MAKALAH Agama MKTJ BBB
MAKALAH Agama MKTJ BBB
Disusun Oleh :
1. Tegar Wigantara (Notar. 19.01.0649)
2. Vina Dika Kinanti (Notar. 19.01.0650)
3. Widi Yau Hastuti (Notar. 19.01.0651)
4. Zaky Nuha Al Tsaqif (Notar. 19.01.0652)
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran al-qur’an hadits di ma al-karomah pamekasan, dengan judul
makalah “Etos Kerja”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami diharapkan mampu memahami mengenai
materi tentang etos kerja,. Walaupun dalam penulisannya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, dengan masih banyaknya
kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca, dengan harapan kedepan supaya makalah ini dapat lebih sempurna lagi
dan berguna bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan
pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi
ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah
yang berkenaan dengan kerja ini, Rasulullah SAW bersabda:
اعمل للدنيا كأنك تعيش ابدا واعمل لألخرة كأنك تموت غادا
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”
Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada
tangan di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat
lebih baik dari pada mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat
bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan
dengan ungkapan-ungkapan tadi.
Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos
kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan
dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah
ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian etos kerja ?
b) Bagaimana etos kerja dalam islam ?
c) Bagaimana komponen dasar etos kerja ?
d) Bagaimana ciri-ciri etos kerja islami ?
1
C. Tujuan Penulisan
a) Menetahui pengertiaan etos kerja.
b) Mengetahui etos kerja dalam islam.
c) Mengetahui komponen dasar etos kerja.
d) Mengetahui cirri-ciri etos kerja islami.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya
untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-
sungguh, akurat dan sempurna. Etos kerja seorang muslim adalah semangat untuk
menapaki jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus
memegang amanah terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus
tersebut sebagaimana Dawud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil
dan harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di
antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah
(pimpinlah) kami ke jalan yang lurus
Setiap pribadi muslim harus menyakini bahwa nilai iman dan taqwa akan terasa
kelezatannya apabila secara nyata dimanifestasikan dalam bentuk amal sholeh atau
tindakan kreatif dan prestatif. Iman dan taqwa merupakan energi batin yang memberi
cahaya pelita untuk mewujudkan identitas dirinya sebagai bagian dari umat yang
terbaik.
4
Dalam Al-qur’an banyak memuat ayat yang manganjurkan taqwa dalam setiap
perkara dan pekerjaan. Ayat-ayat tentang keimanan selalu diikuti dengan ayat-ayat
kerja, demikian pula sebaliknya. Ayat seperti “orang-orang yang beriman” diikuti
dengan ayat “dan mereka yang beramal sholeh”. Jika Allah SWT ingin menyeru kepada
orang-orang mukmin dengan nada panggilan seperti “Wahai orang-orang yang
beriman”, maka biasanya diikuti oleh ayat yang berorentasi pada kerja dengan muatan
ketaqwaan, di antaranya, “keluarkanlah sebagian dari apa yang telah kami anugerahkan
kepada kamu”, “janganlah kamu ikuti/rusakkan sedekah-sedekah (yang telah kamu
keluarkan) dengan olokan-olokan dan kata-kata yang menyakitkan” ; “wahai orang-
orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah”.
2. Niat (komitmen)
Pembahasan mengenai pandangan Islam tentang etos kerja barang kali dapat
dimulai dengan usaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi yang amat
terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat yang dipunyai
pelakunya, jika tujuannya tinggi (tujuan mencari ridha Allah) maka iapun akan
mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (hanya bertujuan
memperoleh simpati sesama manusia belaka), maka setingkat tujuan itu pulalah nilai
kerjanya tersebut.Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang sesuai dengan
dengan tinggi rendah nilai komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat adalah
5
suatu bentuk pilihan dan keputusan pribadi yang dikaitkan dengan sistem nilai (value
system) yang dianutnya. Oleh karena itu komitmen atau niat juga berfungsi sebagai
sumber dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan sunggguh-
sungguh.
Telah dikatakan bahwa niat atau komitmen ini merupakan suatu keputusan dan
pilihan pribadi, dan menunjukkan keterikatan kita kepada nilai-nilai moral serta spiritual
dalam pekerjaan kita. Karena nilai-nilai moral dan spiritual itu bersumber dari Allah
dengan ridha atau perkenan-Nya, maka secara keagamaan semua pekerjaan dilakukan
dengan tujuan memperoleh ridho dan perkenan Allah itu. Oleh karena itu, sebaiknya
diberi penegasan bahwa pekerjaan yang dilakukan tanpa tujuan luhur yang terpusat pada
usaha mencapai ridho Allah berdasarkan iman kepadanya itu adalah bagaikan
fartamurgana. Yakni, tidak mempunyai nilai-nilai atau makna yang suptansial apa-
apa.
6
3. Kerja Keras, Tekun dan Kreatif.
Kerja keras, yang dalam Islam diistilahkan dengan mujahadah dalam maknanya
yang luas seperti yang didefinisikan oleh Ulama adalah ”istifragh ma fil wus’i”, yakni
mengerahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap
pekerjaan yang baik. Dapat juga diartikan sebagai mobilisasi serta optimalisasi sumber
daya. Sebab, sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya
yang diperlukan, tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendaya
gunakannya secara optimal, dalam rangka melaksanakan apa yang Allah ridhai.
5. Objektif (Jujur)
Sikap ini dalam Islam diistilahkan dengan shidiq, artinya mempunyai kejujuran dan
selalu melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan dengan nilai-nilai yang benar
dalam Islam. Tidak ada kontradiksi antara realita dilapangan dengan konsep kerja yang
ada. Dalam dunia kerja dan usaha kejujuran ditampilakan dalam bentuk kesungguhan
dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan, mengakui kekurangan, dan
kekurangan tersebut diperbaiki secara terus-menerus, serta menjauhi dari berbuat
bohong atau menipu
7
6. Disiplin atau Konsekuen
Selanjutnya sehubungan dengan ciri-ciri etos kerja tinggi yang berhubungan dengan
sikap moral yaitu disiplin dan konsekuen, atau dalam Islam disebut dengan amanah.
Sikap bertanggungjawab terhadap amanah merupakan salah satu bentuk akhlaq
bermasyarakat secara umum, dalam konteks ini adalah dunia kerja.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ethos kerja seorang muslim ialah semangat menapaki jalan lurus, mengharapkan
ridha Allah SWT. Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah:
1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk
bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras
memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya.
2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan.
3. Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja,
semua harus dipekerjakan secara professional dan wajar.
4. Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya
dengan minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah.
5. Professionalisme dalam setiap pekerjaan.
B. Saran
1. Untuk melatih berusaha, dapat dimulai dari hal kecil. Untuk itu, sebaiknya kita
melatihnya mulai sekarang
9
DAFTAR PUSTAKA
Http://Diarru.Multiply.Com/Journal/Item/45/BUDAYA_ETOS_KERJA_DAN_PEMBA
NGUNAN_EKONOMI
Http://Library.Um.Ac.Id/Index.Php/Pidato-Pengukuhan-Guru-Besar/Pencarian-
Makna-Nilai-Nilai-Etos-Kerja-Dalam-Pengembangan-Pribadi-Dan-Karier-Guru-
Kajian-Dari-Paradigma-Bimbingan-Karier.Html
Http://Herwanparwiyanto.Staff.Uns.Ac.Id/Files/2010/06/Budaya-Kerja-Etos-Kerja-
9.Ppt
Https://Www.Academia.Edu/5004065/Etos_Kerja
Http://Mambaululumklaten.Com/Hadist-Kebersihan