Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon
individu,keluarga dan komunikasi terhadap suatu masalah kesehatan dan
proses kehidupan actual ataupu ptensial. Hasil suatu pemeriksaan
diagnostic sangat penting dalam membantu diagnose, perjalanan penyakit
serta melakukan prognosa.
Skrining bayi baru lahir dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya gangguan sejak awal kelahiran. Apabila ditemukan gangguan atau
kelainan pada saat pemeriksaan, maka kelainan tersebut dapat ditangani
sedini mungkin.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud bayi baru lahir?
b. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan pada bayi baru lahir?
c. Bagaimana hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir?
C. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan
a. Untuk mengetahui Apa yang di maksud bayi baru lahir
b. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan pada bayi baru lahir
c. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir

Manfaat

Manfaat di susun makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan tentang Pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis
c. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat
tentang pemeriksaan bayi baru lahir

1
2. Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar
b. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam
pemberian materi tentang pemeriksaan bayi baru lahir.
3. Untukpembaca
Pembaca dapat mengetahui ,memahami dan menguasai tentang
pemeriksaan bayi baru lahir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah seorang anak yang muda usianya. Adapun
bentuk rupa ketika bayi baru lahir, seperti dagu dan pinggul bayi yang
baru lahir itu sempit, dengan perut agak buncit, serta lengan dan kaki yang
agak pendek. Berat badannya kurang lebih 7,5 paun (3,2 kg) dan
panjangnya, 14-20 inci (35,6 -50,8 cm, walaupun bayi baru lahir pramasa
adalah lebih kecil). Kepala bayi baru lahir itu amat besar di banding
bagian – bagian badan yang lain. Ketika dilahirkan tengkorak bayi baru
lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setelah bayi baru lahir
mempunyai bulu halus yang di namakan lanugo khususnya di belakang,
bahu dan dahi bayi, lanugo hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa
minggu. Tidak semua bayi mempunyai rambut yang banyak ada yang
botak dan juga ada yang memiliki rambut yang halus sehingga hampir
tidak bisa di lihat biasanya setelah kelahiran kulit bayi baru lahir sering
berwarna keabu abuan hingga biru suram bayi baru lahir itu basah dan di
liputi oleh tanda jalur darah serta bahan putih yang di namakan verniks
kaseosa dan yang di anggap bertindak sebagai rintangan anti bakteri bayi
baru lahir mungkin juga mempunyai bintik mongolia, sebagai tanda lahir
atau kulit mengelupas khususnya di bagian pergelangaan tangan, tangan,
mata kaki, dan kaki bagaimanapun ini di anggap biasa dan akan hilang
dengan peredaran masa. Tali pusar bayi baru lahir berwarna putih ke biru-
biruan selepas kelahiran dokter akan memotong tali pusar dan tali pusar
yang ada di bayi baru lahir kira –kira panjangnya 1-2 inci tali pusar itu
akan menjadi kering dan keriput serta menjadi hitam dan kemudian lepas
dengan sendirinya dalam tempo 3 minggu.

B. Jenis-Jenis Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan bayi baru lahir adalah metode yang sangat penting
untuk dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan untuk

3
mengidentifikasi fisik bayi, apakah normal ataukah ada tanda-tanda cacat
serta gangguan kesehatan lainnya. Sebagaimana diketahui, kondisi bayi
baru lahir sangat lemah. Setelah berbulan-bulan hidup dalam rahim dan
bernafas lewat cairan ketuban (amniom), saat lahir bayi harus beradaptasi
dengan dunia. Organ paru-parunya juga mulai bekerja untuk mengatur
sistem pernafasan. Initnya, ada banyak perubahan fisiologik yang dialami
bayi. Maka itu, perlu adanya pemeriksaan secara lengkap sebelum bayi
dipulangkan ke rumah.
Umumnya pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali, yakni:

 Pemeriksaan awal yang dilakukan sesegera mungkin setelah bayi


dilahirkan
 Pemeriksaan lengkap dilakukan saat kondisi bayi sudah stabil, sekitar
7-24 jam ketika bayi berada dalam kamar perawatan
 Pemeriksaan tahap akhir, dilakukan sebelum bayi pulang ke rumah

 Pemeriksaan Tahap Awal


Pemeriksaan tahap awal dilakukan segera setelah bayi dilahirkan.
Umumnya saat bayi berada di ruang bersalin. Pemeriksaan ini meliputi:

A. Pemeriksaan Score APGAR

Pemeriksaan score APGAR adalah metode akurat untuk


menentukan kondisi bayi baru lahir secara cepat. Pemeriksaan ini
meliputi warna kulit, denyut jantung, kepekaan reflek bayi, tonus otot
dan sistem pernafasannya. Dengan dilakukannya penentuan nilai
APGAR, nantinya dokter bisa memutuskan untuk melakukan tindakan
darurat pada bayi atau tidak. Penilaian APGAR ini dilakukan secara
berulang-ulang, pada 5 menit pertama bayi dilahirkan, 10 menit, 15
menit, 20 menit dan 24 menit. Apabila bayi memperoleh total
keseluruhan nilai APGAR 10, maka bayi dinyatakan sehat. Sebaliknya
jika nilai APGAR dibawah 5 berarti bayi membutuhkan perawatan
intensif.

4
B. Pemeriksaan Anamnesa

Pemeriksaan ini meliputi pengumpulan data-data yang berkaitan


dengan kondisi bayi. Nantinya data tersebut dijadihan bahan dasar
untuk penentuanya adanya kelainan kongenital atau tidak. Ibu akan
ditanya beberapa hal meliputih riwayat kehamilan dan keluarga. Serta
bagaimana pola hidup selama mengandung.

Beberapa hal yang menjadi poin penting di pemeriksaan ini, yakni:

 Riwayat kehamilan : apakah ada penyakit yang diidap, bagaimana


kondisi psikis dan fisik ibu, obat-obatan yang pernah dikonsumsi,
dan sebagainya
 Riwayat persalinan : bagaimana proses persalinan, adakah trauma
dan gangguan selama persalinan, tanggal lahir dan jam persalinan,
dsb.
 Faktor genetik : meliputi riwayat penyakit pada keluarga

C. Pemeriksaan Tali Pusat

Pemeriksaan tali pusat dilakukan untuk mendukung data


amnanesis. Dengan melihat kondisi tali pusat (mulai dari teksturnya,
kesegarannya, jumlah pembuluh darah arteri dan vena, serta ada
tidaknya tali simpul) dokter dapat mendiagnosis gangguan pada sistem
kardiovaskular bayi. Serta pada sistem pernafasan, urogenital (organ
reproduksi dan sistem kemih) dan pencernaan.

D. Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom)

Selain dilakukan pada saat kehamilan, pemeriksaan cairan ketuban


juga masuk prosedur pemeriksaan setelah melahirkan. Pemeriksaan ini
meliputi vomule dan warna ketuban. Tujuannya untuk mengetahui
adanya kelainan kromosom atau ganggulan lain pada si bayi, misalnya
gangguan ginjal, paru-paru dan sendi.

5
E. Pemeriksaan Plasenta

Pemeriksaan plasenta juga dilakukan untuk memastikan kondisi


bayi baru lahir. Apakah benar-benar sehat ataukah ada gangguan
kesehatan. Cara pemeriksaan plasenta ini meliputi beberap hal, yakni:

 Pengukuran berat plasenta


 Pengurkuran ketebalan plasenta
 Mengukur diameter dan melihat ukuran plasenta
 Menghitung jumlah kotiledon
 Pemeriksaan bagian martenal, fetal, selaput untuk memastikan
keutuhannya ataukah ada yang robek
 Pemeriksaan jumlah korion untuk bayi kembar
 Pemeriksaan trauma, kerusakan sel, perkapuran dan sebagainya
pada plasenta
 Melakukan rangsangan taktil untuk memantau kontraksi
 Dan sebagainya

F. Heel Prick Test


Pengambilan sampel darah melalui tumit tidak akan
membahayakan bayi Anda. Setelah diambil, darah akan dibawa ke
laboratorium untuk diuji apakah bayi Anda memiliki kelainan
bawaan lahir atau tidak.
G. Tes Pendengaran
Tidak semua negara mewajibkan untuk melakukan tes ini.
Tes pendengaran pada bayi terdiri dari dua jenis, yaitu dengan
Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response
(ABR). Tes ini biasanya akan berlangsung selama 10 menit.
Pemeriksaan dilakukan saat bayi dalam kondisi diam atau
tertidur. Saat diperiksa, dokter akan memberikan bantalan sensor
kecil di kepalanya dan sebuah suara akan diputar melalui
telinganya atau menggunakan earphone khusus bayi. Setelah itu
dokter akan menilai respon dari bayi tersebut.

6
H. Development Dysplasia of The HIP (DHH)
DHH adalah gangguan yang terjadi karena tulang panjang
(femur) kaki lepas dari lengkung tulang panggul (acetabulum).
Pemeriksaan DHH biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir.
Kemudian pemeriksaan ulang akan kembali dilakukan ketika bayi
memasuki usia 6 minggu.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Bayi akan diletakkan di atas
ranjang. Dokter akan membiarkan kaki dan panggulnya bergerak.
Setelah itu dokter akan melihat apakah bayi Anda mengalami
tanda-tanda cedera pada kaki dan panggulnya. Sebagian dokter
menggunakan sinar-x untuk mendeteksi DHH.

C. Hasil Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Cara menentukan nilai APGAR

 Warna Kulit (Appearance)

Nilai APGAR 0 : kulit bayi berwarna biru pucat (sianosis)

Nilai APGAR 1 : kulit bayi kemerahan dengan tangan dan kaki


berwarna biru

Nilai APGAR 2: kulit bayi berwarna kemerahan atau merah muda

 Denyut Jantung (Pulse)

Nilai APGAR 0 : tidak ada denyut jantung

Nilai APGAR 1 : denyut jantung kurang dari 100 per menit

Nilai APGAR 2: denyut jantung lebih dari 100 per menit

 Kepekaan Reflek (Gremace)

7
Nilai APGAR 0 : tidak ada respon

Nilai APGAR 1 : meringis atau menangis lemah

Nilai APGAR 2: respon kuat

 Tonus Otot (Pulse)

Nilai APGAR 0 : tidak ada gerakan

Nilai APGAR 1 : gerakan lemah pada tangan dan kaki

Nilai APGAR 2: gerakan akti

 Pernafasan (Respiration)

Nilai APGAR 0 : tidak ada nafas

Nilai APGAR 1 : nafas tidak teratur

Nilai APGAR 2: nafas normal dna teratur

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir adalah seorang anak yang muda


usianya. Adapun bentuk rupa ketika bayi baru lahir, seperti
dagu dan pinggul bayi yang baru lahir itu sempit, dengan perut
agak buncit, serta lengan dan kaki yang agak pendek.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan bayi baru lahir adalah metode yang sangat penting
untuk dilakukan oleh setiap dokter atau bidan. Hal ini bertujuan
untuk mengidentifikasi fisik bayi, apakah normal ataukah ada
tanda-tanda cacat serta gangguan kesehatan lainnya.

B. Saran

Sebagai penulis, kami merasa masih banyak


kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
harapkan agar kami bisa memperbaikinya di makalah
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rohsiswatmo R, Dewi R. Newborn screening- the importance to screen neonates.


Neonatal Division. 2017. Yogyakarta.

Brown,RG,Tony Burns. Dermatologi Edisi 8. Jakarta:EMS

Kee, Joyce Lefever. 2008. Pedoman Pemeriksaan laboratorium & Diagnostik.


Jakarta:EGC

10

Anda mungkin juga menyukai