Kerangka Kerja Rabies
Kerangka Kerja Rabies
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BATANGHARI
Jl. Kapten Harun No.21 Kec.Batanghari Kab. Lampung Timur Kode Pos: 38141
email: puskesmasbatanghari@gmail.com Telp (0725) 48115
I. Pendahuluan
Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan
otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila
merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan
penyakit hewan menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan
berdarah panas serta manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada
manusia melalui gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan
penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing, oleh karenanya
perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit Rabies adalah terhadap hewan tersebut.
Penyakit Rabies disebabkan oleh virus lyssa dari family rhabdo-viride.
Penyakit Rabies bisa menular dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia melalui:
1. Luka gigitan hewan penderita Rabies
2. Luka yang terkena air liur penderita Rabies
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup
celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak
khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju
taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri
pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-
kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat
adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang
terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha
menelan air.
4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya,
penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh
ke bawah yang progresif.
II. Latar Belakang
Penyakit rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum
menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga
terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci
luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri
antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun
terakhir akan diberikan suntikan tetanus.
Upaya Kesehatan Masyarakat yang harus dilakukan adalah harus dilakukan penanganan sedini
mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada
pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah
terjadinya gejala pertama. Sesuai dengan Visi, Misi Puskesmas Batanghari. Adapun yang
menjadi Visi UPTD Puskesmas Batanghari adalah : “Mewujudkan masyarakat Batanghari
yang mandiri untuk hidup sehat”.
Pelayanan kepada masyarakat merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Untuk itu pola-
pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
dimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus bermutu, merata dan terjangkau dan
dilaksanakan melalui Misi UPTD Puskesmas Batanghari yaitu:
1. Memberikan pelayanan prima ( Ramah, Cepat, Akurat) kepada masyarakat
2. Meningkatkan profesionalisme SDM
3. Mengembangkan Sistem Manajemen Puskesmas
4. Melengkapi sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
5. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam pelaksanaan upaya kesehatan
masyarakat.
Untuk mencapai Visi Misi UPTD Puskesmas Batanghari semua kegiatan dituangkan melalui tata
nilai yang sudah dibentuk yaitu “ BATANGHARI ’’ mempunyai makna:
III. Tujuan
Menangani secara dini semua kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies sesuai dengan SOP,
memutuskan mata rantai penularan dan mengobati dengan lengkap, mencegah terjadinya
kecatatan dan kematian.
IV. Kegiatan
Menangani dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penyakit rabies penderita
dengan melakukan kegiatan penyuluhan dan orientasi penyakit rabies kepada kader kesehatan
dan tokoh masyarakat.
V. Sasaran
Masyarakat, kader kesehatan dan masyarakat .
Lintas program dan lintas sektor
Uraian peran lintas program dan lintas dalam Upaya Kesehatan Masyarakat
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Batanghari
Pertanyaan :
1. Apakah pengertian dari Rabies ?
2. Apa yang menyebabkan penyakit Rabies ?
3. Bagaimana ciri-ciri hewan dan manusia yang terinfeksi Rabies ?
4. Bagaiman pencegahan terhadap penularan penyakit Rabies ?
5. Bagaimana penanganan pertama untuk korban yang tergigit hewan yang Rabies ?
Jawaban :
1. Rabies adalah suatu infeksi virus pada otak yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak dan
medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah
satu penyakit zoonosa (penyakit hewan yang dapat menular ke manusia) dan penyakit hewan
menular yang akut dari susunan syarat pusat yang dapat menyerang hewan berdarah panas serta
manusia yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada manusia melalui
gigitan hewan penderita atau dapat pula melalui luka karena air liur hewan penderita Rabies.
Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies adalah anjing.
2. Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah
terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa
inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup
celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
3. Secara umum, hewan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
a. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih
agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung
selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase
Paralisa.
b. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan
memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan
tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
c. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan
kematian.
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
a. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas,
menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju
taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
b. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri
pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar,
hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
c. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-
kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia),
ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi
akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan.
Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar
biasa di kala berusaha menelan air.
d. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya,
penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas
tubuh ke bawah yang progresif.