Anda di halaman 1dari 2

A.

Corak Tafsir Falsafy


a. Metode penafsiran

Sebelum memasuki pembahasan mengenai penafsiran dengan corak filsafat, alangkah


lebih baiknya kita mengetahui pemetaan cabang cabang dalam tafsir. Secara umum, cabang
tafsir dikelompokkan menjadi 3. Kelompok pertama didasarkan pada model penafsirannya,
dalam kelompok ini terdapat tafsir bi al-ra’yi dan bi al-ma’tsur. Kelompok kedua didasarkan
pada metode atau manhaj, didalam kelompok ini terdapat tafsir Tahlili, Ijmali, Maudhui, dan
Muqoron. Kelompok ketida didasarkan pada corak atau laun, didalam kelompok ini terdapat
tafsir falsafi, fiqhi, sufi, ijtima’I, isyroki, dan beberapa corak penafsiran lainnya.1

Namun demikian, karena luasnya cakupan ayat-ayat al-Quran corak penafsiran ini tidak
dapat diterapkan kepada seluruh ayat al-quran. Para penafsir cenderung membahas secara
ringkas ayat-ayat yang tidak terkait dengan corak yang mereka dalami, namun masih dikaitkan
dengan corak tersebut. Disisi lain, saat mereka menemukan ayat yang sesuai dengan corak
yang didalaminya, maka mereka akan membahas ayat tersebut secara mendalam.2

Pada makalah ini kami membahas tentang salah satu corak penafsiran, yaitu tafsir falsafi.
Falsafy sendiri berasal dari kata Filsafat yang memliki beberapa arti pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada (sebab, asal, dan hukumnya.
).3 Menurut Dr. Abdul Mustakim, Tafsir Falsafy adalah Tafsir yang didominasi teori filsafat
atau menempatkan teori filsafat sebagai paradigma.4

Penafsiran ini dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan mentakwil ayat ayat al-
Quran dan disesuaikan dengan pandangan filusif. Hal tersebut dimaksudkan agar ayat al-Quran
dapat sesuai dengan pandangan para filusuf. Cara kedua adalah dengan menjelaskan teks
dengan menggunakan paradigma dan teori filsafat, tanpa perlu mentakwil ayat tersebut.5

1
Wawancara dengan pengajar tafsir LKIM pada 28 November 2019
2
Wawancara dengan pengajar tafsir LKIM pada 28 November 2019
3
Purwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta 1996) hlm 330
4
Abdul Mustakim, Madzahibut Tafsir peta metodologi penafsiran al-Quran periode klasik hingga kontemporer,
(Nun Pustaka, 2003) hlm. 83
5
Abdul Mustakim, Madzahibut Tafsir peta metodologi penafsiran al-Quran periode klasik hingga kontemporer,
hlm. 83
Sama seperti corak penafsiran lainnya, tafsir falsafy juga tidak membahas semua ayat al-
Quran secara mendalam. Namun demikian pembahasan mengenai ayat tersbut masih ada, dan
cenderung singkat, dan tetap menghasilkan sebuah gagasan baru. Salah satu contohnya adalah
penafsiran tentang ayat nikah yang menghasilkan Filsafat Hukum.6

Tafsir falsafy juga memuat tafsir isyroky dimana tafsir isyroky tersebut merupakan
perpaduan antara tafsir falsafy dan tashawuf. Dan corak penafsiran ini hampir sama dengan
tafsir bi al-ra’yi, namun tafsir falsafy lebih fokus, dan cangkupannya lebih sempit dari tafsir bi
al-ra’yi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tafsir falsafy pasti tafsir bi al-ra’yi, nemun tidak
sebaliknya.7

b. Contoh Penafsiran
B. Contoh Kitab Tafsir Falsafy

6
Wawancara dengan pengajar tafsir LKIM pada 28 November 2019
7
Wawancara dengan pengajar tafsir LKIM pada 28 November 2019

Anda mungkin juga menyukai