Askeb Keluarga Kamariyah
Askeb Keluarga Kamariyah
” N”
DENGAN MASALAH KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT)DI DESA
SEKOTOKECAMATAN BADAS
KABUPATEN KEDIRI
Oleh :
MARIA ZULFAH
NIM 201804117
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 201804117
Mahasiswa
Maria Zulfah
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulliah, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan “
Asuhan Kebidanan Keluarga TN “ N “ pada Ny. “ K ” G3P20002 UK 1 Minggu
dengan Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) di Dsn.Sekoto RT02 RW 07 Kecamatan
Badas Kabupaten Kediri
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis
Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bu Brivian Forentis Yustanta,SST., M.KesKeb selaku Dosen
Pembimbing Pendidikan yang telah membimbing dalam mernyusun
laporan ini.
2. BuPutriana Novita R, SSTselaku Bidan Pembimbing Lahan Praktek
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun
laporan ini.
3. Orang tua yang tidak lepas untuk memberikan dukungan kepada saya.
4. Serta teman – teman yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha dengan maksimal mungkin.
Mencurahkan fikiran kami dalam pembuatan laporamn ini, penulis sadar bahwa
laporan yang dibuat ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, baik
dari segi bahasa maupun tulisan. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna
perbaukan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009 adalah 9,39%.
Tercatat bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang
mengalami anemia kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010).
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester I, konsentrasi Hb tampak
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (<
11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester II, yaitu
pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester III terjadi sedikit peningkatan
Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (>
14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama (Prawirohadjo, 2009).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani Kehamilan
Resiko Tinggi (KRT) antar lain adalah dengan upaya peningkatan deteksi dini
resiko tinggi kehamilan melalui kelengkapan pengisian buku KIE serta
dilakukan penyuluhan tentang apa saja yang termasuk resiko tinggi dalam
kehamilan.
Dengan alasan itulah penulis memilih judul ini Asuhan Kebidanan
Keluarga Pada Ny. “H” Dengan Masalah Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) Di
Dusun Balung Jeruk Desa Balung Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten
Kediri.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan keluarga dapat
mengerti dan memahami pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan kehamilanresiko tinggi (KRT).
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja
lapangan yang telah di dapat diperkuliahan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
2.1.2 Struktur Keluaraga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami dan istri.
2.1.3 Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan inti.
4. Keluarga Duda/ Janda (Single Family)
5
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
6. Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
6
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai
salah satu kelompok peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial
sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
2.1.6 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membenarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberi kasih sayang dan rasa aman
b. Memberi perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga
d. Memberi identitas keluarga
3. Fungsi Sosial
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkatperkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
7
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan pengguna penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhankeluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang
akan datang dalam memenuhi perananya sebagai
orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya
2.1.7 Ciri-Ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam suatu rumah
2.1.8 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambilan keputusan
2. Suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
8
4. Bertanggung jawab
5. Pengambilan keputusan
9
Definisi Kehamilan > 35 Tahunialah kehamilan yang terjadi pada
wanita berusia lebih dari atau sama dengan 35 tahun, baik primi
maupun multigravida. Kondisi ini semakin marak terjadi 3 dekade
terakhir. Rata-rata usia ibu primigravida meningkat dari 21,4 menjadi
24,9 tahun di Amerika dan d Jepangdari 25,6 menjadi 28,0 antara
tahun 1977 dan 2000.
Semua kehamilan memiliki risiko, dan risiko-risiko tersebut
semakin meningkat pada kehamilan di usia tua. Berbagai faktor-faktor
risiko ini berkumpul pada satu kelompok yang dinamakan penyulit
kehamilan atau kehamilan risiko tinggi, dimana hal tersebut
mengancam mortalitas dan morbiditas tidak hanya pada janin namun
juga pada ibu.
2.3.2 Resiko Yang Dapat Terjadi
Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(primi tua ≥ 35
tahun) adalah :
(1) Hipertensi/tekanan darah tinggi
(2) Pre-eklamspsi
(3) Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
dimulai
(4) Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak
dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
(5) Perdarahan setelah bayi lahir
(6) Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr
10
wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat
kesuburan yang sudah menurun.
2.3.3.1 Resiko Pada Bayi.
1. Kehamilan di atas usia 35 itu berisiko melahirkan bayi
yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down
syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau bisa juga
cacat fisik.
2. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko
kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat
menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada
pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal
menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang
menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan.
Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar
siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah
kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang
sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih
berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
3. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi
dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini
berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio
1:1500.
4. Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih
cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di
unit perawatan intensif neonatal.
5. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena
itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi
caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun
mengingat untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga
yang kuat.
6. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan
tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek.
11
Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses
persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit.
Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan
mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal.
Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi
caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
2.3.3.2 Risiko pada ibu.
1. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil
karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi
ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
2. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-
penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai
muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang
dilahirkan juga bisa cacat.
3. Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan
komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes.
4. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita
menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran.
Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding
pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai,
namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya
yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang
rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan
perdarahan
5. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi
yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir
usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat
kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan
etopik), mengalami keguguran.
12
6. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada
dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan.
7. Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang
disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas
normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre
eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk
hamil.
8. Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra.
Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan
sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua
usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak
dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya.
9. Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa
sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses
melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya
dilakukan secara Caesar.
2.3.4 Pencegahan
1) Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu
khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal.
Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
2) Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu
bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola
hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi
yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
3) Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang
berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk
melahirkan secara Caesar.
4) Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan
berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
5) Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan
pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah
melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi
13
resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang
bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil
sampel darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan
belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan
cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke
laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau
kelainan kromosom.
6) Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam
folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan.
7) Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk
melatih stamina selama menjalani kehamilan
14
Menurut Lukman (2008) umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
d) Sosial budaya
Dalam perencanaan kehamilan keputusan pasangan dapat
dipengaruhi oleh budaya yang ada, seperti pengambilan
keputusan dalam menentukan jumlah anak dan jarak antara
kehamilan yang dilakukan tidak oleh istri, akan tetapi oleh
anggota keluarga lainnya seperti suami atau ibu mertua.
e) Status kesehatan
Pasangan yang tidak mempunyai masalah kesehatan yang
membahayakan kehamilan maka masih mempunyai kesempatan
untuk mengatur jarak kehamilan (Dadik, 2018).
2.4.3 Pengaruh Jarak Kehamilan Pada Kehamilan Ibu
a) Pengaruh jarak kehamilan dekat :
1. Anemia
2. Perdarahan
3. Plasenta abrupsi (terlepasnya plasenta sebelum dilahirkan)
4. Plasenta previa
15
b) Pengaruh jarak kehamilan lama :
1. Preeklamsia
2. BBLR
3. Prematur
16
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Hari / tanggal :Jum’at, 5 Juli 2019
Waktu : 13.00WIB
Tempat :Jln Sultan Agung Dsn.Sekoto RT 002 RW 007 Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. N
2. Alamat : Jln Sultan Agung Dsn.Sekoto RT 002 RW 007 Kecamatan Badas
Kabupaten Kediri
3. Pekerjaan : Pedagang
4. Pendidikan : SD
5. Penghasilan : Rp.± 2000.000,00
6. Komposisi keluarga
No Nama L/P Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Status
dengan KK Kesehatan
1. Tn “N” L 31 th Kepala SD Petani Sehat
Keluarga
2. Ny “K” P 36 th Isteri SD IRT Hamil
Resiko
Tinggi
3. An “I” P 18 bln Anak Belum - Sehat
sekolah
4. Ny “S” P 68 th Ibu Tidak IRT Sehat
sekolah
5. Tn “B” L 35 th Kakak SD Petani Sehat
17
Genogram :
Ny “S”
An “I”
18
h. Jendela : Ada (2)
i. Kebersihan : Kurang bersih
j. Jumlah ruangan : 6ruangan
2. Denah Rumah :
Arah mata angin
S
T B
7 6
Ket :
4 1. Ruang tamu
5
2. Ruang tidur 1
3. Ruang tidur 2
3 4. Ruang tidur 3
5. Ruang keluarga
1 6. Dapur
2 7. Kamar mandi
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat : Ibu tidak pernah ikut
arisan atau pengajian di lingkungan rumah karena malu belum masuk di Kartu
Keluarga
4. Air minum
Asal : sumber air tanah
Nilai air : bersih
Konsumsi air : memasak,mencuci,minum dan mandi
5. Pembuangan sampah : di pekarangan rumah
Keadaan :dibakar
6. Pekarangan dan selokan
Pekarangan : pekaragan hanya sedikit
Kebersihan : cukup bersih
19
Air limbah : dibuang di selokan dan dialirkan ke sungai
7. Kandang Ternak
Tidak punya kandang ternak
8. Jamban dan kamar mandi
Keluarga tidak mempunyai jamban, BAB di sungai , kamar mandi kurang bersih
D. Sistem Pendukung Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga :
Keluarga saling berkomunikasi satu sama lain dan komunikasi terjalin dengan
baik,bahasa sehari hari yang digunakan setiap hari bahasa jawa dan Indonesia. Untuk
kehamilan ini ibu masih menyembunyikan dari keluarganya karena malu ,yang
disebabkan jarak anak yang masih kecil ( kurang dari 2 tahun )
2. Struktur kekuatan keluarga : keluarga
3. Struktur peran :
a. Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu darianaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
pendidikanaknya, pelindung, sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
c. Peranan anak
Anak masih berumur 18 bulan dan melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik maupun non fisik
d. Nilai atau Norma keluarga ( yang berhubungan dengan kesehatan )
ibu selalu berusaha memberi makan yang bergizi untuk keluarganya.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif : Tn.N sering menegur istrinya jika diperingatkan tidak mau
melaksanakan dan saling menghormati
2. Fungsi social : keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetangga dan
lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan merasa tentram.
3. Fungsi keperawatan kesehatan : jika sakit meminta bantuan pada petugas kesehatan
Keluarga mempunyai JKN ( Jaminan Keluarga Nasional )
4. Fungsi reproduksi : Ibu dalam kondisi hamil
20
5. Fungsi ekonomi : penghasilan di dapatkan Tn.N hasil bekerja sebagai petani.
21
Hasil test kehamilan (+) tanggal test : 12-6-2019
Gerak anak dirasakan pertama kali sejak umur kehamilan : Ibu belum merasakan
gerakan janin
Gerakan anak sekarang : Ibu belum merasakan gerakan janin
Selama hamil memeriksakan kehamilannya di : BPM 1x, DSOG 1x
a. TM I berapa kali : 2x
Keluhan : Perut bawah agak nyeri,kadang pusing
Terapi :Etabion
b. TM II berapa kali : -
Keluhan :-
Terapi :-
c. TM III berapa kali :-
Keluhan :-
Terapi :-
Status TT : T5
Keluhan selama hamil ini : nyeri perut bawah ,kadang
pusing
Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil : Etabion
Penyuluhan yang didapat : makan teratur , KIE buku
KIA hal 1 sampai dengan 9
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
Suami Umur Penyulit Penolon Jenis Tempat Penyuli Penyulit Seks BB/PB Menyu H/M
No ket
Ke g kelamin persalin t sui
an
1. 1 9 bulan - Bidan Spontan BPM - - Perem 3300 Iya H -
puan gram/ 11Th
48 cm
Perem H
2 2 9 bulan - Bidan Spontan BPM - - puan Iya 1,5 -
Perem 3200 Th
puan gram/
50 cm
- -
3 Hamil ini
22
Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah di gunakan : suntik 3 bulan setelah melahirkan
anak pada anak pertama. Setelah melahirkan anak ke dua ibu belum KB
Kontrasepsi yang sedang digunakan : Tidak menggunakan KB
Alasan : Karena ibu sedang hamil
Apakah kehamilan ini direncanakan :Tidak
Apakah kehamilan ini diharapkan :
1. Harapan terhadap kehamilan sekarang
Jenis kelamin : laki - laki
Ingin melahirkan dimana : Kalimantan,tempat asal ibu
Ditolong oleh siapa : Bidan
Status perkawinan :
Jumlah perkawinan : 2 kali
Lama perkawinan : dengan suami pertama9tahun
23
- Penyakit menurun : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
- Penyakit menular : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
4. Latar Belakang Sosial Budaya dan Dukungan Keluarga
Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil: 3 bulanan,7 bulanan
Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada
Kebiasaan keluarga yang menunjang : mengantar ibu periksa,
memberikan semangat disaat ibu
mual dan muntah
Dukungan dari suami : suami sangat mendukung selalu
mengantarkan periksa hamil dan
membiayai
Dukungan dari keluarga yang lain : memberikan kebutuhan gizi
pada ibu
5. Pola Kebiasaan sehari hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil : makan 3x/hari porsi cukup : nasi, lauk pauk,
sayur minum + 6-7 gelas/hari.
Selama hamil : makan 3x/hari porsi sedikit : nasi, lauk pauk,
sayur, buah, minum + 7-8 gelas/hari.
Masalah yang dirasakan : tidak ada
b. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x/hari konsistensi lunak
BAK 3-4x/hari konsistensi : cair, warna
kekuningan, bau khas
Selama hamil : BAB 1x/hari konsistensi lunak
BAK 3-4/hari konsistensi : cair, kuning, bau
khas
Masalah yang dirasakan : tidak ada
c. Pola Istirahat Tidur
Sebelum hamil : Siang 1-2 jam/hari malam : 7-8 jam/hari
Selama hamil : Siang 1-2 jam/hari malam : 7-8 jam/hari
24
Masalah yang dirasakan : tidak ada
d. Pola Aktivitas
Sebelum hamil : memasak, mencuci, membersihkan rumah
Selama hamil : memasak, mencuci, membersihkan rumah
Masalah yang dirasakan : tidak ada
e. Pola seksualitas
Sebelum hamil : 2-3 x dalam seminggu
Selama hamil : 1 x dalam seminggu
Masalah yang dirasakan : tidak ada
f. Perilaku Kesehatan
Penggunaan obat-obatan/alkohol/jamu/rokok/sirih/kopi : tidak ada
g. Lain-lain (personal hygiene)
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju tiap hari, ganti pakaian dalam
2x/hari.
H. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmentis
Keadaan emosional : stabil
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
TB : 156 cm
BB (sebelum hamil) : 57 kg. sekarang : 57kg
Kenaikan BB : 0 Kg
Lila : 27 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala
Warna rambut : hitam
Rontok : rambut tidak rontok
25
Benjolan : tidak ada benjolan
Ketombe : tidak ada ketombe
Kulit kepala : bersih
- Muka
Cloasma gravidarum : ada
Oedema : tidak oedema
Pucat : tidak pucat
- Mata
Kelopak mata : normal
Conjungtiva : warna pucat
Sclera : putih, tidak icterus
- Hidung
Bentuk : normal/simetris kanan dan kiri
Secret : tidak ada
Polip : tidak ada
Kebersihan : bersih
- Mulut dan gigi
Hipersalivasi : tidak hipersalivasi
Gigi : tidak ada caries, tidak berlubang,
tidak ada gigi palsu
Gusi : tidak berdarah
Bibir : tidak kering
Lidah : tidak kotor
Kebersihan : bersih
- Telinga
Bentuk : normal simetris kanan dan kiri
Serumen : tidak ada serumen
Kebersihan : bersih
- Leher
Pembesaranvena jugularis : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Struma : tidak ada struma
- Axilla
26
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Kebersihan : bersih
-Payudara
Bentuk : normal
Hiperpigmentasi : ada hiperpigmentasi areola
mamae kanan & kiri
Papila mamae : menonjol kanan kiri
Benjolan/tumor : tidak ada
Keluaran : tidak ada keluaran
Kebersihan : bersih
- Perut
Pembesaran : belum tampak pembesaran perut
Striae : ada
Linea : ada
Pembesaran lien/liver : tidak ada
- Punggung
Posisi tulang belakang : normal
- Anogenital
Vulva dan vagina warna : tidak terkaji
Luka parut : tidak ada
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Keluaran : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Kebersihan : bersih
- Ekstermitas
Ekstermitas atas dan bawan : simetris
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada varices kanan/kiri
Kekakuan sendi : tidak ada kekakuan sendi
b. Palpasi
- Leher
Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran
27
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Struma : tidak ada struma
- Payudara
Benjolan/tumor : tidak ada benjolan
Keluaran : tidak ada benjolan
- Perut
Leopold I : TFU 3 jari atas sympisis
Leopold II : tidak teraba
Leopold III : tidak teraba
Leopolod IV : tidak teraba
TFU MC. Donald : tidak dilakukan :
Eksterimtas
Atas dan bawah oedem : tidak ada
c. Auskultasi
- DJJ :
Punctum maximum :
Tempat : Tidak dikaji
Frekuensi :
d. Perkusi
- Abdoment : tidak kembung
- Reflek patela : positif patella kanan dan kiri
3. Pemeriksaan dalam (jika ada indikasi)
- Vaginal taucher :
- Pembukaan :
- Ketuban :
Tidak dikaji
- Hodge :
- Portio :
- Presentasi : -
- Kesan panggul : normal
28
Tidak dikaji
- Distensia cristerum :
- Konjuctiva externa :
- Lingkar pangul :
- Distansia Tuberum
29
7. Pemeriksaan Penunjang lain : USG tanggal 13 Juni 2019 dengan hasil :
Janin T/H/IU , ketuban cukup ,HPL :18 januari 2019
I. Analisa Data
Ny. “K” G3P20002 UK 12 minggu ,hidup, kesan panggul normal, keadaan jalan
lahir normal, KU ibu baik dengan kehamilan resiko tinggi. Masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga Tn.”N” yaituistri yang sedang hamil dengan yaitu dengan faktor
resiko jarak anak kurang dari 2 tahun dan kehamilan di usia lebih dari 35 tahun.. Oleh
karena itu, di sini akan dibahas masalah kesehatan tersebut. Selain itu keluarga Tn “N”
juga mengalamimasalah kesehatan lingkungan ,karena rumah yang ditempati masih
berlantai sebagian tanah,cahaya kurang terang,ventilasi kurang dan tidak punya jamban
sehat (masih BAB di sungai)
3.2. Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka permasalahan yang
timbul dalam keluarga Tn.”N” adalah sebagai berikut :
a. Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT) skor 10
b. Resiko terjadinya penyakit sehubungan dengan keadaan
lingkungan yang kurang baik
3.3. Diagnosa Kebidanan
1. Analisa Data
ANALISA DATA DATA FOKUS MASALAH KESEHATAN
KELUARGA
DS : Ny K G3 P20002 UK 12 minggu dengan
- Pada saat pengkajian ibu kehamilan resiko tinggi ( KSPR 10 )
mengatakan agak mual Masalah kesehatan yang dialami oleh
- Ibu mengatakan anak yang terkecil keluarga Tn N yaitu istri sedang hamil
masih berumur 18 bulan dengan resiko tinggi yaiyu umur lebih
- Ibu mengatakan umurnya sekarang dari 35 tahun dan jarak dengan anak
36 tahun terkecil kurang dari 2 tahun.
DO :
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,60C
Nadi : 80x/menit
30
Respirasi : 22x/menit
TB : 156 cm
Kenaikan BB : - Kg
Lila : 27 cm
Leopold :
Leopold I : 3 jari atas sympisis
Leopold II : Tidak teraba
Leopold III : Tidak teraba
Leopolod IV : Tidak teraba
TFU MC. Donald: tidak dilakukan
31
Potensial masalah Masaalah rendah dapat dicegah
3. untuk dicegah 1/3x1 1/3
2. Implementasi
Tanggal &
Diagnosa Impelementasi Evaluasi Respon
Waktu
6 Juli 2019 Ny.“K” 1. Melakukan pendekatan 1. Ibu menerima dan menjalin
G3P20002 terapeutik kepada klien. hubungan dengan baik
UK 2. Menjelaskan kepada klien dengan bukti mudah diajak
12minggu, tentang hasil pemeriksaan. komunikasi
janin hidup, 3. Mengajarkan pada ibu cara 2. Ibu mengerti tentang
hamil menjaga kondisinya selama kondisi kehamilannya
dengan jarak hamil dengan bukti
anak kurang 4. Memberikan KIE pada ibu memperhatikan dan
dari 2 tahun tentang faktor resiko menganggukkan kepala
32
dan usia >35 kehamilan saat diberikan penyuluhan
tahun 5. Memberikan KIE tentang 3. Ibu mengerti tentang cara
tanda bahaya kehamilan menjaga kehamilannya
tribulan 1 dengan bukti
6. Memberikan KIE tentang memperhatikan dan
pentingnya nutrisi menganggukkan kepala
7. Memberikan KIE tentang saat diberikan penyuluhan
ANC terpadu 4. Ibu mengerti tentang faktor
8. Menganjurkan ibu untuk resiko kehamilan dengan
mengikuti program KB bukti memperhatikan dan
setelah melahirkan menganggukkan kepala
9. Menganjurkan pada ibu untuk saat diberikan penyuluhan
melakukan kunjungan ulang
segera jika ada keluhan atau 5. Ibu mengerti tentang tanda
jika waktunya berkunjung bahaya kehamilan tribulan
1dan 2 dengan bukti
memperhatikan dan
menganggukkan kepala
saat diberikan penyuluhan
6. Ibu mengerti akan
pentingnya nutrisi
7. Ibu bersedia untuk
melakukan ANC terpadu
8. Ibu berseedia mengikuti
program KB suntik setelah
melahirkan
9. Ibu bersedia untuk periksa
rutin ke bidan
4. Evaluasi
Tanggal Diagnosa Evaluasi Tindak lanjut
dan waktu
6 Juli 2019 Ny. “K” 1) Ibu mengerti cara menjaga Memberikan motivasi pada
G3P20002 UK kondisinya selama hamil ibu untuk tetap rutin
12minggu,janin 2) Ibu paham untuk mernjaga memeriksakan kehamilannya
hidup, hamil kondisinya selama hamil ke petugasa kesehatan baik
dengan jarak 3) Ibu paham tentang faktor di bidan maupun dokter agar
anak kurang dari resiko pada kehamilannya kondisi ibu terus terpantau
2 tahun dan usia 4) Ibu paham tentang tanda dengan baik
>35 tahun bahaya pada tribulan 1
5) Ibu paham akan pentingnya
nutrisi
6) Ibu mengerti tentang ANC
terpadu dan akan
melaksanakannya
7) Ibu bersedia mengikuti
program KB suntik setelah
melahirkan
8) Ibu berjanji akan
melakukan kunjungan ulang
33
segera jika ada keluhan atau
jika waktunya kontrol.
BAB IV
PEMBAHASAN
34
Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti, hal ini
dikarenakan ibu paham dengan penjelasan dan dapat mengulangi pertanyaan yang
diberikan.
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan yang
lebih rutin dan teliti, dari asuhan kebidanan maupun dari asuhan kebidanan keluarga
terhadap ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT), Data yang suidah ada
mencakup semua permasalahan yang ada pada keluarga maupun lingkungan keluarga.
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan kondisi yang dapat
berpengaruh pada keadaan ibu dan juga janinnya. Kondisi tersebut umumnya
membahayakan dan disebabkan oleh faktor resiko yang beragamyang diantaranya ibu
hamil pada usia lebih dari 35 tahun dan jarak anak terkecil kurang dari 2 tahun. Dengan
pendataan kasus asuhan kebidanan sudah terdapat pemecahan masalah yang akan
memantau ibu hamil dan janinnya. Pendataan asuhan keluarga juga menguatkan bukti
untuk perilaku ibu hamil serta aktifitas keluarga.
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT) harus rutin memeriksakan
kehamilannya untuk kelancaran masa kehamilanya, persalinan sampai dengan nifas.
Keluarga juga memberikan dukungan untuk ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi
(KRT) dan anggota kelurganya agar mudah untuk memecahkan masalah dalam keluarga.
Peran serta keluarga yang sangat mendukung terciptanya keluarga yang harmonis.
5.2 Saran
1. Bagi pasien
Diharapkan bagi para ibu dengan adanya asuhan kebidanan ini lebih bisa
peduli dengan kondisi kesehatannya.
2. Bagi institusi
Diharapkan institusi kesehatan dapat menentapkan pendidikan asuhan
kebidanan dengan tepat dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki praktek
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien, sehingga kualitas sumberdaya
manusia di institusi meningkat.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
KSPR
39