Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FTS KOSMETIKA

“Cara Pembuatan Kosmetik Yang Baik dan Benar”

OLEH

Nama : Debby Fransiska Yaas

Nim : F1F1 13 188

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
1. Bagaimana memproduksi kosmetik yang meliputi : (cara pembuatan kosmetik yang
baik dan benar) (Retno iswari Tragono, dkk., 2007)
a. Pemilihan formula kosmetik
Dalam pemilihan formula kosmetik dapat mengikuti tren, musim, fashion dan
lain-lain. Kita harus pandai dan realistis bahwa formulasi kita memang
akan dapat di produksi secara besar-besaran dengan menggunakan
alat-alat pabrik yang telah ada. Bahkan pada saat itupun, bahan- bahan
baku yang terkandung dalam formulasi itu masih harus secara
kritis diteliti kembali sebelum betul-betul dipilih untuk digunakan
b. Pemilihan metode pembuatan
Tujuan dari proses kosmetik adalah untuk menghasilkan suatu
produk yang seragam serta memiliki keawetan yang panjang, maka
pemilihan metode pembuatan yang tepat dengan menggunakan
peralatan yang tersedia itu esensial. bSetelah mengidentifikasi,
parameter-parameter kritis tersebut, perlu memilih cara pembuatan yang
paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan produk
yang “ideal”.
c. Rencana pembesaran batch
Pembesaran produk dari laboratory size bathces (clinical bathces), yang
umumnya sampai 25 kg, ke pilot plant bathces (25-200 kg) disebut
scale-up formulasi atau produksi. Untuk produksi kosmetik yang masih
baru, scale-up dapat diselesaikan dalam 2 fase:
 Pembuatan Clinical Batch
Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya
ditemui disini. Karena itu, formulator produk itu sebaiknya hadir
menyaksikan pembuatan clinical batch tersebut untuk menghindari
masalah yang mungkin timbul akibat tidak tersedianya metode
pembuatan yang kurang terperinci.Setelah beberapa clinical batch
sukses dibuat, suatu pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan
dalam format tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke
produksi pilot plant batches.
 Pembuatan Pilot Plant Batch
Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plant batches disarankan
untuk dilanjutkan sebelum tes keamanan klinis fase III mulai dilakukan
untuk produk hasil metode pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan
produksi untuk tes klinis.
d. Proses produksi
Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan
pengaturan Pemerintah, yaitu Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik
(CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di A.S.. Peralatan yang
digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing,
homogenizers, filling equipment.
 Proses dan tujuan :
Pencampuran (mixing)
Pemompaan
Pemindahan panas
Filtrasi
Pengisian (filling)
 Pembuatan produk khusus :
Kosmetik cair
Gel
Mikroemulsi
Emulsi
e. Kontrol kualitas
Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar
perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya.
Faktor –faktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah:
1. Personalia
2. Fasilitas
3. Spesifikasi Produk

Fungsi kontrol kualitas, antara lain:


1) Kontrol dalam proses (in- process control)
2) Pengujian spesifikasi bahan baku (raw material specification testing)
3) Pengujian spesifikasi produk(product specification testing)
4) Pengawasan fasilitas penyimpanan dan distribusi (storage and
distribution facilities control)
5) Pengawasan tempat yang mungkin sebagai produsen pihak ketiga (site
inspection of potential third party manufacture)
6) Pengawasan terhadap kontaminasi mikrobiologis (mikrobiological
surveillance)
7) Kemungkinan memperpanjang tanggal kadaluwarsa produk (product
exspiration dating extension)
2. (Cara pembuatan kosmetik yang baik dan benar) sebagai pedoman control kualitas
sediaan kosmetik yang meliputi : (BPOM, 2010)
a. Ketentuan umum
Pada pembuatan kosmetik, pengawasan menyeluruh sangat esensial
untuk menjamin bahwa konsumen menerima kosmetik yang bermutu tinggi
dan aman digunakan. Tidaklah cukup jika produk jadi kosmetik hanya
sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang sangat penting
adalah bahwa mutu harus dibentuk dalam produk tersebut.
b. Personalia
Semua personil harus memenuhi persyaratan kesehatan, baik fisik maupun mental,
serta mengenakan pakaian kerja yang bersih. Personil yang bekerja di area produksi
hendaklah tidak berpenyakit kulit, penyakit menular atau memiliki luka terbuka,
memakai pakaian kerja, penutup rambut dan alas kaki yang sesuai dan memakai sarung
tangan serta masker apabila diperlukan. Personil harus tersedia dalam jumlah yang
memadai, mempunyai pengalaman praktis sesuai dengan prosedur, proses dan
peralatan. Personil di Bagian Pengolahan, Produksi dan Pengawasan Mutu setidak-
tidaknya berpendidikan minimal setara dengan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
Semua personil harus memahami prinsip Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB.
c. Bangunan dan fasilitas
Harus dipilih lokasi yang bebas banjir, jauh dari tempat pembuangan
sampah, tidak di tempat pemukiman padat penduduk, terhindar dari pencemaran dan
tidak mencemari lingkungan. Jika tidak mungkin dihindarkan maka harus
dilakukan tindakan pencegahan terhadap pencemaran, misalnya:
Tata letak ruang pabrik

Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu hendaklah

Desain drainase
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik hendaklah memiliki
rancang bangun yang tepat, ukuran memadai dan sesuai dengan ukuran bets yang
dikehendaki. Peralatan tidak boleh bereaksi dengan bahan/produk, mudah
dibersihkan/disanitasi serta diletakkan di lokasi yang tepat, sehingga terjamin
keamanan dan keseragaman mutu produk yang dihasilkan serta aman bagi personil
yang mengoperasikan.
e. Sanitasi dan hygiene
Sanitasi dan higiene bertujuan untuk menghilangkan semua sumber potensial
kontaminasi dan kontaminasi silang di semua area yang dapat berisiko pada kualitas
produk. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan
dan perlengkapan, bahan awal, lingkungan, bahan pembersih dan sanitasi.
Pembersihan dan sanitasi merupakan pertimbangan utama pada saat merancang
bangunan dan peralatan dalam suatu pabrik kosmetik. Pembersihan yang baik
mempunyai peran yang sangat penting untuk menghasilkan produk dengan kualitas
tinggi dan biaya yang rendah (efisien).
Pelaksanaan pembersihan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Pembersihan rutin (Housekeeping cleaning).
2. Pembersihan dengan lebih teliti menggunakan bantuan bahan pembersih dan
sanitasi (Deep cleaning).
3. Pembersihan dalam rangka pemeliharaan (Maintenance cleaning).
f. Produksi
Produksi dilaksanakan harus sesuai dengan mengikuti prosedur yang
telah yak n i ditetapkan, yang dapat menjamin produksi barang jadi
yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
g. Pengawasan mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan
kosmetik yang baik agar tiap kosmetik yang dibuat memenuhi persyaratan
mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Rasa keterikatan dan
tanggung jawab semua unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah
mutlak untuk menghasilkan kosmetik yang bermutu mulai dari saat
kosmetik dibuat sampai distribusi kosmetik. Untuk keperluan itu, harus ada
suatu bagian pengawasan mutu yang berdiri sendiri
h. Inspeksi diri
Dilakukan isnpeksi guna untuk melaksanakan penilaian secara teratur
tentang keadaan dan kelengkapan fasilitas pabrik kosmetik dalam
memenuhi persyaratan cara pembuatan kosmetik yang baik
i. Dokumentasi
Salah satu hal penting dalam menjamin mutu adalah melaksanakan
sistem dokumentasi secara teratur dan konsisten. Sistem dokumentasi
yang direncanakan dan disetujui harus mempunyai tujuan utama yaitu
untuk menentukan, memantau dan mencatat mutu dari seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu. Dokumentasi yang jelas dapat mencegah
kesalahan yang mungkin timbul dari komunikasi lisan ataupun yang tertulis
dengan bahasa sehari-hari.
Tujuan dokumentasi: 1) Menjamin tersedianya spesifikasi semua bahan,
metode pengujian, prosedur produksi dan pengawasan mutu. 2) Karyawan
memahami tugas yang akan dikerjakan. 3) Menjelaskan tanggung jawab dan
wewenang personil. 4) Menjamin personil yang berwenang mempunyai
semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pelulusan. 5)
Sarana dalam pelaksanaan audit. 6) Meningkatkan mutu.
Daftar pustaka

Dr. Retno iswari Tragono, SpKK.,dkk.,2007, Buku Pegangan Ilmu Kosmetik,


Jakata: PT. Gramedia Pustaka Utama

Direktorat Standarisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan produk komplemen


Badan Pengawas obat dan makanan republik indoneia, petunjuk operasional
pedoman cara pembuatan kosmetik yang baik,
http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/POM_011210

Anda mungkin juga menyukai