Anda di halaman 1dari 7

ANGKA EMISI KEBISINGAN PADA KNALPOT BERMATERIAL BESI,

KUNINGAN DAN ALUMINIUM PADA SEPEDA MOTOR JENIS HONDA REVO


TAHUN 2008

Didi Kusaeri1), Lagiyono2), Rusnoto3)


1)
Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
2),3)
Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
Email :didi.kusaeri@facebook.com, rusnoto74@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kebisingan pada knalpot bermaterial
besi, kuningan dan alumunium dalam jenis sepeda motor Honda Revo tahun 2008.
Pengumpulan data dilakukan pada kecepatan putaran mesin dari 1000 rpm, 1200 rpm, 3000
rpm dan 5000 Metode rpm.The dalam penelitian ini adalah eksperiment, bahan yang
digunakan untuk pembuangan material adalah besi, kuningan, dan aluminium. Pengujian
tingkat kebisingan dengan menggunakan alat ukur kebisingan (Sound Level Meter), dengan
cara yang lebih dekat ke ujung knalpot, dengan jarak 10 cm. Diketahui pada kecepatan mesin
stasioner (1000 rpm) penggunaan bahan aluminium dalam knalpot dapat mengurangi angka
kebisingan dan 0,43 dB pada rpm rendah (1200 rpm) untuk mengurangi kebisingan mencapai
1,05 dB. Namun, penggunaan bahan aluminium akan lebih tinggi bila tingkat kebisingan pada
kecepatan putaran mesin adalah (3000 rpm) yang 4,29 dB dan putaran mesin tinggi (5000
rpm) mencapai 6,05 untuk buang bermaterial besi yang digunakan dalam knalpot standar
pabrikan itu. Kemudian pada penggunaan bahan kuningan akan mendapatkan tingkat
kebisingan angka lebih tinggi daripada penggunaan bahan besi, yang berkisar 0,52-2,68 dB.

Kata kunci: Kebisingan, Exhaust, kecepatan mesin.


A. PENDAHULUAN pemerintah dan fasilitas umum tidak boleh
1. Latar Belakang Masalah melebihi 65 desibel (dB) dan untuk
Saat ini beberapa kota besar di lingkungan kegiatan seperti: rumah sakit,
Indonesia mengalami perkembangan yang sekolahdan tempat ibadah atau sejenisnya
sangat pesat dalam bidang industri, sarana jaga tidak boleh lebih dari 55 desibel (dB).
transportasi, perluasan daerah pemukiman (Kepmen No. 48 Tahun 1996)
dan lain sebagainya. Dampak dari Seiring berkembangnya industri di
perkembangan tersebut antara lain banyak bidang otomotif dan semakin banyaknya
pemukiman dan sarana kegiatan manusia kendaraan bermotor. Maka semakin besar
sehari-hari lainnya yang berdekatan pula tantangan untuk mengurangi polusi
dengan sumber kebisingan seperti: daerah suara saat ini. Knalpot merupakan
industri, berhadapan langsung dengan komponen akhir dari pembuangan hasil
jalan raya, bandara udara, rel kereta api pembakaran kendaraan bermotor
dan lain-lain sebagainya. Seiring dengan sejogyanya juga dapat mengurangi polusi
meningkatnya perkembangan tersebut, suara dengan menggunakan macam-
membawa dampak negatif salah satunya macam varian komponen logam untuk
adalah kebisingan. Kebisingan kendaraan membuatnya.
bermotor merupakan salah satu masalah 2. Rumusan Masalah
yang berdampak langsung dan menggangu Di kota-kota besar penyebab utama
kegiatan manusia sehari-hari bahkan kebisingan dalah knalpot, khususnya
mengancam tingkat kenyamanan dan motor. Oleh karena itu perlu di lakukan
kesehatan manusia. Sehubungan dengan penelitian terhadap bahan yang akan
hal tersebut untuk menjaga kenyamanan digunakan untuk pembuatan knalpot. Hal
dan kelestarian lingkungan, maka yang akan di ungkap dalam penelitian ini
diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi yakni, berapakah emisi kebisingan pada
dampak negatif tersebut berupa knalpot bermaterial besi, kuningan dan
pengendalian kebisingan. Pengandalian aluminium terhadap sepeda motor jenis
kebisingan dapat dilakukan dengan tiga honda revo tahun 2008 pada kecepatan
metode yaitu pengandalian pada sumber, putaran mesin stasioner/1000 rpm, 1200
pengendalian pada medium dan rpm, 3000 rpm, dan 5000 rpm?
pengendalian pada penerima. Ada dua 3. Tujuan Penelitian
cara pengendailan pada sumber, pertama Tujuan penelitian ini adalah untuk
secara teknologi yaitu dengan mengganti mengetahui angka emisi kebisingan pada
atau menciptakan mesin, perkakas atau knalpot bermaterial besi, kuningan dan
sumber bising lainnya yang ramah aluminium terhadap sepeda motor jenis
lingkungan. Cara kedua pengendalian honda revo tahun 2008 dengan kecepatan
kebisingan lingkungan pada sumber putaran mesin stasioner/1000 rpm,
adalah dengan mengeluarkan regulasi kecepatan putaran 1200 rpm, kecepatan
berupa keputusan oleh Menteri Negara putaran 3000 rpm, dan kecepatan putaran
Lingkungan Hidup Nomor 5000 rpm.
48/MENLH/1996. (Dodi Rusjadi TE, 4. Manfaat Penelitian
2011 dan Maharani R. Palupi 2011) Dari penelitian ini diharapkan akan
Dalam keputusan Menteri Negara memberikan manfaat dan kontribusi pada
Lingkungan Hidup Nomor kenyamanan lingkungan hidup serta ilmu
48/MENLH/1996 untuk kawasan pengetahuan dan teknologi.
perumahan, pemukiman, perkantoran,
perdagangan, ruang terbuka hijau,
B. LANDASAN TEORI berkaitan dengan faktor intensitas,
1. Konsep Dasar Tentang Bunyi frekuensi, durasi dan pola waktu.
Menurut Mastria Suandika (2007:24)
Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda. Kebisingan didefinisikan sebagai
Getaran dari sumber bunyi menggetarkan suara yang tak dikehendaki, misalnya
udara sekitarnya, dan merambat ke segala yang merintangi terdengarnya suara-suara,
arah sebagai gelombang lungitudinal. musik, dsb, atau yang menyebabkan rasa
Bunyi secara psikologis, didefinisikan sakit atau yang menghalangi gaya hidup.
sebagai hasil dari variasi-variasi tekanan Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan
di udara yang berlaku pada permukaan adalah bunyi atau suara yang tidak
gendang telinga mengubah tekanan ini dikehendaki dan dapat mengganggu
menjadi sinyal-sinyal elektrik dan kesehatan, kenyamanan serta dapat
diterima otak sebagai bunyi. Bunyi juga menimbulkan ketulian. (Buchori, 2007).
dapat didefinisikan sebagai gangguan fisik
dalam media yang dapat dideteksi oleh 3. Material Bahan
telinga manusia. Pengertian ini Pada garis besarnya logam
memnetapkan kebutuhan akan adanya digolongkan menjadi dua: yaitu logam
media yang memiliki tekanan dan besi (Fero) dan logam non fero. Dalam
elaktisitas sebagai media pemindah konteks penelitian ini penggunaan
gelombang bunyi. material dengan material besi, kuningan
Bunyi termasuk gelombang mekanis dan aluminium.
longitudinal. Gelombang bunyi tersebut
dapat dijalarkan didalam benda padat, 4. Knalpot
benda cair, dan gas. Bunyi tidak dapat Menurut A. Nugroho, (2005) Knalpot
merambat melalui ruang hampa (vakum). biasanya berupa pipa panjang yang
Bunyi merambat melalui suatu medium dilengkapi dengan peranti peredam suara
dengan cara memindahkan energi kinetik (Muffler). Knalpot ini berfungsi untuk
dari satu molekul lainnya dalam medium menyalurkan gas sisa pembakaran yang
tersebut. bertekanan masih agak tinggi dan panas
Bunyi dapat didengar oleh telinga keluar dari ruang bakar. Jadi, dalam hal
manusia, apabila mempunyai frekuensi ini knalpot akan menurunkan tekanan dan
antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Jangkuan temperatur gas sisa pembakarn tersebut
frekuensi ini disebut frekuensi audio sedikit demi sedikit agar suara yang
(audible range). Frekuensi bunyi dibawah sangat keras bisa berkurang.
ambang batas pendengaran manusia (< 20 Pipa panjang yang disebut silinder ini
Hz) di sebut frekuensi intrasonik. dimaksudkan untuk mereduksi kecepatan
Sedangkan frekuensi diatas ambang batas gas yang keluar dari mesin secra perlahan-
pendengaran manusia (> 20 kHz) disebut lahan dan alat peredam suara yang dibuat
frekuensi ultrasonik. IAI(2009). sedemikian rupa dengan saluran-saluran
dapat menurunkan getaran dan resonansi.
2. Definisi Kebisingan
5. Sound Level Meter (SLM)
Bising dalam kesehatan, kerja bising
Komponen dasar sebuah SLM adalah
diartikan sebagai suara yang dapat
sebuah microphone, penguat suara
menurunkan pendengaran baik secara
(amplifier) dengan pengatur freukuensi,
kwantitatif (Peningkatan ambang
dan sebuah layar indikator. Sesuai
pendengaran) maupun secara kwalitatif
namanya, fungsi dasar adalah sebagai alat
(Penyempitan spektrum pendengaran),
pengukur tingkat suara (dB). Fungsi- Perhubungan Darat Nomor 71 Tahun
fungsi tambahan lain cukup bervariasi, 1993, BAB V Pasal 12 Ayat 1.
seperti fungsi pengukuran TWA (Time
Weigted Average) secara otomatis dan C. METODE PENELITIAN
pengukuran dosis kebisingan. 1. Desain Penelitin
Sensitivitas telinga manusia terhadap Desain penelitian ini menggunakan
frekuensi suara sangat terbatas dan jelas Metode Eksperimental, yaitu suatu
hal ini sangat mempengaruhi penelitian yang berusaha mencari
“pengenalan” manusia terhadap potensi pengaruh variabel tertentu terhadap
bahaya kebisingan di tempat kerja. Untuk variabel yang lain dalam kondisi
mengatasi hal ini, sebuah SLM dilengkapi terkontrol secara ketat (Sugiyono : 7).
dengan tombol pengatur skala Pada metode ini, variabel-variabel dapat
pembobotan seperti A,B,C, dan D. dikontrol sedemikian rupa, sehingga
masing-masing skala berisi faktor skala variabel luar yang mungkin
koreksi tingkat suara pada berbagai mempengaruhi dapat dihilangkan.
frekuensi tengah. Penentuan perbandingan Pola eksperimen dilakukan dengan 9
ketiga skala pembobotan tersebut buah jenis knalpot yang bermaterial
didasarkan pada hasil-hasil empiris. berbeda. Masing-masing yaitu, 3
Skala A, contohnya, adalah rentan spesimen bermaterial besi, 3 spesimen
skala pembobotan yang melingkupi bermaterial kuningan, dan 3 spesimen
frekuensi suara rendah dan frekuensi suara bermaterial aluminium.
tinggi yang masih dapat diterima oleh Penelitian dilakukan dengan
telinga manusia normal, dan dipergunakan menggunakan alat ukur kebisingan
untuk menganalisis pengaruh kebisingan (Sound Level Meter) terhadap jenis
di tempat kerja (Occupational noise). masing-masing material knalpot untuk
Sementara itu, skala A, B, C, dan D mengetahui angka kebisingan. Dengan
digunakan untuk keperluan-keperluan cara mendekatkan alat ukur kebisingan
khusus, misalkan pengukuran kebisingan pada jarak 10 cm, masing-masing pada
yang dihasilkan oleh pesawat terbang motor berkecepatan putaran mesin
bermesin jet. stasioner/1000 rpm, kecepatan putaran
Tingkat kebisingan disebuah tempat mesin 1200 rpm, kecepatan putaran
umumnya berubah-ubah, jarang sekali mesin 3000 rpm, dan kecepatan putaran
dijumpai dalam bentuk konstan. Sudah mesin 5000 rpm.
barang tentu kondisi ini sangat
mempengaruhi keakurasian SLM dalm 2. Material
merekam kebisingan yang sedang terjadi. Material/bahan yang dipilih dalam
Untuk mengatasi hal ini, sebuah Sound penelitian ini adalah besi, kuningan, dan
Level Meter umumnya dilengkapi dengan aluminium yang dibentuk knalpot jenis
beberapa tombol “Response Level” yaitu Motor Honda Revo Tahun 2008.
SLOW (Response rate sebesar 1 Alat ukur kebisingan
microseconds), FAST (0,125 a. Alat uji komposisi material
milliseconds), dan IMPULSE dengan b. Peralatan untuk pembuatan knalpot
rentan pengukuran tingkat kebisingan 35- antara lain mesin pemotong plat,
130 dB (A). Sihar Tigar BT, (2005:75- penggaris, las listrik, hand tool
76). Pengukuran Kebisingan ini menjadi pendukung.
salah satu persyaratan Sesuai Kepment c. Motor Honda Revo Tahun 2008.
d. Tachometer digital
3. Alur Penelitian komposisi kimia guna mengetahui jenis
material yang akan digunakan untuk
Start membuat knalpot. Kemudian, penelitian
untuk mengetahui angka bebisingan pada
Uji komposisi knalpot bermaterial tertentu menghasilkan
kimia bahan angka-angka yang tertera pada alat ukur
(Sound Level Meter).
1. Uji Komposisi
Material besi Material kuningan Mat.
Aluminium
Uji komposisi dilakukan untuk
mengetahui prosentase unsur kimia
yang terkandung dalam material.
Pembuatan Spesimen Knalpot Pengambilan data-data hasil dari
pengujian yang dilakukan di dua
laboratorium yang berbeda. Yakni
Mengukur kebisisngan knalpot pada kecepatan putaran untuk uji komposisi kimia untuk
mesin material besi dilakukan di CV.
Stasioner 1200 rpm/h 3000 rpm/h 5000
rpm/h Prima Logam Divisi Lab. Analisa
Logam Tegal dan untuk material
Sound Level Meter
kuningan serta aluminium di
Pembahasan dan analisis data
lakukan di UPTD Laboratorium
Perindustrian Komplek LIK Takaru
Kab. Tegal.
Kesimpulan Berikut adalah hasil uji komposisi
kimia dari masing-masing material.
a. Material besi:
4. Variabel Penelitian 1) Ferrum : 99.61%
Penelitian ini dengan menggunakan 2) Lain-lain : 0.39%
variabel bebas, yakni himpunan sejumlah b. Material kuningan:
gejala yang memiliki berbagai aspek atau 1) Zinc : 39.95%
unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau 2) Cuprum : 59.46%
menentukan munculnya variabel lain yang 3) Lain-lain : 0.59%
disebut dengan dengan variabel terikat. c. Material aluminium:
Variabel terikat yakni untuk 1) Aluminium : 99.55%
mengetahui angka kebisingan pada 2) Lain-lain : 0.45%
masing-masing jenis material knalpot
yang terbuat dari bahan besi, kuningan, 2. Pembahasan
dan aluminium pada motor berkecepatan Data hasil penelitian yang
putaran mesin stasioner/1000 rpm, ditabulasikan dalam bentuk tabel
kecepatan putaran mesin 1200 rpm, diketahuai ada perbedaan tingkat
kecepatan putaran mesin 3000 rpm, dan kebisingan untuk masing-masing jenis
kecepatan putaran mesin 5000 rpm. material pada tiap variasi kecepatan
putaran mesin. Diketahui pada putaran
D. HASIL PENELITIAN DAN mesin stasioner (1000 Rpm) pemakaian
PEMBAHASAN jenis material aluminium pada knalpot
1. Hasil Penelitian dapat mengurangi angka kebisingan 0.43
Penelitian ini menghasilkan data-data dB dan pada putaran rendah (1200 Rpm)
yang berupa angka dalam tabel melalui uji dapat mengurangi kebisingan mencapai
1.05 dB. Akan tetapi, pemakaian jenis Gambar 2 Grafik perbandingan antara
material aluminium akan lebih tinggi tingkat kebisingan dengan material
tingkat kebisingannya bila berada pada knalpot
kecepatan putaran mesin sedang (3000 Tabel 1. Tabel Angka kebisingan knalpot
Rpm) yakni 4.29 dB dan putaran mesin Honda Revo Tahun 2008 (Satuan Desibel)
tinggi (5000 Rpm) mencapai 6.05
terhadap knalpot bermaterial besi yang
dipakai pada standar pabrikan knalpot. Kecepatan Mesin (Rpm)
Material
Kemudian pada pemakaian jenis material Spesimen 1000 1200 3000 5000
kuningan akan didapatkan angka tingkat
kebisingan yang lebih tinggi daripada Besi 76.47 79.36 88.52 93.02
pemakaian jenis material besi, yakni
berkisar 0.52–2.68 dB. Kuningan 77.48 79.88 90.35 95.70
Berikut adalah hasil dari penelitian Aluminium 76.04 78.31 92.81 99.07
tingkat emisi kebisingan pada knalpot
jenis Honda Revo Tahun 2008 untuk
masing-masing jenis material yang
digunakan terhadap variasi kecepatan
mesin. E. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
100 Berdasarkan hasil penelitian dari
pengambilan data serta pembahasan
Tingkat Kebisingan (dB)

95
90 perbandingan antara pemakaian antara
Besi
jenis material besi, kuningan dan
85
aluminium pada knalpot jenis Honda revo
80 Kuningan
tahun 2008, maka dapat diambil
75 Aluminium kesimpulan sebagai berikut:
70 1. Bahwa pada pemakaian jenis material
1000 1200 3000 5000 alumunium akan dapat mengurangi
Putaran Mesin (Rpm) angka kebisingan 0.43-1.05 dB pada
kecepatan putaran rendah (1000-1200
rpm). Tetapi pada kecepatan putaran
Gambar 1 Grafik perbandingan antara mesin 3000 dan 5000 rpm, material
tingkat kebisingan dengan putaran mesin aluminium dapat lebih tinggi angka
kebisingannya dengan material besi
100 dengan angka kebisingan 4.29-6.05
Tingkat Kebisingan (dB)

Rpm
95 dB.
1000
90 2. Pemakaian knalpot bermaterial besi
85 Rpm
1200
lebih baik dari pada pemakaian
80 kanlpot bermaterial kuningan, terbukti
75 Rpm lebih tinggi angka kebisingan pada
70 3000
knalpot bermaterial kuningan yang
Rpm mencapai 0.52-2.68 dB dibandingkan
5000 knalpot bermaterial besi.
Material Knalpot
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Maskhud, Muh. Yusuf Baso, Jurnal Analisis Intensitas Bunyi Aliran Gas Buang
Pada Beberapa Bentuk Saluran Gas Buang Mobil Kijang, 2009
Agus Miswanto, Adjat Sudrajat, Harta Haryadi, Darsa Permana, dan Amin Lukman, Jurnal
Perkembangan Pertambangan Logam Dunia dan Indonesia, 2008
Amstead, B.H, Ostwald F. Phillip, Begeman L. Myron, Djaprie Sriati, 1995, Teknologi
Mekanik, Jakarta: Erlangga
Buchori: Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program, 2009
Dodi Rusjadi TE, dan Maharani R. Palupi, Jurnal Kajian Metode Sampling Pengukuran
Kebisingan Dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, 2011
Eka Sunitra, Ikhwansyah Isranuri, Bustami Syam, dan Basuki Wirjosentono, Jurnal Kajian
Eksperimental Pengaruh Medan Magnet Terhadap Kebisingan Pada Knalpot
Mobil Toyota Kijang Bensin, 2008
Kementrian Lingkungan Hidup. (1996). Kep-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan. Jakarta.
Kementrian Perhubungan. (1993). KEP-MENHUB No. KM 71 Tahun 1993 Tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Jakarta.
Nugroho Amien, 2005 , Ensilkopedia Otomotif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono, 2005, Motode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta
Sumanto, 1996, Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik, Jogjakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai