Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai seorang wanita, hamil dan menjadi ibu merupakan salah satu hal
yang diidam-idamkan. Terlebih lagi pasangan suami-isteri yang baru saja
menikah. Kehamilan yang merupakan salah satu proses yang fisiologis dalam
kenyataannya tidak selalu indah, akan ada masanya para calon ibu
mengeluhkan hal-hal di tahap tumbuh kembang serta seiring berjalannya
kehamilan si ibu. Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil pun bervariatif tiap
trimesternya, namun salah satu faktor yang membuat ibu tidak nyaman dalam
masa kehamilannya adalah adanya rasa mual yag disertai muntah. Sudah
bukan hal yang aneh bagi masyarakat jika mual muntah merupakan hal wajar
bagi ibu hamil, khususnya pada kehamilan di trimester awal mulai dari satu
hingga tiga bulan. Kendati mual muntah merupakan hal yang wajar karena
adanya perubahan fisiologis ibu selama kehamilan, perlu adanya pengawasan
untuk menghindari dampak yang berlebih akibat dari mual muntah yang
dirasakan oleh ibu hamil seperti nafsu makan menurun bahkan tidak mau
makan sama sekali. Hal ini jelas akan berpengaruh pada janin yang sedang
dikandung oleh ibu karena pada trimester awal kehamilan merupakan pijakan
awal perkembangan janin di dalam rahim. Perlu nutrisi yang baik untuk
mendukung perkembangan yang baik pula pada janin yang ada di rahim ibu.
Oleh karena pentingnya mengetahui seperti apa mual muntah yang
fisiologis selama kehamilan trimester awal serta bagaimana cara
menanggulanginya, penulis berusaha memaparkan mengenai mual muntah
pada kehamilan atau yang kerap disebut dengan emesis gravidarum. Dengan
harapan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khsusnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi dari emesis gravidarum?
2. Etiologi dari emesis gravidarum?
3. Tanda dan gejala emesis gravidarum?
4. Penatalaksanaan dari emesis gravidarum?
5. Bagaimana tinjauan kasus Ny. A yang mengalami emesis gravidarum?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari emesis gravidarum
2. Mengetahui etiologi dari emesis gravidarum
3. Mengetahui tanda dan gejala emesis gravidarum
4. Mengetahui penatalaksanaan dari emesis gravidarum
5. Memahami tinjauan kasus Ny. A yang mengalami emesis gravidarum

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Ketidaknyamanan


Bagi seorang wanita kehamilan adalah masa yang penuh kebahagiaan, namun
adakalanya merupakan masa yang tidak menyenangkan karena adanya perubahan
fisik dan mental. Janin berkembang dari 2 sel ke suatu bentuk yang mampu hidup
diluar uterus. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan dalam tubuh ibu, yang
menjadi penyebab ketidak nyamanan tersebut akibat dari perubahan yang ada
ditubuh ibu seperti perubahan alat genetalia eksterna, genetalia interna dan
payudara, peningkatan hormon yaitu hormon somato mammotropin, estrogen dan
progesterone, psikologis ibu misalnya perhatian dan kasih sayang atas
kehamilannya serta perkembangan janin dari waktu ke waktu.
Dari perubahan- perubahan tersebutlah akhirnya ibu akan mengalami suatu
masa yang menyebabkan ibu tidak nyaman dan merasa terganggu.
Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak
menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. Kehamilan
merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai
perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan kondisi yang
normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh hal-hal yang
membuat kehamilannya tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu. Tidak semua
wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama
kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat.
Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat
perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya.
Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan
(jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya
lebih lanjut untuk mengatasinya Umumnya keadaan ini fisiologis terjadi bahkan
tidak perlu menggunakan konsumsi obat-obat tertentu. Ketidaknyamanan yang
biasa terjadi pada ibu hamil adalah pusing, mual, cepat lelah, konstipasi, kram dan
lain-lain.

3
2.2 Emesis Gravidarum
2.2.1 Definisi
Menurut Wibisono dan Dewi (2008), emesis gravidarum merupakan istilah
yang digunakan dalam dunia kedokteran yang artinya mual muntah. Faktor yang
menyebabkan emesis gravidarum antara lain perubahan hormon dalam tubuh
selama hamil yaitu meningkatnya estrogen dan hCG (human chorionic
gonadotrophin). hCG merupakan hormon yang diproduksi plasenta selama masa
kehamilan dalam tubuh ibu hamil, selain itu faktor psikologis seperti perasaan
cemas, rasa bersalah, termasuk dukungan yang diberikan suami pada ibu, faktor
lingkungan sosial, budaya dan kondisi ekonomi.
Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen, progesterone, dan
dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin plasenta. Hormone-hormon
inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba,2010 ). Mual dan
muntah terjadi 60-80% primi gravida dan 40-60 % multi gravida.
(Prawiroharjo,2006).
Emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak
segera diatasi akan menjadi hal yang patologis (Wiknjosastro, 2007). Sebagian
besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan serta pemberian obat
penenang dan anti muntah, tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat
mengatasi mual muntah berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas sehari- hari,
dan jatuh dalam keadaan yang disebut hiperemesis gravidarum.
2.2.2 Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan
hormon kelamin yang diproduksi selama hamil
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di
saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang
diendapkan semalaman.

4
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama
hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon
hipofise.
5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh
perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama
kehamilan.
2.2.3 Tanda dan Gejala
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing,
terutama pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan
(Manuaba,2010) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
2. Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi
di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
3. Nafsu makan berkurang
4. Mudah lelah
5. Emosi yang cenderung tidak stabil
2.2.4 Penatalaksanaan
1. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,
sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
2. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih
sering. Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah
dihindari.
3. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada
emesis gravidarum.
4. Vitamin yang diperlukan : (vitamin B kompleks, mediamer B6
sebagai vitamin dan antimuntah)
5. Memperbanyak konsumsi air putih.
6. Hindari minuman atau makanan yang asam untuk
mengurangi iritasi pada lambung.

5
BAB III
TINJAUAN KASUS

No Register : 00000412
Nama Pengkaji. : Tri Cahnia
Tanggal Pengkajian : 03/05/2018
Tempat Pengkajian. : Puskesmas Purwasari

I. Data Subjektif
Ny. A (21 th) G1P0A0 HPHT : 5-2-18 Taksiran persalinan : 12-11-
2018 Usia Kehamilan : 12 minggu, mengeluh mual setiap kali bangun
tidur di pagi hari atau pada saat menjelang sore hari. Ibu mengaku tidak
pernah melakukan aktivitas berat yang berlebihan, pola makan sedikit
terganggu karena mual namun masih dalam batas baik, intake cairan baik,
istirahat cukup baik siang ataupun malam.

II. Data Objektif


Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, status emosional
stabil, TD : 110/70, Respirasi : 19x/menit, Nadi : 79x/menit, Suhu : 36,7oC
BB : 52 kg. Wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda dan sklera jernih,
TFU : 2 jari di atas simfisis, tidak dilakukan pemeriksaan leopold, teraba
ballotement, tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik lainnya.

III. Assesment
Diagnosa : Ibu G1P0A0 gravida 12 minggu janin hidup tunggal intrauterin
dalam
keadaan baik.
Masalah Potensial : Tidak Ada
Antisipasi Masalah Potensial : Tidak Ada

6
IV. Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriskaan pada ibu bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik. Ibu merasa senang mendengarnya.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan konsumsi makanan
yang bergizi tinggi, memperbanyak konsumsi buah dan sayur serta
minum yang cukup kurang lebih 8 gelas per-hari. Ibu paham dan
akan melaksanakan.
3. Memberitahu ibu untuk makan dengan porsi kecil namun sering,
mengingat mual muntah yang sering dialami oleh ibu. Ibu mengerti
dan akan melakukan.
4. Mengingatkan ibu untuk beristirahat yang cukup dan tidak
mengerjakan sesuatu yang memberatkan kehamilan ibu. Ibu
mengerti.
5. Mengingatkan ibu untuk meminum tablet tambah darah yang telah
diberikan serta memberitahu cara meminum dan trik agar tidak
terlalu mual karena tablet tambah darah seperti minum saat
menjelang tidur atau minum dengan dibantu jus jeruk. Ibu
menyimak dengan baik dan memahami.
6. Menginformasikan ibu mengenai tanda-tanda bahaya selama
kehamilan seperti sakit kepala hebat, nyeri perut, dan keluarnya
lendir atau darah dari jalan lahir. Ibu mengerti.
7. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan agar perkembangan
kehamilan dan janinnya terpantau sekitar 1 bulan kemudian atau
apabila ada keluhan. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan
ulang teratur.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan yang kurang ataupun
yang tidak menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu
hamil. Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen,
progesterone, dan dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin
plasenta. Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum.
Berdasarkan hasil pembahasan kasus pada Ny. A dapat ditarik
simpulan bahwa Ny. A mengalami keluhan yang termasuk fisiologis yaitu
ketidaknyamanan selama masa kehamilan. Hasil pemeriksaan
menunjukkan tidak ada hal yang mengarah ke kelainan yang patologis.
Oleh karenanya Ny. A hanya perlu diberikan pendidikan kesehatan oleh
tenaga kesehatan. Disini tenaga kesehatan berperan besar untuk
memberikan informasi yag diperlukan oleh pasien.

4.2 Saran
Tenaga kesehatan sudah seharusnya memberikan pendidikan
kesehatan yang diperlukan oleh ibu hamil untuk menunjang pengetahuan
selama masa-masa kehamilannya. Diharapkan makalah ini dapat
membantu dan bermanfaat baik bagi sesama tenaga kesehata maupun
untuk pasien kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Intyaswati. 2013. Penanganan Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum. Diakses


pada tanggal 12 Desember 2017
http://download.portalgaruda.org/
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Rinata, Evi. 2013. Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil. Diakses pada 12
Desember 2017.
http://eprints.umsida.ac.id
Wibisono H, Dewi ABFK. 2008. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

Anda mungkin juga menyukai