Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI

“SISTEM PEREKONOMIAN TERTUTUP DENGAN KEBIJAKAN FISKAL”

JURUSAN MANAJEMEN KELAS BA


KELOMPOK 5

Rizky Akbar Muharram (03) 195020200111002


Brilian Setia Firanda (09) 195020200111008
Satria Yudha Pratama (17) 195020201111004
Model Perekonomian Tertutup Dengan Adanya Kebijakan Fiskal
Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, diasumsikan
bahwa besar-kecilnya pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tergantung pada besar kecilnya
pendapatan nasional. Demikan pula dengan saving, besar kecilnya saving suatu perekonomian
diasumsikan tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.
Terhadap pernyataan-pernyataan tersebut perlulah kini lebih lanjut diketengahkan bahwa
yang dimaksud dengan “pendapatan” atau “income” dalam pernyataan-pernyataan tersebut
adalah “pendapatan” atau “income” dalam pengertian sebagai “earning” yaitu jumlah pendapatan
yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas
faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional.
Menurut N. Gregory Mankiw dengan adanya tindalkan fiscal pemerintah, pengeluaran
masyarakat untuk konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya
pendapatan nasional sebagai “ earning “ akan tetapi oleh tinggi-rendahnya “ pendapatan “ yang
siap untuk dibelanjakan” yaitu yang biasa disebut “diaposible income atau take home income “
Disposible income ini besarnya sama dengan besarnya pendapatan sebagai “earning “ ditambah
dengan besarnya “transfer pemerintah “ dikurangi dengan besarnya “pajak” yang dipungut
pemerintah.
Apabila Yd menunjukkan besarnya “disposable income “ Tr menunjukkan besarnya
transfer pemerintah dan Tx menunjukkan besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, maka
secara matematik dapat ditulis
Yd = Y + Tr – Tx
Dengan mengetahui besar kecilnya konsumsi suatu masyarakat dalam analisis kita
sekarang tidak lagi tergantung besar kecilnya pendapatan nasional sebagai “earning” , maka
fungsi konsumsi yang berlaku untuk perekonomian tanpa adanya tindakan fiscal pemerintah
seperti yang kita temukan C = a + cY tidak lagi dapat dipergunakan . Untuk perekonomian yang
mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi mempunyai persamaan
C = a + cYd

Dimana
Yd = Y + Tr – Tx
Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara
S = Yd – C
S = Yd – ( a + cYd )
S = Yd – a – cYd )
S = ( 1 – c ) Yd – a

1
Mengingat
Yd = Y + Tr – Tx
Maka funsi konsumsi dapat ditulis
C = a + c (Y + Tr – Tx) atau
C = a + c Y + cTr – cTx
dan fungsi saving
S = (1 – c) (Y + Tr – Tx) – a
S = (1 – c)Y + ( 1 – c ) Tr – ( 1 – c ) Tx – a
Dan apabila “s” menunjukkan tingginya “ marginal propensity to save “ maka perumusan dapat
diperpendek menjadi
S = sY + sTr – sTx – a

Perubahan Jumlah Konsumsi Dan Jumlah Saving Sebagai Akibat Daripada Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah Dan Perubahan Pajak
Fungsi konsumsi dan fungsi saving yang dinyatakan dalam pendapatan nasional sebagai
earning mengalami perubahan dengan berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan
atau berubahnya jumlah pajak yang dipungut pemerintah dan atau berubahnya jjumlah transfer
pemerintah yang disumbangkan kepada masyarakat, maka sebagai konsekwensinya adalah
bahwa jumlah konsumsi dan juga saving pada tingkat pendapatan nasional yang sama akan
berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan jumlah transfer pemerintah tersebut.
Perumusan perumusan berikut dapat dipergunakan untuk mengetahui perubahan jumlah
konsumsi dan perubahan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional tertentu sebagai akibat
daripada berubahnya jumlah pajak dan berubahnya jumlah transfer pemerintah.

1. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai


akibat Berubahnya Pajak
Apabila jumlah konsumsi berubah dengan ∆C dari semula sebesar C menjadi ( C + ∆C )
sebagai akibat daripada berubahnya jumlah pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx
menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx ), maka dapat ditulis.
( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr – ( Tx + ∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = a + c[ Y + Tr – Tx ) – c∆Tx ) ]
( C + ∆C ) = C – c∆Tx

2
2. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai
akibat Berubahnya Pajak
Apabila berubah pajak dari semula sebesar Tx menjadi ( Tx + ∆Tx ) sebagai akibat
daripada berubahnya jumlah saving dari semula sebesar S menjadi sebesar ( S + ∆S ),
maka dapat ditulis .
S + ∆S = ( 1 – c ) [ Y + Tr – ( Tx + ∆Tx ) ] – a
S + ∆S = ( 1 – c ) [ Y + Tr – Tx – ∆Tx ) ] – a
S + ∆S = ( 1 – c ) ( Y + Tr – Tx ) – a + ( 1 – c ) ( – ∆Tx )
S + ∆S = S + ( 1 – c ) ( – ∆Tx )
∆S = ( 1 – c ) ( – ∆Tx )

3. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai


akibat Berubahnya Transfer Pemerintah
Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa
perumusan untuk menghitung besarnya perubahan konsumsi sebagai akibat langsung
daripada perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :
∆C = c∆Tr

4. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai


akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.
Jika diterapkan pada perumusan seperti diatas maka kita akan menemukan bahwa
perumusan untuk menghitung besarnya perubahan saving sebagai akibat langsung daripada
perubahan jumlah transfer pemerintah adalah sebagai berikut :
∆S = ( 1 – c ) ∆Tr

5. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai


akibat Berubahnya Transfer Pemerintah.dan Berubahnya Pajak
∆C = ∆CTr + ∆CTx
∆C = c∆Tr – c∆Tx
∆C = c( ∆Tr – ∆Tx)

6. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang sama sebagai


akibat Berubahnya Transfer Pemerintah dan berubahnya pajak
∆S = ∆STr + ∆STx
∆S = ( 1 – c) ∆Tr + ( 1 – c )(- ∆Tx )
∆S = ( 1 – c) ( ∆Tr – ∆Tx )

3
Perubahan yang terjadi pada perumusan-perumusan diatas adalah perubahan-perubahan
jumlah konsumsi dan perubahan-perubahan jumlah saving yang langsung ditimbulkan oleh
perubahan pajak atau perubahan jumlah transfer pemerintah. Dengan demikian yang dimaksud
dengan perubahan jumlah konsumsi dan perubahan saving pada perumusan-perumusan diatas
bukanlah perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium semula atau jumlah saving ekuilibrium semula
ke jumlah konsumsi ekuilibrium atau ke jumlah saving ekuilibrium yang baru.
Perubahan jumlah konsumsi ekuilibrium dan jumlah saving ekuilibrium dari tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium yang baru sebagai daripada perubahan pajak, perubahan transfer pemerintah
dan perubahan pada variable-variabel lainnya.

Analisis Kebijakan Fiskal Dalam Sistem Perpajakan Sederhana


Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Menurut N. Gregory Mankiw, pendapatan nasional suatu perekonomian akan mencapai
ekuilibrium apabila besarnya saving nasional telah menyamai besarnya investasi nasional.
Apakah pernyataan ini berlaku juga bagi perekonomian tertutup dimana sudah kita jumpai
adanya tindakan fiskal pemerintah ?

Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiskal pemerintah, kita telah
mengetahui bahwa yang merupakan sumber daripada pendapatan nasional adalah pengeluaran
masyarakat untuk konsumsi dan pengeluaran masyarakat untuk investasi. Akan tetapi dalam
perekonomian dimana pemerintah turut juga mengadakan transaksi-transaksi pembelian berupa “
government expenditure “, produk nasional dibagi-bagikan sebagian untuk konsumsi pemerintah,
sebagian untuk konsumsi sasta dan sebagian lagi untuk investasi.
Mengingat bahwa untuk dapat menerima bagian-bagian daripada produk nasional
tertentu, baik masyarakat konsumen, badan-badan swasta maupun badan pemerintah harus
mengeluarkan uang sebagai pembayarannya, maka dapatlah dikatan bahwa dari segi sumbernya ,
dalam perekonomian tertutup dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pendapatan nasional
terdiri dari C ( pengeluaran konsumsi), I ( pengeluaran investasi), dan ( pengeluaran pemerintah),
Singkatnya Y = C + I + G
Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk membayar
pajak kepada pemerintah. Akan tetapi sebaliknya kepada orang-orang atau badan-badan tertentu
pemerintah memberikan uang tanpa mengharapkan adanya balas jasa yang langsung. Transaksi
tersebut disebut “ government transfer “ atau transfer pemerintah. Pendapatan setelah
diperhitungkan penerimaan transfer dari pemerintah dan pajak yang diserahkan kepada
pemerintah inilah yang kita sebut “ disposable income “ yaitu pendapatan yang sudah siap
dipakai untuk konsumsi dan saving.

4
Jadi disposable income sama dengan besarnya pendapatan nasional perekonomian
Negara ditambah dengan besarnya transfer pemerintah dikurangi dengan besarnya pajak yang
dipungut oleh pemerintah .
Yd = Y + Tr – Tx
Y = Yd – Tr + Tx
Mengingat bahwa disposable income tersebut itulah yang dipergunakan untuk konsumsi dan
sisanya merupakan saving maka dapat ditulis
Yd = C + S
Kalau pernyataan-pernyataan tersebut kita kumpulkan
Y=C+I+G
Y = Yd – Tr + Tx
Yd = C + S
Maka
C + I + G = Yd – Tr + Tx
C + I + G = C + S – Tr + Tx
I + G + Tr = S + Tx
Untuk ekuilibriumnya pendapatan nasional Y dari waktu ke waktu harus sama besarnya dan
untuk ini diperlukan bahwa jumlah I + G + Tr = S + Tx .
Formula Untuk menentukan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Ada dua cara untuk menurunkan formula yang dapat dipergunakan untuk menemukan besarnya
pendapatan nasional ekuilibrium.

CARA KE I
Y=C+I+G
C = a + cYd
Yd = Y + Tr – Tx
Maka
Y=C+I+G
Y = a + cYd + I + G
Y = a + c (Y + Tr – Tx ) + I + G
Y = a + cY + cTr – cTx + I + G
Y – cY = a + cTr – cTx + I + G
( 1 – c)Y = a + cTr – cTx + I + G
sehingga
Y = ( a + cTr – cTx + I + G) / ( 1 – c)

CARA KE II
Dengan menggunakan persamaan
S + Tx = I + G + Tr maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
S + Tx = I + G + Tr

5
Yd – C + Tx = G + Tr + I
Yd – ( a + cYd) + Tx = G + Tr + I
( Y + Tr – Tx ) – [ a + c (Y + Tr – Tx ) ] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr – Tx – a – c Y – cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y – c Y = – Tr + Tx + a + cTr – cTx – Tx + G + Tr + I
(1 – c )Y = a + cTr – cTx + G + I
sehingga
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )

Angka – Angka Pengganda ( Multiplier )


Dalam perekonomian tertutup yang sederhana yaitu perekonomian tertutup tanpa adanya
tindakan fiskal pemerintah, kita hanya mengenal suatu macam angka pengganda yaitu angka
pengganda investasi yang disebut investment multiplier. Akan tetapi dalam perekonomian
tertutup dengan adanya tindakan fiskal, kita mengenal enam macam angka pengganda yaitu :
1. Angka pengganda investasi
2. Angka pengganda konsumsi
3. Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah
4. Angka pengganda transfer pemerintah
5. Angka pengganda pajak
6. Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang
A. Angka pengganda investasi
Analisa makro yang sederhana, yang dalam analisanya hanya memperhatikan pasar barang atau
commodity market, investasi biasanya diperlakukan sebagai “exogenous variable “ Banyak
factor-faktor yang turut menentukan banyak-sedikitnya pengeluaran masyarakat untuk
investasi. Hanya saja dalam analisa dimana investasi diperlukan sebagai “exogenous
variable “, faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tidak dipermasalakan.
Mengingat bahwa model analisa yang sedang merupakan pembicaraan kita bukanlah
model analisa yang menggunakanasumsi bahwa investasi merupakan “endogenous variable
“ , melainkan adalah sebuah model analisa yang memperlakukan investasi sebagai
“exogenous variable “ , maka untuk sementara kita cukup hanya mengetahui factor-faktor
apakah yang menyebabkan pengeluaran investasi suatu perekonomian bertambah atau
berkurang dan yang sekaligus berarti bahwa untuk sementara kita tidak perlu mengetahui
hal ihwal dari pada “ fungsi investasi”
Dengan mendasarkan pada “ceteris paribus” pengeluaran investasi suatu masyarakat akan
bertambah apabila
1. tingkat bunga menurun
2. penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi dalam masyarakat terus bermunculan
3. jumlah penduduk yang meningkat
4. meluasnya pasar penjualan hasil produksi masyarakat tersebut
5. suasana perusahaan yang bertambah optimis
Dengan mempergunakan “ceteris paribus” , perubahan pengeluaran untuk investasi suatu

6
masyarakat akan selalu mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium. Angka yang menunjukkkan perbandingan antara berubahnya tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya jumlah pengeluaran investasi inilah
yang kita sebut angka pengganda investasi.
Apabila investasi berubah dari sebesar I pertahun menjadi sebesar ( I + ∆I ) pertahun, dan
perubahan ini mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium dari
semula setinggi Y pertahun berubah menjadi ( Y + ∆Y) pertahun, maka dapat kita lihat
sebagai berikut :
Sebelum adanya perubahan investasi
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Sesudah adanya perubahan investasi
Y + ∆Y = [ a + cTr – cTx + G + ( I + ∆I )] / (1 – c )
Y + ∆Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c ) + ∆I / (1 – c )
∆Y = ∆I / (1 – c )
∆Y / ∆I = 1 / (1 – c )
ki = ∆Y / ∆I = 1 / (1 – c )
ki = angka pengganda investasi
c = marginal propensity to consume
B. Angka Pengganda Konsumsi
Konsumsi merupakan “endogenous variable yaitu besarnya pengeluaran konsumsi tergantung
kepada besar kecilnya pendapatan nasional. Dengan demikian , kejadian yang mungkin
terjadi dimana pendapatan nasional dipengaruhi oleh konsumsi, ialah kejadian yang berupa
berubahnya fungsi konsumsi. Jika konsumsi dinyatakan dengan persamaan umum C = a +
cYd maka dengan berubahnya nilai “ a “ atau bertambahnya nilai “ c “ akan
mengakibatkan pendapatan nasional ekuilibriumbertambah
Apabila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlah pengeluaran konsumsi pada tingkat
disposable income sebesar nol berubah dari sebesar “ a “ menjadi sebesar ( a + ∆a )
mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y
menjadi sebesar ( Y + ∆Y), maka berarti:
Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi sejauh ∆a :
Y + ∆Y = ( a + ∆a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Y + ∆Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c ) + ∆a / (1 – c )
∆Y = ∆a / (1 – c )
∆Y / ∆a = 1 / (1 – c )
Kc= ∆Y / ∆a = 1 / (1 – c )
C. Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah atau “ government expenditure multiplier
atau government purchase multiplier “ ialah perbandingan antara berubahnya jumlah
pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat berubahnya jumlah pengeluaran konsumsi

7
pemerintah yang mengakibatkan perubahan pendapatan nasional.
Apabila jumlah government expenditure berubah dari semula sebesar “ G “ per tahun
menjadi sebesar ( G + ∆G ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :
Sebelum adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Sesudah adanya pergeseran fungsi konsumsi pemerintah :
Y + ∆Y = ( a + cTr – cTx + G + ∆G + I) / (1 – c )
Y + ∆Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c ) + ∆G / (1 – c )
∆Y = ∆G / (1 – c )
∆Y / ∆G = 1 / (1 – c )
KG = ∆Y / ∆G = 1 / (1 – c )
D. Angka Pengganda Transfer Pemerintah
Angka Pengganda Transfer Pemerintah atau “ government tranfer multiplier “ adalah nilai
perbandingan antara berubahnya jumlah pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat
daripada berubahnya jumlah transfer pemerintah dengan berubahnya jumlah transfer
pemerintah yang mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
tersebut.
Apabila jumlah government transfer berubah dari semula sebesar “ Tr “ per tahun menjadi
sebesar ( Tr + ∆Tr ) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium berubah dari
semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :
Sebelum adanya perubahan transfer pemerintah
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Sesudah adanya perubahan transfer pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + c(Tr + ∆Tr ) – cTx + G + ∆G + I] / (1 – c )
Y + ∆Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c ) + c∆Tr / (1 – c )
∆Y = c∆Tr / (1 – c )
∆Y / ∆Tr = c / (1 – c )
KTr = ∆Y / ∆Tr = c / (1 – c )
E. Angka Pengganda Pajak
Angka pengganda pajak atau ‘ tax multiplier “ nilai perbandingan antara berubahnya jumlah
pendapatan nasional ekuilibrium sebagai akibat daripada berubahnya jumlah yang dipungut
oleh pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium .
Berbeda dengan angka-angka pengganda yang telah kita uraikan dimuka,angka pengganda pajak
mempunyai tanda negative. Dengan negatifnya angka pengganda tersebut berarti bahwa
bertambahnya jumlah pajak yang dipungut oleh pemerintah akan mengakibatkan
menurunnya tingkat pendapatan nasional ekuilibrium. Dengan berkurangnya pajak yang
dipungut oleh pemerintah , maka tingkat pendapatan nasional ekuilibrium akan menjadi
lebih besar daripada tingkat pendapatan nasional ekuilibrium sebelumnya.

8
Apabila pajak diperbesar, maka pada tingkat pendapatan nasional yang sama “ disposable
income “ menurun. Menurunya “ disposable income “ mengakibatkan berkurangnya
pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan menurunnya konsumsi ini akan
mengakibatkan menurunnya tingkat pendapatan nasional. Sebaliknya sebagai akibat dari
pada berkurangnya pajak yang dipungut oleh pemerintah, pada tingkat pendapatan yang
sama “ disposable income “ bertambah besar. Dan dengan bertambahnya “ disposable
income “ pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bertambah. Dan bertambahnya “
consumption expenditure “ akan mengakibatkan pendapatan nasional meningkat.
Apabila besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah dari semula sebesar “ Tx “ per tahun
menjadi sebesar ( Tx + ∆Tx) mengakibatkan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium
berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar ( Y + ∆Y) per periode, maka berarti :
Sebelum adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah
Y = ( a + cTr – cTx + G + I) / (1 – c )
Sesudah adanya perubahan jumlah pajak yang dipungut pemerintah:
Y + ∆Y = [ a + cTr – c(Tx + ∆Tx ) + G + I] / (1 – c )
Y + ∆Y = [ a + cTr – cTx – c∆Tx ) + G + I] / (1 – c )
Y + ∆Y = [ a + cTr – cTx + G + I] / (1 – c ) + (-c∆Tx ) / (1 – c )
∆Y = (-c∆Tx ) / (1 – c )
∆Y / ∆Tx = -c / (1 – c )
KTx = ∆Y / ∆Tx = -c / (1 – c )
F. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang
Dengan pertimbangan–pertimbangan tertentu, dalam memperbesar pengeluaran konsumsi
pemerintah, pemerintah mungkin perlu menggunakan cara membelanjakan tambahan “
government expenditure “ tersebut dengan memperbesar pajak. Pengurangan “ government
expenditure “ yang disertai oleh berkurangnya pajak dengan jumlah yang samajuga tidak
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional.
Angka pengganda yang kita pergunakan untuk mengalikan perubahan “ government
expenditure “ yang dibarengi oleh berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk
menemukan perubahan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yang terjadi inilah yang
disebut “ balaced budget multiplier “ atau angka pengganda anggaran belanja yang
seimbang.

ANEKA KEBIJAKAN FISKAL DAN DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN


Menurut N.Gregory Mankiw, kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah.

9
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan
meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak
akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif


Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik
digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif


Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)


Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta
meningkatkan disiplin.

Jenis-jenis Kebijakan Fiskal


• Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy):
menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak netto. Kebijakan ini untuk
meningkatkan daya beli masyarakat . Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan pada saat
perekonomian mengalami resesi/depresi dan pengangguran yang tinggi.
• Kebijakan fiskal kontraktif:
menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk
menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah Tujuan Kebijakan Fiskal. Tujuan dari kebijakan fiskal yaitu:
1. Untuk meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan ekonomi.
2. Untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
3. Untuk menstabilkan harga-harga barang, khususnya mengatasi inflasi.

10
Daftar Pustaka
Tri Basuki, A. dan Prawoto, N. dalam buku Pengantar Ekonomi : Mikro dan Makro

Rahardja, Pratama. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2002.
Samuelson Paul A, dan William D. Nordhaus, 1993, Mikro Ekonomi, Terjemahan Drs. Haris
Munandar DKK, Edisi ke-14, Erlangga, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai