Kepala sekolah sebagai guru yang mendapatkan tugas sebagai kepala sekolah
mempunyai peran sangat strategis dalam meningkatkan kinerja sekolah melalui karya
inovatif di bidang pengelolaan sekolah. Untuk melaksanakan peran strategis itu, kepala
sekolah harus melaknanakan kinerja seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrsah. Selain itu, kepala sekolah juga wajib melakukan pengembangan
keprofesian berkelanjutan di mana salah satu bentuknya adalah pembuatan karya inovatif
dan melaporkannya dalam bentuk karya ilmiah, sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kompetensi kepala sekolah seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasiobal Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Pembuatan karya inovatif menampung hasil karya kepala sekolah selain Karya
Tulis Ilmiah yang bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat. Karya inovatif yang dibuat kepala sekolah sebagai bentuk tuntutan regulasi.
Karya inovatif yang dibuat kepala sekolah mendapatkan penghargaan berupa nilai angka
kredit dalam rangka meningkatkan karir. Karya inovatif juga bermanfaat untuk
mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien sehingga terjadi peningkatan mutu
pendidikan.
Pedoman ini berisi penjelasan rinci tentang apa, bagaimana, macam dan jenis
karya inovatif untuk pengembangan profesi kepala sekolah serta bagaimana cara
pembuatan dan penilaiannya yang merupakan rangkuman dari ketiga peraturan di atas.
Diharapkan melalui pedoman ini kepala sekolah, tim penilai dan Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki pemahaman yang sama dalam penulisan karya inovatif
sehingga tujuan pengembangan karir kepala sekolah dapat tercapai secara optimal.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum.......................................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................................3
D. Sasaran.................................................................................................................................4
E. Ruang Lingkup................................................................................................................... 4
BAB II PROSEDUR PEMBUATAN KARYA INOVATIF....................................................... 5
A. Pengertian dan Jenis-jenis Karya Inovatif...........................................................................5
B. Penjelasan Jenis Karya inovati, Format laporan dan Angka Kreditnya.............................. 6
C. Alur Pembuatan Karya Inovatif.........................................................................................19
BAB IIIPENILAIAN DAN ANGKA KREDIT KARYA INOVATIF..................................... 20
A. Prosedur Penilaian Karya Inovatif.................................................................................... 20
B. Kriteria Penilaian Karya Inovatif...................................................................................... 21
C. Standar penilaian karya inovatif........................................................................................21
D. Kategori Karya Inovatif.....................................................................................................21
E. Besaran Angka Kredit Karya Inovatif.............................................................................. 22
F. Langkah-langkah penilaian...............................................................................................25
G. Alasan Penolakan.............................................................................................................. 25
H. Contoh Penilaian............................................................................................................... 36
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................39
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
mengamanatkan bahwa angka kredit guru diperoleh dari unsur utama yaitu
pendidikan, pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, pengembangan keprofesian
berkelanjutan, dan unsur penunjang. Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
kepada guru dan tenaga kependidikan.
1
sekolah dan masyarakat; (3) menciptakan karya seni; (4) menciptakan karya kreatif
lainnya.
Selain itu, kreativitas kepala sekolah dalam membuat karya inovatif akan
menginspirasi guru untuk menyelenggarakan pembelajaran dengan lebih baik. Karya
inovatif juga dapat membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas manajerial
agar lebih efektif. Karya inovatif diharapkan menjadi sarana bagi kepala sekolah
dalam rangka mengembangkan inovasi sebagai upaya memecahkan permasalahan
yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, bahwa karya inovatif kepala sekolah harus diberi penghargaan
berupa angka kredit. Karya inovatif kepala sekolah yang dapat dinilai yaitu karya
inovatif yang sudah dibuat, dilengkapi dengan laporan, dan pemanfaatannya dalam
pendidikan maupun masyarakat.
Adanya inovasi kepala sekolah akan mewujudkan guru dan tenaga kependidikan
yang profesional sehingga terbentuk penyelenggaraan pendidikan yang bemutu,
efektif dan efisien. Agar pelaksanaan karya inovatif kepala sekolah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, maka perlu disusun buku pedoman pembuatan dan
penilaiannya. Buku pedoman ini disusun untuk memudahkan kepala sekolah, tim
penilai, dan pihak terkait dalam membuat dan menilainya.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum pembuatan dan penilaian karya inovatif ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Manfaat Pedoman Penulisan dan Penilaian Karya Inovatif Kepala Sekolah sebagai
berikut:
1. Bagi kepala sekolah
Dapat membuat dan menulis karya inovatif, dan menyusun laporan yang sesuai
dengan peraturan yangberlaku.
2. Bagi Tim penilai angka kredit jabatan fungsional guru
Memiliki pedoman yang konkrit dan jelas untuk melakukan penilaian karya
inovatif secara obyektif, transparan, dan akuntabel.
3
3. Bagi lembaga dan instansi terkait
Dapat memahami cara penilaian karya inovatif sesuai peraturan yang berlaku.
D. Sasaran
Sasaran Pedoman Penulisan dan Penilaian Karya Inovatif Kepala Sekolah ini sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah
2. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
3. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
4. Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Penulisan dan Penilaian Karya Inovatif Kepala Sekolah
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. prosedur pembuatan dan jenis-jenis karya inovatif
2. prosedur penilaian karya inovatif dan angka kreditnya
3. deskripsi alasan penolakan karya inovatif.
4
BAB II
PROSEDUR PEMBUATAN KARYA INOVATIF
5
transendental baik spiritual maupun intelektual bagimanusia dan kemanusiaan
atau memberikan makna pendidikan bagi individu maupun masyarakat.
e. Menciptakan karya kreatif lainnya adalah karya kreatif di bidang pendidikan
selain alat pelatihan, karya teknologi, dan karya seni yang terkait dengan
pendidikan dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan.
6
b. Format Laporan
Sistematika laporan pembuatan alat pelatihan/peraga/praktikum mengikuti
panduan sebagai berikut:
1) Halaman judul, memuat jenis laporan (tuliskan laporan pembuatan alat
pelatihan/peraga/praktikum), nama alat pelatihan/peraga/praktikum,
nama pembuat, NIP bagi PNS, dan nama sekolah/lokasi.
2) Halaman pengesahan oleh atasan langsung
3) Halaman pernyataan dari pembuat bahwaalat pelatihan/peraga/praktikum
ini benar-benar asli hasil karya kepala sekolah yang bersangkutan.
4) Kata Pengantar.
5) Daftar Isi
6) Daftar Gambar/Foto
7) Nama Alat Pelatihan/Peraga/Praktikum
8) BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang penciptaan alat
pelatihan/peraga/praktikum, menguraikan adanya kesenjangan di
lapangan sehingga memerlukan dibuatnyaalat
pelatihan/peraga/praktikum. Uraikan rumusan masalah terkait mengapa
perlu dibuat alat pelatihan/peraga/praktikum. Uraikan tujuan dibuatnya
alat pelatihan/peraga/praktikum dan manfaat di buatnya alat
pelatihan/peraga/praktikum. Manfaat untuk apa dan siapa yang
memanfaatkan harus dijelaskan.
9) BAB II KAJIAN PUSTAKA/KAJIAN KONSEP
Pada bagian ini diuraikan kajian pustaka yang terkait dengan alat
pelatihan/peraga/praktikum yang dibuat. Kajian pustaka ini bisa berupa
hasil penelitian, hasil penciptaan karya lain yang relevan, baik yang
ditulis dalam jurnal ilmiah atau buku atau masih dalam bentuk laporan
aslinya. Bab ini diperlukan sebagai syarat sebuah karya ilmiah yang
dapat dibuktikan kebenarannya, dan penciptaan alat
pelatihan/peraga/praktikum memang dibutuhkan dan bermanfaat.
10) BAB III RANCANGAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
7
Rancangan/desainalat pelatihan/peraga/praktikum (dilengkapi dengan
gambar rancangan atau diagram alir serta daftar dan foto alat, video
tutorial dan bahan yang digunakan). Bab ini juga menguraikan prosedur
pembuatanalat pelatihan/peraga/praktikum (dilengkapi dengan foto
pembuatan). Demikian pula penggunaanalat pelatihan/peraga/praktikum
tersebut di sekolah (dilengkapi dengan foto penggunaan atau video
tutorial).
11) BAB IV PENUTUP
Berisi simpulan dan atau saran yang menjelaskan pentingnya alat
pelatihan/peraga/praktikum yang dibuat dan rekomendasi-rekomendasi
kepada pihak terkait tentang kemanfaatan alat
pelatihan/peraga/praktikum yang dibuat.
12) DAFTAR PUSTAKA
Menuliskan sumber-sumber yang dikutip atau yang dipakai dalam
pembuatan alat pelatihan/peraga/praktikum.
13) LAMPIRAN
Melampirkan bukti-bukti dokumen yang mendukung dan diperlukan bisa
sesuai kebutuhan.
c. Bukti fisik
1) Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan alat peraga/alat
praktikum yang dilengkapi dengan gambar/foto/video tutoril, alat
peraga/alat praktikum tersebut jika alat peraga/alat praktikum tidak
memungkinkan untuk dikirim.
2) Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan alat peraga/alat
praktikum yang dilengkapi dengan alat peraga/alat praktikum yang dibuat
jika alat peraga/alat praktikum tersebut memungkinkan untuk dikirim.
3) Lembar pengesahan/pernyataan dari kepala sekolah bahwa alat
pelajaran/alatperaga/alatpraktikum tersebut dipergunakan di sekolah
disahkan oleh atasan langsung yang bersangkutan.
8
d. Angka kredit
Untuk Alat Pelatihan/Pembimbingan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan
1) Kategori kompleks, diberikan angka kredit 2.
2) Kategori sederhana, diberikan angka kredit 1.
Catatan: Angka kredit diberikan untuk setiap alat pelajaran/alat peraga yang
dihasilkan dan dapat dilakukan oleh perorangan atau tim. Untuk alat
praktikum
1) Kategori kompleks, diberikan angka kredit 4
2) Kategori sederhana, diberikan angka kredit 2.
Catatan : Angka kredit diberikan untuk setiap alat praktikum yang setiap kali
dihasilkan dan dapat dilakukan oleh perorangan atau tim.
9
Untuk kepala sekolah,karya inovatif teknologi tepat guna dapat berupa:
1) Hasil pengembangan metodologi bimbingan kepada guru dan/atau
tenaga kependidikan hasil pengembangan manajemen sekolah yang telah
divideokanmisalnya:
a) lesson study berbasis sekolah
b) lesson study berbasis MGMP/KKG
c) Supervisi berbasislesson study
b. Format Laporan
Sistematika laporan sains dan teknologi tepat gunasebagai berikut.
1) Halaman judul
2) Halaman pengesahan oleh atasan langsung
3) Kata pengantar
10
4) Daftar isi laporan
5) Daftar gambar/tabel/lampiran
6) BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang perlunya diciptakan
karya sains/dan teknologi. Dirumuskan masalah mengapa perlu
diciptakan karya sains/dan teknologi. Dijelaskan tujuan dari
diciptakannya karya sains/dan teknologi, juga manfaatnya.
11
11) LAMPIRAN
Melampirkan bukti-bukti dokumen yang mendukung dan
diperlukan bisa sesuai kebutuhan.
c. Bukti Fisik
Bukti fisik karya sains dan teknologi tepat guna sebagai berikut.
1) Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan karya
teknologi tepat guna yang dilengkapi dengan gambar/foto/video
tutorial alat karya teknologi tepat guna tersebut dan lainnya yang
dianggap perlu.
2) Lembar pengesahan/pernyataan atasan langsung bahwa alat karya
teknologi tepat guna tersebut dipergunakan di sekolah .
3) Jika alat karya teknologi digunakan oleh masyarakat, dilengkapi
lembar pengesahan/pernyataan oleh kepala Desa/Lurah dari
masyarakat yang menggunakannya.
d. Angka Kredit
1) Kategori Kompleks:
Nilai angka kredit karya teknologi tepat guna dengan kategori
kompleks diberikan nilai angka kredit 4.
Karya teknologi tepat guna yang termasuk dalam kategori
kompleks:
a) Satu atau beberapa karya berupa hasil pengembangan model
metodologi/evaluasi pembelajaran/manajemen/olahraga yang
telah divideokan dengan durasi kumulatif minimal 60 menit.
b) Satu karya berupa hasil eksperimen sains/teknologi
dimanfaatkan di masyarakat minimal di tingkat kelurahan.
c) Satu karya berupa program aplikasi komputer dan
dimanfaatkan di masyarakat minimal di tingkat kelurahan.
d) Satu karya berupa alat/mesin serba guna dimanfaatkan di
masyarakat minimal di tingkat kelurahan.
12
2) Kategori Sederhana:
Nilai angka kredit karya teknologi tepat guna dengan kategori
sederhana diberikan nilai angka kredit 2.
Karya teknologi tepat guna yang termasuk dalam kategori
sederhana:
a) Satu atau beberapa karya berupa hasil pengembangan model
metodologi/evaluasi pembelajaran/manajemen/olahraga yang
telah divideokan dengan durasi kumulatif minimal 30 menit.
b) Satu karya berupa hasil eksperimen sains/teknologi
dimanfaatkan di tingkat sekolah.
c) Satu karya berupa program aplikasi komputer untuk
pendidikan dan dimanfaatkan di tingkat sekolah.
d) Satu karya berupa alat/mesin dimanfaatkan di tingkat sekolah.
3. Menciptakan Karya Seni
a. Penjelasan
Karya seni adalah hasil budaya manusia yang merefleksikan nilai-nilai dan
gagasan manusia yang diekspresikan secara estetik dalam berbagai
bentuk/medium. Menemukan/menciptakan karya seni adalah proses
perefleksian nilai-nilai dan gagasan manusia yang diekspresikan secara
estetik dalam berbagai bentuk seperti rupa, gerak, bunyi, dan kata yang
mampu memberi makna transendental, baik spriritual maupun intelektual
bagi manusia dan kemanusiaan.
Jenis karya seni terdiri atas seni sastra dan desain komunikasi visual
1) Seni sastra
Bentuk seni sastra adalah novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, buku
cerita bergambar (komik), dan naskah drama/teater/film.
2) Desain komunikasi visual
Bentuk desain komunikasi visual adalah film/sinetron/wayang(seni
tradisional) atau judul company profil, fotografi, baliho/poster,
pamflet/brosur.
3) Seni lanskap adalah mendesain atau merancang dalam suatu gambar,
taman, maupun bangunan. berupa penataan lingkungan sekolah (taman,
green house, play ground)vertikal garden, penghijauan sekolah, dan
lain-lain.
13
4) Seni busana adalah pengaturan segala sandang dan perlengkapannya
(aksesoris) yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
kegiatan pentas (show) maupun di luar pentas. Aksesoris antaralain
berupa topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur yang
melekat pada pakaian.
5) Seni rupa adalah karya yang dapat dinikmati dengan indera penglihatan
dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa berupa lukisan, grafis, patung,
instalasi dan kriya.
6) Seni pertunjukan adalah gabungan antara berbagai bidang seni seperti
teater, sendra tari, seni musik, dialog, kostum, panggung, pencahayaan,
dan seni rias. Seni pertunjukan dibagi dua yaitu seni pertunjukan
tradisional (wayang kulit, wayang orang dan ketoprak) dan seni
pertunjukan modern (drama, fragmen, teater, dan film).
7) Seni musik adalah menyusun nada atau suara dalam urutan
kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi
(suara) yang mempunyai kesatuan irama, melodi, dan harmoni.
b. Format Laporan
Sistematika karya seni sebagaimana diuraikan di atas sebagai berikut:
1) Sampul halaman depan (judul, nama pencipta, NIP, nama dan logo
sekolah )
2) Halaman pengesahan, berisi pengesahan oleh atasan langsung.
3) Halaman pernyataan, berisi pernyataan keaslian/belum pernah
diusulkan oleh yang bersangkutan.
4) Kata pengantar
5) Daftar isi
6) Daftar tabel/gambar
7) BAB 1 PENDAHULUAN,(latar belakang ide penciptaan, makna dan
tujuan)
8) BAB 2PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI
Mencakup refleksi proses kreatif/penciptaan (bahan, alat, ukuran, lama
pegerjaan, deskripsi proses kreatif dari pra penciptaan sampai pasca
14
penciptaan dikuatkan dengan foto-foto atau rekaman audio/audiovisual,
dan deskripsi kegiatan pameran/publikasi/pertunjukan disertai katalog.
9) BAB 3 PENUTUP
Mencakup simpulan dan saran atau rekomendasi-rekomendasi pada
pihak terkait.
10) DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar semua sumber yang dikutip dalam pembuatan laporan
karya seni dan semua sumber bahan referensi.
c. Bukti fisik
1) Karya seni dengan bukti fisik yang harus disertakan langsung tanpa
laporan penciptaan, terdiri dari:
a) novel;
b) kumpulan cerpen;
c) kumpulan puisi;
d) naskah drama/teater/film.
15
d) pernyataan kebenaran keaslian dan kepemilikan karya seni serta
belum pernah diusulkan untuk angka kredit sebelumnya dariatasan
langsung;
e) surat keterangan berupa (pilih salah satu):
surat keterangan telah dipamerkan/dipublikasikan/diedarkan,
atau
surat keterangan telah memenangkan lomba minimal tingkat
kabupaten/kota, atau
surat keterangan dari pihak yang berwenang (dewan
kesenian/asosiasi seni/ dinas yangrelevan)
3) Karya seni dengan bukti fisik yang tidak dapat disertakan langsung
dan harus menulis laporan penciptaan, terdiri dari:
a) seni rupa yang berukuran besar seperti: lukisan, grafis, gambar,
patung, kriya;
b) desain komunikasi visual, seperti baliho, papan nama
c) seni busana;
d) seni pertunjukan, seperti: teater, tari, sendratari, ensamble musik.
d. Angka Kredit
1) Katagori kompleks angka kredit 4
2) Katagori sederhana angka kredit 2
16
4. Menciptakan Karya Kreatif Lainnya
b. Penjelasan
Menciptakan karya kreatif lainnya adalah karya kreatif di bidang pendidikan
selain alat pelatihan, karya teknologi, karya seni yang terkait dengan tujuan
meningkatkan mutu pendidikan. Jenisnya karya kreatif lainnya antara
lainsebagai berikut:
1) Pengelolaan sister school
2) Pengembangan pembelajaran kelas industri
3) Model kerjasama dengan stake holder
4) Gerakan literasi sekolah berwawasan global
5) Pengelolaan pendidikan karakter berbasis budaya lokal.
6) Model pengelolaan perpustakaan.
c. Format Laporan
Sistematika laporan karya kreatif lainnya mengacu pada karya inovatif yang
sudah ada yakni membuat alat peraga pelatihan/pembimbingan guru dan atau
karya inovatif. Sistematika disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis karya
kreatif yang dibuat. Sistematika karya kreatif lain adalah sebagai berikut:
1) Halaman judul, memuat jenis laporan (tuliskan laporan pembuatan karya
kreatif lainnya), nama karya kreatif lain, nama pembuat, NIP bagi PNS,
dan nama sekolah/lokasi.
2) Halaman pengesahan oleh atasan langsung
3) Halaman pernyataan dari pembuat bahwa karya kreatif ini benar-benar
asli hasil karya kepala sekolah yang bersangkutan.
4) Kata Pengantar.
5) Daftar Isi
6) Daftar Gambar/Foto
7) Nama Karya Kreatif
8) BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang penciptaan karya kreatif, menguraikan
adanya kesenjangan di lapangan sehingga memerlukan dibuatnya karya
kreatif. Uraikan rumusan masalah terkait pembuatan alat kreatif. Uraikan
tujuan dibuatnya karya kreatif dan manfaat dibuatnya karya kreatif.
Manfaat untuk apa dan siapa yang memanfaatkan harus dijelaskan.
17
9) BAB II KAJIAN PUSTAKA/KAJIAN KONSEP
Pada bagian ini diuraikan kajian pustaka yang terkait dengan karya
kreatif yang dibuat. Kajian pustaka ini bisa berupa hasil penelitian, hasil
penciptaan karya lain yang relevan, baik yang ditulis dalam jurnal ilmiah
atau buku atau masih dalam bentuk laporan aslinya. Bab ini diperlukan
sebagai syarat sebuah karya ilmiah yang dapat dibuktikan kebenarannya,
dan penciptaan karya kreatif memang dibutuhkan dan bermanfaat.
10) BAB III RANCANGAN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
Rancangan/desain karya kreatif (dilengkapi dengan gambar rancangan
atau diagram alir serta daftar dan foto alat dan bahan yang digunakan).
Bab ini juga menguraikan prosedur pembuatan karya kreatif (dilengkapi
dengan foto pembuatan). Demikian pula penggunaan karya kreatif
tersebut di sekolah (dilengkapi dengan foto penggunaan).
11) BAB IV PENUTUP
Berisi simpulan dan saran yang menjelaskan pentingnya karya kreatif
yang dibuat dan rekomendasi-rekomendasi kepada pihak terkait tentang
kemanfaatan karya kreatif yang dibuat.
12) DAFTAR PUSTAKA
Menuliskan sumber-sumber yang dikutip atau yang dipakai dalam
pembuatan karya kreatif.
13) LAMPIRAN
Melampirkan bukti-bukti dokumen yang mendukung dan diperlukan
bisa sesuai kebutuhan.
d. Bukti Fisik
1) Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan karya kreatif
yang dilengkapi dengan gambar/foto karya kreatif tersebut jika alat
peraga/alat praktikum tidak memungkinkan untuk dikirim.
2) Laporan tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan karya kreatif
yang dilengkapi dengan alat peraga/alat praktikum yang dibuat jika
karya kreatif tersebut memungkinkan untuk dikirim.
18
3) Lembar pengesahan/pernyataan dari kepala sekolah bahwa karya kreatif
tersebut dipergunakan di sekolah disahkan oleh atasan langsung yang
bersangkutan.
e. Angka Kredit
Kriteria kategori kompleks dan sederhana serta besaran angka kredit pada
penilaian menciptakan karya kreatif lainnya didasarkan pada kemiripan
karya inovatif: (1) alat pelatihan/pembimbingan, (2) sains dan teknologi
tepat guna, dan (3) karya seni.
PEMBUATAN/
PERANCANGAN/ PENGGUNAAN /
PERENCANAAN PELAPORAN
PENGEMBANGAN/ PEMANFAATAN
MODIFIKASI
Keterangan Alur:
1. Kepala sekolah merencanakan karya inovatif apa yang akan dibuat, dilihat dari
kebermanfaatannya untuk pendidikan.
2. Kepala sekolah membuat/merancang/mengembangkan/memodifikasi
karya inovatif.
3. kepala sekolah menggunakan karya inovatif untuk memperlancar dalam
meningkatkan pelayanan/mutu pendidikan atau meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Kepala sekolah menyusun laporan dengan melengkapi bukti-bukti fisik. Bukti
fisik tersebut meliputi: (1) prosedur pembuatan karya inovatif, (2) cara
pemanfaatan karya inovatif, (3) lembar pengesahan oleh atasan langsung, (4)
surat keterangan dari minimal kepala desa/lurah, instansi terkait,dewan
kesenian/asosiasi seni yang relevan atau dari instansi yang berwenang, dan (5)
foto-foto pembuatan dan penggunaan/pemanfaatan.
19
BAB III
PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT KARYA INOVATIF
Karya inovatif yang sudah dibuat oleh kepala sekolah dan sudah
dipamerkan/dipertunjukkan perlu disahkan atasan langsung dan disertai surat
keterangan dari kepala desa/lurah, instansi terkait atau dewan kesenian/pejabat yang
berwenang.
Selanjutnya untuk kepala sekolah di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan diusulkan ke:
1. Dinas Pendidikan Kab/Kota/Provinsi untuk golongan IV/b ke bawah
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk golonganIV/b ke atas Sedangkan
untuk kepala sekolah di lingkungan Kementerian Agama diusulkan ke:
1. Kantor Kementerian Agama Kab/Kota/Provinsi untuk golongan IV/b ke bawah
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk golongan IV/b ke atas
20
B. Kriteria Penilaian Karya Inovatif
Kriteria penilaian karya inovatif mengacu pada empat unsur APIK, yaitu:
1. Asli, dalam arti karya tersebut dibuat oleh yang bersangkutan dengan tingkat
kewajaran dalam pembuatan yaitu maksimal dalam pembuatan 1 tahun 2 karya
inovatif.
2. Perlu, dalam arti karya tersebut memiliki nilai manfaat dalam bidang pendidikan
dan masyarakat.
3. Ilmiah, dalam arti pembuatan karya inovatif mengikuti kaidah ilmiah yaitu ada
gagasan/ide, prosedur dan rujukan.
4. Konsisten dalam arti pembuatan karya inovatif menggunakan data dan fakta
yang akurat.
Catatan:
Kepala sekolah dapat berkolaborasi dengan pengawas, kepala sekolah lain, guru,
dan masyarakat dalam membuat/menciptakan karya sains/teknologi atau seni. Nilai
yang diperoleh kepala sekolah sesuai dengan Tabel 3.1.
21
ukuran, dan waktu. Sedangkan kategori karya seni ditentukan oleh nilai seni dan
lingkup sebaran/publikasi.
22
Kriteria kategori kompleks dan sederhana pada penilaian karya teknologi tepat guna
didasarkan pada durasi waktu tayang dan lingkup pengakuan pengguna karya yang
dihasilkan.Besaran angka kredit karya teknologi tepat guna dapat dilihat pada Tabel
3.3.
Tabel 3.3 Besaran Angka Kredit Karya Sain/Teknologi
Angka
No. Kegiatan Keterangan
Kredit
1. Kategori kompleks 4 Memiliki tingkat inovasi yang
tinggi
Memiliki tingkat kesulitan
pembuatan tinggi
Memiliki kontruksi atau alur
kerja yang rumit
Tingkat modifikasi yang tinggi
Waktu pembuatan relatif lama
Pembiayaan relatif tinggi
Kriteria kategori kompleks dan sederhana pada penilaian karya seni didasarkan pada
durasi waktu, jumlah dan lingkup pengakuan pengguna karya seni yang
dihasilkan.Besaran angka kredit karya seni dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Besaran Angka Kredit Karya Seni
Angka kredit (2)
Jenis Karya Angka kredit (4)
No. Kriteria Karya Seni Kategori
Seni Kategori Kompleks
Sederhana
1. Seni Sastra Setiap judul buku novel, Jumlah karya: Jumlah karya:
puisi, cerpen, buku cerita Novel (2 judul) Novel (1 judul)
bergambar (komik) yang Puisi (40 judul) Puisi (20 judul)
diterbitkan, ber-ISBN, Cerpen (10 judul) Cerpen (5 judul)
dan diedarkan secara luas Komik (2 judul) Komik (1 judul)
atau dimuat di dalam Naskah Drama/film Naskah Drama/film
media cetak. (2 judul) (1 judul)
Naskah drama/film
23
2. Seni desain Setiap judul Film/sinetron/wayang Film/sinetron/waya
komunikasi film/sinetron/wayang atau judul company ng atau judul
visual atau judul company profile (durasi waktu company profile
profile, baliho, 30 menit) (durasi waktu 15
poster/pamflet/brosur, Baliho (jumlah 6 menit)
diedarkan secara luas dan buah) Baliho (jumlah 3
diakui oleh masyarakat. poster/pamflet/brosur buah)
(jumlah 20 buah) poster/pamflet/bros
ur (jumlah 10 buah)
3 Seni Lanskap Setiap desain yang dibuat Diakui ditingkat Diakui ditingkat
dan dilengkapi dengan Nasional/Provinsi Kabupaten/Kota/Ke
foto hasil camatan/Kelurahan/
desain/bangunan yang Sekolah
dibuat(taman minimal
luas 5M2, green house
minimal 10M2) dan
diakui oleh masyarakat
4 Seni Busana Setiap desain busana Jumlahnya minimal Jumlahnya minimal
yang berbeda, 10 desain busana 5 desain busana
diperagakan, dan diakui
oleh masyarakat.
5 Seni Rupa Lukisan/patung/ukiran/k Lukisan/patung/ukira Lukisan/patung/ukir
eramik, fotografi, n/keramik minimal 6 an/keramik minimal
souvenir yang berbeda, judul di pamerkan 3 judul di pamerkan
dipamerkan dan diakui tingkat Tingkat
oleh masyarakat. nasional/provinsi kabupaten/kota
Fotografi minimal 20 Fotografi minimal
judul di pamerkan 10 judul di
tingkat pamerkan tingkat
Nasional/Provinsi kabupaten/kota
Souvenir minimal 10 Souvenir minimal 5
karya yang digunakan karya yang
tingkat digunakan tingkat
Nasional/Provinsi. kabupaten/kota/kec
amatan/sekolah.
6 Seni Setiap pementasan Durasi minimal 60 Durasi minimal 30
Pertunjukan teater/drama, menit Menit
tari,sendratari, atau
ensambel musik dan
diakui oleh masyarakat
7 Seni Musik Aransemen lagu/judul Naskah aransemen Naskah aransemen
lagu partitur/rekaman lagu minimal 10. lagu minimal 5.
(kaset, CD/ VCD/DVD) Mencipta minimal 6 Mencipta minimal 3
yang diedarkan secara judul lagu. judul lagu.
luas dan diakui oleh
masyarakat
Kriteria kategori kompleks dan sederhana serta besaran angka kredit pada penilaian
menciptakan karya kreatif lainnya didasarkan pada kemiripan karya inovatif: (1)
alat pelatihan/pembimbingan, (2) sains dan teknologi tepat guna, dan (3) karya seni.
24
F. Langkah-Langkah Penilaian
Langkah-langkah penilaian karya inovatif adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan format penilaian untuk menilai karya inovatif.
2. Mengamati identitas kepala sekolah yang akan dinilai karya pengembangan
profesinya dan menyeesuaikan dengan isian yang ada dalam format. Bila ada
yang tidak sesuai, minta penjelasan kepada petugas sekretariat.
3. Apabila karya inovatif tersebut merupakan pengajuan kembali (apelan), atau
yang pernah ditolak, membaca kembali dengan cermat isi surat penolakan
terdahulu, dan memahami yang disarankan dalam surat tersebut. Bila tidak ada
surat terdahulu, mengklarifikasi kepada sekretariat.
4. Mengamati karya inovatif secara cepat dan cermat indikator-indikator yang
tertera pada nomor 1 sampai dengan 4 (Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten),bila
sudah memenuhi syarat maka penilain dilanjutkan.
5. Mengamati TMT Penilaian Angka Kredit (PAK)dan tahun pembuatan karya
inovatif. Jika terpenuhimaka membaca isi laporan pembuatan karya inovatif
tersebut dengan memperhatikan kategori karya inovatif.
6. Bila tidak memenuhi syarat, maka menuliskan nomor alasan penolakan pada
format penilaian.
7. Rekapitulasi alasan penolakan karya inovatif dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rekapitulasi Alasan Penolakan Karya Inovatif
G. Alasan Penolakan
Karya inovatif yang tidak sesuai dengan aturan yang ada maka tidak akan dinilai
dengan berbagai pertimbangan dan alasan yang pasti. Karya inovatif yangditolak
oleh tim penilai selalu diberi saran, sehingga kepala sekolah mengetahui apa
kesalahan dan/atau kekurangan pada berkas usulan karya inovatifnya. Alasan
penolakan dan saran yang digunakan tim penilai untuk aspek APIK dapat dilihat
25
pada Tabel 3.6, untuk sains dan teknologi Tabel 3.7, karya seni Tabel 3.8, alat
pembimbingan dan pelatihan Tabel 3.9 dan alat praktikum Tabel 3.10. Tabel 3.6
Alasan Penolakan dan Saran Penilaian Karya Inovatif
1. ASLI
No Alasan penolakan dan saran
26
F Keaslian Karya Inovatif diragukan, sehubungan adanya berbagai
kesamaan mencolok dengan karya tulis yang dibuat oleh orang lain,
dari daerah yang sama, seperti di sekolah, kabupaten/kota, atau
wilayah yang sama.
Disarankan untuk membuat Karya Inovatif baru, karya sendiri,
yang berfokus pada laporan mengenai permasalahan nyata yang
dihadapi kepala sekolah sesuai dengan tupoksinya.
2. PERLU
No Alasan Penolakan dan Saran
C Isi dari hal yang dipermasalahkan merupakan kajian tentang hal di luar
bidang pendidikanformal yang tidak terkait dengan permasalahan
nyata yang ada di sekolahsesuai dengan tugas kepala sekolah yang
bersangkutan.
Disarankan untuk membuat Karya Inovatif baru yang berfokus pada
laporan mengenai permasalahan nyata yang dihadapi kepala sekolah
sesuai dengan tupoksinya
D Karya Inovatif tidak dapat dinilai, karena tidak jelas jenis Karya
Inovatif nya atau tidak termasuk yang dapat dinilai berdasar pada
peraturan yang berlaku, atau isi dari hal yang dituliskan, tidak termasuk
dari macam karya tulis ilmiah yang dapat diajukan untuk dinilai sebagai
bagian kegiatan pengembangan profesi kepala sekolah (misalnya RPP,
contoh soal ujian, LKS, kumpulan klipping, dan sejenisnya).
Disarankan untuk membuat Karya Inovatif baru yang berfokus pada
laporan mengenai permasalahan nyata yang dihadapi kepala
sekolahsesuai dengan tupoksinya
27
3. ILMIAH
No Alasan Penolakan dan Saran
4. KONSISTEN
No Alasan Penolakan dan Saran
4 A Isi permasalahan yang disajikan tidak sesuai dengan tugas kepala sekolah
yang bersangkutan.
Disarankan untuk membuat Karya Inovatif baru yang berfokus
pada laporan mengenai permasalahan nyata yang dihadapi oleh
kepala sekolah.
28
Tabel 3.7 Alasan Penolakan dan Saran untuk Perbaikan Karya Teknologi Tepat
Guna
29
No. Alasan Penolakan dan Saran
dioperasionalkan dengan baik.
Disarankan agar Program Aplikasi Komputer yang dilaporkan
tersebut diperbaiki dan dikirimkan kembali laporannya setelah
program tersebut dapat dioperasikan dengan baik.
i. Laporan karya teknologi tepat guna yang dibuat sudah kedaluarsa.
Disarankan agar membuat karya sains/teknologi baru.
j. Laporan karya teknologi tepat guna yang dibuat tidak
sesuai dengan tata tulis ilmiah.
Disarankan agar memperbaiki laporan tersebutdengan tata tulis
sesuai dengan tata tulis ilmiah.
k. Karya teknologi tepat guna yang dibuat diragukan
keasliannya ditinjau dari berbagai hal yang terdapat dalam
laporan karya tersebut.
Disarankan agar menyempurnakan atau membuat karya sains/
teknologi baru dengan bukti fisik dan laporan yang jelas serta
disertai bukti-bukti keaslian karya tersebut.
l. Karya yang diusulkan tidak sesuai dengan durasi minimal waktu
tayang (Hasil Pengembangan Metodologi/Evaluasi
Pembelajaran/Pengem-bangan Manajemen/Olahraga sesuai bidang
tugas) dan lingkup penggunaan/pengakuanmasyarakat karya
teknologi tepat guna yang dipersyaratkan.
Disarankan untukmelengkapi minimal karya teknologi tepat guna
yang diajukan sesuai dengan persyaratan.
30
No. Alasan Penolakan dan Saran
c Karya seni yang diusulkan tidak disertai bukti pengakuan dari
masyarakat luas.
Disarankan agar karya seni tersebut dilengkapi dengan bukti
pengakuan dari masyarakat luas seperti (salah satu yang relevan):
(1) diikutkan dalam pameran berkurator, (2) memperoleh
penghargaan I-III lomba karya seni minimal di tingkat
kabupaten/ kota, (3) dipublikasikan dalam media massa ber-ISSN
(kliping), atau (4) disiarkan melalui media elektronik.
31
No. Alasan Penolakan dan Saran
i Karya yang diusulkan tidak sesuai dengan jumlah/durasi minimal
karya seni yang dipersyaratkan.
Disarankan untuk melengkapi jumlah/durasi minimal karya seni
yang diajukan sesuai dengan persyaratan, sesuai dengan karya
yang diajukan.
32
No. Alasan Penolakan dan Saran
(5) Referensi/Kepustakaan (jika ada)
(6) Lampiran:
(a) Surat pernyataan keaslian dan kepemilikan dari kepala
sekolah
(b) Surat pengakuan/rekomendasi dari dewan kesenian atau
organisasi profesi kesenian yang relevan minimal tingkat
kabupaten/kota
(c) Bukti pendukung seperti: Surat keterangan dan foto-foto
bukti pameran/pertunjukan atau kliping resensi dari media
massa cetak (jika ada), atau surat keterangan
memenangkan lomba karya seni (jika ada), dan
sebagainya.
f Foto karya seni yang diusulkan tidak sesuai dengan jumlah minimal
karya seni yang dipersyaratkan.
Disarankan untuk melengkapi jumlah minimal karya seni yang
diajukan sesuai dengan persyaratan.
g Durasi karya seni yang diusulkan tidak sesuai dengan durasi
minimal karya seni yang dipersyaratkan.
Disarankan untuk menciptakan karya seni yang sesuai dengan
durasi minimal yang dipersyaratkan.
33
No. Alasan Penolakan dan Saran
c Laporan pembuatan Alat
Pelatihan/Pembimbingan/Media/Peragayang dikirimkan tidak
ada pengesahan dari kepala sekolah.
Disarankan agar melengkapilaporan tersebut dengan pengesahan
dari kepala sekolah.
d Alat Pelatihan/Pembimbingan/Media/Peragayang dibuat tidak
bermanfaat dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
34
No. Alasan Penolakan dan Saran
tata tulis ilmiah.
35
No. Alasan Penolakan dan Saran
h Alat praktikum yang dibuat diragukan keasliannya ditinjau
dari berbagai hal yang terdapat dalam laporan karya tersebut.
Disarankan untuk membuat ulang alat praktikum yang baru dan
memperbaiki laporan dan bukti keaslian karya yang bersangkutan.
H. Contoh Penilaian
Contoh permasalahan penilaian karya inovatif
1. Seorang kepala sekolah mengusulkan karya inovatif jenis sains/teknologi
berupa pengembangan model pengelolaan sekolah. Setelah dibaca oleh tim
penilai semua memenuhi syarat, namun dalam laporan itu belum ada foto-foto
gambar pembuatan dan penggunaannya. Apakah karya inovatif kepala sekolah
tersebut dapat dinilai? Beri penjelasan bila ditolak tuliskan alasan
penolakannya.
Jawab:
Karya inovatif tersebut belum dapat dinilai karena belum melampirkan foto
pembuatan dan penggunaan. Sesuai dengan penolakan nomor 1 a
2. Seorang kepala sekolah mengusulkan karya inovatif jenis seni rupa. Setelah
ditelaah oleh tim penilai karya tersebut sudah cukup bagus, termasuk kategori
kompleks dan memenuhi persyaratan. Namun dalam laporan tersebut belum
melampirkan surat keterangan dari dewan seni atau asosiasi seni setempat.
Apakah karya tersebut dapat dinilai? Jika dinilai berapa angka kreditnya? Jika
ditolak tuliskan alasan penolakannya.
Jawab:
Karya tersebut DITOLAK dengan alasan penolakan nomor 2c.. Disarankan agar
yang bersangkutan melengkapi laporan tersebut dengan surat keterangan
pengakuan oleh dewan kesenian daerah atau asosiasi seni yang relevan.
36
3. Pak Agustono mengusulkan 3 jenis karya inovatif dalam bentuk 3 laporan dalam
satu tahun. Setelah dicermati oleh tim penilai semuanya lengkap dan sudah
dipamerkan. Apakah karya inovatif yang diusulkan oleh pak Agustono diterima
atau ditolak? Jelaskan!
Jawab:
Laporan tersebut DITOLAK dengan alasan penolakan nomor B 1. Disarankan
yang bersangkutan mengusulkan kembali 2 laporan.
37
BAB IV
PENUTUP
Pedoman ini disusun secara rinci tentang apa dan bagaimana pembuatan dan penilaian
karya inovatif kepala satuan pendikan. Pedoman ini diharapkan untuk menyamakan
pemahaman kepala sekolah, pihak-pihak terkait, dan tim penilai dalam pembuatan
dan penilaian pengembangan profesi khususnya karya inovatif. Dengan demikian
diharapkan pengembangan profesi kepala sekolah dapat tercapai secara optimal.
Pedoman ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Kami berharap semua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakan pedoman ini
sebagai acuan dalam pengembangan profesi kepala sekolah.
38
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah .Jakarta.
Depdiknas. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah. Jakarta
Menpan RB. (2009). Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Guru dan
Angka Kreditnya. Jakarta.,
Depdiknas. (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Jakarta.
39