Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
1. Bagaimana memproduksi kosmetik yang meliputi : (cara pembuatan kosmetik yang
baik dan benar) (Retno iswari Tragono, dkk., 2007)
a. Pemilihan formula kosmetik
Dalam pemilihan formula kosmetik dapat mengikuti tren, musim, fashion dan
lain-lain. Kita harus pandai dan realistis bahwa formulasi kita memang
akan dapat di produksi secara besar-besaran dengan menggunakan
alat-alat pabrik yang telah ada. Bahkan pada saat itupun, bahan- bahan
baku yang terkandung dalam formulasi itu masih harus secara
kritis diteliti kembali sebelum betul-betul dipilih untuk digunakan
b. Pemilihan metode pembuatan
Tujuan dari proses kosmetik adalah untuk menghasilkan suatu
produk yang seragam serta memiliki keawetan yang panjang, maka
pemilihan metode pembuatan yang tepat dengan menggunakan
peralatan yang tersedia itu esensial. bSetelah mengidentifikasi,
parameter-parameter kritis tersebut, perlu memilih cara pembuatan yang
paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan produk
yang “ideal”.
c. Rencana pembesaran batch
Pembesaran produk dari laboratory size bathces (clinical bathces), yang
umumnya sampai 25 kg, ke pilot plant bathces (25-200 kg) disebut
scale-up formulasi atau produksi. Untuk produksi kosmetik yang masih
baru, scale-up dapat diselesaikan dalam 2 fase:
Pembuatan Clinical Batch
Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya
ditemui disini. Karena itu, formulator produk itu sebaiknya hadir
menyaksikan pembuatan clinical batch tersebut untuk menghindari
masalah yang mungkin timbul akibat tidak tersedianya metode
pembuatan yang kurang terperinci.Setelah beberapa clinical batch
sukses dibuat, suatu pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan
dalam format tertulis yang dapat dengan mudah dilanjutkan ke
produksi pilot plant batches.
Pembuatan Pilot Plant Batch
Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plant batches disarankan
untuk dilanjutkan sebelum tes keamanan klinis fase III mulai dilakukan
untuk produk hasil metode pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan
produksi untuk tes klinis.
d. Proses produksi
Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan
pengaturan Pemerintah, yaitu Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik
(CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di A.S.. Peralatan yang
digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing,
homogenizers, filling equipment.
Proses dan tujuan :
Pencampuran (mixing)
Pemompaan
Pemindahan panas
Filtrasi
Pengisian (filling)
Pembuatan produk khusus :
Kosmetik cair
Gel
Mikroemulsi
Emulsi
e. Kontrol kualitas
Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar
perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya.
Faktor –faktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah:
1. Personalia
2. Fasilitas
3. Spesifikasi Produk
Desain drainase
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik hendaklah memiliki
rancang bangun yang tepat, ukuran memadai dan sesuai dengan ukuran bets yang
dikehendaki. Peralatan tidak boleh bereaksi dengan bahan/produk, mudah
dibersihkan/disanitasi serta diletakkan di lokasi yang tepat, sehingga terjamin
keamanan dan keseragaman mutu produk yang dihasilkan serta aman bagi personil
yang mengoperasikan.
e. Sanitasi dan hygiene
Sanitasi dan higiene bertujuan untuk menghilangkan semua sumber potensial
kontaminasi dan kontaminasi silang di semua area yang dapat berisiko pada kualitas
produk. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan
dan perlengkapan, bahan awal, lingkungan, bahan pembersih dan sanitasi.
Pembersihan dan sanitasi merupakan pertimbangan utama pada saat merancang
bangunan dan peralatan dalam suatu pabrik kosmetik. Pembersihan yang baik
mempunyai peran yang sangat penting untuk menghasilkan produk dengan kualitas
tinggi dan biaya yang rendah (efisien).
Pelaksanaan pembersihan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Pembersihan rutin (Housekeeping cleaning).
2. Pembersihan dengan lebih teliti menggunakan bantuan bahan pembersih dan
sanitasi (Deep cleaning).
3. Pembersihan dalam rangka pemeliharaan (Maintenance cleaning).
f. Produksi
Produksi dilaksanakan harus sesuai dengan mengikuti prosedur yang
telah yak n i ditetapkan, yang dapat menjamin produksi barang jadi
yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
g. Pengawasan mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan
kosmetik yang baik agar tiap kosmetik yang dibuat memenuhi persyaratan
mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Rasa keterikatan dan
tanggung jawab semua unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah
mutlak untuk menghasilkan kosmetik yang bermutu mulai dari saat
kosmetik dibuat sampai distribusi kosmetik. Untuk keperluan itu, harus ada
suatu bagian pengawasan mutu yang berdiri sendiri
h. Inspeksi diri
Dilakukan isnpeksi guna untuk melaksanakan penilaian secara teratur
tentang keadaan dan kelengkapan fasilitas pabrik kosmetik dalam
memenuhi persyaratan cara pembuatan kosmetik yang baik
i. Dokumentasi
Salah satu hal penting dalam menjamin mutu adalah melaksanakan
sistem dokumentasi secara teratur dan konsisten. Sistem dokumentasi
yang direncanakan dan disetujui harus mempunyai tujuan utama yaitu
untuk menentukan, memantau dan mencatat mutu dari seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu. Dokumentasi yang jelas dapat mencegah
kesalahan yang mungkin timbul dari komunikasi lisan ataupun yang tertulis
dengan bahasa sehari-hari.
Tujuan dokumentasi: 1) Menjamin tersedianya spesifikasi semua bahan,
metode pengujian, prosedur produksi dan pengawasan mutu. 2) Karyawan
memahami tugas yang akan dikerjakan. 3) Menjelaskan tanggung jawab dan
wewenang personil. 4) Menjamin personil yang berwenang mempunyai
semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pelulusan. 5)
Sarana dalam pelaksanaan audit. 6) Meningkatkan mutu.
Daftar pustaka