Anda di halaman 1dari 2

Etiologi

Demam

Metabolisme basal meningkat Kebutuhan O2 meningkat sampai


10-15% 20%

Perubahan difusi K+ & Na

Perubahan beda potensial mambran sel neuron

Pelepasan muatan listrik neuron otak

Pelepasan muatan listrik semakin meluas ke seluruh sel maupun


membran sel sekitarnya dgn bantuan neurotransiter

Kejang Resiko Trauma

Singkat (<15 mnt) > 15 mnt

Hipoksemia hiperkapnia Kontraksi otot Asidosis laktat Denyut jantung

Demam Metabolisme otak Kerusakan neuron otak

hypertermia
Thermoregulasi tdk
efektif
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-
15% dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20%. Pada seorang anak usia 3 tahun, sirkulasi otak
mencapai 65% dari seluruh sirkulasi tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%.
Dengan demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi lebih cepat sehingga oksigen akan habis lebih cepat yang
mengakibatkan keadaan hipoksia. Keadaan hipoksia akan menyebabkan metabolisme anaerobik yang
memproduksi ATP lebih sedikit.

Pada keadaan normal jumlah K intrasel tinggi dan Na intrasel rendah, dan K estrasel dapat
berdifusi masuk kedalam sel dengan mudah sedangkan Na ekstrasel tidak dapat berdifusi dengan bebas.
Ketika neuron tidak tereksitasi keseimbangan jumlah tersebut dijaga dengan menukar 3 ion K dengan 2
ion Na yang dilakukan oleh transporter aktif Na/K ATPase. Transport aktif memerlukan ATP, pada
keadaan dimana terjadi peningkatan metabolism anaerobik, keseimbangan Na dan K akan terganggu
sehingga terjadi penumpukan K intrasel yang menyebabkan potensial membrane menurun atau
kepekaan sel saraf yang meninkat. Pada akhirnya sel-sel saraf lebih mudah di eksitasi.

Kejang demam yang berlangsung sebentar tidak akan meninggalkan gejala sisa. Namun pada
kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit dapat diikuti oleh apneu, hipoksemia, asidosis laktat,
hiperkapnea, hipoksia arterial, dan selanjutnya menyebabkan metabolism otak yang meningkat. Apneu
diakibatkan oleh fatigue otot-otot pernapasan ataupun kerusakan langsung pada pusat pengaturan
pernapasan. Hipoksemia diakibatkan oleh penggunaan oksigen berlebih akibat proses kontraksi
berulang yang terjadi ketika kejang. Asidosis laktat diakibatkan oleh metabolisme anaerobik yang terjadi
pada kondisi hipoksia. Hiperkapnea terjadi karena penumpukan CO2 akibat hiperventilasi yang
diakibatkan oleh kontraksi terus menerus pada otot diafragma. Kumpulan kejadian tersebut apabila
berlangsung terlalu lama dapat mengakibatkan kerusakan irreversible pada jaringan otak dan
menimbulkan kecacatan permanen.

Anda mungkin juga menyukai