yang dapat digunakan pada saat pemotretan. Yaitu Hitam/Perak
dan putih.

a. Payung putih
Payung putih ini biasanya digunaka untuk fotograf indoor. Untuk menggunakannya , harus menembak
cahaya secara langsung melalui payung untuk mendapatkan gambar yang lembut. Adapun teknik yang
lain. untuk menghilangkan bayangan misalnya harus menempakan payung dalam posisi yang akan
menempatkan bayangan di belakang sobat subjek. Teknik ini biasanya diunakan untuk memotret foto
potrait.
b. Payung Hitam/Perak
Payung jenis ini berfungsi untuk mencerahkan subjek. Payung ini adalah kombinasi antara hitam pada
bagian luar dan perak pada bagian dalam. Dengan jenis payung ini cahaya langsung mengarah pada
bagian perk sehingga mencerahkan subjek. Meskipun cahaya diarahkan pada subjek, payung membantu
mendapatkan gambar yang bersih.
Untuk gambar lebih cerah, teknik terbaik adalah dengan menggunakan kombinasi antara payung putih
dan hitam silver. Ini akan memungkinkan Anda untuk menghilangkan bayangan dan membuat subjek
Anda terlihat bercahaya. Tips yang baik adalah dengan menggunakan payung hitam/perak sebagai
sumber utama cahaya dan kemudian menggunakan payung putih untuk menyebarkan cahaya untuk
mendapatkan gambar yang lebih lembut.
Sangat penting untuk dicatat bahwa yang ingin gambar-gambar hasil jepretnya terlihat lebih kreatif,
hanya menggunakan flash built-in bukanlah ide yang baik. Alasannya adalah bahwa hal itu dapat
menciptakan bayangan dan dapat membuat subjek akan terlihat satu-dimensi. Tetapi jika Sobat
mencoba untuk memindahkan sumber cahaya dari subjek Sobat dan gunakan payung atau jenis lain dari
diffuser, Sobat dapat menciptakan cahaya lembut dan mencapai foto yang lebih jelas.
Perlu diingat bahwa ukuran subjek dan sumber cahaya mempengaruhi kerasnya bayangan. Dengan kata
lain, cahaya keras adalah hasil dari subjek kecil dan sumber cahaya kecil sementara lightsource besar
akan memberikan cahaya lembut untuk subjek Sobat.
Jika Sobat senang menghemat energi, Sobat dapat menggunakan LED dan neon. Alat ini adalah alternatif
yang bagus untuk hot light dan sangat ideal untuk video HD dan digital stills.
2. Flash atau Blizt
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang dirasa kurang /minim misalnya pemotretan pada
malam hari. Namun kita juga bisa menggunakan flash pada siang hari. Penggunaan pada siang hari
biasanya untuk fll in.

3. Slave Unit
Dapat juga disebut sebagai sensor. Cara kerjanya adalah menangkap cahaya dari main light untuk
kemudia manyalankan sumber cahaya lain yang terhubung pada slave unit.

4. Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya
berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga
dapat menggunakan sehelai kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna
pada saat pemotretan.
5. Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid.
Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun
reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya
yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.

6. Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors
adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.

7. Honeycomb/Sarang Lebah
Alat ini sejenis dengan flter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada
lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek.

8. Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini
lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.

9. Trigger
Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro Kamera secara simpel merupakan sebuah
kotak yang terdapat body untuk menempatkan flm dan bagian depannya terdapat sebuah lubang yang
tertutup rapat dengan sebuah lensa, dengan demikian sebuah lensa kamera pada prinsipnya terdiri dari
dua bagian utama yaitu “body kamera dan lensa”.
10. Sincron cable
Digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber pemotretan yang lain. Cara
pengunaanya dengan menghubungkan nya dari sumber cahay tambahan kebody camera.

11. Holder/braket
Alat ini digunakan jika kita menggunakanflash tambahan. Berfungsi sebagai penyangga flash tambahan
dan slave unit.

12. Strobo/strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih
besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau
baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi
strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan. Jika tidak
menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung
dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita.
Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor
13. Ac slave
kerja dan penggunaan hampir mirip dengan strobo yang membedakan adalah sifat cahaya AC slave lebih
melebar/ menyebarkesegala arah.

14. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot
menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga
digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.

15. Lampu Studio


Ketika lampu pertama sampai di anda, lakukan fase sbb: (keterangan dibawah ini untuk contoh foto
lampu paling atas 100w).
a. CABLE POWER SOCKET : “colok” kabel power ke lubang ini dan “colok” juga ke socket listrik di
rumah anda.
b. LIGHT SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan flash lighting tsb. Sebelum dihidupkan dapat
anda pasang modeling lamp terlebih dahulu.
Flash Lighting (flash tube) ini, dengan tombol hidupnya dari LIGHT SWITCH, bentuk lampunya nya bulat
seperti gelang, dan dia memancarkan cahaya jika ditrigger dgn pemicu dari kamera anda seperti (Cable
Syncro, Radio Slave, IR Trigger dan Flash Eksternal Kamera). Power dari flash tube ini sesuai dgn spek yg
anda beli, 110 ws atau 250 ws bahkan 500ws dan lain sbgnya.
c. MODELING LAMP SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan modeling lamp. Bentuk modeling
lamp seperti lampu rumah atau lampu belajar, (spot/continues light) nyala terus, biasanya berwarna
kuning (dibawah 5000K), cahayanya dan wattnya biasanya lebih kecil dari spek lampu, contoh lampu
flash power110w merk “tronic”, flash tubenya 110w, modeling lampnya cuma 60w.

Modeling lamp ini, berfungsi sebagai guide lamp, memberi petunjuk kepada kita, kira-kira kemana jatuh
cahaya. Juga sebagai pembantu auto focus kamera kita, ketika ruang studio kita buat gelap gulita. Dapat
juga dimanfaatkan sebagai fll light (cahaya untuk mengisi).

Untuk modeling lamp ini jika kemudian hari putus, sebagian lampu studio dapat mengantinya dengan
lampu rumahan umum, sejauh drat belakangnya masuk dan cocok.
d. OUT PUT CONTROL : Untuk menaik atau turunkan power dari kekuatan pancaran cahaya flash tube,
posisi 1 = full power (untuk perawatan, ketika memutar full power, turunkan sedikit, tetap diangka 1 tapi
tidak mentok habis), ½ = setengah power dsbg sampai dengan 1/8 power.
e. TEST BUTTON : Setelah lampu anda persiapkan, ada baiknya lakukan test button, mencoba apakah
lampu menyala. Ketika anda selesai memotret dan mematikan power, lakukan test button lagi untuk
membuang power flash yg masih tersimpan (untuk perawatan).
f. 100% INDICATOR LAMP : Lampu kecil ini akan menyala ketika pengisian power sudah cukup untuk
di pakai kembali, untuk lampu contoh sekitar 4 detik waktu recyclenya. Untuk perawatan pastikan lampu
ini sudah nyala untuk kita memakai kembali, sabar saja sekitar 4 detik. Kalau mau yg satu detik mungkin
ada, tetapi sudah tentu lampu mahal.
g. SYNC CABLE SOCKET : Biasanya setiap membeli lampu (seperti merk contoh) kabel syncro turut
disertakan, ini dapat digunakan jika kamera anda memiliki socket penerimanya, atau membeli adapter
pada hot shoe kamera anda. Kabel syncro berfungsi untuk mentriger flash studio anda melalui mediasi
kabel.

Selain itu jika memakai Radio Slave untuk mentrigger lampu flash anda, biasanya di socket ini receiver
dari radio slave di colokkan. Dengan tertanamnya Radio Slave maka pancaran flash orang lain pada Sync
Controler lampu anda, tidak dapat mentrigger lampu tsb. Lampu hanya untuk anda.
h. SYNC CONTROLER : Lampu kecil ini merupakan sensor untuk mentrigger lampu flash studio, setiap
bias sinar yg menyentuhnya, lampu akan tertriger, biasanya dengan menggunakan Flash eksternal (set
dimanual, jangan TTL) atau IR Triger. Namun orang lain yg memakai flash eksternal bahkan pop
up/internal flash, bisa ikut mentriggernya, bahkan jika di out door Sync Controler yg telah tersirami
cahaya matahari sekian lama, IR Trigger dan Flash Eksternal anda tidak dapat mentrigger lampu tersebut,
istilahnya lampu jadi "bego". Solusinya pakai radio slave.
i. FUSE TUBE : Untuk beberapa lampu (contoh 110ws tronic) jika kita ingin menyalakan power, ternyata
lampu mati total, dan tombol-tombol tidak berfungsi, ganti saja fuse, mungkin putus.
j. UMBRELLA HOLDER : Umumnya pada bawah lampu ada lubang untuk dudukan payung studio.
16. Lensa
Ada banyak sekali jenis lensa di dunia fotograf dengan kegunaan, kelebihan, dan kekurangannya masing-
masing. Untuk kamu yang mungkin belum begitu paham, berikut daftarnya:
a. Fisheye: Tidak ada manfaat spesifk, kecuali memberikan efek mata ikan. Baca juga penjelasan lebih
spesifknya di artikel yang ini.
b. Ultra-wide rectilinear, lebih lebar dari 19mm: Biasanya untuk memotret interior, dengan ruang
terbatas tapi dibutuhkan pandangan menyeluruh di dalam sebuah ruangan.
c. Ultra-wide-angle (19, 20, 21, atau 24mm): Satu dari empat atau lima lensa penting untuk
profesional, sangat berguna untuk seniman dan pemula yang sudah mengenal dasar fotograf. Digunakan
untuk landscape, interior, street photography, foto massa, dan sebagainya. Masih jarang orang
menggunakan lensa ukuran ini untuk fotograf sehari-hari.
d. Ultra-wide-angle zoom (lebar ujungnya 20mm atau lebih lebar): Berguna jika seorang fotografer
mau membawa sebuah lensa berat dan bukannya tiga yang lebih ringan, atau mereka yang menyukai
efek flare. Kadang berpasangan dengan lensa zoom 80-200mm sebagai dua lensa penting profesional.
e. Wide angle: Sekarang lensa ukuran 24mm lebih sering digantikan oleh 20mm dan lensa 35mm
telah menjadi focal length yang dianggap normal, sehingga diantara keduanya hadirlah focal length fxed
yaitu 28mm. Berguna untuk melakukan pemotretan apapun (terutama untuk street photography, art,
photojournalism, dan portret lingkungan) dimana tampilan lebar dibutuhkan.
f. Shift: Untuk memotret bangunan. Memperbaiki lengkungan pada garis yang diakibatkan oleh
masalah perspektif.
g. Tilt shift: sama dengan lensa shift, sekarang biasanya digunakan untuk memberi efek miniatur, juga
untuk memotret landscape dengan porsi foreground yang banyak.
h. Zoom 28-200mm untuk segala keperluan: jarang dipakai karena range focal-nya yang terlalu lebar
sehingga tidak bisa menghasilkan foto yang kualitasnya baik.
Lensa fxed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk memotret, tapi
seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street photography.
i. Normal/standard (50mm): Berguna untuk memotret jarak dekat. Bagus untuk belajar disiplin bagi
mereka yang sudah terbiasa menggunakan lensa zoom. Jika digunakan oleh mereka yang ahli, bisa
menghasilkan foto serupa wide angle juga telephoto.
j. Macro/micro: Untuk memotret bunga, serangga, bola mata, bulu mata, barang-barang kecil, sarang
laba-laba yang dihiasi embun, dan semacamnya. Lensa hobi yang sangat populer, karena fotografer
makro adalah salah satu tipe fotografer paling antusias yang seringnya memotret hal-hal menyenangkan.
k. Normal super cepat (f/2, f/1.2): Digunakan oleh mereka yang suka depth of feld yang sangat
terbatas. Biasanya untuk membuat portrait, juga untuk mereka yang suka bokeh.
l. Zoom standard (35-70mm, 28-105mm, 35-135mm, dsb.): Digunakan untuk memotret dibawah
cahaya terang – biasanya snapshot, pemandangan, mobil, foto perjalanan, foto-foto underexposedm dan
foto yang meledak karena flash dari kamera. Berguna untuk foto-foto yang sangat umum.
m. Lensa fxed 135mm: Jarang digunakan atau dimiliki. Umumnya hanya menjadi lensa standard 35mm
jika digunakan pada kamera rangefnder.
n. Zoom medium cepat: Untuk profesional, ini adalah lensa sehari-hari. Untuk pemula, jarang
digunakan. Sangat mahal, besar, dan berat tapi kualitasnya setara lensa fxed yang lebih murah.
o. Short tele (75, 77, 80, 85, 90, 100, atau 105mm): Untuk portrait, landscape ketat, foto wajah,
beauty dan fashion. Biasanya kit lens yang datang bersama body camera juga dalah zoom standard
seperti ini.
p. Lensa fxed lambat 180mm atau 200mm: Ringan dan mudah dibawa.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar, lensa ini
bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis action, aktivitas,
fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam. Bisa mencakup range
telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer – setidaknya sampai mereka mulai tertarik untuk
memotret burung.
q. 300mm cepat: Untuk fashion, katalog, fashion show, olahraga, alam, pertunjukan pesawat terbang.
Lensa yang penting untuk profesional, juga untuk fotografer alam. Agak sulit digunakan oleh pemula
kecuali untuk memotret serangga.
r. 400mm: Serangga, olahraga, dan burung. Juga untuk memotret pertandingan sepak bola dengan
fokus pada pemain secara individu.
s. 500mm: Serangga dan burung.
t. 600mm: Serangga.
Sumber :

 http://nauvalsmk2.blogspot.co.id/2014/10/alat-bantu-fotografi-kamera.html

KD. 2 Jenis-jenis Kamera


Unknown 01:04 Komposisi Foto Digital

Jenis-jenis Kamera
A. Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotograf. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana
suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografs yang modern, kecuali tidak ada cara pada
waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam
duniafotograf, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan
potret pada lembaran flm. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng
yang pekacahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya.
Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
B. Jenis-Jenis Kamera
1. Compact Digital Camera
Kamera Digital biasanya di bikin Mudah di gunakan dan harga relatif murah dibawah 1 juta bahkan ada
yang harganya 500rb. Dengan kualitas image yang seadanya dan penggunaannya yang Point And Shoot.
Kamera ini cocok untuk yang masih pemula atau yang ingin punya kamera yang lebih bagius dari
Handphone.
Biasanya ftur kamera digital ini lengkap, memiliki ½’3 ~ ½’5 sensor yang digunakan dan tipe CCD
walaupun Megapixel yang besar jangan harap hasil yang Crystal Clear. Tapi seorang photographer tidak
memperdulikan apa kameranya, yang penting imajinasinya dan kemampuan keratiftasnya. Kamera
digital rata-rata auto jadi tidak ada settingan manualnya, walaupun beberapa jenis kamera ada yang
menyediakan Fitur tersebut.
2. Kamera Prosumer

Kamera Prosmer Biasanya memberikan Kualitas gambar yang lebih baik Bahkan Mendekati Consumer
Level DSLR dengan teknologi Canggih seperti Canon Digic 5 , Fujiflm EXR Technology , Sony EXMOR dan
sejenisnya Sensor yg Besar bertipe CMOS , Settingan Full Manual M dan Semi Manual P S A dengan
Betuk yg Compact membuatnya Kamera ini cocok buat Enthusiast dan Fotografer. tetapi kurang cocok
buat pemula karena Setinggan Manual nya terkadang hanya di mengerti orang yg bener bener ngerti
fotograf. tetapi Harganya 2 bahkan 3 kali dari Kamera Dgital biasa.
3. Bridge Camera / DSLR

Zoom Besar , Kualitas Gambar Bagus , All in One. Ultimate Tools. biasanya Camera Jenis ini adalah
Kamera “kedua” sang fotografer. Bentuknya Seperti DSLR dengan Lensa Super Zoom. Biasanya dari range
24mm – 720mm , 22mm – 660mm . Lensa Tele.
Dengan kecepatan Continous Drive yg cepat.. 11 fps , 8fps , Full HD Movie bisa di pasang Filter dan
Converter di depan lensanya untuk keleluasan pengguna Sayangnya lensa tidak bisa diganti.
Dan juga Sensor yg Sama dengan Prosumer. jadi sensornya tidak sebesar DSLR tetapi Kualitasnya tak
Semaksimal DSLR. tetapi hal tersebut di bayar dengan Lensa Zoom yg Panjang dan Jarak Fokus minimum
yg pendek yaitu 1cm (HS20EXR )
Harganya juga kompetitif.. kisaran 1.5 hingga 4 jutaan . walaupun ada yang 7 jutaan ( XS1) bagi anda yg
ingin traveling.. males bawa DSLR + Lensa ini itu.. Brigde adalah Jawabanya. Karena Bridge juga bisa
Manual dan Lain lain seperti DSLR. bahkan dari segi tehnologi Bridge terkadang Lebih canggih dari DSLR
seperti menggunakan BSI CMOS Sensor EXR Processor ( Fujiflm ) , Noise Reduction Control , High Speed
Recording.
4. Consumer Level DSLR

DSLR , Bisa Ganti Lensa , Dan Warna Warni harga relatif kompetitif.. 4 Juta Sampe 6 Jutaan. Dengan Lensa
Kit 18-55 , Kualitas gambar yg Bagus. menjadi pilihan anak Muda.
5. Mirrorless / Hybrid

Hybrid atau Mirorrless ini adalah kamera Mirip DSLR tanpa Mirror dengan bentuk yang Kompak Biasanya
memiliki Kemampuan yg sama dengan DSLR dengan snsor 4/3 dan APSC memberikan Kualitas Gambar yg
sama. dan bisa ganti ganti Lensa memberikan nilai + sendiri Betuk Kompak + Kualitas Bagus.
6. Semi pro DSLR
FULLFRAME atau APSH kualitas ga perlu di ragukan lagi dengan harga 20 ~ 50 jutaan. biasanya di
gunakan di Studio Foto sering digunakan oleh Photographer Profesional.
7. Boutique

Kamera Butik , Stylish yet Powerfull. dengan rata rata menggunakan Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau
APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yang tak perlu di ragukan. menurut Kai W seorang Fotografer dari
Hongkong. Kualitas Kamera Butik lebih bagus daripada Fullframe DSLR seperti D3S , dan Butik APSC
seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark. dengan bentuk yg
Compact. Harganya pencapai 69 Juta.
8. Medium Format/Professional DSLR

Kameranya PROFESSIONAL dengan Sensor MEDIUM FORMAT dan Gambar 40 ~ 80 MEGAPIXEL


Sumber :
 http://liansmudas.blogspot.com/2014/10/materi-komposisi-foto-digital-kelas-xi.html
 http://sitimustiani.com/2014/08/materi-pembelajaran-kfd-smk-multimedia/
 http://www.cameraegg.org/wp-content/uploads/2013/08/Canon-Medium-Format-DSLR2.jpg
 http://images.gizmag.com/hero/fnepix-x100.jpg
 http://regmedia.co.uk/2010/02/08/550d_1.jpg
 http://thenewcamera.com/wp-content/uploads/2010/09/pink-pentax-kr-dlsr_lhoA3_2.jpg
 http://keyassets.timeincuk.net/inspirewp/live/wp-
content/uploads/sites/13/2014/03/hs50exr_600.jpg
 https://gaptek28.fles.wordpress.com/2008/08/canon-s5-is.jpg
 http://www.kate-harris.co.uk/wp-content/uploads/2013/11/Compact-Digital-Camera.jpg

KD.1 Pengenalan Fotograf


Unknown 18:50 Komposisi Foto Digital
Pengertian fotograf
Menurut pengertian secara umum foto adalah gambar yang terbuat dari kamera dan peralatan fotograf.
Foto atau fotograf bersal dari bahasa Inggris photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu “photos” :
Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media
cahaya.

Selain defnisi foto diatas, secara kategorisasi foto juga harus dibedakan menjadi beraga. Kategorisasi ini
bertujuan untuk memudahkan pembuatan dan pemanfaatannya, sesuai dengan standar kualitas bagi
masing-masing keperluan. Ada banyak sekali kategori foto, antara lain: foto keluarga, foto dokumentasi,
foto resmi, foto salon, foto seni, foto kedokteran, foto infra merah, foto bawah taut, foto satelit, foto
udara, foto mikro, foto jurnalistik, dan lain-lain.

Sedangkan pengertian fotograf secara kamus bahasa Indonesia adalah seni atau proses penghasilan
gambar dan cahaya pada flm. yaitu “menulis atau melukis dengan cahaya”
B. Sejarah Fotograf
Pada tahun 1822, Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliograf yang pertama dengan subyekmya
adalah Paus Pius VII, pada saat itu fotograf sangat sederhana hasilnya karena menggunakan proses
heliografk. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
Kemudian pada tahun 1835, William Henry Fox Talbot menemukan proses fotograf yang baru dan
lebih canggih. Dan pada tahun 1907 seorang yang bernama Autochrome Lumière menemukan fotograf
berwarna untuk pertama kalinya. Hingga sampai saat ini mesin foto mengalami perkembangan hingga
adanya foto digital seperti sekarang.

A. Jenis-jenis Fotograf
Sebelum menjelaskan jenis fotograf kami ulas macam-macam foto secara umum. Berikut adalah Jenis-
jenis foto yang dikelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami
sebuah karya fotograf.
1. Potrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya.

1. Foto nature
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora.

b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia.

2. Foto Arsitektur
Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan
konstruksinya.

3. Foto Still Life


Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari
benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung
pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini.

4. Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi.

5. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan
bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk
divisualisasikan.

6. Photography Sport
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan
pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer
dalam menangkap momen terbaik.

7. Documentary Photography
.Foto dokumenter menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan
fotograf dokumenter adalah bahwa fotograf dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai
dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh,
seorang fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau
rentetan peristiwa pertempuran internasional.

8. Action Photography
Action Photography biasanya dilakukan pada fotograf olahraga, mengambil object-object yang bergerak
cepat dan fotograf jenis ini di golongkan pada fotograf yang paling menarik dari fotograf.Seperti halnya
tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya cukup baik untuk mengantisipasi
kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar
aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.

9. Fotograf Landscape
Fotograf Landscape adalah fotograf pemandangan alam atau dalam pengertian lain adalah jenis
fotograf yang merekam keindahan alam, dapat juga dikombinasikan dengan yang lain seperti manusia,
hewan dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam.

10. Macro Photography


makro adalah fotograf dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun
tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotograf makro biasanya memiliki
rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya.

11. Street Photography


adalah salah satu aliran dalam fotograf . Fotograf jalanan umumnya memuat objek yang diambil di
ruang terbuka publik dalam kondisi candid atau tanpa pengarahan. Belum ada kesepakatan mengenai
padanan yang baku untuk street photography dalam bahasa Indonesia, namun istilah fotograf jalanan
sering dipakai dalam beberapa kesempatan. Foto-foto dalam street photography dapat mengambil lokasi
dari berbagai ruang publik seperti jalan, pasar, mal, terminal, stasiun kereta api, dan sebagainya.

12. Fashion Photography


Fotograf Fashion adalah genre fotograf yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang
fashion lainnya. Fotograf fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah fashion seperti
Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotograf fashion telah mengembangkan estetika sendiri di
mana pakaian dan mode diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.
13. Aerial Photography
Aerial Photography atau fotograf udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei,
penggukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer.Fotografer udara menggunakan
pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari udara.

14. Underwater Photography


Fotograf bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel.Namun,
biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotograf sering mahal dan berat di bawah air, membuat
ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotograf bawah air.Demikian pula jika seorang amatir
memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata
scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotograf bawah air, fokus yang ideal terjadi
tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan
dengan tepat di mana hal ini.

15. Travel Photography


Fotograf perjalanan dapat span beberapa kategori fotograf, termasuk iklan, flm dokumenter atau
fotograf vernakular yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang fotografer
perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik lanskap dan potret.

16. Wedding Photography


Fotograf pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotograf. Meskipun fotograf pernikahan
adalah sebuah flm dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched dan diedit untuk
menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengobati beberapa gambar
dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik.Selain itu, seorang fotografer pernikahan harus
memiliki kemampuan fotograf potret, dia juga mungkin harus menggunakan teknik fotograf glamour
untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih baik. Fotograf pernikahan telah berkembang
dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotograf pada tahun 1826 oleh Joseph Nicéphore Niépce.

17. Fotograf Hitam Putih/Black and White Photograph


Ini adalah salah satu aliran fotograf yang saya sukai. Pada awal sejarah fotograf, fotograf hitam-putih
adalah satu-satunya pilihan seorang fotografer untuk mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna
sudah tersedia, foto hitam-putih pada awalnya mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah
untuk mengembangkan daripada foto berwarna. Seiring dengan kualitas foto berwarna semakin
membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang lebih populer sehingga menyebabkan fotograf hitam-
putih kurang populer. Akan tetapi fotograf hitam-putih untuk saat ini lebih cenderung digunakan untuk
menimbulkan efek tertentu yang bisa didapat dari berbagai aplikasi editing foto sehingga foto yang
dihasilkan lebih bermakna dan menarik.

18. Fotograf Satwa


untuk fotograf yang satu ini, diperlukan usaha yang lebih ekstra dari fotograf lainnya, karena untuk jenis
aliran ini si pemotret diwajibkan terjun ke alam bebas, untuk waktu yang lama bahkan bertahun-tahun,
sebab fotograf ini lebih menonjolkan kebiasaan satwa tersebut di kehidupan alam bebas.

Sumber :
· http://liansmudas.blogspot.com/2014/10/materi-komposisi-foto-digital-kelas-xi.html
· http://kenzas.se/wp-content/uploads/2013/07/IMG_7410.jpg
· http://designgrapher.com/wp-content/uploads/2013/09/Portrait-Photography4.jpg
· http://3zgehi1uaxi23dphbrgqa50r6z.wpengine.netdna-cdn.com/wp-
content/uploads/2012/08/Chris-Gampat-The-Phoblographer-Canon-5D-Mk-III-review-photos-other-
week-4-of-7ISO-400.jpg
· http://www.funlava.com/macro-photography/
· http://improvephotography.com//wp-content/uploads/2011/05/japaneseBuildingThing.jpg
· https://fotografyuda.wordpress.com/seputar-fotograf/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-
pemotretan/
· https://9ninefotoframe.wordpress.com/apa-itu-fotograf/jenis-jenis-dan-pengertian-fotograf/

Tata Cahaya dalam Fotograf


1. Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar
kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan
kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan.
2. Prinsip Dasar Tata Cahaya
Ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi video, flm, dan
foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back Light

a. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling
dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fll light. Dalam desain 3 poin pencahyaan,
keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light

b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh
key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan
keylight. Intensitas pencahyaan fll light biasanya setengah dari key light.

c. Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu”
dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan
backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fll light, dan tentu saja tergantung pada
subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan
untuk orang dengan warna rambut hitam.
3. Fungsi Tata Cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan
kemungkinan bagi sutradara, aktor, dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua
objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan
dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa
dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu
penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfr (Mark Carpenter, 1988).

1. Penerangan.
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap
objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar
memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas
tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan
tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di
atas pentas.

2. Dimensi.
Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan
membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung.
Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata
penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang
maka dimensi objek akan muncul.

3. Pemilihan.
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam flm
dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara panggung
melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat
seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara
memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi
para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

4. Atmosfr.
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang
mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfr” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi
yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki
oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk
menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari
pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang
hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masing-masing fungsi memiliki
interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk
memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut
memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.

Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara
berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam
tata cahaya adalah sebagai berikut.
1. Gerak.
Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu
ke area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir sehingga kadang-
kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika perpindahan cahaya bergerak dari
aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi
pergantian cahaya dalam satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung
disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui perubahan cahaya.
2. Gaya.
Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang
mensyaratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti matahari,
bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan untuk menyajikan imajinasi atau
fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan
tingkat penerangan yang tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap
jelas oleh penonton.
3. Komposisi.
Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna yang
dihasilkannya.
4. Penekanan.
Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang dinginkan.
Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton sehingga membantu pesan yang
hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang
pertunjukan akan menarik perhatian penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat
penonton menyelidiki maksud dari hal tersebut.
5. Pemberian tanda.
Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung. Misalnya, fade out untuk
mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita. Dalam
pementasan teater tradisional, black out biasanya digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan
pergantian set

4. Peralatan Tata Cahaya


Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam mendisitribusi cahaya
ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi
cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan
kualitas cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan
tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh
penata cahaya.

a. Bohlam
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, flament,
dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi
komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.

Gb.204 Bohlam

Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya
bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena
flament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah
rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi
ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang
sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan flament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk
base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk
lampu dari pabrikan tertentu.
Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah
dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga
jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu
panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di
bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu
yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini
didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja
dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya
(lifetime) telah ditentukan (terbatas).

b. Reflektor dan Refleksi


Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya
berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka
pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung
menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal
berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek
pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya
tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus
cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke
reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206).

Gb.206 Reflektor elipsoidal

Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya
langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut
sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-
masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor
spherical.
Gb.207 Reflektor spherical

Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari
atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya
hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan
sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor
parabolic adalah lampu senter.

Gb.208 Refleksi prabolic

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh
objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan
arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209).

Gb.209 Refleksi specular

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang
merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah
lukisan dua dimensi.
Gb.210 Refleksi diffuse

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis cahaya tidak sama.
Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan
direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211). Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya
mengenai gumpalan aluminium foil.

Gb.211 Refleksi spread

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya
dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti
cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam
tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.

Gb.212 Refleksi mixed

5. Warna Cahaya
1. TEMPERATUR WARNA (color temperature)
-Tungsten 3600˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kekuningan (YELLOWISH)
- Flourencent 4200˚K warna yang ditimbulkan ke cenderung kehijauan (GREENISH)
- Daylight 5600˚K warna yang ditimbulkan kecendrung kebiruan (BLUISH)
Sehingga untuk mendapati warna yang tepat kita butuh konversi antara sumber cahaya dengan jenis
bahan baku hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan FILTER CONVERTION atau dalam teknik kamera
dipergunakan WHITE BALANCE.
2. ASPEK-ASPEK UNTUK PERHITUNGAN WARNA YANG BAIK
- HUE adalah predominasi dari sensasionalitas warna, antara warna merah, warna kuning, warna biru.
Warna yang normal diharapkan netral atau achromatic.
- SATURATION adalah kestabilan warna dari nilai pudar sehingga warna menjadi murni atau tepat dan
tidak pudar. Atau biasa disebut chroma, intensity atau purity.
- BRIGHTNESS adalah bentuk secara luas dari kuantitas cahaya yang diterima subjek.
3. KARAKTER PENCAHAYAAN
A. Hard Light
Perbandingan intensitas antara cahaya yang keras dan cahaya yang lemah cukup tinggi. Karena cahaya
yang jatuh menjadi focus pada titik tertentu maka hal ini memberikan dampak pada bagian bayangan
akan terlihat sangat jelas. Sehingga akan menimbulkan efek kontras yang sangat tinggi.
B. Soft Light
Sumber cahaya yang jatuh ke permukaan subjek di buat dengan perbandingan antara cahaya yang keras
dan cahaya yang lemah cukup rendah.Karena perbandingan yang sangat kecil ini cahaya menjadi rata
sehingga bayangan akan terlihat halus atau tidak ada sama sekali.
4. METODE TEKNIS PENCAHAYAAN
A. Direct Light > Sebuah metode dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya secara langsung di arahkan
ke permukaan subjek. Dari penerapan seperti ini akan terlihat jelas arah datangnya sumber cahaya.
B. Reflected Light > Sebuah metoda dalam menerapkan jatuhnya sumber cahaya tidak secara langsung
tetapi dengan mengarahkan ke bidang lain sehingga cahaya yang jatuh kepermukaan subjek adalah
cahaya pantulan. Karena cahaya menjadi halus dan rata maka tidak terlihat jelas arah datangnya.
C. Difused Light > Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu.
Dengan kata lain percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya
matahari lembut dan tidak terlalu keras.
5. METODE PEMANFAATAN SUMBER CAHAYA
A. Available Light
Cahaya yang sudah ada di lokasi dengan kondisi permanen dan dimanfaatkan untuk pengambilan
gambar. Kondisi putaran waktu yang mempengaruhi cahaya bisa dimanfaatkan baik malam maupun
siang (Night-Day).
B. Artifcial Light
Adalah cahaya buatan yang mampu dipakai atau memang khusus dibuat untuk kebutuhan pengambilan
gambar namun tidak menghilangkan kesan NATURAL.
C. Practical Light
Sumber cahaya yang kita dapati dari cahaya lampu meja, lampu jalanan, lampu kendaraan atau juga
lampu kamar, dan di gunakan untuk keperluan pemotretan
D. Pictorial Light
Penerapan pencahayaan dengan kesan BEAUTY ada keseimbangan antara key light, fll light, back light
dan background light.
6. LIGHTING STYLE (Gaya Pencahayaan)
A. High Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap kecil sehingga kontrasnya rendah.
B. Low Key
Perbandingan cahaya terang dan gelap besar sehingga kontrasnya tinggi.
7. LIGHTING SETTING NATURAL LIGHTING
Natural light adalah jenis pencahayaan alam yang mana cahaya tersebut dihasilkan dari seluruh unsur
alam. Unsur utama dalam pencahayaan alami bersumber pada cahaya matahari. Adapun pencahayaan
matahari memiliki jam-jam tertentu yang baik untuk digunakan sebagai sumber cahaya dalam
pemotretan. Untuk pagi hari antara 08.00 – 10.00 dan untuk sore hari 15.00 – matahari terbenam. Hal
ini dikarenakan pada jam-jam tersebut kekuatan sinar matahari tidak terlalu kuat, dan sudut
pencahayaannya pun merata. Ada beberapa jenis pencahayaan yang dihasilkan oleh sinar matahari, yaitu
:
a. Direct Light
Cahaya matahari langsung jatuh menimpa objek, berkas cahayanya kuat, terjadi kontras yang mencolok
antara bagian yang terkena sinar matahari dengan yang tidak.
b. Difused Light
Cahaya baur terjadi ketika sinar matahari tertutup awan, berkabut atau karena debu. Dengan kata lain
percampuran cahaya matahari dengan eleman alam lain yang menghasilkan cahaya matahari lembut dan
tidak terlalu keras.
c. Windows Light
Masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan di pagi hari melalui celah-celah jendela. Guratan jatuhnya
cahaya sangat terlihat jelas, ini yang disebut Windows Light. Ciri yang perlu diingat dalam windows light
adalah cahaya kontras yang kuat antara bayangan dengan bagian yang terkena cahaya. Objek yang
terkena cahaya akan terlihat lebih menonjol.
d. Reflected Light
Pencahayaan terjadi ketika direct light melalui permukaan tertentu atau adanya objek lainyang
membantu proses pemantulan cahaya.
Kualitas dalam pencahayaan itu sendiri di pengaruhi oleh beberapa hal :
a. Keras lemahnya cahaya, sehingga berpengaruh terhadap bayangan
b. Sudut dari cahaya
c. Warna cahaya Cahaya alami adalah salah satu hal yang sangat penting untuk fotografer, dan ini GRATIS
untuk semua orang di dunia.
Bagaimana memahami cahaya alami bekerja secara efektif merupakan salah satu kunci di mana kita
semua dapat meningkatkan fotograf kita tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk membeli
peralatan fotograf yang mewah.
1. Sadarilah Karakteristik Perubahan Cahaya Alam
Karakteristik perubahan cahaya alami tergantung pada hari, cuaca, musim atau karena keadaan lainnya.
Pada dasarnya ada jenis cahaya yang berbeda pada setiap waktu. Jenis-jenis cahaya yang berbeda akan
membuat sebuah adegan (scene) yang sama terlihat sangat berbeda.
2. Jangan Lihat Cahaya Alam dalam hal “baik” atau “buruk”
Banyak dari kita yang hampir diindoktrinasi dengan ide bahwa cahaya yang baik adalah cahaya selama
“jam-emas” (pagi dan sore) atau bahkan cahaya keras sekitar tengah hari umumnya dianggap sebagai
cahaya terburuk. Pada kenyataannya, ini bisa sangat membatasi kreatiftas Sobat saat memotret. Cahaya
“jam-emas” membuat segalanya tampak indah dan magis karena memiliki kualitas lembut dan memiliki
efek seperti emas. Kesimpulannya adalah harus bisa melihat berbagai jenis cahaya alami sebagai alat. Tak
satu pun dari “alat” yang baik atau buruk, benar atau salah untuk berkomunikasi melalui media fotograf.
3. Terobsesi Dengan Mengamati Cahaya
Perhatikan cahaya dalam kehidupan sehari-hari berinteraksi dengan segala sesuatu di sekitar seperti
partikel debu, air, dll. Amati bagaimana perubahan cahaya ketika berpindah dari satu tempat ke tempat
lain, bagaimana melemparkan bayangan. Amati bagaimana fotografer menggunakan cahaya dalam
pekerjaan mereka. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendidik diri sendiri, untuk melatih mata agar
mengenali skenario pencahayaan yang berbeda sehingga akhirnya dapat memprediksi jika ada beberapa
skenario pencahayaan yang lebih sulit dipahami mungkin terjadi.
4. Lakukan Eksperimen
Bereksperimen tidak selalu harus mengarah pada hasil karya, Tetapi dapat membantu memahami
bagaimana cahaya bekerja dalam arti yang sangat praktis. Dengan mengamati dan melihat skenario
pencahayaan yang menarik maka hal itu akan terlihat dalam foto-foto. Lakukanlah eksperimen saat itu
juga, jangan membuang-buang waktu untuk berfkir, cobalah untuk berbagai tingkatan eksposure dan
lihat hasilnya setelah itu.
Sumber : http://febrianyfaridha.blogspot.co.id/p/tata-cahaya-
multimedia.html dan http://staff.uny.ac.id/sites/default/fles/pendidikan/Aran%20Handoko,%20S.Sn.
%20M.Sn./Lighting%20dalam%20fotograf.pdf

Anda mungkin juga menyukai