I. Abstrak
Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.
Protein tersusun dari ratusan hingga ribuan monomer asam amino yang saling dihubungkan
oleh ikatan peptida (CONH) menjadi rantai polimer panjang yang disebut polipeptida.
Terdapat 20 macam asam amino berbeda yang dapat dikombinasikan untuk membentuk
protein. Susunan asam amino tersebut menentukan keunikan struktur tiga dimensi
serta fungsi yang spesifik bagi protein tersebut.
II. Bahasan
1. Fungsi Protein Struktural
1.1 Kolagen
Kolagen merupakan material yang mempunyai kekuaan rentang dan struktur
yang berbentuk serat. Hampir sepertiga protein dalam tubuh vertebrata berada
sebagai kolagen. Kolage juga merupakan komponen serat utama dalam tulang,
gigi, tulang rawan, lapisan kulit dalam (dermis), tendon (urat daging) tulang
rawan dan lensa mata.
Kolagen mengandung hidroksilin dan hidroksiprolin yaitu asam-asam amino
yang terdapat dalam beberapa protein lain. Kolagen juga mengandung kira-kira
35 persen glisin dan kira-kira 11 persen alanin; presentasi asam amino ini cukup
tinggi dan yang lebih menonjol adalah kandungan prolin dan 4-hidroksiprolin
yang tinggi, yaitu asam amino yang jarang ditemukan pada protein selain pada
kolagen dan elastin.
Kolagen termasuk sebagai jaringan pengikat, yang tersusun atas fibril
kolagen. Fibril kolagen terdiri atas sub unit polipeptida yang disebut
tropokolagen yang terdiri atas tiga rantai polipeptida yang saling silang (berpilin
atau heliks ganda tiga) dan membentuk seperti tali. Dalam heliks tropokolagen
ketiga benang terikat hydrogen satu dengan yang lain dengan perantaraan
gugus peptide -NH dari resiud glisin dan gugus peptide -C=O pada rantai lain.
Ini merupakan struktur heliks yang berbeda nyata dari alfa-heliks. Dan tidak
dijumpai pada protein lain. Tropokolagen juga berisi rantai samping karbohidrat
yang mengikat pada gugus hidroksilnya, hydroksilisin. Residu hidroksilisin dari
tropokolagen mempunyai peranan penting dalam pembentukan serat kolagen.
Peranan serat kolagen ini dapat dilihat dengan adanya asam askorbat dalam
pembentukan hidroksilin dimmana asam askorbat mengaktifkan enzyme prolyl
hydroksilase dan enzim ini akan merubah residu prolin menjadi hidroxyprolin.
Gambar 1. Kolagen
1.2 Elastin
Elastin adalah protein yang sangat elastis dalam jaringan ikat, elastis seperti
penghapus, dimana seratnya dapat memanjang beberapa kali dari Panjang
normalnya. Adanya serat elastin memungkinkan jaringan dapat meregang tanpa
sobek. Sepertiga gugus elastin adlah glisin. Kandungan lainnya adalah alanin,
prolin dan valin. Rantai elastin tidak membentuk helix tripel. Struktur
keseluruhan elastin mirip struktur amorf karet yang mudah berubah bentuk.
Contohnya adalah pada pita suara, pembuluh darah besar dan beberapa
ligament pada tulang punggung.
1.3 Keratin
Keratin termasuk protein skleroprotein. Keratin merupakan materi dasar
penyusum lapisan kulit, rabut dan kuku. Monomer keratin saling terikat dan
membentuk filamen intermediat yang tidak dapat larut dan membentuk jaringan
yang keras yang dapat ditemukan pada reptile, burung, amfibi, dan mamalia.
Unsur bilogi yang dapat mempengaruhi kekuatan lapisan kertain adala kitin.
1.4 Tubulin
Tubulin adalah protein yang membentuk mikrotubulus. .α- dan β-tubulin
berpolimerisasi menjadi mikrotubulus. Mikrotubulus adalah silinder protein yang
terdapat pada sebagian besar sel hewan dan tumbuhan. Mikrotubulus berfungsi
dalam proses seluler esensial termasuk mitosis atau pembelahan sel, karena
setiap kromosom bergerak ke kutum pembelahan yang terikat pada gelendong
mitotic yang dibentuk oleh mikrotubul. Selain itu, mikrotubul berguna sebagai
saluran bagi arus zat sitoplasma di dalam sel dan merupakan komponen
struktural yang pneting dari silia dan flagella.
1.5 Sklerotin
Sklerotin adalah komponen kutikula dari berbagai arthropoda, yang paling
sering ditemui serangga. Sklerotin dibentuk dengan proses saling menyilangnya
molekul-molekul protein, sebuah proses biokimia yang disebut sklerotisasi.
Material yang terbentuk menjadikan eksoskeleton serangga yang keras dan
mengandung kitin menjadi kaku. Protein ini banyak terdapat dalam bagian
integument serangga dan arachnid, contohnya bagian mulut yang menggigit
serta sklerit pada kalajengking dan kumbang. Siring pendewasaan, sklerotin
yang baru terbentuk menjadi keras seperti tanduk dengan variasi warna kuning-
coklat.
2.2 Ferritin
Ferritin merupakan protein dalam tubuh yang mengikat zat besi. Sebagian
besar zat besi yang tersimpan dalam tubuh terikat dengan protein tersebut.
Protein ini banyak ditemukan di hati, limpa, otot rangka, dan sumsum tulang.
Hanya sedikit ferritin yang ditemukan dalam darah. Zat besi bebas bersifat
toksik atau berbahaya bagi sel; tubuh memiliki mekanisme perlindungan untuk
mengikat zat besi bebas tersebut. Di dalam sel, zat besi disimpan dalam bentuk
ikatan dengan protein ferritin. Oleh karena itu, ferritin berfungsi menyimpan zat
besi dalam bentuk terlarut dan non-toksik. Kadar ferritin dalam serum darah
berkolerasi dengan jumlah total simpanan zat besi tubuh sehingga pegurukuran
ferritin serum adalah pemeriksaan laboratorium yang paling mudah untuk
memperkirakan status simpanan zat besi. Kadar normal ferritin laki – laki
dewasa adalah 100 g/L dan wanita dewasa adalah 30 g/L. Jika terjadi
penurunan simpanan zat besi, kadar ferritin turun sampai < 15 g/L.
Kadar ferritin yang rendah ditemui pada penderita defisiensi zat besi. Tanpa
zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat menghasilkan hemoglobin (komponen
sel darah merah yang membawa oksigen) sehingga terjadi anemia. Anemia
defisiensi besi yang ringan tidak bergejala, namun anemia berat menimbulkan
gejala seperti sesak napas, kelelahan, pusing, kulit pucat, dan detak jantung
yang cepat. Selain itu, kadar ferritin yang rendah ditemui pada orang dengan
perdarahan menstruasi hebat, perdarahan saluran cerna jangka panjang, dan
gangguan usus yang menyebabkan penurunan penyerapan zat besi.
3.2 Hemosianin
Hemosianin adalah protein pernapasan mengandung tembaga, yang
memberikan darah hewan berwarna biru bukan merah, hemosianin mirip
dengan hemoglobin yang hadir dalam darah serangga tertentu, krustasea, dan
invertevrata lainnya. Fungsinya adalah untuk menyampaikan oksigen dari organ
pernapasan ke jaringan. Hemosianin hanya ditemukan pada Mollusca dan
Arthropoda: hemosianin awal ditemukan dalam siput helix pomatia (moluska)
dan dalam kepitik hoseshoe (rthropoda). Mereka kemudian ditemukan umum di
kalangan krustasea dan digunakan oleh beberapa arthropoda tanah seperti
tarantula Eurypelma californicum, kalajengking kaisar, dan kelabang coleoptrata
Scutigera.
5.2 Tropomiosin
Tropomiosin merupakan molekul fibrosa yang terdiri atas dua buah rantai,
alfa dan beta tropomiosin, yang terletak melekat pada F-aktin dalam alur antar
filamen. Tropomiosin memiliki berat molekul 64.000 dalton dan merupakan
perpanjangan molekul dari 40 nm dari dua sub unit alfa helic. Rentang
tropomyosin adalah tujuh monomer aktin.
Di akhir dari mlekul tropomyosin ini ditemukan multi-sub unit protein
troponin. 3 komponen dari kompleks ini memiliki kemampuan untuk merspon
naik turunnya konsentrasi kalsium dengan mengatur sedikitnya tropomyosin
untuk mengikuti monomer F-aktin untuk mempengaruhi persilangan
penyebrangan myosin dan menginisiasi proses sliding.
Tropomiosin terdapat dalam semua struktur muskuler dan struktur mirip otot.
Tropomiosin diperkirakan terletak diatas molekul aktin pada keadaan istirahat
dan menghambat pengikatan jembatan silang myosin suatu tempat diaktin. Bila
konsentrasi kalsium intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin
sehingga terjadi pergeseran posisi troponin pada molekul tropomyosin yang
menyebabkan pergeseran posisi tropomyosin terhadap aktin.
5.3 Troponin
Troponin adalah molekul protein yang merupakan bagian dari otot rangka
dan otot jantung. Otot polos tidak memiliki troponin. Troponin merupakan suatu
kompleks yang terdiri dari 3 buah subunit, yaitu troponin I, troponin C, dan
troponin T yang memiliki fungsi berbeda dalam proses kontraksi otot. Troponin
umumnya tidak terdeteksi pada darah orang sehat.
Protein troponin berfungsi dalam proses kontraksi otot jantung dan otot
rangka. Pada kerusakan atau kematian sel otot, troponin dilepaskan ke aliran
darah. Pengukuran kadar troponin dalam darah berfungsi sebagai penanda
adanya kerusakan sel otot jantung atau otot rangka. Troponin paling sering
digunakan sebagai penanda kematian sel otot jantung (iskemia miokard). Tidak
terdapat perbedaan struktur troponin C pada otot jantung dan otot rangka
sehingga troponin C jarang digunakan untuk mendeteksi kelainan otot jantung.
Troponin T dan I sangat sensitif dalam mendeteksi kerusakan otot jantung
dan memiliki nilai klinis yang sama. Nilai normal troponin T adalah < 0.1 ng/mL
dan troponin I < 0.04 ng/mL. Kadar troponin pada penderita iskemia miokard
meningkat dalam 3 – 12 jam setelah awal timbulnya nyeri dada, mencapai
puncak pada 24 – 48 jam, dan kembali ke nilai normal dalam 5 – 14 hari. Kadar
troponin dapat tidak terdeteksi pada 6 jam pertama setelah nyeri dada. Kadar
troponin perlu diukur pertama kali saat penderita datang dan diulangi 10 – 12
jam kemudian.
Gambar 3.
Gambar 4.
8.2 Transferase
Transferase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi pemindahan
gugus dari satu senyawa ke senyawa lainnya. Senyawa yang dirombak
berperan sebagai donor, sementara senyawa yang menerima disebut sebagai
aseptor. Reaksi ini merupakan reaksi dasar yang ditemukan pada makhluk
hidup. Tujuan dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim transferase ialah
mendapatkan senyawa yag dibutuhkan. Contohnya ialah allanine
aminotransferase mampu mengubah asam amino alanin menjadi aspartate.
Enzim yang tergolong dalam kelompok transferase ialah esterase, peptidase,
glikosidase, dan lainnya.
8.3 Hydrolase
Hydrolase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi
pemecahan ikatan suatu senyawa kompleks hanya saja pada hydrolase perlu
ditambahkan air. Terdapat sekitar 200 enzim yang memiliki aktivitas hydrolase
yang kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Eksohydrolase
yaitu kelompok enzim hydrolase yang memecah ikatan protein dari rantai paling
luar. Sementara kelompok endohyrolase yaitu enzim hydrolase yang memecah
ikatan mulai dari rantai tengah suatu senyawa kompleks.
8.4 Liase
Liase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi pemecahan ikatan
ganda suatu senyawa kimia tanpa menambahkan air. Enzim ini disebut juga
enzim sintetase yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan
ganda pada suatu senyawa kimia. Dengan kata lain, lyase dapat bekerja bolak
balik yaitu merombak dan menyusun ikatan ganda pasa suatu senyawa kimia.
Cara kerja enzim liase ialah dengan mengeliminasi ikatan ganda atau ikatan
benzene (cincin). Contoh enzim yang tergolong liase ialah dekarboksilase,
aldolase, dan dehidratase.
8.5 Isomerase
Isomerase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan
struktur tanpa mengubah komposisi (jumlah) molekul suatu senyawa kimia.
Dengan kata lain, enzim ini akan mengubah satu substrat menjadi satu produk
yang secara komposisi atomnya sama (rumus kimianya sama) namun bentuk
dari senyawanya berbeda. Reaksi ini dapat ditemui pada reaksi glikolilis yaitu
reaksi isomer (pengubahan bentuk) dihidroksi aseton fosfat diubah menjadi
gliseraldehid 3-fosfat oleh enzim triosefosfat isomerase.
8.6 Ligase
Ligase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan (liga =
gabungan) dua senyawa menjadi satu. Berbeda dengan hidrolase yang
memecah ikatan dengan menambahkan air, ligase menggabungkan dua
senyawa kimia dengan membuang komponen airnya. Kerja enzim ligase ini
akan membutuhkan energi berpotensial tinggi dari pemecahan ATP. Contohnya
ialah DNA-Ligase yaitu enzim ligase yang akan menggabungkan rantai DNA
yang rusak (putus) dalam upaya perbaikan. Enzim ligase telah banyak
digunakan dalam bidang bioteknologi untuk menyatukan dua DNA yang
berbeda untuk menghasilkan DNA rekombinan.
8.7 Oksidase
Oksidase adalah sebuah enzim yang mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi,
khususnya yang melibatkan dioksigen (O2) sebagai penerima elektron. Dalam
reaksi yang melibatkan pemberian atom hidrogen, oksigen direduksi menjadi air
(H2O) atau hidrogen peroksida (H2O2). Beberapa reaksi oksidasi (seperti yang
melibatkan monoamin oksidase atau xantin oksidase) biasanya tidak
melibatkan oksigen molekuler yang bebas.
8.8 Dehidrogenase
Dehidrogenase adalah suatu enzim yang melangsungkan proses oksidasi di
dalam sel-sel hidup dengan cara melepaskan hydrogen dari substrat. Hal ini
terjadi hanya bila hydrogen tersebut dapat dipindahkan ke senyawa lain yang
disebut perantara penerima hydrogen (hydrogen acceptor intermediate).
Hidrogen tersebut akhirnya akan diterimakan kepada oksigen sehngga
terbentuk air. Ada beberapa jenis dehydrogenase yang spesifik terhadap
substrat, misalnya suksinat dehydrogenase, laktat, malat, glukosa.
8.9 Hidroperoksidase
Ada dua jenis hidroperoksidase : peroksidase dan katalase. Peroksidase
banyak terdapat dalam air susu, leukosit, trombosit, dan jaringan tubuh
lainnya yang berperan dalam metabolisme eikosanoid (berkaitan dengan
asam lemak tak jenuh). Enzim peroksidase berperan penting menjaga lipid
membrane sel dan hemoglobin dari senyawaan peroksida (H2O2) yang
bersifat toksik. Katalase banyak terdapat dalam jaringan hati, sel mukosa,
darah, sumsum tulang, dan ginjal. Bagian organel sel dari jaringan tersebut
yang memiliki dua fungsi sekaligus yaitu untuk menghasilkan dan untuk
menghancurkan hydrogen peroksida adalah enzim peroksisom.
8.10 Oksigenase
Enzim yang mengkatalisis reaksi suatu substrat dengan oksigen
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, et al., 1999. Advanced Inorganic Chemistry, 6th Edition. New York: Wiley.
Lodish H, Berk A, Zipursky SL, et al., 2008. Molecular Cell Biology. New York: W. H. Freeman.
Sidik, Abubakar. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. [online] available at:
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/viewFile/587/538 [diakses pada 8 Maret 2019]