Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa

Suatu kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya
hingga dapat membuahkan hasil kompetensi dan sub kompetensi yang baik bagi para
peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahulu harus menentukan sasaran dengan
menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table
di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada guru/pembimbing.

Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian


Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan
komponennya
Kode Modul : OPKR 50.011
Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran : ………./…………

Tempat Alasan Paraf


Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan guru
Memperbaiki Sistem
Pengapian dan
Komponennya
1.1. Sistem Pengapian
diperbiki tanpa
menyebabkan
kerusakan
terhadap
komponen atau
sistem lainya
1.2. Mengakses
informasi yang
benar dari
spesifikasi pabrik
dan dapat
dipahami.
1.3. Pelaksanaan
perbaikan,
penyetelan dan
penggantian
komponen
dilaksanakan
dengan
menggunakan
peralatan, teknik
dan material yang
sesuai.
1.4. Sistem pengapian
diuji dan hasilnya

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 9


MODUL OPKR 50-011B
dicatat menurut
prosedur dan
kebijakan
perusahaan.
1.5. Seluruh kegiatan
perbaikan
dilaksanakan
berdasarkan SOP.

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada


Guru/pembimbing tentang “ Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan
alasan perubahaan” untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang
sesuai dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan / SOP.

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1


Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan guru/pembimbing
para peserta diklat diharapkan dapat:
- Menjelaskan fungasi sistem pengapian
- Menjelaskan fungsi komponen –komponen pengapian
- Menjelaskan cara kerja koil pengapian
- Menjelaskan cara kerja kondendor
- Menjelaskan cara kerja mekanisme pemaju pengapian.
- Menjelaskan Pengertian sudut dwell
- Membedakan nilai panas busi

b. Uraian materi 1
1. Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah Menyediakan
percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran
udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 10


MODUL OPKR 50-011B
Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional

2. Fungsi bagian- bagian komponen


a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.

b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian.

c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang di hasilkan
(dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap- tiap
selinder sesuai dengan urutan pengapian.
Bagian- bagian ini terdiri dari:
- Cam (nok)
Membuka breaker point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat
untuk masing-masing selinder.
- Breaker point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari
ignation coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.
- Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat
membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.
- Centripugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin
- Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake
manifold)
-
-

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 11


MODUL OPKR 50-011B
- Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh iogantion coil
ketiap- tiap busi.
- Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi
untuk masing- masing selinder.

d. Kabel tegangan tinggi


Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi

e. Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga
api melalui elektroda.

3. Prosedur Cara Kerja dan Karakteristik Komponen Pengapian


a. Coil Pengapian
Konstruksi.

Gambar2 : Kontruksi Coil Pengapian yang umum

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam
untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai
lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung
ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang
terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di
tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan
lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 12


MODUL OPKR 50-011B
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan
pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut
campuran bahan bakar/udara di tabung engine.
Lilitan primer coil, menyimpan enerji dalam bentuk medan magnit. Pada waktu
yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan
magnit kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke
dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Cara Kerja Sistem Pengapian


a. Rangkaian Primer

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian .


Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
- Kondensor

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 13


MODUL OPKR 50-011B
b. Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian.

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang


ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi

Cara Kerja Pengapian Induktif


a. Cara Kerja Kontaak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan
magnit, melalui kontak poin ke massa.

Gambar 5. Cara Kerja Pengapian Poin-Poin Tertutup.


b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus
primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 14


MODUL OPKR 50-011B
menyebabkan tegangan tinggi (4000 – 30.000 volt) pada lilitan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi
ke distributor dan kemudian ke busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50
sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.

Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka.

Kondensor

Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor.

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin
tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor
pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing
lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar tersebut digulung dengan ketat
sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan
satu kawat sebagai kutub positif dan negative. Kondensor biasanya dipasang
didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
- Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat
lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus.
- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit.
- Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi.
PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 15
MODUL OPKR 50-011B
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
- Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong
arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin.
Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat
lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi.

Cara Kerja Kondensor

Tahap 1 – Poin Tertutup

Gambar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan


Kondensor
Arus mengalir melalui lilitan primer ke massa melalui poin yang tertutup.
Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian.Pola osiloskop
mengilustrasikan perubahan polaritas tegangan pada rangkaian kondensor
coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah.

Tahap 2 – Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka.dan Osiloskop

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 16


MODUL OPKR 50-011B
Tegangan Kondensor Naik.

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena


medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-
kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus
mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai
tegangannya sama dengan tegangan coil.
Tahap 3.

Gambar 10: Pengosongan Kondensor dab Osiloskop Tegangan kondensor turun.

Tegangan primer mulai munurun. Tegangan kondensor sekarang akan


mendorong balik arua listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa
medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan
percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap
menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.

Tahap 4

Gambar 11: Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan
sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali.
Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan samapi
energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.

Pengendali Pengapian Sentrifugal


Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik,
distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah
pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua
pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu
distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena
pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan
bubungan kontak poin.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 17


MODUL OPKR 50-011B
Gambar 12: Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat
bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar,
searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin
bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah
pemajuan pengapian.

Pengendali Pengapian Vacuum


Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan
kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan
pembakaran.

- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar
dengan sangat cepat sewaktu di sulut.
- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan
terbakar dengan lambat.

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine,


jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah
kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan
demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine.

Gambar2 : Kontruksi Coil Pengapian yang umum


PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 18
MODUL OPKR 50-011B
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dari unit diafragma
vacuum, dihubungkan dengan pelat dudukan distributor dan sisilain diafragma
dihubungkan dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin
akan berputar saat diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk
engine.

Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan tingkat kevacuuman yang
tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar
mempercepat saat pengapian.Saat pembukaan katup throttle membuka semakin
lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat
pengapian. Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara
luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi
pemajuan saat pengapian.

Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis
memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang
kerja engine.

Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak
poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil
pengapian, agar dapat berkerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang
mengalir pada lilitan primercukup lama agar mampu membangkitkan medan
magnet yang kuat di sekitarnya.Kekuatan medan magnet digunakan untuk
memotong lilitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk
menyalakan busi.

Gambar 14: Sudut Dwell


Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang
sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih
cepat dan munutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 19


MODUL OPKR 50-011B
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak poin
menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian dan
kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar
karena percikan yang berlebihan.
Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin
menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.

Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi
kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar
dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.

Konstruksi busi
Pada busi terdapat dua buah
elektroda yaitu elektroda tengan dan
samping elektroda tengah mengalirkan
arus listrik dari distributor yang
kemudian akan melompat menuju
elektroda samping.
Isolator yang ada pada busi untuk
mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi, sehingga tetap
mengalir mel;alui elektroda tengah dan
elektroda samping terus ke masa
sambil menghasilkan bunga api dari
elektroda tengah ke elektroda
samping.
Gambar 15 konstruksi busi

Nilai panas busi


Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan
sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak
disebut busi dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan busi
yang meradiasikan busi panas sedikit disebut dengan busi panas.
Busi dingin mempunyai ujung insulator yang lebih pendek karena permukaan
persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek,
maka perambatan panas sangat baik dan tempratur elektroda tengah tidak
akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung insulator yang panjang dan
permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jaluir perambatan panas
menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya terpratur
elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi,
semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas
busi

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 20


MODUL OPKR 50-011B
C C. Rangkuman
Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
di hasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi
pada tiap- tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yam meliputi lembar pelapis logam
untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai
lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung
ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang
terdapat pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200 – 500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di
tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitaan sekunder. Panjang dan
lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada
penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai
(lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
- Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak
poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam
kondensor pada saat kontak poin terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak
poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat
mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek
dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak
poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan
pembakaran yang jelek.

Mekanisme sentrifugal advancer berpungsi untuk memajukan saat pengapian


sesuai dengan pertambahan putaraan mesin.
Mekanisme Vakum advancer berpungsi untuk memundurkan atau memajukan
saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api
melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai
panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi
angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 21


MODUL OPKR 50-011B
B. Tugas

Pada penilaian unjuk kerja yang akan dilakukan siswa dipersyaratkan menampilkan
kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok
bahasan, untuk itu disarankan kepada siswa selalu berkonsultasi dengan
guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang
dipelajari.
Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di
capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah :
Persyaratan Memperbaiki System Pengapian dan komponennya dimana sistem
perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Memperbaiki Sistem
Pengapian dan Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana
dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 ( keselamatan dan
kesehatan kerja ).

e. Tes Formatif 1
Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan dari sistem pengapian pada kendaraan ?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional ?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut :
a. Bateray
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan komponen-komponen dari Rangkaian sekunder merupakan
jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil ?
5. Jelaskan cara kerja Coil pengapian pada tertutup dan terbuka ?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian ?
7. Jelaskan cara kerja Vakum advancer ?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer ?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar ?
10. Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin ?

f. Kunci jawaban tes Formatif 1

1. Fungsi sistem Pengapian adalah Menyediakan percikan bunga api


D bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan
E bakar di dalam ruang bakar engine.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 22


MODUL OPKR 50-011B
2. Gambar rangkaian sistem pengapian konvensioal.

3. fungsi komponen pengapian :


- baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil
- Ignation Coil Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjaditegangan
tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
- Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke
busipada tiap- tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian.
- Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api
melalui elektroda.

4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi


yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen
berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Rotor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi

5. Cara kerja coil pengapian pada saat :


a. Cara Kerja – Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk
medan magnit, melalui kontak poin ke massa.
b. Cara Kerja Pengapian Poin-Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,
aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan
menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan
tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan
kemudian ke busi-busi
6. fungsi Kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat
poin-poin tersebut mulai membuka.
7. cara kerja vakum adalah:
pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat kevacuuman
yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar
mempercepat saat pengapian.

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 23


MODUL OPKR 50-011B
Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman
akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup
throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak ada kevacuuman) terhadap
diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang diperlukan
saat putaran engine naik.

9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:


Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian.
Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena
percikan yang berlebihan.

10. Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:


- Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung insulator yang panjang dan
permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jaluir perambatan panas
sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala
selinder.
- Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga
permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya
pendek, maka perambatan panas sangat baik dan tempratur elektroda
tengah tidak akan naik terlalu tinggi.

b. Lembar Kerja1
1. Alat dan bahan

a) 1 unit engine stand


b) Peralatan tangan
c) Kuci pas, ring, tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) unit engine stand
g) Peralatan tangan
h) Kuci pas, ring, tool box
2. Keselamatan kerja
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan pungsinya
b) Ikuti instruksi dari instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak meakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual

3. Langkah kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktek sesuai yang di butuhkan.
b) Perhatikan instuksi Praktek yang disampaikan oleh oleh guru/insruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian.
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian.
e) Gambarkan wering sistem pengapian sesuai dengan bahan yang
dipraktekkan.
f) Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktek
g) Setelah selesai praktek bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan .

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 24


MODUL OPKR 50-011B
4. Tugas.
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas
b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru anda peroleh setelah
mempelajari materi kegiatan pelajaran
c) Jika belum mengerti tanyakan pada instruktur dan pelajari kembali materi

PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN 25


MODUL OPKR 50-011B

Anda mungkin juga menyukai