Laporan Ajik
Laporan Ajik
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Teknik Industri
Oleh :
Aji Dwi Prabowo
D600.150.056
1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
Aji Dwi Prabowo
D600.1500.056
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
Laporan Kerja Praktek dengan judul : Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Tenaga
Kerja di Bagian Casting dan Bagian Forging (Studi Kasus : PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR
PLANT CIKARANG) ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji sebagai salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada :
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan,
Dewan Penguji, Tandatangan,
1………………………..
Ketua
2……………………………..
Anggota
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mencari jawaban atas permasalahan ada atau tidaknya pengaruh intensitas
kebisingan terhadap kelelahan tenaga kerja bagian Casting dan Forging di PT. Suzuki Indomobil
Motor Plant Cikarang. Alasan pemikiran penelitian ini adalah bahwa kebisingan baik secara
fisiologis maupun psikologis dapat menyebabkan kelelahan kerja. Jenis penelitiannya adalah
observasional analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada bagian Casting
intensitas kebisingannya 84-90 dB dan di bagian Forging 82-89 dB. Pengambilan sample
menggunakan Purposive non random sampling. Populasi penelitian ini berjumlah 25 orang di
bagian Casting dan 22 orang di bagian Forging, sedangkan sample diambil masing-masing 15 di
bagian Casting dan 12 di bagian Forging. Setelah itu data intensitas kebisingan dan hasil kuesioner
dianalisa menggunakan Uji Statistik Regresi Linear Sederhana. Hasil pengujian menunjukan
adanya pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja yang sangat signifikan dengan
probabilitas Sig = 0,000 artinya P<0,01. Dapat disimpulkan bahwa Intensitas kebisingan yang
melebihi NAB dapat menyebabkan kelelahan kerja. Saran yang diberikan upaya pengendalian
dengan sistem rekayasa engineering dan pengoptimalisasian penggunaan APD.
Kata Kunci : Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja
Abstract
This study aims to find answers to the problems of the presence or absence of the influence of noise
intensity on the workforce fatigue of Casting and Forging parts at PT. Suzuki Indomobil Motor
Plant Cikarang. The reason for this research is that noise both physiologically and psychologically
can cause work exhaustion. This type of research is observational analytic, using a cross sectional
approach. In the Casting section the noise intensity is 83-96 dB and in the Forging section 64-76
dB. Sampling using purposive non random sampling. The population of this study amounted to 25
people in the Casting section and 32 people in the Forging section, while the sample was taken
each of 15 people per section. After that the noise intensity data and the results of the questionnaire
were analyzed using Simple Linear Regression Statistical Test. The test results show the influence
of noise intensity on work fatigue which is very significant with the probability of Sig = 0,000
meaning P <0.01. It can be concluded that the intensity of noise that exceeds NAB can cause work
exhaustion. Suggestions given by control efforts with engineering engineering systems and
optimizing the use of APD.
Keyword : Noise Intensity, Work Fatigue
4
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca supaya penulis dapat menyusun
penelitian selanjutnya dengan lebih baik. Terima Kasih.
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
BAB I. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............................................
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ..................................................
B. Misi Dan Tujuan Perusahaan .....................................................
C. Struktur Organisasi Dan Job Description ..................................
1. Struktur Organisasi ...................................................................
2. Job Description ........................................................................
D. Sistem Produksi Dan Peta Proses Operasi .................................
1. Proses Pressing ........................................................................
2. Proses Welding .........................................................................
3. Proses Painting .........................................................................
4. Proses Assembling Engine ........................................................
5. Assembling ...............................................................................
6. Inspection .................................................................................
E. Hasil Produksi Dan Pemasarannya ............................................
1. Hasil Produksi PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang ..
2. Pemasaran .................................................................................
F. Lokasi Dan Layout Pabrik ...........................................................
G. Personalia ......................................................................................
1. Ketenagakerjaan .......................................................................
2. Jam Kerja ..................................................................................
3. Kesejahteraan Karyawan ..........................................................
4. Fasilitas .....................................................................................
H. Identifikasi Masalah .....................................................................
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS ........................................
A. Pendahuluan .................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................
C. Metode Penelitian .........................................................................
D. Hasil Dan Pembahasan ................................................................
1. Pengambilan Data ....................................................................
1.1 Hasil Data Pengukuran Kebisingan
1.2 Hasil Data Penilaian Pekerja
2. Hasil Analisis ...........................................................................
E. Kesimpulan ...................................................................................
F. Ucapan Terimakasih ....................................................................
6
G. Daftar Pustaka ..............................................................................
BAB III DESKRIPSI LAPORAN HARIAN ...................................................
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Suzuki Indomobil International (ISI) dirubah menjadi PT. Suzuki Indomobil
Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang
berdiri dengan kekuatan 5 (Lima) buah perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.
2. PT. Indomobil Utama.
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing.
4. PT. Suzuki Engine Industry.
5. PT. First Chemical Industry.
Lima perusahaan tersebut bergabung (Merger) dengan persetujuan dari Presiden
Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan Presiden dari
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPN) nomor 05 / I / PMA / 90 tertanggal
1 Januari 1990, dan diperingati sebagai tanggal berdirinya PT.Indomobil Suzuki
International, yang bergerak dalam bidang usaha industri komponen perakitan
kendaraan bermotor merk Suzuki roda dau (Sepeda Motor) dan roda empat (Mobil).
Lokasi kantor pusat PT. Suzuki Indomobil Motor berada di Wisma Indomobil di
jalan. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor pusat ini oleh 314 karyawan,
sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar di beberapa tempat, antara lain pulo gadung,
cakung, dan ditambun.
PT. Suzuki Indomobil Motor merupakan salah satu perusahaan otomotif
terkemuka di Indonesia. Dimana perusahaan ini memproduksi kendaraan roda empat
dan kendaraan roda dua. PT. Suzuki Indomobil Motor (PT. SIM) merupakan anak
cabang perusahaan dari Suzuki Group yang berpusat di Jepang sehingga masih dikontrol
secara terpusat oleh Suzuki Group.
PT. Suzuki Indomobil Motor Plant TB II memproduksi beberapa jenis mobil yaitu
seperti Futura, APV, Grand Vitara, Swift, dan Neo Baleno dan SX4. Perusahaan yang
mempunyai ± 2400 karyawan ini, selain memproduksi mobil untuk domestik juga
memproduksi untuk ekspor ke lebih dari 50 negara dan diantaranya adalah Malaysia,
Thailand, Singapore, Brunei, Taiwan, Afrika, Saudi Arabia, Chillie, Australia, New
Zeeland dengan produk utama adalah mobil APV. Untuk sekarang ini, PT. Suzuki
Indomobil Motor terus mengembangkan produk baru sehingga terus dapat bersaing
dengan perusahaan otomotif lainnya
9
B. Misi dan tujuan perusahaan
AdapunPT. Suzuki Indomobil Motor dalam mengembangkan
perusahaannya mempunyai visi dan misi yang menjadi landasan dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.
Visi yang dimiliki PT. Suzuki Indomobil Motor yaitu menjadi perusahaan
otomotif terhandal dan terpercaya di dalam negeri. Misi yang dimiliki PT.
Suzuki Indomobil Motor yaitu :
1. Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara
berkesinambungan untuk meningkatkan profesialisme bagi kepuasan
pelanggan.
2. Memberikan konstribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan
usaha indomobil
C. Struktur organisasi dan job description
1. Struktur organisasi
Adapun struktur organisasi yang mengatur jalaannya dan sistem
produksi serta penjualan yang terdapat dalam PT. Suzuki Indomobil
Cikarang. PT. Suzuki Indomobil Motor secara global menggunakan jenis
struktur organisasi garis (line organization).
PT. SIM/SIS ORGANIZATION STRUCTUR
BOARD OF DIRECTOR & DIRECTORATE HEAD LEVEL
HRD & GA
INTERNAL AUDIT
IT
MARKETING 2W
PRODUCTION 2W
PRODUCTION 4W
10
2. Job Description
a. Board of Directors
Bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan yang dilakukan
oleh presiden direktur dan wakil direktur.
b. President & Vice President
President & Vice President Bertugas untuk menyusun kebijakan dan
strategi perusahaan.
c. Administration Division
Divisi dipimpin oleh seorang managing director yang bertanggung
jawab kepada presiden direktur, tugas dan tanggung jawab utamanya
adalah sebagai pendukung kegiatan divisi lainnya.
d. Marketing Division
Tugas dan tanggung jawab utamanya adalah menghasilkan laba bagi
perusahaan, dari produk yang dibuat oleh perusahaan.
e. Production Division
Mengelola pabrik atau proses produksi yang efisien sehingga
menghasilkan suatu produk yang terbaik bagi perusahaan.
f. HRD
Secara garis besar HRD adalah bagian yang mengurusi semua hal
tentang karyawannya.
g. Finance & Accounting
Dimana bagian inilah yang mengatur semua keuangan baik
pemasukan maupun pengeluaran.
h. Production & Engineering
Pada bagian ini mempunyai tugas dan wewenang dalam hal jalannya
kegiatan produksi. Sedangkan untuk setiap section produksinya
mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan sebagai berikut :
a) Section Pressing
Mengurusi kegiatan produksi Pressing untuk membuat atau
mencetak komponen-komponen mobil yang terbuat dari steel plate
misalnya pintu, body mobil dan lainnya dimana pada Pressing terdiri
dari empat mesin yaitu: Drawing, Cutting, Holding, dan Finishing.
Pada Pressing mempunyai lima line yang dibagi menurut besarnya
beban yang diberikan, yaitu : line 2000 tons, line 1200 tons, 500 tons,
400 tons, dan 60-80 tons.
b) Section Welding
Mengurusi kegiatan produksi yang berkaitan dengan proses
welding (pengelasan) atau penggabungan komponen.
c) Section Painting Body & Plastic
Mengurusi semua kegiatan pengecatan untuk body mobil dan
pengecatan komponen mobil yang terbuat dari plastic.
11
d) Section Assembling
Mengurusi semua kegiatan perakitan dan mempunyai dua line
yang dibagi menurut tipe mobil yaitu:
Line I : Line bentuk garis lurus yaitu untuk tipe mobil Grand Vitara,
Swift, Neo Baleno dengan berbagai variannya.
Line G : Line bentuk huruf G yaitu untuk tipe mobil APV dan Futura
dengan berbagai variannya.
e) Section Part Inspection
Mengontrol kualitas barang komponen baik komponen local
atau yang di import.
f) Section Final Inspection
Section Final Inspection Melakukan pengecekan kualitas
terhadap produk jadi.
g) Section Production Material Control (PMC)
Bertanggung jawab mengatur dan menyiapkan semua
kelengkapan dan distribusi komponen baik komponen lokal maupun
komponen CKD yang dibutuhkan di section Assembling, Welding dan
Pressing. Bagian PMC ini juga yang mengatur masuknya komponen
dari vendor serta pendistribusian komponen ke area produksi.
h) Section PPC
Bertanggung jawab dalam mengatur jumlah unit yang akan
diproduksi (jadwal produksi) selama sebulan.
i) Section Technical Control (TC).
Pada bagian ini bertugas sebagai koordinator dan mengontrol
jalannya proses produksi. TC mempunyai dua bagian yaitu Control
New Model dan TC Curent Model.
j) Section Manufacturing Engineering (ME)
Bertanggung jawab atas persiapan tools dan alat untuk kegiatan
produksi (equipment yang diperlukan untuk kegiatan produksi).
k) Section Power Maintenance
Bertanggung jawab atas pengaturan pemeliharaan peralatan dan
sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Untuk setiap
sectionnya terdapat kepala section dan PIC. Mereka yang bertanggung
jawab atas jalannya kegiatan produksi di section tersebut.
12
D. Sistem produksi dan peta proses operasi
Di dalam memenuhi kebutuhan produksi PT. Suzuki Indomobil Motor
Plant cikarang mempunyai alur produksi dan produksi tersebut di bantu oleh
pabrik vendor untuk menyempurnakan kegiatan proses produksi.
13
2. Proses Welding
Proses welding adalah proses pembuatan white body (mobil kosong)
dengan cara menggabungkan komponen/part melalui proses pengelasan.
Proses ini meliputi :
a. Proses Front Floor
Proses Front Floor adalah proses pembentukan (penyatuan)
komponen mobil bagian depan
b. Proses Rear Floor
Proses Rear Floor adalah proses pembentukan komponen
bagian belakang
c. Proses Side Body
Proses Side Body adalah Proses pembentukan mobil bagian
samping
d. Proses Main Body
Proses penyambungan dari masing-masing inti di atas menjadi
satu kesatuan (white body).
3. Proses Painting
Proses Painting adalah proses pemberian warna pada unit mobil, dan
tujuan dari proses pewarnaan adalah untuk melindungi permukaan unit
mobil dari elemen-elemen yang bisa merusak mobil, untuk memberikan
keindahan pada mobil dan juga memberikan petunjuk khusus.
4. Proses Assembling Engine
Proses Assembling Engine adalah proses pengabungan part-part
engine menjadi satu unit engine, dan proses ini terpisah dari proses di atas
karena proses ini berjalan pada line sendiri dan berjalan secara paralel
dengan proses lain. Proses Assembling engine terdiri dari beberapa proses
yaitu : Proses Casting, Proses Machining, Sub Assembling, Assembling,
dan Quality.
5. Assembling
Proses Assembling adalah proses penggabungan unit body yang
sudah di painting dengan engine dan komponen-komponen lain, seperti
roda, jok, dasboard, interior, dalam dan juga interior luar menjadi satu
unit mobil. Proses assembling ini meliputi : Chasis, Triming, Sub
Assembling, dan Final.
6. Inspection
Proses inspection yaitu proses pemeriksaan unit mobil sesudah
proses assembling,dan proses ini memeriksa semua komponen dan part
apakah unit mobil layak untuk di jual. Final Inspection Line adalah tempat
untuk menguji kendaraan setelah melewati semua proses
14
E. Hasil produksi dan pemasaranya
1. Hasil produksi PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang
Produk Suzuki tergolong dengan harga yang bervariasi dan mudah
dijangkau oleh konsumen dari level bawah sampai level atas. Berikut ini
adalah kisaran harga mobil yang ditetapkan dari PT. SIM (R4) :
1. Carry : Rp. 70.000.000 - Rp. 95.000.000
2. Karimun Estilo : Rp. 99.000.000
3. APV : Rp. 107.000.000 - Rp. 140.000.000
4. Swift : Rp. 129.000.000 - Rp. 151.000.000
5. SX4 : Rp. 159.000.000 - Rp. 170.000.000
6. Grand Vitara : Rp. 200.000.000 - Rp. 235.000.000
15
Persebaran cakupan pemasaran PT Suzuki Indomobil Motor di
penjuru dunia.
16
G. Personalia
1. Ketenagakerjaan
Jumlah karyawan di PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang
yaitu 1200 orang yang terdiri dari karyawan tetap dan karyawan tidak
tetap.
a) Sistem Upah
Sistem penggajian di PT Suzuki Indomobil Motor Plant
Cikarang, karyawan tetap dan kontrak adalah bulanan
b) sistem Perekrutan Karyawan
Untuk sistem penerimaan tenaga kerja sekarang memiliki
standar minimal dari lulusan SMA atau derajat. Untuk proses
perekrutannya, menggunakan metode Psikotest, tes wawancara dan
tes tertulis mengenai pengetahuan tentang perusahaan dan tentang
posisi yang diinginkan.
2. Jam Kerja
Pelaksanaan jam kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Shift 1 = 07.30 – 16.30
Shift 2 = 16.30 – 01.10
Shift 3 = 23.50 – 07.30
Dengan disela waktu istirahat masing-masing selama 1 jam.
3. Kesejahteraan Karyawan
Pada PT Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang setiap karyawan
memiliki hak masing-masing. Hak- hak yang akan di penuhi oleh
perusahaan adalah:
a) Hak Cuti
Setiap karyawan memiliki hak cuti yakni 12 hari setiap
tahun. Apabila dalam 1 tahun karyawan tidak mengambil cuti maka
dapat diakumulasi untuk 6 bulan berikutnya, sehingga hak cuti tidak
hangus kecuali lewat dari 6 bulan masa perpanjangan.
b) Tunjangan Makanan
Perusahaan memberikan fasilitas makan kepada seluruh
karyawan yang bekerja pada saat jam makan siang. Karyawan
mendapat satu kali jatah makan untuk setiap hari kerja kecuali
lembur/overtime > 3 jam diberikan makan tambahan.
c) Tunjangan Kesehatan
Perusahaan menyediakan obat-obatan sebagai pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) pada tiap – tiap bagian tempat kerja
serta poliklinik yang dapat melayani karyawan setiap harinya, selain
itu perusahaan juga memberikan tanggung jawab perawatan
kecelakaan kepada karyawan beserta istri dan anaknya. Perusahaan
juga menyediakan dokter perusahaan dan jaminan sosial tenaga
kerja.
17
d) Tunjangan Hari Raya dan Akhir Tahun
Perusahaan memberikan THR kepada karyawannya pada
setiap hari raya Idul Fitri dan hari besar agama lainnya serta
keuntungan akhir tahun yang mana pemberian bonus akhir tahun ini
disesuaikan dengan keuntungan pendapatan perusahaan dari hasil
produksi perusahaan.
4. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawannya
adalah:
a) Mushola
b) Poliklinik
c) Koperasi
d) Transportasi
e) Kamar mandi
f) Ruang Ganti
g) Loker
h) Perlengkapan kerja (topi, masker, sepatu, dan pakaian kerja)
i) Kantin
j) Perpustakaan
k) Area Khusus Merokok
l) Perjalanan Kerja (mendapatkan biaya perjalanan dinas)
H. Identifikasi Masalah
Perkembangan teknologi saat ini memang sangat bermanfaat bagi
hampir semua kalangan termasuk didalam dunia industri. Penggunaan
teknologi disamping memberikan dampak positif, tidak jarang mengakibatkan
pengaruh buruk terutama apabila tidak dikelola dengan baik. Berbagai sumber
bahaya di tempat kerja baik karena faktor fisik , kimia, biologik, fisiologik,
psikososial mesin, peralatan kerja, perilaku dan kondisi manusia merupakan
faktor resiko yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Faktor fisik lingkungan
kerja menurut Tarwaka dkk (2004) seperti mikrolimat (suhu udara ambien,
kelembaban udara, kecepatan rambat udara, suhu radiasi), penerangan,
kebisingan, vibrasi mekanis dan tekanan udara.
Faktor fisik yang menarik untuk dikaji dan diteliti adalah faktor
kebisingan di pabrik. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki
yang bersumber dari alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker
No.Kep-51/MEN/1999). Apalagi di PT. Suzuki Indomobil Motor ini faktor
kebisingan merupakan faktor yang serius karena hampir di setiap proses
produksi menimbulkan kebisingan baik terutama dibagian proses Casting dan
Forging dari mesin yang digunakan maupun dari proses produksinya.
Kelelahan kerja dan kebosanan yang merupakan penyebab kecelakaan
disebabkan oleh berbagai hal antara lain terlalu lama bekerja tanpa istirahat,
18
bekerja secara rutin tanpa variasi, lingkungan kerja yang buruk seperti terpapar
bising yang tinggi, kurang terpenuhinya kebutuhan materi dan non materi serta
adanya konflik di tempat kerja (Riyadina, 1996).
Setelah menemukan beberapa masalah kebisingan di beberapa tempat
produksi yang berada di PT. Suzuki Indomobil Motor , penulis mengambil
hipotesis “Ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja di
bagian Casting dengan bagian Forging di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant
Cikarang”
19
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS
A. Pendahuluan
Di masa ini dunia industri terus berkembang dari tahun ketahun. Seiring
dengan berkembangnya dunia industri maka semakin banyak masalah yang akan
dihadapi. Salah satu masalah yang akan dihadapi adalah dampak lingkungan
yang dihasilkan oleh industri tersebut seperti polusi suara (kebisingan).
Kebisingan dapat mengganggu lingkungan sekitar termasuk tenaga kerja itu
sendiri. Biasanya dengan adanya kebisingan yang berlebihan tenaga kerja akan
mudah merasakan kelelahan kerja baik secara fisiologi maupun psikologis.Maka
dari itu kebisingan di industri tidak boleh melebihi NAB.
Masalah polusi suara yaitu kebisingan yang dapat bersumber dari suara
dan bunyi ini harus diperhatikan oleh industri pabrik karena termasuk polusi
yang dapat mengakibatkan kelelahan kerja terhadap tenaga kerjanya. Maka
kebisingan ini harus dihilangkau atau setidaknya dicegah. Apabila tidak dapat
dicegah maka yang dapat dilakukan yaitu memaksimalkan penggunaan APD dan
melakukan system rekayasa engineering.
Di PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang ini juga mempunyai
masalah dalam kebisingan yang dikarenakan proses proses yang ada disana
sangat mengganggu pekerja . Ada 2 bagian yang tingkat kebisingannya banyak
dikeluhkan pekerja yaitu bagian Casting dan Forging. Dikarenakan proses ini
membutuhkan suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga menimbulkan
kebisingan yang dapat mengganggu pekerja. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap
kelelahan tenaga kerja.
B. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang ada di proses Casting dan
Forging
2. Untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan tenaga
kerja
3. Mengurangi tingkat kecelakaan kerja terhadap pekerja
4. Menemukan solusi untuk mengatasi kebisingan
20
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah
pemecahan masalah menggunakan jenis penelitian observasional analitik :
1. Mengidentifikasi kebisingan pada semua proses produksi yang ada di PT.
Suzuki Indomobil Motor Plant Cikarang
Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi atau
melakukan survey kebisingan pada semua proses yang ada pada PT. Suzuki
Indomobil Motor Plant Cikarang. Pada tahapan ini penulis memilih bagian
mana yang memiliki tingkat kebisingan di luar batas.
2. Mengidentifikasi alat dan bahan penelitian
Pada tahapan ini menggunakan alat sound level meter untuk mengukur
tingkat kebisingan dan membuat kuesioner untuk mengambil data tenaga
kerja.
3. Menentukan bagian proses yang paling tinggi tingkat kebisingannya
Pada proses ini memilih pada bagian mana proses yang akan diteliti.
Bagian Casting dan Forging yang dipih karena memiliki tingkat kebisingan
yang diatas rata-rata yang sudah ditentukan.
4. Menentukan metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu
penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Suryabrata,
1989). Berdasar pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan Cross Sectional karena variabel bebas (faktor resiko) dan variabel
tergantung (efek) yang terjadi pada obyek penelitian diukur atau dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi saat yang sama .
5. Melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur beberapa titik di proses
Casting dan Forging. Lalu melakukan wawancara dan memberi kuesioner
terhadap tenaga kerja.
6. Perhitungan data
Data yang sudah dikumpulkan lalu diolah dan dipisahkan antara satu
dengan yang lain. Setelah itu dibuat diagram tentang berapa persen tingkat
kelelahan pekerja .
7. Analisis kebisingan dan pengendalian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Analisis regresi linear sederhana yaitu untuk menguji adakah
pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja.
21
Adapun metodologi yang dilakukan dilapangan yang terdapat pada gambar 8
Sebagai berikut:
Gambar 2.
2 90,16 84,59
3 85,43 89,35
4 87,5 85,21
5 85,81 82,43
6 86,21 87,14
7 86,32 87,99
8 88,58 84,96
9 88,85 89,27
10 84,69 84,9
22
Hasil pengukuran intensitas kebisingan tersebut menunjukan bahwa
intensitas kebisingan di bagian Casting adalah diatas NAB yaitu lebih
dari 85 dB kecuali pada titik pengukuran I , intensitas kebisingan masih
di bawah NAB yaitu 84,15 dB. Sedangkan intensitas kebisingan di
bagian Forging, semua titik pengukuran diatas NAB kecuali titik II dan
X.
1.2 Hasil Data Penilaian Pekerja
Pengambilan data penilaian pekerja melalui kuesioner dilakukan saat jam
istirahat makan siang. Dibagian Casting diambil sampel 15 orang dan di
bagian Forging diambil sampel12 orang. Dari penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil penilaian kelelahan kerja yang ditunjukan pada
diagram di bawah ini :
Tabel 2.
No Nama NIK Tingkat Kelelahan Section
1 Rahmat Fauzi 25733 Sangat Sering Lelah 1
2 M. Raffi 26113 Tidak Lelah 1
3 Agus Supriyatna 23895 Sering Lelah 1
4 Adi Dwi Arto 26060 Sering Lelah 2
Kinanjar
5 23706 Sering Lelah 2
Prasetyo
6 Abi Rizqi 26114 Sering Lelah 2
7 Joko Hariyanto 25474 Kadang Lelah 3
8 Dimas Eko W 23704 Sering Lelah 3
9 Wahyono 25707 Tidak Lelah 3
10 Hafis Nugroho 26162 Sering Lelah 4
11 Rofiq 25840 Sering Lelah 4
12 Al Amin 23879 Kadang Lelah 4
13 Agus Hariyanto 25936 Sering Lelah 5
Andara
14 25732 Sering Lelah 5
Fitriansya
15 Fadhila J 25839 Sering Lelah 5
16 Dwi Saputro 6999 Sering Lelah 6
17 Ria Bramasto 23431 Sering Lelah 6
18 Feri Saputra 23887 Kadang Lelah 6
19 Wahyu Yulianto 25541 Sering Lelah 7
20 Arif Wijayanto 19352 Sering Lelah 7
21 Thohadi 26380 Tidak Lelah 7
22 Sugeng Riyadi 17794 Sangat Sering Lelah 8
23 Rio Kurnianto 23719 Sering Lelah 8
24 Egi Firman K 23712 Sering Lelah 8
23
Tabel 2.
No Nama NIK Tingkat Kelelahan Section
1 Yunaedi W 23721 Kadang Lelah 1
2 Rohmad Yanuar 23466 Sering Lelah 1
3 Hendrik H 23713 Sering Lelah 1
4 Sugiyartono 17829 Sering Lelah 2
5 M Ihfan 25012 Kadang Lelah 2
6 Andi Saputro 24706 Kadang Lelah 2
7 Tri Putra Sony 24948 Sering Lelah 3
8 Arif Ramdani 23523 Sering Lelah 3
9 Teguh Dwi M 23538 Kadang Lelah 3
10 Sigit Laksamana 26067 Sering Lelah 4
11 Akbar SH 25703 Sering Lelah 4
12 M Hani Maul 24497 Kadang Lelah 4
13 Nurholis 23534 Sering Lelah 5
14 Yogi Pagian 26381 Sering Lelah 5
15 Syukron 23711 Tidak Lelah 5
Sangat Sering
16 Panji Surahman 25734 6
Lelah
17 Ahmad Romdoni 21495 Sering Lelah 6
18 Dede Taopik 25003 Tidak Lelah 6
19 Efan Jatmiko 24704 Sering Lelah 7
20 Denny Wibowo 21271 Sering Lelah 7
21 Faishal Prameasha 25010 Sering Lelah 7
22 Zaenal Arifin 23471 Sering Lelah 8
Sangat Sering
23 Ahmad Fajar H 24733 8
Lelah
24 Nuril Anwar 23613 Kadang Lelah 8
24
Penilaian di Bagian Casting
8% 12%
13%
67%
21%
63%
2. Hasil Analisis
Teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan untuk mengetahui ada
atau tidak pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan yaitu
menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear
sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008). Variabel independen
25
dalam penelitian ini yaitu intensitas kebisingan sedangkan untuk variabel
dependen yaitu kelelahan. Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut :
Y = a + bX Keterangan : Y = Variabel dependen (Kelelahan kerja) X =
Variabel independen (Intensitas kebisingan) a = Konstanta (nilai Y apabila
X=0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) Uji
koefisien regresi sederhana (Uji T) adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh yang terjadi
dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
Tabel 7. Analisis Regresi Linear Untuk Intensitas Kebisingan Dan
Kelelahan Kerja Di Casting
Model Summary
Coefficient
Coefficient
26
intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja di bagian Casting. R2 =
0,990 artinya pengaruh variabel independen ( kebisingan) terhadap
variabel dependen (kelelahan) sebesar 99%, sedangkan sisanya sebesar
1% dipengaruhi oleh variabel lain.
2. Analisis Regresi Linear Untuk Intensitas Kebisingan Dan Kelelahan
Kerja Di Bagian Forging
Hasil Analisis regresi linear sederhana menunjukan persamaan sebagai
berikut : Y = a + bX = -64,427 + 1,461 X Konstanta (a) sebesar -64,427
artinya jika intensitas kebisingan (X) nilainya adalah 0 maka kelelahan
(Y) nilainya negatif yaitu sebesar -64,427. Koefisien 60 regresi
intensitas kebisingan (X) sebesar 1,461 artinya jika intensitas kebisingan
mengalami kenaikan sebesar 1 dB maka kelelahan (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 1,461. Koefisien (b) bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara intensitas kebisingan dengan kelelahan,
sehingga semakin tinggi intensitas kebisingan maka semakin meningkat
pula tingkat kelelahan. Hasil analisa statistik dengan regresi linear
menunjukan nilai P = 0,000 sehingga P ≤ 0,001 dan dinyatakan sangat
signifikan. Ini artinya ada pengaruh yang sangat signifikan antara
intensitas kebisingan terhadap kelelahan kerja di bagian Forging. R2 =
0,962 artinya pengaruh variabel independen yaitu kebisingan terhadap
variabel dependen yaitu kelelahan sebesar 96,2%, sedangkan sisanya
sebesar 3,8% dipengaruhi oleh variabel lain.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisa dan pembahasan yang telah penulis
lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Intensitas kebisingan berpengaruh terhadap kelelahan dengan hubungan
semakin tinggi intensitas kebisingan maka semakin meningkat kelelahan.
2. Pengukuran intensitas kebisingan di bagian Casting menghasilkan kebisingan
sebesar 84-90 dB, sedangkan di bagian P2 Shipping CBU adalah 82-89 dB.
Hal ini menunjukan bahwa intensitas kebisingan di bagian Casting dan
Forging melebihi NAB yang diperkenankan, dimana tenaga kerja yang
bekerja selama 8 jam perhari atau 40 jam seminggu.
3. Ada pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan pada bagian Casting
dan bagian Forging dengan hasil yang sangat signifikan pada probabilitasnya
sebesar P = 0.000, artinya P ≤ 0,01.
27
4. Pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan di bagian Casting sebesar
99% sedangkan pengaruh intensitas kebisingan terhadap kelelahan di bagian
Forging sebesar 96,2%.
5. Kelelahan tenaga kerja di bagian Casting lebih besar dibanding bagian
Forging yang ditandai dari hasil penilaian kuesioner yang berisi 27 daftar
gejala-gejala kelelahan kerja. Rincian hasil tersebut yaitu di bagian Casting
sebanyak 20% sering mengalami kelelahan dan 73% kadang mengalami
kelelahan serta 7% tidak mengalami kelelahan. Sedangkan di bagian Forging
sebanyak 67% menunjukan kadang mengalami kelelahan dan 17%
menunjukkan tidak mengalami kelelahan serta 17% mengalami sangat lelah.
G. Daftar Pustaka
28
29