HALAMAN JUDUL......................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 2
1.4 Manfaat....................................................................................... .3
4.1 Kesimpulan..........................................................................................23
4.2 Saran.....................................................................................................23
SOAL-SOAL..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jika ditinjau dari konsep atau teori, tentunya teori behavioristik ini tentu
berbeda dengan teori yang lain. Hal ini dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-
hari di kelas. Ada berbagai asumsi atau pandangan bahwa belajar adalah
mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengert
imenjadi mengerti, dant ugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan
belajar agar perubahan tersebut dapat mendekati tujuan yang diinginkan.
2
4. Bagaimana aplikasi dari teori belajar behavioristik?
1.4 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh teori behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon tersebut akan semakin kuat. Begitu juga bila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Misalnya ketika guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya, ketika tugas itu
di tambahkan maka ia akan semakin giat belajar. Maka penambahan tugas tersebut
merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugasnya dikurangi ini
justru meningkatkan aktivitas belajarnya,, maka pengurangan tugas merupakan
penguatan negatif (negative reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan
merupakan salah satu bentuk stimulus yang penting untuk diberikan
(ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya
respon .
4
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1)
Reinforcement and punishment; (2) primary and secondary reinforcement; (3)
schedules of reinforcement; (4) contingency management; (5) stimulus control in
Operant learning; (6) the Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh teori behavioristik adalah
faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon tersebut akan semakin kuat. Begitu juga bila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Misalnya ketika guru memberikan tugas kepada siswa-siswanya, ketika tugas itu
di tambahkan maka ia akan semakin giat belajar. Maka penambahan tugas tersebut
merupakan penguatan positif dalam belajar. Bila tugas-tugasnya dikurangi ini
justru meningkatkan aktivitas belajarnya,, maka pengurangan tugas merupakan
penguatan negatif (negative reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan
merupakan salah satu bentuk stimulus yang penting untuk diberikan
(ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya
respon .
4. Sifatnya mekanis
7
teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali
isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada
hasil belajar.
Menurut thorndike, teori behavioristik adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulasi adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang dapat pula berupa pikira, perasaan atau gerakan/tindakan.
Jadi perubahan tingkah laku akibat belajar dapat berwujud konkrit, yaitu dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu tidak dapat diamati. Meskipun alran
behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan
bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tida dapat diamati.
8
Dalam penelitiannya, Thorndike menggunakan beberapa jenis binatang,
yaitu anak ayam, anjing, ikan, kucing dan kera. Percobaan yang dilakukan
mengharuskan binatang-binatang tersebut keluar dari kandang untuk memperoleh
makanan. Untuk keluar dari kandang, binatang-binatang tersebut harus membuka
pintu, menumpahkan beban, dan mekanisme lolos lainnya yang sengaja
dirancang. Pada saat dikurung, binatang-binatang tersebut menunjukkan sikap
mencakar, menggitgit, menggapai dan bahkan memegang / mengais dinding
dikandang. Cepat atau lambat, setiap binatang akan membuka pintu atau
menumpahkan beban untuk dapat keluar dari kandang dan memperoleh makanan.
Pengurungan yang dilakukan berulang ulang menunjukkan penurunan frekuensi
binatang tersebut untuk melakukan pencakaran, penggigitan, penggapaian atau
pengaisan dinding kandang, dan tentu saja waktu yang dibutuhkan untuk keluar
kandang cenderung menjadi lebih singkat.
9
sementara respon yang tidak benar melemah atau menghilang. Teori
Connectionnism Thorndike ini juga dikenal dengan nama ‘Instrumental
Conditioning”, karena respon tertentu akan dipilih sebagai instrument dalam
memperoleh “reward” atau hasil yang memuaskan
1. Kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan anak untuk berfikir linier.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau
shapping yaitu membawa anak menuju atau mencapai target tertentu.
10
Kekurangan Teori Thorndike
1. Teori ini sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang
kompleks, sebab banyak variable atau hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar
hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-
alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan
tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan
error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh
respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
11
c)Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element)
Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal
ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit
unsur lama.
12
4) Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada
individu lain.
13
kenyataannya, teori-teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan
praktis, terutama setelah skinner memperkenalkan teorinya. Namun teori ini masih
sering dipergunakan dalam berbbagai eksperimen di laboratorium
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali
cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell Gredler, 1991:44). Guthrie
juga menggunakan variable hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan
terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan
mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.
Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang
dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan anatara stimulus
dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik
perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon
bersifat lebih kiuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman
14
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang
diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus
respon secara tepat. Siswa atau peserta didik harus dibimbing melakukan apa yang
harus diperlajari. Dalam mengelola kelas, guru tidak boleh memberikan tugas
yang mungkun diabaikan oleh anak (Bell Gredler, 1991:50)
Ivan petrovich Pavlov lahir 14 september 1849 di Ryazan rusia yaitu desa
tempat ayahnya peter dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke seminari teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur
departemen fisiologi pencemaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada
bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikology behavioristic di amerika. Karya tulisnya adalah
Work of Digestive Gland (1902) dan Conditioned Reflexes (1927).
15
manuasia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusiaa
berbeda dengan binatang.
16
untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses
menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan
(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di depan rumah, bel masuk
kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
17
negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner membuat eksperimen sebagai
berikut:
18
7. Dalam pembelajaran digunakan shapping.
19
3. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,
keakuratan umpan balik,
20
harus di capai oleh siswa. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar siswa diukur
hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat
tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
21
3.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat meanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
22
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement),
maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
4.2 Saran
23
SOAL-SOAL
PILIHAN GANDA
a. Behavioristik c. Konstruktivistik
b. Afektifisme d. Kognittif
a. Strukturalisme c. Funsional
b.Deskriptif d. Nativisme
24
yaitu membawa anak menuju atau mencapai target tertentu. Hal tersebut
merupakan teori yang dikemukakan oleh ....
a. Watson c. Skiner
a. Bruner, Thorndike,Watson
c.Bruner,Skinner. Pavlov
d. Skinner, Gagne,Watson
25
9. B.F skinner adalah salah satu tokoh psikologi yang beraliran.....
a. Humanisme c. Behaviorisme
b. Kognitivisme d. Konstruktivisme
a. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut
berpartisipasi secara aktif didalamnya
d. Setiap kali peserta didik memberiakn respon yang benar perlu diberikan
penguatan.
26
ESSAY
1. Menurut pandangan anda apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori
belajar behavioristik tersebut ?
Kelebihan
27
2) Menganalisis lingkungan belajar dan menidentifikasi pengetahuan
awal peserta didik.
3) Menentukan materi pembelajaran.
4) Menguraikan materi pembelajaran menjadi bagian-bagian, meliputi
topik, pokok bahasan,sub pokok bahasan,dan lainnya.
5) Menyajikan pembelajaran.
6) Memberi stimulus pada peserta didik.
7) Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik.
8) Menberikan penguatan baik positif maupun negatif.
9) Memberikan stimulasi ulang.
10) Mengamati dan mengkaji stimulus respons dari peserta didik.
11) Memberi penguatan.
12) Mengevaluasi hasil belajat peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Pembelajaran. Jakarta:
Cipta.
Candra, A. 2014. Teori Belajar Behavioristik (Online).
http://www.academia.edu/9416630/Teori_Belajar_BEHAVIORISTIK
Robert, E. Slavin. 2000. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
28