KAMBING
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
AHMAD RIDHA
MUHAMMAD RIDHA
MUHAMMAD AGIL
RENA NURUL HUSNA
TAHUN AJARAN
2016-2017
Kata pengatar
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal ini. Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada Rosulullah
Muhammad SAW. Terimakasih penulis ucapkan kepada ibu yang telah membimbing dalam
penyusunan proposal ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang sudah membantu memberi
gagasannya serta dukungannya hingga selesainya proposal ini. proposal ini disusun untuk
memenuhi, Jurusan Peternakan, pengetahuan kami .Dalam penulisan ini diharapkan penulis
dapat menjelaskan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini lebih
bermanfaat bagi khalayak ramai.
proposal pakan ternak kambing
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam usaha budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif maupun semi intensif,
pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan keberhasilan usaha
secara finansial. Manajemen pemberian pakan membutuhkan strategi dan analisa lebih lanjut
untuk mencapai tujuan dari usaha ternak kambing. Kambing memiliki kelebihan dalam
kemampuan memanfaatkan bahan pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proses
fermentasi secara anaerobik yang diperankan oleh mikroba yang berkembang didalam
lambung. Sehingga sangat mungkin dilakukan manipulasi pakan dengan catatan produksi tetap
baik.
Tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun limbah pertanian dan
industri agro menjadi pilihan utama dalam mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak
kambing (pakan dasar). Pakan dasar atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif
bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling banyak
dibandingkan bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi
menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak mencukupi,
baik dalam jumlah asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya
(Sosroamidjojo, 1985). Oleh karena itu, manajemen pemberian pakan hijauan perlu
diperhatikan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan baku dengan
kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya digunakan untuk mengatasai
kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka
biaya penggunaan pakan konsentrat juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar
per unit pakan. Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin
(Hartadi et al., 1980).
Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat,
antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien,
pemilihan bahan baku yang seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan
waktu dan frekuensi pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara
efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomi usaha produksi secara keseluruhan. Oleh
karena itu manajemen pemberian pakan meliputi waktu pemberian, frekuensi pemberian dan
tahap persiapan sebelum pembersihan pakan harus dilakukan dengan baik.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, sebagai berikut:
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli dapat diketahui bahwa, pakan
kambing umumnya berupa hijauan dan konsentrat. Menurut Hartadi et al., (1997) pakan
ruminansia pada umumnya terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bagian material
dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-kacangan) yang mengandung SK 18% atau
lebih dalam bahan kering yang dapat digunakan sebagai makanan ternak. Pakan adalah suatu
bahan yang dikonsumsi hewan yang didalamnya mengandung energi dan zat-zat gizi (atau
keduanya) di dalam bahan tersebut. Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor
hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh,
pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan produksi.
Murtidjo (1993) menambahkan bahwa konsentrat untuk kambing umumnya disebut sebagai
pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18%
dan mudah dicerna. Pakan penguat adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang
dari 18%, banyak mengandung bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan sangat mudah
dicerna. Termasuk dalam kelompok ini adalah golongan biji-bijian dan hasil sisa penggilingan
(Kuswandi et al. 2000). Berdasarkan kandungan proteinnya, pakan penguat dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu pakan penguat sumber energi dan pakan penguat sumber protein
(Marjuki, 2008).
Ramadhan (2013) berpendapat pakan penguat dapat dibedakan menurut kandungan proteinnya
yaitu pakan penguat sumber protein dengan kandungan protein kasar 20% atau lebih, serat
kasar kurang dari 18%, dinding sel kurang dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu
pakan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20%, serat kurang dari 18% serta dinding
sel kurang dari 35%. Penambahan pakan penguat ke dalam pakan basal hijauan pada
ruminansia dapat meningkatkan konsumsi pakan sehingga secara kualitas maupun kuantitas
akan mampu memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien yang diperlukan. Penambahan pakan
penguat juga menjamin ketersediaan energi maupun nutrien bagi kehidupan mikrobia rumen
(Marjuki, 2008). Sodiq (2010) melaporkan kematian cempe banyak ditemui pada induk
kambing yang diberi pakan dengan tingkat protein rendah (10%) dan tanpa suplementasi
mineral mikro.
Pakan hijauan umumnya lebih murah dibandingkan bahan pakan lain, sehingga maksimalkan
pemberian dan konsumsi hijauan pakan. Pastikan alokasi hijauan telah mencukupi (harus
terdapat sisa).
Seekor kambing dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2
kali, yaitu pagi dan sore. Tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di
alam terbuka (browser) (Sosroamidjojo, 1985).
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 3 – 4% bahan kering dari
bobot hidup (Sianipar, dkk, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat
berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total
pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan
(Sugeng, 1992).
Sosroamidjojo (1985) menyatakan cara memilih hijauan pakan adalah :
1. Jenis tanaman pakan yang berbatang besar (rumput gajah, rumput raja, Panicum sp,)
sebaiknya dicacah menjadi potongan 10-20 cm
2. Untuk tanaman pakan berbatang kecil (Brachiaria ruziziensis, Paspalum guenoarum,
Paspalum ateratum dan Brachiaria humidicola) tidak perlu dicacah dan dapat langsung
diberikan
3. Waktu pemotongan yang ideal ada pada sore hari
1. Efisiensi penggunaan pakan meningkat mengikuti taraf konsumsi (efisiensi meningkat bila
konsumsi meningkat)
2. Upayakan konsumsi pakan maksimal
3. Konsumsi pakan meningkat bila frekuensi pemberian pakan meningkat
4. Frekuensi pemberian hijauan yang ideal adalah 3 x dalam sehari,
5. Berikan sore hari dalam jumlah terbanyak, pagi hari dalam jumlah sedang dan siang hari
dalam jumlah sedikit
6. Namun, dapat diberikan 2x dalam sehari bila membebankan biaya untuk tenaga kerja.
7. Hindari pemberian 1 x dalam sehari
Jenis hijauan pakan yang ideal untuk cara potong-angkut umumnya memiliki sifat tumbuh
tegak dan memiliki ukuran batang dan daun yang relative besar atau lebar. Rumput raja atau
rumput gajah termasuk kedalam kategori tersebut. Untuk jenis tanaman pakan seperti ini, maka
sebaiknya dilakukan upaya pengolahan sebelum diberikan kepada kambing agar
pemanfaatnnya menjadi optimal Namun demikian, terdapat pula jenis hijauan pakan yang
sesuai untuk potong angkut namun tidak membutuhkan proses pengolahan/pencacahan
sebelum digunakan sebagai pakan kambing, seperti Paspalum guenoarum, Paspalum
ateratum,.Brachiaria ruziziensis dan Brachiaria humidicola .
Kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa
campuran daun-daunan dan rumput-rumputan dicampur dengan perbandingan 1 : 1. Dengan
komposisi demikian, zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan
tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik sehingga
pencernaan tidak terganggu (Mulyono dan Sarwono, 2008).
Dari kelompok leguminosa jenis Stylosanthes guianensis yang termasuk kedalam legum
merambat sangat disukai ternak kambing dan memiliki kualitas nutrisi yang baik, karena
kandungan proteinnya tinggi dan mudah dicerna. Tanaman pakan tersebut diatas dapat
dikembangkan diareal kebun rumput dan digunakan dengan cara potong-angkut (cut and carry
system), atau ditanam diareal pengembalaan (grazing system), atau kombinasi keduanya. Dari
jenis leguminosa pohon beberapa yang cocok untuk ternak kambing antara lain Gliricidia
sepium (sengon), Leucaeca leucochepala (lamtoro), Calliandra callothyrsus (Kaliandra) dan
Indigofera sp. Jenis legumoinosa pohon biasanya tidak digunakan sebagai pakan dasar, namun
lebih sering sebagai pakan suplemen untuk memnuhi kebutuhan protein. Jenis leguminosa
pohon sangat baik sebagai sumber pakan pada musim kering saat mana ketersediaan jenis
rumput dapat menurun dengan tajam (Mulyono dan Sarwono, 2008). Biasanya ternak kambing
membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu untuk dapat mengkonsumsi leguminosa
pohon dalam jumlah normal, kecuali jenis lamtoro. Apabila produksi leguminosa pohon cukup
besar, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan, maka hijauan ini dapat digunakan sebagai
pakan dasar (Sutama dan Budiarsana, 2009).
EFISIENSI PAKAN
Untuk menganalisa efisiensi usaha peternakan kambing, maka perlu dilakukan analisa
efisiensi pakan sehingga nilai ekonomis akan meningkat. Anggorodi (1984) Menyatakan
bahwa efisiensi pakan dapat dihitung berdasarkan perbandingan pertambahan bobot badan (kg)
dengan total konsumsi bahan kering (kg) dikalikan 100%. Efisiensi pakan sangat penting bagi
para peternak agar tidak mengalami kerugian akibat terlalu banyak pakan atau kekurangan
pakan.
Siregar (1994), menyatakan bahwa semakin tinggi nilai konversi pakan berarti pakan yang
digunakan untuk menaikkan bobot badan persatuan berat semakin banyak atau efisiensi pakan
rendah.
Ginting (2003), menyatakan bahwa efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dari rasio antara
jumlah pakan yang dikonsumsi ternak dengan output yang dihasilkan. Efisiensi penggunaan
pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat, antara lain pengelolaan
alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang
seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi
pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara efisien sangat besar
terhadap efisiensi ekonomik usaha produksi secara keseluruhan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manajemen pemberian pakan hijauan. Sebaiknya dilakukan dua kali sehari pada pagi dan
sore hari setengah jam setelah pemberian konsentrat untuk menstimulasi kerja rumen.
Jumlah hijauan yang diperlukan adalah 10% bobot badan atau 3-4% bahan kering dari
bobot badan.
2. Manajemen pemberian pakan konsentrat. Diberikan sebelum pakan hijauan agar tidak
tersisa sehingga meningkatkan nilai ekonomis. Pakan konsentrat adalah pakan kunci
dalam suksesnya penggemukan kambing. Pada kambing pemberian konsentrat biasanya
berkisar antara 200-300 g per ekor per hari atau sebanyak 0,5-1,5% dari bobot tubuh.
3. Air diberikan secara ad-libitum, jika tidak kebutuhan akan air terganggu dan menimbulkan
cekaman panas pada kambing. Kebutuhan air pada kambing adalah tergantung pada
periode produksi atau umur dan kondisi lingkungan.