Anda di halaman 1dari 5

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH BALI
RS. BHAYANGKARA DENPASAR

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR


Nomor: Kep 46/ 05 / I /2018

tentang
KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya mencapai visi dan misi RUMAH
SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR, maka diperlukan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas;
b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas di
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA DENPASAR sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan yang berkualitas di Rumah Sakit
Bhayangkara Hasta Batu, maka dipandang perlu menetapkan
keputusan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116,
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
Memperhatikan : saran dan pertimbangan staf RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
DENPASAR.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Keputusan Kepala RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
DENPASAR tentang Kebijakan manajemen nyeri di RUMAH
SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR;

/ Kebijakan …..
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
DENPASAR
NOMOR : KEP 46/ 05 /I/2018
TANGGAL : SEPTEMBER 2019

2. Kebijakan Manajemen Nyeri di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA


DENPASAR sebagaimana yang tersebut dalam lampiran
keputusan ini;
3. hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan
yang memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur dengan
keputusan tersendiri;
4. keputusan ini mulai berlaku berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Batu
pada tanggal : SEPTEMBER 2019

KEPALA RS. BHAYANGKARA DENPASAR

Kepada Yth.: dr. I.G.A.A DIAH YAMINI D.,Sp.THT-KL

1. Wakarumkit Bhayangkara Denpasar; AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 72020683


2. Para Kasubbag/ Kasubbid
RS. Bhayangkara Denpasar;
3. Ketua Komite Medik RS. Bhayangkara
Denpasar;
4. Ketua Komite Perawat RS. Bhayangkara
Denpasar.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
DENPASAR
NOMOR : KEP 46/ 05 /I/2018
TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2018

KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

1. Asesmen Nyeri
a. semua pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit
dilakukan asesmen mengenai nyeri;
b. asesmen nyeri menggunakan :
1) Pasien dewasa : Numeric Pain Scale (NPS);
2) Pasien anak : Wong Baker Faces Rating Scale
(WBFRS);
3) Pasien dewasa, anak dan bayi yang tidak sadar : Comfort Scale.

c. dilakukan assesmen nyeri ulang pada pasian setelah dilakukan


tatalaksana nyeri

2. Manajemen Nyeri :
a. Manajemen Nyeri akut: nyeri yang terjadi < 6 minggu.
1) Melakukan asesmen nyeri : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan asesmen nyeri menggunakan skala
nyeri.
2) Menentukan mekanisme nyeri
3) Farmakologi: gunakan Step-Ladder WHO
4) Manajemen efek samping
5) Non-farmakologi
6) Follow-up/Asesmen Ulang
7) Pencegahan
8) Medikasi saat pasien pulang
b. Manajemen Nyeri Kronik : nyeri yang persisten/berlangsung > 6 minggu.
1) Melakukan asesmen nyeri : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan asesmen nyeri menggunakan skala
nyeri.
2) Menentukan mekanisme nyeri
3) Asesmen lainnya
a. Asesmen psikologi : nilai apakah pasien mempunyai masalah
psikiatri (depresi, cemas, riwayat penyalahgunaan obat-
obatan, riwayat penganiayaan secara seksual/fisik, verbal,
gangguan tidur).
b. Masalah pekeijaan dan disabilitas.
c. Faktor yang mempengaruhi:
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
DENPASAR
NOMOR : KEP 46/ 05 /I/2018
TANGGAL : 6 JANUARI 2018

■ Kebiasaan akan postur leher dan kepala yang buruk.


■ Penyakit lain yang memperburuk/memicu nyeri kronik
pasien.
d. Hambatan terhadap tatalaksana:
1) Hambatan komunikasi/bahasa.
2) Faktor finansial.
3) Rendahnya motivasi dan jarak yang jauh terhadap
fasilitas kesehatan.
4) Kepatuhan pasien yang buruk.
5) Kurangnya dukungan dari keluarga dan teman.
4) Prinsip level 1
5) Manajemen level 2
c. Manajemen Nyeri Pada Kelompok Usia Lanjut (geriatri)
1) Lanjut usia (lansia) didefmisikan sebagai orang-orang yang berusia >
65 tahun.
2) Pada lansia, prevalensi nyeri dapat meningkat hingga dua kali lipatnya
dibandingkan dewasa muda.
3) Penyakit yang sering menyebabkan nyeri pada lansia adalah artritis,
kanker, neuralgia trigeminal, neuralgia pasca-herpetik, reumatika
polimialgia, dan penyakit degenerative.
4) Lokasi yang sering mengalami nyeri : sendi utama/penyangga tubuh,
punggung, tungkai bawah, dan kaki.
d. Manajemen nyeri pada pediatrik
1. Prevalensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah : sakit kepala
kronik, trauma, sakit perut dan faktor psikologi.
2. Sistem nosiseptif pada anak dapat memberikan respons yang berbeda
terhadap kerusakan jaringan yang sama atau sederajat.
3. Neonatus lebih sensitif terhadap stimulus nyeri.

Ditetapkan di : Batu
pada tanggal : SEPTEMBER 2018

KEPALA RS. BHAYANGKARA DENPASAR

dr. I.G.A.A DIAH YAMINI D.,Sp.THT-KL


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 72020683

Anda mungkin juga menyukai