Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Kerja dari Pembangkit Listri Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Prinsip kerja PLTG, mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor dengan
melalui air filter atau penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan
ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan
bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.turbin
uap. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu
pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara
ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi
(enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh
turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong
atau stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada
saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang
udara pada turbin. Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka
bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium,
Vanadium, dan Sodium. Secara umum, sistem produksi tenaga listrik pada
PLTGU dibagi menjadi dua siklus, yaitu sebagai berikut:
a) Siklus Terbuka ( Open Cycle )
Siklus terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana
gas buangan dari turbin gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong
saluran keluaran. Suhu gas buangan di cerobong saluran keluaran ini
mencapai 550°C. Proses seperti ini pada PLTGU dapat disebut sebagai
proses pembangkitan listrik turbin gas yaitu suatu proses pembangkitan
listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas. Proses produksi listrik pada
PLTGU ditunjukkan pada gambar 2.

14
15

Gambar 3.1 Sistem Terbuka PLTGU

Keterangan gambar:
1. Barge/Kapal, alat pengangkut bahan bakar minyak (BBM).
2. Pumping house.
3. Fuel Pump.
4. Electric/diesel motor.
5. Air filter, penyaring udara agar partikel debu tidak masuk ke dalam
compressor.
6. Compressor, menaikkan tekanan udara untuk dibakar bersama bahan
bakar.
7. Combustion system, Membakar bahan bakar dan udara serta
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan dan energi tinggi.
8. Gas turbine, mengubah energi gas menjadi energi gerak yang
memutar generator.
9. Stack/Cerobong asap, membuang sisa gas panas dari turbine.
10. Generator, menghasilkan energi listrik.
11. Main transformer
16

b) Siklus Tertutup ( Closed Cycle )


Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang
melalui cerobong saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup, gas
buang dari turbin gas akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air
yang berada di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian uap
yang dihasilkan dari HRSG tersebut akan digunakan untuk memutar turbin
uap agar dapat menghasilkan listrik setelah terlebih dahulu memutar
generator. Jadi proses Siklus Tertutupinilah yang disebut sebagai proses
Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap yaitu proses pembangkitan listrik
yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih kecil
dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi
listrik Siklus Tertutup. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan
dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan Siklus
Terbuka karena pasokan daya dari Siklus Terbuka sudah memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga damper (stack holder) yang
membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuatclose, dengan demikian
gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong saluran keluaran. Dan
apabila dengan Siklus Terbuka kebutuhan listrik masyarakat belum
tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan Siklus Tertutup. Namun
demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada
kondisi selalu beroperasi, karena apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi, perubahan pengaturan (setting), mur atau baut yang
mulai kendur dan sebagainya. Selain itu dengan selalu beroperasi lebih
mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar.
17

Gambar 3.2 Diagram PLTGU

Jadi secara garis besar untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap dibagi menjadi 2 proses berikut ini :

1. Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas (Siklus Brayton).


Pada proses pembangkitan listrik turbin gas, motor cranking
digunakan sebagai pemutar awal saat turbin belum menghasilkan tenaga
dengan menggunakan energi listrik yang diambil dari jaringan listrik
150kV/500kV Jawa-Bali. Motor cranking ini berfungsi memutar
compressor sebagai penghisap udara luar. Udara luar ini akan diubah
menjadi udara berpartikel (atomizing) untuk sebagian kecil pembakaran
dan sebagian besar sebagai pendingin turbin.
Bahan bakar berupa solar atau HSD dialirkan dari kapal tongkang ke
dalam rumah pompa BBM HSD kemudian di pompa lagi dengan pompa
bahan bakar (fuel pump) yang akan dialirkan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber). Pada saat bahan bakar yang berasal dari pompa
bahan bakar dan udara atomizing yang berasal dari compressor
bercampur di dalam combustion chamber, secara bersamaan busi (spark
plug) memercikkan api untuk menyulut pembakaran. Gas panas yang
18

dihasilkan dari proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai


penggerak turbin gas, sehingga listrik dapat dihasilkan oleh generator.
Daya yang dihasilkan mencapai 100 MW untuk tiap generator turbin gas.
Karena tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah maka pada
tahap selanjutnya tegangan ini akan disalurkan ke trafo utama untuk
dinaikkan menjadi 150 KV. Pada proses siklus terbuka gas buangan dari
turbin gas yang temperaturnya berkisar 500-5500C akan langsung
dibuang melalui cerobong saluran keluaran.

2. Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap (Siklus Rankine).


Gas bekas yang ke luar dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah
terlebih dulu diatur oleh katup pengatur (selector valve) untuk dialirkan
ke dalam boiler atau HRSG untuk menguapkan air yang berasal dari
drum penampung air. Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin
uap yang terkopel dengan generator sehingga dapat menghasilkan tenaga
listrik. Uap bekas dari turbin uap diembunkan lagi di condenser,
kemudian air hasil kondensasi di pompa oleh pompa kondensat,
selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator dan oleh feed water
pump dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (
PLTGU )
Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari PLTGU adalah sebagai berikut :
A. Kelebihan
1. Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih
rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
2. Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah
3. Pembangunannya relatif cepat
4. Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
5. Fleksibilitasnya tinggi
19

6. Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi


lahan lebih sedikit.
7. Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi
memudahkan pengoperasian.
8. Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1
blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.

B. Kekurangan
1. Prosedur pemeiliharaan lebih sering dilakukan karena beroperasi pada
suhu yang sangat tinggi.
2. Tidak ramah lingkungan meskipun lebih rendah jika dibandingkan
dengan pembangkit thermal lainnya.

3.3 Potensi Sumber Utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU)
Batu Bara ternyata menyimpan potensi listrik yang sangat besar. Batu Bara
adalah suatu batu endapan yang terutama berasal dari zat organik, yang melalui
proses pengarangan yang memakan waktu jutaan tahun, pada awalnya berbentuk
kayu. Kayu itu mula-mula menjadi gambut, kemudian meningkat menjadi lignit.
dan selanjutnya menjadi batu bara.
Selain itu Gas juga bisa kita manfaatkan sebagai penggerak turbin generator
sehingga menghasilkan listrik. Ada banyak macam-macam gas, ada yang alami
dan ada juga yang dibuat-buat. Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Pisang di
Brisbane – Australia. Teknologi itu dikembangkan para insinyur University of
Queensland di Brisbane, Australia. Mereka memasukkan pisang-pisang ke dalam
peti penampungan yang tertutup rapat. Pisang-pisang itu dibiarkan terdekomposisi
sehingga menghasilkan gas metana. Kemudian, gas yang dihasilkan menjadi
sumber tenaga untuk turbin yang menghasilkan listrik.
20

3.4 Pemeliharaan (Maintenance) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap


(PLTGU)
Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik,
baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang.
Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena mesin mengalami keausan dan
umur limit pakai akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat
langkah pengoperasian yang salah.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah :
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang
direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila
perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down time dari
peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi :
a. Routine Maintenance, adalah suatu kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara rutin. Sebagai contoh dari kegiatan
ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta
pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan
(warming-up) mesin- mesin selama beberapa menit sebelum dipakai
beroperasi sepanjang hari. (Assauri, 1993).
b. Periodic Maintenance, adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu.
Sebagai contoh untuk kegiatan periodik adalah penyetelan katup-
katup pemasukan dan pembuangan. (Assauri, 1993).
2. Repair Maintenance
Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak
mengganggu jalannya operasi.
21

3. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji, dan
mengukur peralatanperalatan yang beroperasi dengan menentukan
perubahan.

Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus mesin/peralatan agar


kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan – kegiatan
pemelihaaan dan perawatan yang meliputi:
a. Kegiatan pengecekan.
b. Memberikan minyak (lubrication).
c. Perbaikan/reparasi atas kerusakan - kerusakan yang ada.
d. Penyesuain/penggantian spare part atau komponen.

Anda mungkin juga menyukai