Makalah Manajemen Pendidikan
Makalah Manajemen Pendidikan
DISUSUN OLEH :
C. PEMBAHASAN
Dari pemikiran-pemikiran para ahli tersebut, menurut penulis
manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan,
mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada
dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
(Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia
yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar
tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
Pembagian manajemen adalah Manajemen Puncak, Manajemen
Menengah (Middle Management), Manajemen Pelaksana. Sedangkan
tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut (a)
terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (b) terciptanya peserta didik
yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara; (c) terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga
pendidik dan kependidikan; (d) tercapainya tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien; (e) terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori
tentang proses dan tugas administrasi pendidikan; (f) Teratasinya
masalah mutu pendidikan.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa :
1) Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Istilah Managment (manajemen) telah diartikan oleh berbagai
pihak dengan perspektif yang berbeda.
2) Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut
demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan.
Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu
teori.
3) Manajemen diartikan profesi karena manajemen membutuhkan
keahlian tertentu dalam mencapai tujuan. Manajemen menurut
parker (stoner dan freeman 2000) ialah seni melaksanakan
pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done
through poeple)
4) Tujuan dalam manajemen sangat penting karena tujuan tersebut
dapat : Terwujudnya suasana kerjas yang aktif, inofatif, kreatif,
efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau
anggota, Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif
mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara.
E. DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, 2005. Dasar-dasar manajemen, Jakarta : Bumi Aksara
http://Manajemen menentukan keberhasilan// Written by Mr.Ndy on
February 17, 2009 – 9:05 pm
Silalahi, 1996, Pengantar manajemen , teori dan praktek Jakarta : Rineka
Cipta
Siswanto, HB.Dr. 2007. Pengantar manajemen¸ Jakarta : Bumi Aksara
BAB 2
MODEL DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. TUJUAN
1. Mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan
2. Mengetahui model-model manajemen pendidikan
1. Manajemen Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen kurikulum
merupakan sistem pengelolaan atau penataan terhadap kurikulum
secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik yang
dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting adalah (a)
kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru; dan (b) kegiatan
yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran dan pengajaran
(Asmendri, 2012: 32).
2. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dalam bidang personalia dengan mendayagunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga semua
personil sekolah menyumbang secara optimal bagi pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Personalia sekolah meliputi guru, dan pegawai lainnya.
Personalia sekolah dapat dibedakan atas tenaga kependidikan dan
non kependidikan a) tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik,
pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan
pengembang di bidang pendidikan pustakawan, laboran, teknisi
sumber belajar, dan pengajar; b) tenaga pendidik terdiri atas
pembimbing, pengajar dan pelatih; dan c) pengelola satuan
pendidikan terdiri atas Kepala Sekolah, direktur, ketua, rektor, dan
pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.
5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan
Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, melaksanakan dan mengavaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan
kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2005: 47).
Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan
efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya,
pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan
relevan memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud.
Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah/madrasah, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta
didik; dan c) masyarakat baik mengikat maupun tidak.
6. Manajemen Administrasi
Administarsi secara etimologis berasal dari bahasa latin terdiri
dari kata “ad dan “ministrate. Kata-kata tersebut dalam Bahasa
Inggris memiliki arti yang sama “ad = to”, “administrate = to serve/to
conduct”, yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan
(Purwanto, 2006: 1).
Administrasi dalam perspektif manajemen dipandang mempunyai
peran penting sebagai “prevoyange” atau kemampuan melihat masa
depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu melihat keadaan
masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan untuk
menghadapinya. Wujud dari hubungan administrasi dengan
manajemen pendidikan tampak pada aktivitas kepala sekolah sebagai
pembuat keputusan dan penanggung jawab penuh atas
keputusan/kebijakan yang dibuatnya. Purwanto (2006)
mengklasifikasikan administrasi pendidikan kedalam beberapa bagian
yaitu a) administrasi tata laksana sekolah; b) administrasi personalia
guru dan pegawai sekolah; c) administrasi peserta didik; d)
administrasi supervisi pengajaran; e) administrasi pelaksanaan dan
pembinaan kurikulum; f) administrasi pendirian dan perencanaan
infrastruktur sekolah; dan g) hubungan sekolah dengan masyarakat.
7. Manajemen Humas
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk
menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policy
dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian
dan dukungan masyarakat (Hassbullah, 2006: 124). Kegiatan
kehumasan di sekolah tidak hanya cukup menginformasikan fakta-
fakta tertentu dari sekolah, melainkan juga harus mengemukakan
beberapa hal di antaranya (Baharuddin, 2010: 90) a) melaporkan
tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang
masalah pendidikan; b) membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha
untuk memperoleh bantuan dan kerja sama; c) menyusun rencana
bagaimana cara-cara memperoleh bantuan; dan d) membantu
pemimpin karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan
informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya
(Asmendri, 2012: 96). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut,
Humas yang efisien harus memerhatikan asas-asas berikut :
a) Obyektif dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh
bertentangan dengan dengan kebijaksanaan yang dijalankan.
Pemberitaan yang disampaikan harus merupaka suara resmi dari
instansi atau lembaga yang bersangkutan;
b) Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana
tugas-tugas organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki
hubungan keluar dan kedalam yang efektif pula;
c) Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut
berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar pada
masyarakat;
d) Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat
memperoleh informasi secara kontiniu sesuai dengan kebutuhan; dan
e) Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan
balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian
sepenuhnya.
C. PEMBAHASAN
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses dari
perencanaan, penorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan
penilaian usaha-usaha pendidikan agar bisa mencapai tujuan
pendidikan yang sudah di tetapkan sebelumnya.
Ruang lingkup manajemen pendidikan menjadi tiga kelompok,
yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut
Fungsi Kegiatan.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tentang model dan ruang lingkup Manajemen
Pendidikan, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Manajemen
Pendidikan adalah Proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang
berupa man, money, materials, method, machines, market, minute
dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam
bidang pendidikan.
Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen
pendidikan ada tujuh , yaitu : Man, Money, Materials, Method,
Machines, Market, dan Minutes. Tujuan belajar manajemen
pendidikan adalah untuk berlaku efisien dalam menggunakan sumber
daya, efektif dalam pencapaian tujuan, bermuara pada tujuan
pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan
(actuating) , dan funsi pengawasan (controling).
Ruang lingkup manajemen pendidikan menjadi tiga kelompok,
yaitu : Menurut Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut
Fungsi Kegiatan.
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB 3
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
A. TUJUAN
1. Mengetahui perkembangan teori-teori manajemen
2. James D. Mooney
Seorang eksekutif General Motors. Mooney mengartikan organisasi
sebagai kelompok orang yang terdiri atas dua atau lebih orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Ada empat unsur yang hams diperhatikan
dalam organisasi yaitu koordinasi, prinsip skalar, prinsip fungsional dan
prinsip staff.
1. Perilaku Organisasi :
Ditandai dengan pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku
manusia dan sistem. Tokoh aliran perilaku organisasi ini yaitu:
6. ALIRAN KUANTITATIF
Perkembangannya dimulai dengan digunakannya kelompok-
kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri.
Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin
berkembangnya teknologi scat ini dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya
dikenal sebagai aliran manajemen science.
7. PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang
saling berinteraksi yang talc terpisahkan. Organisasi merupakan bagian
dan lingkungan ekstemal dalam pengertian luas. Sebagai suatu
pendekatan sistem manajemen meliputi sistem umum dati sistem khusus
serta analisis tertutup maupun terbuka.
C. PEMBAHASAN
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah
berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada
suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan
hukum bagi manajemen yang dapat di terapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan
menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang
berbeda adalah dalam penerapan-nya. Dimana setiap pandangan
hanya dapat diterapkan dalam berbagai masalah yang berbeda pula,
sedangkan untuk masalah-masalah yang sama belum tenth dapat
diterapkan.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen
klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori
organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada
upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas
manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik
menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks
yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip
dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.
Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari
teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang
ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih
menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun
perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini
adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf
secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari
segi sosiologis maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan
pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-
bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat
ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi
yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu
sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang
dihadapai.
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB 4
PERENCANAAN PENDIDIKAN
A. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian, fungsi, tujuan dan proses perencanaan
pendidikan
2. Mengetahui manfaat perencanaan pendidikan
3. Mengetahui pelaksanaan perencaan pendidikan dan pelatihan
yang efektif dan efisien.
2) Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance,
menghindari pemborosan sumber daya, menghindari pemborosan
sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi accountability
kelembagaan. Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu
rencana, adalah berhubungan dengan masa depan, seperangkat
kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu.
3) Proses Perencanaan
Perencanaan merupakan siklus tertentu dan dan melalui siklus
tersebut suatu perencanaan bias dievaluasi sejak awal persiapan
sampai pelaksanaan dan penyelesaian perencanaan. Dan secara
umum, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di
dalam perencanaan yang baik, yaitu:
a. Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap
dan jelas.
b. Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan
menyesuaikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan
factor-faktor lingkungan apabila tujuan itu tercapai.
c. Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan
dalam kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
d. Penunjukan orang - orang yang akan menerima tanggung jawab
pelaksanaan (pimpinan) termasuk juga orang yang akan
mengadakan pengawasan.
e. Penentuan system pengendalian yang memungkinkan
pengukuran dan pembandingan apa yang harus dicapai, dengan
apa yang telah tercapai, berdasarkan criteria yang telah
ditetapkan.
C. PEMBAHASAN
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat
dimaklumi bahwa masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk
menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan dilaksanakan di
masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam
pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan
waktu yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang
pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan
nasional.
Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana, adalah
berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang
sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu.
Dengan demikian, berdasarkan unsur-unsur dan langkah-langkah
dalam perencanaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
perencanaan merupakan suatu proses yang diakui dan perlu dijalani
secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu merupakan proses
rasional sebagai salah satu properti perencanaan pendidikan.
Demikianlah proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang
efektif harus dapat menumbuhkan suatu sistem pendidikan dan
perencanaan yang mengakomodasikan lahirnya kemampuan-
kemampuan yang diperlukan oleh suatu masyarakat industri.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam PJP II merupakan
proses untuk mengembangkan sumber daya
manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan visi strategis untuk
menanpung dinamika masyarakat dan kekuatan serta tantangan
global dalam era informasi abad 21.
2. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif mendorong
mewujudkan masyarakat Indonesiayang maju yang memungkinkan
pengembangan kemampuan otak, penguasaan dan pengembangan
serta penerapan IPTEK, menguasai yang relevan mengembangkan
jiwa wiraswasta.
3. Perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam PJP merupakan proses
untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia dalam
rangka mewujudkan visi strategis menghadapi pasar bebas serta
kemajuan IPTEK dalam rangka mewujudkan masyarakat.
4. Perencanaan Pendidikan yang efektif dan efisien meminta suatu
keseimbangan antara program pendidikan dan program pelatihan.
Program-program pelatihan akan semakin ditonjolkan relevansinya.
Sedangkan program pendidikan yang bersifat umum dengan dibebani
berbagai keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan nyata.
5. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan masyarakat
masa depan adalah perencanaan yang didorong oleh mekanisme
pasar.
6. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien
secara mutlak harus ditopang oleh peneliti (riset). Riset yang
dibutuhkan adalah dalam dua bidang, yaitu bidang kebijakan dan
dalam bidang intern pendidikan.
7. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efisien menghindari
duplikasi yang tidak perlu. Oleh karena itu diperlukan networking
antar
8. Lembaga, antar departemen, mengoptimalkan peran serta
masyarakat, khususnya masyarakat industri, serta kurikulum yang
ramping. Kurikululum local dijadikan sebagai kurikulum inti, Dan
Kurikulum Nasional dijadikan sebagai Kurikulum Plasma.
E. DAFTAR PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi Perencanaan.
http://kuliahnyata.blogspot.com/2015/03/pengertian-dan-fungsi-
perencanaan.html. Diakses pada 30 Desember 2018 pukul 02.14.
BAB 5
ANALISIS SWOT
A. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian SWOT secara umum dan mampu
menjelaskannya.
2. Mengetahui faktor-faktor dalam Analisis SWOT.
3. Mengetahui kegunaan Analisis SWOT.
4. Mampu menjelaskan hubungan antara Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats dalam analisis SWOT.
5. Mampu menyebutkan contoh aplikasi SWOT.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut,
bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan
peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada
situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun
tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup
untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
C. PEMBAHASAN
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia
industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk
digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan. Proses
penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu
survei internal tentang strengths (kekuatan)
dan weaknesses(kelemahan) program, serta survei eksternal
atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan).
Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang
unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum
lembaga pendidikan.
D. PENUTUP
Kesimpulan
1. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
2. Faktor-faktor analisis SWOT ada empat yaitu kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats).
3. Analisis SWOT dipakai untuk: menganalisis kondisi diri dan
lingkungan pribadi, menganalisis kondisi internal lembaga dan
lingkungan eksternal lembaga, menganalisis kondisi internal
perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan, mengetahui
sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita, mengetahui posisi
sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain, dan mengetahui
kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
4. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan
melakukan matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam penyelenggaraan program
sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi
SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi
WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang),
strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman),
strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
5. Analisis SWOT sangat penting perannya dalam meningkatkan mutu
pendidikan karena analisis dan gambaran yang diberikan merupakan
tolok ukur dalam mengembangkan lembaga/satuan pendidikan lebih
lanjut. Setelah analisis, perlu dirumuskan visi,misi, tujuan, dan
program kerja yang lebih konkret untuk memperbaiki program
sebelumnya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Izza. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah.
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/analisis-swot-strengths-
weaknesses.html. Diakses pada 1 Januari 2019 pukul 19.50.
New Weave (2002:170) dan Schuler (1986) Empowerment and the Law
BAB 6
PENGORGANISASIAN
A. TUJUAN
1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi
khususnya pengorganisasian.
2. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki semangat
dalam organisasi.
3. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.
2. Sikap
Sikap (anttitude) adalah kesiapsiangan mental yang diorganisasikan
melalui pengalaman yang memiliki pengaruh trtentu kepada tanggapan
seseorang terhadap orang, objek dan situasi yang berhubungan
dengannya.
Definisi ini memberikan pengaruh kepada manajer sebagai berikut.
a. Sikap menentukan kecenderungan individu terhadap segi tertentu
dari dunia ini.
b. Sikap memberikan dasar emosional bagi interpesonal seseorang
dan pengenalannya terhadap orang lain.
c. Sikap diorganisasikan dan dekat dengan inti kepribadiaan.
Sikap individu dapat dibetuk melalui berbagai sumber. Seperti dari
keluarga teman sekerja dari kelompok, masyarakat dan pengalaman
kerja, sebelumnya pengalaman keluarga sewktu kanak-kanak membantu
mencitakan suatu individu kelompok taman sepermainan mampu
mempengaruhi sifat karena individu ingin diterima oleh ondividu lain,
kebudayaan (adat istadat) dan bahasa dari masyarakat mempengaruhi
sikap, individu belajar dan mengetahui sikap terdap faktor-faktor seperti
persamaan upah, penimbangan prestasi, kemampuan manajemen,
pendekatan kerja dan keanggotaan serikat kerja.
Manajer memiliki tugas untuk menubah sikap para bawahannya
karena sikap sebelumnya yang sudah terbentuk menghindari
pelaksanaan pekerjaan dari individu meskipun terdapat beberapa vareibel
yang mempunyai sikap tetapi semua variabel tersebut dapat
didiskripsikan dipandang dari segi dua faktor umum,yaitu kepercayaan
kepada widiasuara (comunicator) dan kepada pesan (message) itu
sendiri. Apabila bawahan tidak percaya kepada manajer, mereka tidak
akan menerima pesan atau perubahan sikap. Manajer yang kurang
beribawa dan tidak dihargai oleh bawahan atau atasan yang berada
dalam posisi yang sukar. Pekerjaan menuntut agar ia mengubah sikap
bawahan supaya bekerja lebih efiktif.
Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai cara mengorganisasi
sejumlah sikap adalah nilai. Nilai memiliki hubungan yang amat erat
dengan sikap. Nilai (value), bagaimana didefenisikan oleh Eduar spager
(1795:11), adalah kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang,
pandangan, keharusan, kecenderungan dalam individu, pendapat yang
rasional dan tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang
menentukan pandangan seorang tentang dunia.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah salah satu masala palinh rumit dipahami oleh
para manajer suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku
(behavior) dan kepribadian (personality), faktor-faktor hasil cipta hasil
karya manusia dan sosial dapat mempengaruhi kepribadian individu.
Secara singkat salfatore R. Maddi (1941). Membatasi bahwa
kepribadiaan seorang adalah serangkaian ciri yang relatif mantap,
kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor
keturunan dan oleh faktor-faktor sosial kebudayaan, lingkungan,
serangkaian variabel ini menentukan persamaan dan perbdaan dalam
perilaku individu.
Pendekatan konseptual (conceptual approach)yang serangkaian
digunakan untuk memahamikepribadian individu adalah pendekatan ciri
dan teori psikodinamis
a. Pendekatan diri
Ciri (trait) adalah kecenderungan yang dapat diduga, yang
mengarahkan perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan
khas. Ciri mengkasilkan perilaku yang konsisten karena ciri merupakan
sikap yang menetap dan memiliki jangkauan yang umum.
b. Teori psikodinamis
Sikap yang dinamis dari kepribadian belum dikemukakan secara
sunguh-sunguh sampai terbitnya karangan sigmund freud,
mengemukakan perbedaan individu dalam kepribadian dengan
mengajukan pendapat bahwa individu menghadapi motivasinya yang
utama secara berbeda. Tetapi perang terus menerus antara dua bagian
dari kepribadian, yaitu Id dan superego ynag diperlema oleh ego.
Id artinya sebagai yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian,
gedung stimulus pokok, cara bekerja secara tidak rasional dan secara
implusif, tetapi tampak mempertimbangkan hal-hal yang di inginkan
tersebut mungkin atau dapat diterima dari segi moral,.super ego adalah
gudang dari nilai individu, termaksud sikap normal yang dibentuk oleh
masyarakat. Siperego sering kali bertentangan dengan hal Id. Id ingin
mengerjakan hal-halyang dirasa baik, sedangkan superego mendesak
mengerjakan hal yang benar.
Ego bekerja seperti wasit dari pertentangan antara Id dan superego.
Ego mewakili gambaran individual mengenai realitas fisik dan sosial, dan
gambaran mengenai hal- hal yang mungkin terjadi dalam duniah yang
dialaminya. Bagian tugas ego adalah memilih tindakan yang akan
memberi kepuasan atas desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang
tidak diinginkan.
c. Teori humanistis
Pendekatan humanistis terhadap pemahaman memberi tekanan pada
perkembangan da aktualisasi diri, (self-aztualization) dari individu. Teori
humanistis menekankan pentingnya cara mempersepsikan dunia
merekadan kekuatan yang memengaruhinya. Teori humanistis
menekankan individu dan pentingnya aktuliasasi diri dari kepribadian.
4. Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam
perilaku harus banyak bersifat permanen. Praktik dimaksudkan untuk
mencakup formal dan juga pengalaman yang tidak terkendalikan.
Perubahan yang menjadi ciri belajar mungkin adaptif dan memajukan
efektivitas tetapi mungkin juga tidak adaptif dan tidak efektif.
Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi
disajikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efeksifitas
organisasi
3. Jenis-Jenis perencanaan
J.W.McDavid dan M. Harari (1968:237) mendefinisikan kelompok
sebagai suatu sistem yang teroganisasi yang terdiri atas dua orang atau
lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut
melkukan fungsi klompok dan tiap-tiap anggotanya.
Definisi diatas menekankaan beberapa ciri dari kelompok, seperti peran
dan norma. Peran yang ada dalam kelompok trdiri atas:
1. Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap
harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi yang
bersangkutan.
2. Peran yang dimaainkan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan
oleh seseorangGibson dan kawan –kawan mendefinisikan kelompok
yang agak berbeda dengan yang dikemukakan McDavid, kelompok,
menurut gibson adalah dua orang bawahan atau yang lebih yang
saling memengaruhi dengan cara yang sedemikian. Rupa sehingga
perilaku dan atau hasil karya seorang anggota yang dipengaruhi oleh
perilaku dan atau hasil karyapara anggota lainnya, (gibson,
ivancevich dan donnely, 1984:324-325)
Dua tipe kelompok , yaitu kelompok formal dan kelompok informal
dibentuk karena beberapa alasan . alasan yang dimaksudkan gibson
sebagai berikut.
a. Pemuasan kepuasan.
Untuk memperoleh kepuasan (satisfaction) atas terpenuhnya
kebutuhan dapt merupakan daya stimulus yang kuat untuk
pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan keamanan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri dari beberapa bawahan dapat
dipuaskan dengan cara yang bergabung dalm kelompok.
b. Kedekatan dan daya tarik
Kedekatan (proximity) adalaj jarak fisik antara para bawahan yang
melakukan pekerjaan, sedangkan daya tarik (attraction) menunjukan
daya tarik individu yang satu dengan yang lainnya karena mereka
memiliki kesamaan persepsi, sikap, hasil, karya, atau motivasi.
c. Tujuan kelompok
Apabila dipahami secara saksama tujuan kelompok (group goal)
dapat merupakan alasan mengapa individu tertarik kepada kelompok.
d. Alasan ekonomi
Seringkali individu membentuk kelompok karena brpendapat
bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih
besar dari pada pekerjaan mereka.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun
orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1) Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-
tugas individual dalam organisasi.
2) Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan
3) Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan kerja organisasi
4) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5) Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam
suatu kelompok kerja.
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi,
departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan
hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek
utama suatu struktur organisasi:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
5. Prinsip Organisasi
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang
pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan
tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip
tidak sama dengan undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil
yang sama akan terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya sama.
Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip
memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip
merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan
aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan bijak.
6. Proses Ornanisasi
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses
pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi
2) Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara
logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh
sekelompok orang.
3) Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara
yang logis dan efisien
4) Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota
organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
5) Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan
efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat
ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
a. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang.
Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu
ringan.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.
C. PEMBAHASAN
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang
strukturformal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas
atau pekerjaandiantara para anggota organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai denganefisien. Manusia merupakan unsur
terpenting dalam pengorganisasian karenamanusia terdapat di dalam
tugas-tugas yang saling berhubungan.
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi
yangsesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya
yang dimiliki danlingkungan yang melingkupinya. Keberhasilan
manajer mengelola organisasitergantung pada kemampuannya
menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harusdilaksanakan anggota
organisasi untuk mencapai tujuan.Struktur organisasi merupakan
mekanisme-mekanisme formal dalammengelola organisasi
berdasarkan unsur spesialisasi, standardisasi, koordinasi,sentralisasi
atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran
satuankerja.
Struktur organisasi juga mengandung pengertian sebagi sistem
atau jaringan kerja dari tugas-tugas, pelaporan relationship dan komu
nikasi yangmenghubungkan pekerjaan individual dan kelompok.
Penstruktural kembaliatau restructuring mengacu pada perubahan
dari sebuah struktur organisasidalam usahanya meningkatkan kinerja.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap komitmen organisasi diantaranya adalah
kejujuran dalam pekerjaan, perhatian, kepedulian dan kepercayaan
terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas,
desentralisasi), pengalaman dalam kerja, kepercayaan dan
penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi,
keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan
untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Dan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi meliputi kemauan
yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi
yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan,
kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi
kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan
sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur
adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat
pada organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB 7
BUDAYA DAN IKLIM SEKOLAH
A. TUJUAN
1. Mengetahui konsep organisasi budaya sekolah
2. Mengetahui karakteristim budaya sekolah
3. Mengetahui iklim sekolah
4. Mengetahui manfaat budaya dan iklim organisasi sekolah yang
kondusif
5. Mengetahui klasifikasi iklim sekolah dan Langkah-langkah
Membangun Budaya dan Iklim yang Positif
6. Mengetahui contoh-contoh budaya dan iklim sekolah yang
kondusif
B. KAJIAN KONSEP DASAR TEORI
1. Budaya Organisasi Sekolah
Budaya organisasi merupakan kepribadian organisasi yang
mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi. Budaya
organisasi menunjukkan refleksi dari kepribadian pemimpin dan staf
yang memiliki pola kerja sesuai standar yang diharapkan.
Keseluruhan budaya organisasi akan mempengaruhi sikap dan
perasaan anggota organisasi. Dengan demikian kualitas lingkungan
internal organisasi yang dialami anggota, mempengaruhi perilaku
anggota, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik
organisasi.
Budaya sekolah berkaitan dengan asumsi-asumsi, nilai-nilai,
norma, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah.Budaya yang
positif ditandai dengan munculnya perilaku dan kebiasaan positif di
kalangan warga sekolah. Dalam arti luas budaya positif sekolah
berkenaan dengan keadaan kondusif untuk kepuasan professional,
morale, keefektifan, dan pemenuhan keberhasilan belajar siswa,
kinerja guru dan tenaga kependidikan.
3. Iklim Sekolah
Iklim sekolah mengacu kepada suasana lingkungan internal
sekolah, baik dari segi fisik maupun sosial. Iklim yang kondusif
ditandai dengan terciptanya lingkungan belajar dan bekerja yang
aman, tertib, dan nyaman sehingga proses belajar mengajar dan
segenap kegiatan dapat berlangsung dengan baik. Dimensi iklim
sekolah dikembangkan oleh National School Climate Center ( 2016)
dapat membantu menganalisis iklim sekolah.
Dimensi yang dimaksud meliputi keamanan yang berupa aturan
dan norma, jaminan keamanan fisik, jaminan keamanan emosional-
sosial; belajar dan pembelajaran berupa support pembelajaran,
pengembangan pembelajaran sosial dan kewarganegaraan;
hubungan interpersonal yang berupa respek terhadap keberagaman,
support sosial orang dewasa terhadap siswa, support sosial antar
siswa; lingkungan institusional yang berupa koneksi warga sekolah,
ketercukupan fasilitas fisik sumber material; kondisi staf yang berupa
kepemimpinan, hubungan professional.Dimensi tersebut kemudian
dikembangkan indikator dan instrumennya.
4. Manfaat Budaya dan Iklim Organisasi Sekolah yang Kondusif
Budaya dan iklim sekolah mempengaruhi prestasi belajar siswa
dan kualitas sekolah. Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan
siswa merasakan manfaat budaya dan iklim yang kondusif di sekolah.
Beberapa manfaat budaya dan iklim organisasi sekolah yang kondusif
adalah :
1) kepala sekolah memperoleh kemudahan dalam mengelola
sekolah;
2) guru memperoleh kemudahan dalam mengajar dan mendidik
siswa dan merasa dihargai;
3) siswa merasa senang, tenang, aman dan krasan belajar di
sekolah;
4) orangtua dan masyarakat merasa dirinya diterima dan dilibatkan
dalam kegiatan di sekolah.
Manfaat tersebut secara terintegrasi dirasakan oleh semua
komponen sumber daya manusia di sekolah sehingga dapat
menunjang keberhasilan sekolah.
C. PEMBAHASAN
Budaya dan iklim sekolah merupakan bagian faktor penentu
keberhasilan pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dapat memperkaya perkembangan budaya dan iklim
sekolah. Budaya organisasi mempengaruhi cara bertindak individu.
Iklim yang kondusif menunjang proses belajar mengajar dan segenap
kegiatan di sekolah. Untuk membangun dan mengembangkan budaya
dan iklim sekolah dilakukan langkah-langkah kegiatan menganalisis
eksternal dan internal sekolah, merumuskan strategi,
mengimplementasi strategi, sertamemonitor dan mengevaluasi
budaya dan iklim sekolah.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, maka strategi
pengembangan iklim kerja sekolah dalam penelitian ini adalah
suasana lingkungan kerja di sekolah yang dapat mempengaruhi
aktivitas di sekolah dengan indikator: (a) saling menghargai, (b)
pemanfaatan waktu luang, (c) kerjasama, (d) kejujuran, (e)
kebebasan melaksanakan tugas dan menyelesaikannya, (f)
keterlibatan pegawai dan partisipasi, (g) pemberian reward, dan
hadiah, (h) peran serta penyusunan program sekolah, dan (i)
keterlibatan dalam kegiatan sekolah. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi suasana kerja di sekolah. Kondisi iklim kerja disekolah
dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam dimensi.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Sekolah yang efektif ditandai oleh berbagai komponen yang salah
satunya ditandai oleh terwujudnya budaya dan iklim sekolah yang
kondusif.Sekolah perlu membangun dan mengembangkan budaya
dan iklim yang kondusif serta berusahamengurangi bahkan
menghilangkan budaya dan iklim yang negatif.Langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan untuk membangun budaya dan iklim yang
kondusif yaitu menganalisis kondisi eksternal dan internal sekolah,
merumuskan strategi, mengimplementasi strategi, serta memonitor
dan mengevaluasi budaya dan iklim sekolah.
E. DAFTAR PUSTAKA
Maisyaroh. 2016. Membangun Budaya dan Iklim Sekolah di Era
Global. Joernal of Jurusan Administrasi Pendidikan. Semarang.
Kristiawan, Lestari, dan Safitri. 2017. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta:Depublish.
BAB 8
KEPEMIMPINAN SEKOLAH EFEKTIF
A. TUJUAN
1. Mengetahui konsep kepemimpinan
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan
3. Mengetahui teori kepemimpinan
4. Mengetahui syarat dan prisip kepemimpinan pendidikan
5. Mengetahui fungsi kepemimpinan dan kunci sukses
kepemimpinan
3. TEORI KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan
faktor-faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan atau sifat
atau bakat alam yang dimiliki pemimpin. Teori-teori tersebut menurut
Said (2010: 365) adalah sebagai berikut.
1. Teori Orang Terkemuka (Great Man Theory)
Kelomok teori ini disusun berdasarkan cara induktif dengan
mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari pemimpin atas
keberhasilan tugas yang dijalankan, terutama kemampuan dalam
memimpin. Dalam teori ini disebutkan bahwa kepemimpinan orang-
orang besar didasarkan atas sifat yang dibawa sejak lahir, jadi
merupakan sesuatu yang diwariskan.
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory)
Dalam teori ini dikatakan bahwa munculnya pemimpin itu
merupakan hasil dari sebuah proses waktu, tempat dan situasi atau
kondisi. Teori ini disebut teori teori sosial yang berkesimpulan bahwas
“leads are made not born” (pemimpin ini dibentuk bukan dilahirkan).
Seseorang akan muncul sebagai pemimpin apabila ia berada pada
lingkungan sosial tertentu, yaitu suatu suatu kehidupan berkelompok,
dan memanfaatkan situasi dan kondisi sosial untuk bertindak dan
berkarya mengatasi masalah-masalah sosial yang timbul.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal Situation Theory)
Teori ini merupakan kombinasi dari kedua teori diatas. Teori ini
pada dasarnya mengakui bahwa kepemimpinan merupakan
gabungan dari tiga faktor 1) perangai atau sifat pribadi pemimpin; 2)
sifat dari kelompok dan anggota; dan 3) kejadian atau masalah-
masalah yang dihadapi kelompok. Seseorang akan berhasil dalam
kepemimpinan apabila ia memiliki bakat memimpin sejak lahir,
kemudian dikembangkan melalui pendidikan, pelatihan dan
pengembangan.
4. Teori Interaksi dan Harapan (Interaction Expectation Theory).
Teori ini mempunyai 3 variabel yaitu 1) aktivitas; 2) interaksi; dan
3) sentimen (harapan). Berdasarkan ketiga variabel tersebut maka
struktur dalam interaksi akan menentukan arah daripada aktivitas,
sehingga pemimpin harus dapat menciptakan suatu struktur interaksi
yang dapat menstimulus terciptanya suatu suasana yang relevan
dengan harapan-harapan masyarakat. Teori ini lebih menitikberatkan
pada dinamika interaksi anatar pemimpin dan rakyat dan melalui
interaksi ini dapat dijaring harapan-harapan dan keinginan dari
masyarakat.
5. Teori Humanistik
Teori ini melihat manusia adalah motivated organism yang
memiliki struktur dan system control tertentu. Di antara tokohnya
adalah Likert, ia menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu
proses yang saling berhubungan di mana seorang pemimpin harus
memperhitungkan harapan-harapan dan nilai-nilai dan keterampilan
individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi. Dalam teori ini
pemimpin harus melihat bahwa dirinya dan individual lain dalam
organisasi adalah manusia yang memiliki potensi dan keterampilan,
maka seorang pemimpin akan dianut jika ia mampu mengelola
potensi sumber daya manusia dalam organisasi dengan baik guna
mencapai tujuan organisasi.
5. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Secara operasional, fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam
lima fungsi pokok yaitu (Kurniadin dan Machali, 2012: 309-311)
1. Fungsi instruksi, fungsi ini bersifat komunikasi satu arah.
Pemimpin sebagi komunikator merupakan pihak yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana dan di mana perintah itu
dekerjakan agar keputusan dapat dilakukan secara efektif;
2. Fungsi konsultasi, fungsi ini bersifat komunikasi dua arah.
Konsultasi itu dimaksudkan untuk memeperoleh masukan berupa
umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan mnyempurnakan
keputusan-keputusan yang ditetapkan dan dilaksanakan;
3. Fungsi partisipasi, dalam fungsi ini pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya. Partisipasi tidak
berarti bebas melakukan semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain;
4. Fungsi delegasi, fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan
pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan baik
melalui persetujuan maupun tidak dari atasan; dan
5. Fungsi pengendalian, fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan
yang efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara
terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi dan pengarahan.
8. GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Asmendri (2012: 211) ada 4 gaya kepemimpian yaitu sebagai
berikut :
1. Tipe Otoriter
Merupakan pemimpin yang membuat keputusan sendiri karena
kekuasaan terpusatkan dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab
dan wewenang penuh. Gaya kepemimpinan ini berdasarkan pada
pendirian bahwa segala aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan
lancar dan berhasil mencapai tujuan apabila semuanya diputuskan oleh
pemimpin. Biasanya pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal
dan tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan tidak
menghargai pendapat, ide dan inspirasi bawahan.
2. Demokratis
Merupakan pemimpin yang berkonsultasi dengan kelompok mengenai
masalah yang menarik perhatian mereka serta mereka dapat
menyumbangkan sesuatu. Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe
pertama. Yaitu pemimpin berusaha melibatkan kelompok dalam
pengambilan keputusan, menghargai inisiatif, pendapat dan ide dari
anggota, lebih mementingkan kepentingam bersama daripada individual,
adanya pendelegasiaan wewenang dan tanggung jawab dan biasanya
keputusan diambil atau dilakukan dengan musyawarah.
3. Kendali bebas (laizes faire)
Merupakan pemimpin memberi kekuasaan pada bawahan. Kelompok
dapat mengembangkan sasarannya sendiri dan memecahkan masalah
sendiri, pengarahan tidak ada atau hanya sedikit. Pada tipe ini, pemimpin
seperti tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinannya
tidak tampak.
4. Tipe Pseudo demokratis
Tipe ini disebut juga tipe demokratis semu. Seorang pemimpin yang
mempunyai tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis, padahal
sebenarnya tindaknnya bersifat otoriter atau absolut. Hersey dan
Blanchard mengatakan bahwa gaya kepemimpinana yang paling efektif
adalah kepemimpinana yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan
(kematangan atau maturity) bawahan.
Gaya Kepemimpinan
C. PEMBAHASAN
Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kepemimpin
adalah kemampuan atau usaha seseorang untuk bisa menggerakkan
seseorang atau tim maupun kelompok agar mau bekerja sama
melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya dan mampu
mendorong orang atau karyawan untuk berbuat hal yang positif dan
meminimalisir perilaku negatif serta mampu mengembangkan dan
memanfaatkan potensi atau sumber daya yang ada di dalam sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu faktor
internal, faktor yang berasal dari kelompok, faktor lembaga yang dipimpin,
faktor-faktor legal, faktor lingkungan sosial.
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha menerangkan faktor-
faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan atau sifat atau
bakat alam yang dimiliki pemimpin.
Kepala sekolah merupakan motor pengggerak, penentu arah
kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan
sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan.
10 kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah yaitu mencakup 1) visi
dan misi yang utuh; 2) tanggung jawab; 3) keteladanan; 4)
memberdayakan staf; 5) mendengarkan orang lain; 6) memberikan
layanan prima; 7) mengembangkan orang; 8) memberdayakan sekolah;
9) fokus pada peserta didik; dan 10) manajemen yang mengutamakan
praktik.
D. PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpin adalah kemampuan atau usaha seseorang untuk bisa
menggerakkan seseorang atau tim maupun kelompok agar mau bekerja
sama melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya dan mampu
mendorong orang atau karyawan untuk berbuat hal yang positif dan
meminimalisir perilaku negatif serta mampu mengembangkan dan
memanfaatkan potensi atau sumber daya yang ada di dalam sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. merencanakan (planning),
2. mengorganisasikan (organizing),
3. mengarahkan (directing),
4. mengkoordinasikan (coordinating),
5. mengawasi (controlling),
6. dan mengevaluasi (evaluation).
Tujuan MBS
3. Dukungan pemerintah
4. Profesionalisme
h. Persaingan sehat
C. PEMBAHASAN
Sekolah adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat , karena dengan adanya sekolah kita sebagai
masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang baik. ia bukan
merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat, hak hidup dan
kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat, sekolah
adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota2
masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan
masyarkat saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan.
Organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim administrasi
sekolah yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam
rangka mencapai tujuan oranisasi. Pengelolaan sekolah ini diberikan
tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam dunia
pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut
terjadinya perubahan dalam manajemen sekolah.Karena itu,
pengelolaan suatu sekolah diserahkan kepada sekolah tersebut, atau
sekolah diberikan kewenangan besar untuk mengelola sekolahnya
sendiri dengan menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah ini.
Tujuan utama adalah untuk mengembangkan prosedur kebijakan
sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan
semua potensi individu yang tergabung dalam tim tersebut. Sehingga
sekolah dapat mencetak orang yang cerdas serta emosional tinggi,
juga dapat mempersiapkan generasi muda yang nantinya akan
membangun negara dan bangsa yang lebih baik.
D. PENUTUP
Kesimpulan
E. DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Afif. “Manajemen Berbasis Sekolah”,
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/18/konsep-dan-
penerapan-manajemen-berbasis-sekolah/, diakses pada 28
Desember 2018 pukul 21.20.
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT
Remaja Rusda karya; Bandung 2004.
F. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian sekolah efektif
2. Mengetahui iso untuk meningkatkan mutu di sekolah kejuruan
3. Mengetahui contoh implementasi di sekolah
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantanng, memotivasi pesrta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
pralarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
3. Kompetensi Lulusan
Memiliki kecerdasan, penegtahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri.
b. Tenaga kependidikan
Terdapat kepala sekolah, tenaga administrasi. Tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, tenaga kebersihan sekolah yang
terstandar/tersertifikasi.
6. Pengelolaan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditujukan
dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
7. Pembiayaan
Memiliki biaya investasi dan biaya personal. Biaya investasi meliputi biaya
penyediaan saran dan prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja
tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran secara teratur.
8. Penilaian
Penilaian hasil belajardilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangna
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester. Penilaian
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
3. Model Proses
Berdasarkan model proses, sebuah sekolah efektif sekiranya fungsi
dalam sekolah tersebut dalam kedaan tersebut dalam keadaan terurus,
efisien, dan aman. Model ini menekankan pada aktivitas-aktivitas yang
dijalankan sebagai kriteria penting efektivitas sebuah sekolah. Kriteria
yang sering digunakan adalah kepemimpinan, komunikasi, keikutsertaan,
kerjasama, penyesuaian, perencanaan, pengambilan keputusan, interaksi
sosial, budaya sekolah, kaidah mengajar, manajemen kelas, dan strategi
pengajaran (Edmond, 1979).
Menurut Owens (1987), keefektivan sebuah sekolah dalam perspektif
proses dalam sebuah organisasi dikelompokkan dalam dua perspektif
yaitu 1) karakteristik internal sekolah yang mencakup gaya
kepemimpinan, proses komunikasi, sistem supervisi dan evaluasi, sistem
pembelajaran, kedisiplinan, dan proses pembuatan keputusan; dan 2)
karakteristik eksternal sekolah, yaitu karakteristik situasi di mana sekolah
berada dan salingmemengaruhi dengan karakteristik masyarakat seperti
kekayaan, tradisi sosio-kultural, struktur kekuatan politik, dan
demografinya.
b. Benchmarking
Merupakan suatu kegiatan untuk menentapkan target yang akan dicapai
dalam periode tertentu
c. Quality assurence
Merupakan cara untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah
berlangsung sebagaimana mestinya. Informasi yang dihasilkan akan
menjadi umpan balik bagi sekolah dan memberikan jaminan bagi orang
tua bahwa sekolah senantiasa memnerikan pelayanan terbaik
d. Quality control
Merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan
kualitas output yang tidak sesuai dengan standar.
H. PEMBAHASAN
Efektifitas sekolah menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai
sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran
disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk kepada
pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat
belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing di dalam
struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai tujuan
atau hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi. Untuk
mencapai tujuan pendidikan, sekolah harus efektif dari segi
kepemimpinannya, pendidik, tenaga kependidikan, siswa, kegiatan
pembelajaran, iklim pembelajaran, serta keterlibatan orang tua dan
anggota masyarakat.
I. PENUTUP
Kesimpulan
MANFAAT QMS-ISO 9001:2008 merupakan prosedur terdokumen-
tasi dan praktik-praktik standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan
menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa)
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, di mana kebutuhan atau
persyaratan tertentu tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh
Pelanggan dan Organisasi.
Prinsip Manajemen Mutu Masaake Imae (1971, 10 QC Maxims)
acuan dalam standar ISO 9001 adalah sbb. :
1. Terapkan PDCA dalam Setiap Tindakan
2. Kendalikan kegiatan sejak awal
3. Jangan menyalahkan orang lain
4. Bertindak berdasarkan prinsip prioritas
5. Proses berikutnya adalah Pelanggan
J. DAFTAR PUSTAKA