Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitanya
tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya.
Diabetes mellitusmerupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan pada saat sekarang ini. Terkena diabetes mellitus kadang
membuat seorang menjadi cemas, panik, dan takut. Namun, di pihak lain,
adanya diabetes mellitus ini seringkali bisa mengubah gaya hidup seseorang
menjadi lebih disiplin, lebih rajin berdiet dan olahraga, serta makin mengerti
bagaimana menghadapi penyakit ini dengan benar.
Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui dan mengenal
diabetes mellitus ini. Maka dari itu penyusun membuat makalah yang
berjudul “Diabetes Mellitus” dan akan membahas diabetes mellitus secara
lebih jelas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Diabetes Mellitus ?


2. Apa saja etiologi Diabetes Mellitus ?
3. Apa saja manifestasi klinis Diabetes Mellitus ?
4. Bagaimana patofisiologi Diabetes Mellitus ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Diabetes Mellitus ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita Diabetes Mellitus ?
7. Bagaimana Patoflow Diabetes Mellitus ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Diabetes Mellitus”
ini adalah untuk mengetahui lebih spesifik mengenai penyakit Diabetes
Mellitus.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diabetes mellitus adalahgangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana Elin, 2009)
Diabetes mellitus lazim disebut penyakit kencing manis. Dalam hal
ini, kadar gula darah seseorang melebihi normal karena tubuh tidak lagi
memiliki insulin atau insulin tidak dapat bekerja dengan baik. Insulin
adalah hormon yang bekerja memasukkan gula dari peredaran darah ke
dalam sel dan diproduksi oleh kelenjar pankreas yang berada di dalam
perut. (Hans Tandra, 2008)
Klasifikasi diabetes mellitus
1. Klasifikasi klinis :
a. DM
a) Tipe I : IDDM
Diabetes tipe I adalah diabetes yang timbul karena
pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau
kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya,
insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali.
Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran darah
karena tidak dapat diangkut ke dalam sel.
b) Tipe II : NIDDM
Pada diabetes tipe II, pankreas masih bisa
memproduksi insulin, tetapi kualitasnya buruk
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya,
glukosa dalam darah meningkat. Penderita penyakit
ini tidak perlu mendapatkan tambahan suntikan
insulin dalam pengobatannya, tetapi memerlukan
obat untuk memperbaiki fungsi insulin, menurunkan
glukosa, dan memperbaiki pengolahan gula di hati.
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasiresiko statistik :
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa

B. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran
sel-sel beta pankreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe
itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes tipe
I.
b. Faktor imunologi (autoimun)
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang menimbulkan estruksi
sel beta.
2. DM tipe II
Diabetes tipe II disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan
resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan
proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Kemungkinan lain terjadinya diabetes tipe II adalah sel-sel
jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten
terhadap insulin. Keadaan ini dinamakan resistensi insulin
(insulin resistance). Dalam hal ini, insulin ditolak sebagai kunci
untuk membuka pintu bagi masuknya glukosa yang akhirnya
tertimbun dalam peredaran darah. Keadaan ini umunya
terjadinya pada pasien yang gemuk atau mengalami obesitas.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis diabetes mellitus dikaitkan dengan konsekuensi
metabolik defisiensi insulin. (Price& Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi
dieresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria)
dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluarkan adalah kesemutan, gatal, mata
kabur, impotensi, peruritas vulva.
D. Patofisiologi
1. Diabetes Mellitus tipe I
DM tipe I tidak berkembang pada semua orang yang
mempunyai predisposisi genetic. Pada mereka yang memiliki
indikasi resiko penanda gen (DR3 dan DR4 HLA), DM terjadi
kurang dari 1 %. Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu
DM tipe I. insiden meningkat, baik pada musim semi maupun
gugur, dan onset sering bersamaan dengan epidemic berbagai
penyakit virus. Autoimun aktif langsung menyerang sel beta
pancreas dan produknya. ICA dan antibody insulin secara progresif
menurunkan keefektifan kadar sirkulasi insulin.
Hal ini secara pelan-pelan terus menyerang sel beta dan molekul
insulin endogen sehingga menimbulkan onset mendadak DM.
hiperglikemia dapat timbul akibat dari penyakit akut atau stress
dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan masa sel beta. Ketika penyakit akut terobati,klien dapat
kembali kepada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda-
beda dimana pancreas kembali mengatur produksi sejumlah insulin
secara adekuat. Status konpensasi ini di sebut sebagai periode
honeymoon, secara khas bertahan untuk 3-12 bulan. Proses
berakhir ketika masa sel beta yang berkurang tidak dapat
memproduksi cukup insulin untuk meneruskan kehidupan. Klien
menjadi bergantuung kepada pemberian insulin eksogen untuk
bertahan hidup.

2. Diabetes tipe II
Patogenesis DM tipe II berbeda signiffikan dari DM tipe I.
Respons terbatas sel beta terhadap hiperglikemia tampak menjadi
faktor mayor dalam perkembangannya. Sel beta terpapar secara
kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi menjadi secara progresif
kurang efisien ketika merespons peningkatan glukosa lebih lanjut.
Fenomena ini dinamai desensitiasi, dapat kembali dengan
menormalkan kadar glukosa. Raisoproisulin (prekursor insulin)
terhadap insulin tersekresi juga meningkat.
Proses patofisiologi kedua dalam DM tipe II adalah resistensi
terhadap aktivitas insulin biologis, baik di hati maupun jaringan
perifer. Keadaan ini disebut sebagai resistensi insulin. Orang dengan
DM tipe II memiliki penurunan sensitivitas insulin terhadap kadar
glukosa, yang mengakibatkan produksi glukosa hepatik berlanjut,
bahkan sampai dengan kadar glukosa darah tinggi. Hal ini
bersamaan dengan ketidakmampuan otot dan jaringan lemak untuk
meningkatkan ambilan glukosa. Mekanisme penyebab resistensi
insulin perifer tidak jelas, namun ini tampak terjadisetelah insulin
berikatan terhadap reseptor pada permukaan sel.
Insulin adalah hormon pembangun (anabolik). Tanpa insulin,
tiga masalah metabolik mayor terjadi : penurunan pemanfaatan
glukosa, peningkatan mobilisasi lemak, dan peningkatan
pemanfaatan protein.
E. Pemeriksaaan Diagnostik
F. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Klieen dengan DM harus dipantau secara ketat untuk tingkat
pengetahuan dan melakukan perawatan mandiri. Tipe DM,
kondisi klinis klien, dan rencana pengobatan juga merupakan
pengkajian penting. Menanyakan klien apakah minum vitamin,
mineral, atau suplemen herbal untuk menurunkan kadar glukosa
darah atau untuk tujuan lain. Terapi alternatif dan komplementer
memberikan informasi tambahan pada hubungan zat-zat ini
dengan DM.
Krom dan bawang putih mungkin menurunkan kadar glukosa
dan kadar kolesterol dan magnesium mungkin meningkatkan
sensitivitas insulin. Arbei, khususnya arbei eropa, mungkin juga
menurunkan kadar glukosa. Niacin mungkin mengganggu
toleransi glukosa.

G. Patoflow

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan diatas diabetes
mellitus adalah gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan
dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh
berbagaifaktor. Terdapat dua tipe DM yaitu DM
tipe I dan DM tipe II yang masing-masing
disebabkan oleh berbagai hal.Diabetes
mellitusdapat diketahui melalui pemeriksaan
diagnostik.
B. Saran
Saran penyusun kepada para pembaca yaitu untuk
lebih memperhatikan pola makan dan pola hidup
sehat, sehingga akan mengurangi resiko terkena
penyakit diabetes mellitus.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai